Tari kecak yang berasal dari daerah Bali menggunakan pola lantai

Tari Kecak asal Bali ini memang tidak asing lagi di telinga, bukan? Selain disebut Tari Kecak, tari ini juga dikenal dengan nama api karena dalam atraksinya penari duduk melingkari api.

Tari tradisional ini cukup terkenal dan sangat unik. Tidak heran, banyak warga lokal dan warga negara asing yang terpana saat melihat tari Kecak.

Ternyata, dibalik pertunjukkan salah satu tari kebanggaan Indonesia ini dibutuhkan pola lantai yang unik untuk menciptakan kekompakan dan keindahan tarian, Ma. Dengan begitu, tari Kecak ini tetap akan terlihat sangat padu dan indah walau tanpa musik.

Nah, bisa jadi ilmu pengetahuan baru terkait tari tradisional, berikut ini telah Popmama.com rangkum mengenai pola lantai Tari Kecak Bali dan maknanya. Simak sampai akhir ya!

1. Tentang Tari Kecak, Bali

Tari kecak yang berasal dari daerah Bali menggunakan pola lantai
Pinterest/creativemarket

Tari tradisional Kecak ini menggambarkan tentang kisah pewayangan, yakni cerita Ramayana. Biasanya, tari ini dilakukan oleh laki-laki sebanyak 50-70 orang yang bertelanjang dada dengan bagian bawah yang hanya ditutupi kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih.

Tari Kecak ini awalnya diciptakan oleh seorang seniman Bali, yaitu Wayam Limbak bersama pelukis Jerman bernama Walter Spies pada tahun1930-an. Seiring berjalannya waktu, Tari Kecak dimainkan ke berbagai pentas di desa-desa di Pulau Bali.

Tari khas Bali ini memang tampak sangat memesona dan pertunjukkannya pun sangat indah. Sebab itu, tarian legendaris ini menjadi salah satu kesenian wajib yang harus ada pada berbagai acara di Pulau Bali.

  1. Memahami Tipe Kepribadian dan Karakter ESTJ pada Remaja
  2. 10 Rekomendasi Game Offline Seru untuk Remaja
  3. 10 Model Kuncir Rambut Remaja, Simpel dan Mudah Ditiru

2. Pola lantai Tari Kecak

Tari kecak yang berasal dari daerah Bali menggunakan pola lantai
Pinterest/wzmosley

Seperti yang telah diketahui, Tari Kecak berkaitan dengan hal-hal mistis. Tidak mengherankan jika pola lantai Tari Kecak ini dianggap unik dan selalu menarik perhatian wisatawan.

Menurut buku Keragaman Seni Tari Nusantara karya Resi Septiana Dewi (2012:38), pola lantai Tari Kecak adalah melengkung dengan membentuk lingkaran.

Artinya, semua penari yang menari Tari Kecak ini akan merapatkan posisi dan membentuk posisi lingkaran sebelum memulai tarian. Pada bagian tengah lingkaran, nantinya akan digunakan menari. Gerakan tarian ini adalah duduk melingkar di tempat sambil mengucapkan kata “Cak”.

Biasanya, para penari Tari Kecak tidak diharuskan mengikuti iringan musik. Hal tersebut bertujuan agar penari bisa melakukan gerakan tarian secara secara dinamis, santai, dan luwes.

Selain itu, tarian legenda ini mengutamakan jalan cerita dan perpaduan suara.

Dalam pertunjukkannya, tidak hanya ada para penari, tetapi ada pula penari lainnya, seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

Tidak hanya itu, bara api, gelang kerincing, bunga kamboja, topeng, selendang berwarna hitam-putih, dan tempat sejaji turut melengkapi tarian ini, sehingga membuatnya semakin sakral.

3. Makna Tari Kecak

Tari kecak yang berasal dari daerah Bali menggunakan pola lantai
Pinterest/singkongkeju

Semua penari bergerak seirama, meskipun tanpa menggunakan alat musik. Pertunjukkannya pun tetap terlihat kompak dan indah. Hal tersebutlah yang membuat Tari Kecak ini memiliki nilai seni yang sangat tinggi.

Tidak hanya mengusung nilai artistik, Tari Kecak ternyata memiliki makna filosofis tersendiri.

Dalam alur ceritanya terdapat beberapa makna penting yang terkandung. Adapun makna yang terkandung dalam tari tradisional Kecak adalah sebagai berikut.

1. Pesan moral

Pesan moral yang terdapat dalam Tari Kecak dapat dilihat dari sebuah adegan, di mana Burung Garuda mengorbankan sepasang sayapnya hanya untuk menolong Dewi Shinta dari Rahwana. Selain itu, Tari Kecak juga mengajarkan agar tidak memiliki sifat serakah layaknya Rahwana.

2. Percaya kepada Tuhan

Dalam pertunjukkannya, terdapat sebuah adegan ketika Rama meminta tolong kepada Dewata. Hal tersebut membuktikan bahwa Rama percaya jika Tuhan dapat menolong dirinya.

3. Ritual mengusir penyakit

Tari Kecak diyakini sebagai ritual yang dapat mendatangkan Dewi Suprabha. Dewi Suprabha ini dipercaya dapat mengusir wabah penyakit dan melindungi masyarakat Bali dari pengaruh kekuatan jahat.

4. Nilai artistik

Keindahan Tari Kecak tidak berkurang sedikitpun meski tidak diiringi musik. Semua penari bergerak seirama sambil melantunkan kata “Cak... cak...cak...”.

