Syarat menuntut ilmu menurut imam syafii salah satunya adalah bersungguh-sungguh jelaskan kenapa

Ilustrasi perpustakaan / pixabay

Bagi para penuntut ilmu ada 6 bekal yang harus disiapkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Imam Syafi’i dalam satu kitabnya.

“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustaz, (6) membutuhkan waktu yang lama."

Menurut para ulama, ada dua kecerdasan dalam diri manusia. Pertama adalah kecerdasan yang memang telah dijadikan bekal sejak manusia itu lahir. Kedua adalah kecerdasan yang diperoleh lewat jalan usaha yakni dengan cara mencatat, menyimak, berdiskusi atau mengulang-ulang materi yang di dapat.

Tidak akan ada yang di dapat dari jiwa yang malas. Begitu juga saat menuntut ilmu. Kita harus menyambutnya dengan antusias. Rasa semangat akan menghadirkan sikap yang optimis dan tidak mudah menyerah. Jalan mencari ilmu adalah jalan yang panjang dan tidak akan dapat ditempuh kecuali dengan semangat yang tinggi.

Buang jauh-jauh rasa malas saat mencari ilmu. Juga lawan hawa nafsu. Man Jadda Wajada atau siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Untuk memotivasi kita baca biografi atau kisah para ulama terdahulu dalam mencari ilmu. Atau para inovator abad ini yang tidak mudah menyerah dan mencurahkan segalanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Bekal di sini berkaitan dengan harta yang akan dikeluarkan oleh para pencari ilmu. Zaman dahulu para ulama rela mengorbankan harta benda dalam mencari ilmu. Ada yang menjual bajunya. Bahkan Imam Malik menjual atap rumahnya yang dari kayu.

Meski saat ini informasi bisa kita raih dengan mudah tanpa harus ke luar rumah. Kita tetap wajib mendatangi majelis para ulama. Belajar langsung dari lisannya agar ilmu yang kita dapat memiliki dasar yang kuat. Guru adalah sumber ilmu. Keberadaan guru akan ada yang mengingatkan jika para pencari ilmu keliru dalam menetapkan sesuatu.

Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengisahkan bagaimana Jabir bin Abdullah membutuhkan waktu selama satu bulan hanya untuk mendapatkan 1 hadits yang menggambarkan suasana padang masyar. Ia rela mengarungi ganasnya padang pasir dari Hijaz, wilayah di Arab Saudi hingga ke Syam atau Suriah kita mengenalnya kini. Begitulah. Ada waktu yang panjang dibutuhkan oleh para pencari ilmu. Mencari ilmu tidak akan ada habisnya. Bahkan hingga umur manusia itu berakhir.


Page 2

Syarat menuntut ilmu menurut imam syafii salah satunya adalah bersungguh-sungguh jelaskan kenapa

Ilustrasi: Inilah 6 Syarat Menuntut Ilmu dalam Kitab Ta’lim Muta’allim. ( foto istimewa)

SIGIJATENG – Sebagai seorang Muslim, terlebih pelajar Muslim, mencari ilmu atau thalab al-’ilmi adalah suatu kewajiban. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr :

Artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.

Karena itu, seorang Pencari Ilmu atau Pelajar harus memiliki bekal-bekal yang cukup, sehingga dia sukses dalam pencariannya.

Hal pertama yang harus dimiliki dan dilakukan oleh Pencari Ilmu adalah niat, niat yang sungguh-sungguh.

Tersebut dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim oleh Syaikh Az-Zarnuji, niat mencari ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut: Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menggapai kebahagiaan akhirat, membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang disekitarnya, menghidupkan agama, dan untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama.

Selain niat, Pencari Ilmu juga harus memiliki 6 (enam) hal sebagai modal dalam mencari ilmu.

Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair yang artinya:

“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan,  kemauan,  sabar,  biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

Kecerdasan

Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.

Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.

Bersungguh-sungguh

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari.

Pepatah mengatakan: Man Jada wa Jadda “Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.

Kesabaran

Yang Ketiga Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada.

Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya.

Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar.

Biaya

Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.

Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.

Bimbingan Guru

Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits.

Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

Waktu Yang Lama

Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja.

Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.

Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut.

Jangan pernah patah semangat, wabil khusus untuk para pelajar Muslim, masih banyak yang harus kalian pelajari di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas. 

Oleh: Nurjannah,S.Pd.I., Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAIT Ma’had Daarut Tarbiyah Indonesia (Ma’had DTI) Bekasi, Jawa Barat

(sumber https://minanews.net/)