Daftar Isi
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Gantar adalah tarian tradisional pergaulan muda mudi yang berasal dari suku Dayak benuaq dan Dayak Tanjung di Kalimantan Timur. Tarian ini menggambarkan expresi kegembiraan para penari dan juga keramahan masyarakat Dayak dalam penyambutan tamu. Tarian ini sering di fungsikan untuk penyambutan para tamu atau wisatawan yang hadir dalam acara adat Kalimantan timur. Dalam tarian Gantar ini penari menggunakan sebuah tongkat dan bambu pendek sebagai properti menarinya. Tarian Gantar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: • Gantar Rayatan Dalam tari Gantar Rayatan alat yang digunakan hanya satu, yaitu kayu yang panjang. Pada ujung tongkat diikatkan tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Kemudian penari berkeliling sambil menyanyi, dipinggang penari terikat mandau. • Gantar Busai Tarian ini membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan kiri dalam keadaan tangan kosong. Ketika menari, tangan kosong melambai-lambai sesuai irama, dan bambu juga digerakkan sehingga keluar bunyi gemerincing. Jumlah bambu atau gantar sesuai dengan jumlah penarinya. • Gantar Senak atau Gantar Kusak. Dalam tarian ini penari menggunakan dua peralatan,. yaitu senak ata tongkat yang dipegang pada tangan kiri dan kusak (bambu) berisi biji-bijian di tangan kanan. [1] [2] Baca: Tari Beksan Wireng Sejarah Tari Gantar sudah ada sejak dulu dan juga dipercayai bagi masyarakat terutama Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung. Mitos menyebutkan bahwa Tari Gantar terlahir dari cerita yang berasal dari negeri di atas awan, yaitu Negeri Dewa Nayu. Negeri itu dipercaya jadi rumah bagi para Dewa Nirwana yang disebut sebagai Oteng Doi. Suatu hari sebuah peristiwa buruk terjadi di dalam Oteng Doi, yang melibatkan keluarga dewa. Keluarga dewa itu adalah Oling Bayat dan Oling Besi yang memiliki dua orang putri bernama Dewi Bela dan Dewi Ruda. Mereka hidup damai sampai akhirnya datanglah Dolonong Utak Doloning Payang. Dewa Dolonong Utak tersebut dengan niat jahatnya membunuh Oling Besi demi mempersunting istrinya. Sadisnya lagi, pembunuhan itu terjadi di depan kedua putri mereka dan akibat ketakutan akan terjadi hal buruk lainnya sang istri dewa pun menerima ajakan menikah tersebut. Namun demikian, kedua putri Oling Besi tidak dapat menerimanya dan menyimpan dendam selama bertahun – tahun. Ketika sudah dewasa, mereka pun kemudian menyusun rencana untuk melenyapkan Dolonong Utak. Sampai suatu hari, mereka pun membunuh Dolonong Utak dengan memakai sumpit saat sang dewa sedang beristirahat. Setelah menyadari bahwa Dolonong Utak tak lagi bernyawa, kedua putri lantas menari dan bersuka cita. Kejadian tersebut diketahui oleh manusia yang punya kemampuan berhubungan dengan dunia dewa, yakni Kilip. Dewi Bela dan Dewi Ruda pun akhirnya mendatangi Kilip agar menjaga rahasia itu dan jangan sampai para dewa Negeri Oteng Doi tahu. [3] Baca: Tari Tempurung Gerakan-gerakan tari Gantar melukiskan orang yang sedang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk untuk membuat lubang di tanah. Sementara bambu berisi biji-bijian melambangkan benih padi dan wadahnya. Adapun unsur-unsur gerakan pada tari Gantar yaitu: Gerakan tangan memegang Senak (bambu yang berisi biji-bijian) Gerakan dasar pada tari gantar didominasi oleh gerak kaki dan tangan, salah satunya adalah gerakan memegang senak. Senak dipegang di tangan kiri dengan cara empat jari memegang senak dari sisi luar, kemudian ibu jari dipakai untuk menutup ujung bagian atas dari senak. Saat melakukan gerakan menari, senak diposisikan lurus ke bawah. Dengan mengikuti irama musik iringan, senak diangkat satu jengkal ke atas tanah kemudian dihentakkan lagi ke lantai, seperti melakukan