Itu dia pola lantai Tari Kecak Bali dan maknanya, Ma. Yuk, ajak anak mama untuk ikut melestarikan tari tradisional ini.

Bacajuga:

  • Mengenal Tari Merak, Warisan Budaya Jawa Barat
  • Mengenal Tari Serimpi, Tarian Daerah dari Yogyakarta
  • Sejarah Tari Saman dan Gerakannya, Tarian Tradisional Asal Aceh

- Tari Kecak adalah pertunjukan khas Bali yang menggabungkan drama dan tari. Bagi masyarakat Bali, tari Kecak memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan agama. Namun, tarian ini juga bisa dilakukan untuk hiburan, tidak hanya untuk upacara keagamaan saja.

Tari Kecak memiliki pola lantai khusus, yakni berbentuk melingkar. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri dalam tari Kecak. Pada artikel ini, kita akan membahas lengkap tentang tari Kecak. Mulai dari sejarah, makna, hingga keunikannya.

Sejarah Tari Kecak

Tari Kecak diyakini tercipta dari inisiasi dua tokoh. Dilansir situs Jalur Rempah Kemdikbud, tari Kecak dicetuskan oleh seorang penari Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis Jerman bernama Walter Spies pada 1930. Keduanya menginisiasi tari Kecak dari tradisi Sanghyang serta kisah Ramayana.

Dalam tradisi Sanghyang yang menjadi asal-usul Kecak, para penari biasanya menari dalam kondisi dirasuki oleh roh atau kesurupan. Wayan Limbak sendiri juga berperan mempopulerkan tarian ini ke berbagai belahan dunia bersama sanggarnya. Hingga kini, tari Kecak menjadi salah satu pertunjukan favorit yang ditonton wisatawan Bali dari seluruh dunia.

Makna dan Filosofi Tarian Kecak

Mengutip situs Binus University, makna tari Kecak adalah kisah Ramayana. Sebagai sebuah pertunjukkan drama dan tari, ada cerita yang dibawakan dalam tari Kecak. Biasanya cerita tersebut adalah tentang penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana. Rama berupaya membebaskan Dewi Sinta dengan berbagai cara, salah satunya meminta bantuan Dewa Hanuman.

Pesan moral yang disampaikan umumnya adalah penggambaran sifat baik dan buruk dari para tokoh. Misalnya tokoh Rahwana, digambarkan sebagai sosok yang serakah dengan mengambil paksa hak orang lain. Tokoh Dewi Sinta digambarkan sangat setia pada Rama, suaminya. Rama pantang menyerah dalam menyelamatkan istrinya. Ada pula tokoh burung Garuda yang rela berkorban saat menolong Rama dan Dewi Sinta.

Cerita tersebut sudah umum bagi masyarakat Bali dan penganut agama Hindu. Namun, meskipun wisatawan dari luar tidak memahami agama Hindu, tari Kecak tetap bisa dinikmati berbagai kalangan karena keunikan dan nilai seninya.

Tari Kecak dipertunjukkan tanpa iringan alat musik sama sekali. 'Musik' yang mengiringi berasal dari mulut puluhan penari yang melantunkan 'cak cak cak' sepanjang pertunjukan. Dari situlah nama 'Kecak' berasal. Para penari juga melakukan gerakan serempak dalam posisi melingkar sehingga memberikan nilai seni yang tinggi pada tari Kecak.

Tujuan Tari Kecak

Tari Kecak atau tari Sanghyang kerap dipertunjukkan untuk hiburan. Namun, tarian ini juga sering digunakan dalam upacara keagamaan. Tari Kecak menjadi medium komunikasi antara manusia dan para dewa serta roh leluhur.

Seperti disebutkan di atas, para penari Kecak menari dalam kondisi kerasukan. Saat itu, mereka bisa berkomunikasi dengan dewa dan roh leluhur serta melakukan hal di luar dugaan, bahkan hal berbahaya.

Keunikan Tari Kecak

Dikutip dari buku Seni Budaya dan Keterampilan oleh Sri Murtono, tari Kecak memiliki keunikan sebagai berikut.

  • Gerakan tarian monoton dari awal sampai akhir dan tidak bervariasi.
  • Gerakan dilakukan dengan posisi duduk melingkar dan tangan digoyangkan di atas kepala.
  • Gerakan tangan di atas melambangkan simbol lidah api yang menyala.
  • Busananya sederhana, hanya berupa kain sebagai celana pendek dan penutup kepala. Penari tidak memakai baju di atas.
  • Tarian diiringi bunyi dari mulut para penari saja, yakni suara cak-cak-cak yang diucapkan dengan tegas dan berulang.

Apakah Tari Kecak Menggunakan Pola Lantai Lingkaran?

Tari Kecak dilakukan oleh puluhan penari, utamanya laki-laki, dalam posisi duduk melingkar. Dilansir Jalur Rempah Kemdikbud, posisi ini menggambarkan peristiwa Ramayan, di mana barisan kera yang merupakan pasukan Dewa Hanuman membantu Rama saat melawan Rahwana yang menculik Dewi Sinta.

Demikian penjelasan mengenai tari Kecak dan pola lantai yang digunakan dalam tarian tersebut. Jika detikers berwisata ke Bali, jangan lupa sempatkan menonton tarian ini!

Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan"



(des/fds)