Sutta yang membahas tentang kemerosotan atau keruntuhan spiritual adalah

Sutta yang membahas tentang kemerosotan atau keruntuhan spiritual adalah

I. Pilihlah Jawaban yang paling benar !

1. Perubahan yang terjadi pada remaja yang paling menonjol dipengaruhi oleh ….

2. Agar terhindar dari pergaulan yang salah kita renungkan dan laksanakan sabda Buddha dalam Dhammapada gatha …

3. Pergaulan bebas dapat melanggar sila pancasila buddhis sila ke .….

4. Sutta yang membahas ttg kemerosotan atau keruntuhan spiritual adalah ….

d. Dhammacakhapavathana sutta

5. Sahabat yang harus kita miliki adalah sahabat baik. Sahabat baik disebut juga …

II. Isilah titik – titik di bawah ini !

1. Orang tua menjauhkan anaknya dari keinginan jahat, anak-anak harus dididik untuk hidup bersusila, bertindak dengan pikiran, ucapan dan perbuatan yang baik hal ini sesuai sabda Buddha dalam ….

Jawaban : Malu untuk berbuat jahat

3. Bergaulan dengan sahabat yang baik dan berbudi luhur adalah merupakan petikan dari dhammapada gatha ….

Jawaban : Takut akan akibat dari perbuatan jahat

5. Pergaulan bebas dalam agama Buddha disebut pelanggaran ….

Jawaban : Soal diganti:“ Bergaulah dengan kawan-kawan yang baik, kendalikanlah lima indera maka akan memperoleh ketenangan hidup adalah merupakan sabda Sang Buddha “ yang terdapat (Rahula Sutta).

III. Jawablah dengan singkat dan tepat !

1. Menurut kalian bagaimanakah kehidupan remaja masa kini ?

Jawaban : Menurutku kehidupan remaja masa kini sebagian Remaja lebih banyak bermain dengan gadget dan mencurahkan uneg-unegnya melalui facebook, whatapp, tweeter dan lain sebagainya. Temu muka sudah jarang terjadi, mereka banyak melakukan pertemuan di dunia maya.

2. Mengapa remaja masa kini ada yang terjejak dalam pergaulan salah ?

Jawaban : Remaja masa kini ada yang terjebak dalam pergaulan salah karena Pergaulan yang salah termasuk “pergaulan” lewat dunia maya, sering menimbulkan masalah di masyarakat. Perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang, peredaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang lebih heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.

3. Teman yang seperti apakah yang harus kita miliki sesuai dengan sabda Buddha ?

Jawaban : Teman yang harus kita miliki sesuai dengan sabda Buddha Untuk mencegah terjadinya masalah diatas remaja harus mempunyai teman bergaul yang sesuai. Apabila dalam pengembaraanmu engkau tak dapat menemukan seorang sahabat yang berkelakuan baik, pandai dan bijaksana, maka hendaknya ikutilah dia yang akan membawa kebahagiaan dan kesadaran bagi dirimu yang akan menghindarkan dirimu dari kesukaran dan mara bahaya” (Dhammapada 328).

4. Jelaskan apakah pergaulan bebas bertentangan dengan pelanggaran sila pancasila!

Jawaban : Pergaulan bebas bertentangan dengan pelanggaran sila pancasila karena Pergaulan bebas ini dalam agama Buddha akibat pelanggaran sila tersebut antara lain: membunuh mahkluk hidup seperti kasus aborsi; melakukan tindakan asusila misal berpacaran tidak wajar sehingga hamil di luar nikah; mengkonsumsi narkoba, minum keras dan sejenisnya yang melemahkan kesadaran; melakukan pencurian dan penipuan.

5. Hal – hal apakah yang menyebabkan kemerosotan?

Jawaban : Hal – hal yang menyebabkan kemerosotan

• Dia yang membenci Dhamma akan runtuh.