gerakan menugal tanah. Senak diangkat lagi etika gerakan kaki melangkah, setelah kaki diam maka senak ditumpukan ke lantai. Nah, karena tari gantar memiliki dominansi gerakan menghentak, beberapa menyamakannya dengan tari randai. Padahal terdapat perbedaan antara tari randai dan tari gantar yang sangat mencolok, yakni gerakan tari randai lebih mengarah pada gerakan-gerakan silat. Gerakan tangan memegang Kusak (tongkat kayu) Kusak pada tari gantar dipegang menggunakan tangan kanan. Empat jari mengenggam kusak dengan arah ke bawah, sementara ibu jari digunakan untuk melingkari dari sisi atas. Kusak diposisikan vertikal, kemudian bergerak membentuk sudut siku 25º dan posisi kusak menjadi 45º ke arah bawah. Gerakan tangan memegang kusak ini mengharuskan pergelangan tangan bergerak aktif. Sementara posisi badan tari gantar yaitu biasa atau tetap tegak, karena koreografi yang ditonjolkan adalah gerak kaki dan tangan, bukan ekspresi wajah, posisi badan, mata, leher atau pun kepala. Gerakan kaki Posisi awal gerakan kaki dalam tari gantar adalah kaki kiri dan kanan sejajar dengan ujung jari ditumpukan ke lantai atau tanah. Dari posisi ini, penari bisa melangkah secara bergantian ke arah kiri atau kanan. Selanjutnya, di posisi lain tumit kaki diposisikan menumpu ke lantai dengan arah jari-jari kaki menghadap ke atas. Posisi kaki tidak lagi sejajar, tetapi kaki kanan menyerong ke kanan dan kaki kiri lurus ke depan membentuk sudut 25º. Dari posisi kedua ini, tumit bisa diangkat dengan jari-jari kaki gantian menumpu ke tanah. Salah satu kaki kemudian ditarik ke belakang dengan tumpuan berat badan berada di kaki satunya. Gerakan Berjalan Pada gerakan berjalan, kaki kanan berada di depan kaki kiri dengan antar ujung kaki membentuk sudut 25º. Gerakan ini dilakukan dengan sistem buka tutup bergantian lalu diakhiri dengan melangkah ke depan. Gerakan berjalan ini dilakukan dengan posisi berjinjit atau jari-jari kaki menumpu ke lantai. Gerakannya dimulai dari kaki kanan melangkah ke depan kemudian disusul kaki kiri yang bergerak melampaui kaki kanan. Selanjutnya, kaki kanan menutup dengan cara digerakkan ke belakang, dan seterusnya sampai membentuk pola lantai secara vertikal. Baca: Tari Jaran Kepang Adapun busan atau properti yang dipakai dalam tari gantar yakni: Pakaian Ulap Doyo Pakaian tari Gantar disebut dengan Ulap Doyo, kain tenun asli suku Dayak Beuaq yang diambil dari serat Doyo. Jika tidak ada kain tersebut, bisa diganti dengan kebaya panjang atau setengah lengan yang terbuat dari kain tenun. Hiasan Kepala Para penari menghiasi kepalanya dengan labung yang diikatkan di kepala yang biasanya berwarna merah. Seringkali juga ditambahkan seraung, berupa topi lebar yang diikatkan bersama labung. Tongkat kayu Tongkat kayu ini menjadiproperti khas dari tarian Gantar, karena dalam masyarakat Kalimantan kayu disebut gantar. Di ujung tongkat tersebut digantungi sebuah tengkorak manusia yang dulunya adalah musuh dalam peperangan. Bambu Untuk beberapa jenis tarian Gantar ada yang menggunakan bambu sebagai propertinya. Bambu tersebut diberi rongga dengan panjang sekitar 50 sentimeter. Kemudian rongga-rongga tersebut dimasuki biji-bijian seperti kacang-kacangan, beras, dan lainnya. Sehingga ketika di gerakkan, bambu tersebut akan menimbulkan suara khas tarian Gantar. [4] Baca: Tari Legong Dalam pertunjukannya, Tari Gantar biasa di lakukan oleh penari wanita. Penari itu di balut dengan busana tradisional adat suku Dayak dengan penuh warna hitam dan corak yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Selain itu juga berbagai asesoris seperti gelang, kalung dan tidak lupa ikat kepala yang menambah kecantikan para penarinya. Dalam pertunjukannya Tari Gantar juga di iringi musik tradisional khas suku Dayak. Dengan alunan nada beritme semakin kencang mengikuti gerakan para penarinya sehingga para penonton yang menyaksikan terhanyut dalam kegembiraan yang di sampaikan penarinya lewat gerakan tari tersebut. [5] Baca: Tari Jaipong (TribunnewsWiki.com/Rakli)
