Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang TuaJuli Berita Telaga Edisi No. 59 /Tahun V/ Juli 2009 Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telaga Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu" (Keluaran 20:12). Sebenarnya apakah makna "hormat" di sini?
Namun kita juga harus memahami batas hormat kepada orangtua sebab perintah ini diberikan bukan tanpa batas.
Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi DOAKANLAH
TANYA Saya seorang istri dan ibu dari dua anak. Masalah dalam keluarga saya timbul dikarenakan pada awal kehamilan anak pertama saya, entah kenapa saya merasa sangat benci kepada suami. Disentuh atau diajak bicara saja saya sudah enggan, apalagi berhubungan intim. Namun suami tidak mau mengerti keadaan saya malahan dia mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati saya dan parahnya suami sering mengancam akan meninggalkan saya (padahal saya tidak pernah menyuruhnya pergi dari rumah). Untuk diketahui, kami tinggal di rumah yang diberikan oleh orang tua saya. Sekitar 3 tahun ini suami saya tidak bekerja sehingga sayalah yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Saya mengerti sekali kalau harga dirinya pasti terpukul karena tidak dapat membiayai kami, karenanya saya tidak menuntut apa-apa darinya. Saya semakin sakit hati karena setiap ada masalah dia pasti memojokkan saya. Bahkan dia sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada saya meski di depan orang lain. Dia bertanggung jawab pada berbagai peran di luar sana (banyak organisasi yang dia ikuti) dan dia dinilai orang sebagai sosok yang baik hati dan tidak mungkin melalaikan tanggung jawab. Dia pernah mengajukan cerai, tapi tidak pernah saya tanggapi. Terus terang saya merasa malu karena kami berdua sebelum menikah adalah aktivis gereja yang menjadi panutan, namun sekarang hanya saya bersama anak dan pembantu rumah tangga yang pergi ke gereja. Bagaimana saya harus menghadapi masalah ini ? JAWAB Nampaknya konflik sudah dimulai sejak ibu hamil anak pertama. Penolakan ibu untuk berhubungan intim pada waktu itu telah menyinggung harga diri suami ibu. Perlu ibu ketahui bahwa harga diri seorang laki-laki terletak pada tiga bidang saja yaitu seksual, harta, dan tahta. Penolakan ibu untuk berhubungan intim pada waktu hamil anak pertama telah melukai harga dirinya sebagai laki-laki. Ditambah lagi kenyataan bahwa rumah yang sekarang ditempati itu adalah pemberian orang tua ibu, itu membuat suami makin merasa tertolak, walaupun ibu tidak pernah mengusirnya. Maka kalau sejak saat itu suami sering marah-marah dan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati ibu, itu merupakan pembalasan atas luka yang disebabkan oleh penolakan maupun perasaan tidak bisa memunyai harta/rumah. Jika sekarang suami lebih suka mengurus organisasi (sekalipun tidak menghasilkan uang), itu semata-mata karena disitulah ia mendapatkan harga dirinya, disanalah dia mendapatkan penghormatan, penghargaan dan pengakuan. Disitulah ia menemukan "tahta"nya. Dari pihak ibu. Memang benar kehamilan membuat tubuh mengalami perubahan-perubahan hormonal yang dapat menye-babkan perubahan-perubahan emosi. Suami seharusnya mengerti dan memaklumi keadaan ini. Ketika suami marah-marah dan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan, maka hati ibu juga terluka. Terlebih saat ini sejak suami tidak bekerja, stres atau tekanan yang ibu tanggung semakin besar. Setelah melihat apa yang terjadi pada kedua belah pihak, dapat disimpulkan kedua belah pihak pada pendapatnya masing-masing. Keadaan ini membuat komunikasi terhambat dan membuat interaksi semakin beku. Ada beberapa aspek yang perlu ibu perhatikan :
Kiranya Tuhan menolong ibu untuk bisa menerapkan aspek-aspek tersebut di atas. JUDUL BARU
Beberapa orang pernah menghubungi kami dan menanyakan tentang CD SABDA 3.0 Final, namun sampai saat ini CD tersebut belum tersedia. Jadi mereka yang menginginkan program tersebut bisa mengunduhnya melalui http://alkitab/sabda/org atau yang dikenal dengan situs SABDA.net. Selamat mencoba !! Kresek Seringkali kalau kita membeli makanan atau gorengan, adakalanya oleh penjualnya dimasukkan kedalam kresek warna hitam. Awas ini tidak baik untuk kesehatan !!! Berikut kutipan "Public Warning" dari Badan POM No. KH.00.02.1.55.2890, tanggal 14 Juli 2009.
Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK Berita TELAGA
|