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AKURAT.CO, Tari Gantar khas Kalimantan Timur merupakan tarian pergaulan antara muda mudi, yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tunjung di Kabupaten Kutai Barat. Tari ini dilakukan bergantian antara masyarakat Suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, tari Gantar menjadi bagian dari upacara adat, yaitu Nguku Tahun. Bagi Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung, tarian ini memiliki kedudukan yang penting karena berhubungan dengan kesuburan dan sarana upacara Nguku Tanu. Dalam perkembangannya, tari Gantar dilakukan juga untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Kalimantan Timur. Tarian ini juga dilambangkan kegembiraan dan keramahan suku Dayak dalam menyambut tamu, baik sebagai wisatawan, investor atau para tamu yang dihormati. Di mana tamu-tamu yang datang diajak untuk ikut menari bersama penari. Tongkat panjang yang digunakan dalam tari Gantar bermakan sebagai kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek sebagai tabung benih padi yang siap ditaburkan pada lubang tersebut. Tari ini mengambarkan muda-mudi secara suka cita menarikan tari dengan harapan panen akan berlimpah. Awal mulanya terciptanya tari gantar berhubungan dengan mitos yang berkembang di masyarakat suku Dayak, daerah Kutai Barat, provinsi Kalimantan Timur. Mitos tersebut menceritakan tentang kehidupan para Dewa di Negeri atas langit yang bernama Negeri Oteng Doi. Tarian ini muncul sebagai salah satu buntut prahara di dalam keluarga Oling Besi dan Oling Bayatn. Mulanya, Oling Besi dibunuh oleh Dolonong Utak yang bermaksud merebut dan menikahi istrinya. Kemudian karena rasa takut, Dolonong Utak diterima sebagai suami untuk menggantikan posisi Oling Besi yang sudah terbunuh. Namun, kedua putri Oling Besi yang bernama Dewi Ruda dan Dewi Bela tidak bisa menerima kenyataan tersebut lalu melakukan aksi balas dendam. Dolonog Utak berhasil dibunuh oleh Dewi Ruda dan Dewi Bela menggunakan senjata sumpit. Sebagai bentuk kebahagiaan, kedua Dewi tersebut menarikan sebuah tarian dengan alat musik yang berasal dari bambu berisi biji-bijian. Kejadian itu diketahui seorang manusia bernama Kilip, yang kemudian melakukan kesepakatan dengan sang Dewi untuk tidak memebeberkan peristiwa itu, dengan syarat tarian tersebut diajarkan padanya. Dari situlah, tarian ini mulai berkembang secara turun temurun di kalangan suku Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq dengan nama tari gantar, karena menggunakan properti gantar (tongkat) sebagai representasi sumpit. Sementara itu, dirangkum dari Ensiklopedia Musik dan Tari Daerah di Kalimantan Timur (1978), terdapat kategori-kategori tari Gantar. Tarian Gantar bisa dibagi menjadi tiga kategori, antara lain: Gantar Rayatan Dalam tari Gantar Rayatan alat yang digunakan hanya satu, yaitu kayu yang panjang. Pada ujung tongkat diikatkan tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Kemudian penari berkeliling sambil menyanyi, dipinggang penari terikat mandau. Gantar Busai Tarian ini membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan kiri dalam keadaan tangan kosong. Ketika menari, tangan kosong melambai-lambai sesuai irama, dan bambu juga digerakkan sehingga keluar bunyi gemerincing. Jumlah bambu atau gantar sesuai dengan jumlah penarinya. Gantar Kusak Dalam tarian ini penari menggunakan dua peralatan, yaitu senak ata tongkat yang dipegang pada tangan kiri dan kusak (bambu) berisi biji-bijian di tangan kanan.[] |