• Dia yang senang berteman dengan orang jahat dan lebih menyukai ajaran dari orang jahat

• Suka tidur, cerewet, lamban, malas dan mudah marah

• Dia yang tidak menghormati ayah ibunya

• kaya tapi dia menikmatinya sendirian

• Jika dia menjadi sombong karena keturunan, kekayaan, atau lingkungannya, serta memandang rendah keluarganya

• Senang mabuk, berjudi, dan berfoya-foya


Idha nandati pecca nandati, katapuñño ubhayattha nandati

Puññaṁ me katan’ti nandati, bhiyyo nandati suggatiṁ gato

“Pembuat kebajikan berbahagia di kehidupan ini, ia juga berbahagia di kehidupan yang akan datang. Ia berbahagia di kedua alam kehidupan. Ia sangat berbahagia ketika merenungkan perbuatan baiknya dan akan lebih berbahagia setelah terlahir di alam surga.” 

(Dhammapada I: 18)

   Tidak dipungkiri bahwa semua orang mendambakan hidup bahagia. Harapan ini tidak saja menjadi harapan manusia, melainkan semua makhluk tanpa terkecuali. Semua mengharapkan dapat menjalani hidup dengan bahagia, dan sebaliknya tidak satupun menginginkan hidup men-derita. Meskipun pada kenyataannya kehidupan senantiasa berjalan dengan kemenduaannya; ada bahagia, juga ada derita. Seperti dua sisi mata uang dalam koin, bahagia dan derita adalah sisi-sisi tak terpisahkan dari kehidupan. 

    Dalam kaitannya dengan harapan untuk dapat hidup bahagia, pada masa kini tak ubahnya pula pada masa kehidupan guru agung Sang Buddha. Sang Buddha pernah menyampaikan tentang harapan-harapan wajar seorang manusia; menjadi kaya dengan cara yang pantas, mem-peroleh kedudukan sosial setinggi mungkin, memiliki kesehatan, dan harapan untuk dapat terlahir di alam bahagia (surga) setelah kematian (A?guttara Nik?ya). Harapan-harapan ini juga menjadi harapan hidup kita saat ini dan sudah pasti pula menjadi harapan manusia peradaban ke depan. Mendambakan itu semua tentu tidak salah, namun patut untuk diketahui bahwa ragam harapan tersebut merupakan ekstensi dari nafsu keinginan (ta?h?). 

    Untuk mewujudkan keinginan tersebut ditumbuhkan sebuah upaya yang nyata. Apa pun upaya yang digunakan hendaknya tetap tidak mengesampingkan kebajikan, dalam arti tidak dengan membenarkan segala cara. Cara-cara yang baik menuntun pada kemajuan, dan keburukan hanya akan membawa pada kemerosotan. Sang Buddha, dalam percakapan-Nya dengan sesosok dewa perihal faktor-faktor penyebab keruntuhan spiritual, menyampaikan bahwa barangsiapa yang mencintai Dhamma akan memperoleh kemajuan dan yang membenci Dhamma akan mendapat keruntuhan (Parabhava Sutta). Mencintai Dhamma artinya menjadikan Dhamma sebagai pedoman laku hidup. Menjadikan Dhamma sebagai tuntunan dalam mewujudkan segala macam harapan dalam hidup. Sebaliknya seseorang yang bertindak serampangan, menghalalkan segala cara, membenarkan perbuatan buruk untuk mendapatkan segala keinginannya adalah berarti tidak mengindahkan atau menjadikan Dhamma sebagai pedoman.

  Untuk memperoleh kebahagiaan di kehidupan ini, dalam D?ghaj??u Sutta, Sang Buddha menunjukkan faktor-faktor Dhamma yang harus dilakukan, yaitu memiliki ketekunan (u??h?nasampad?), kesek-samaan (?rakkhasampad?), sahabat yang baik (kaly??amittat?), dan hidup selaras atau seimbang (samaj?vit?). Masih dalam khotbah yang sama Sang Buddha juga menunjukkan faktor-faktor Dhamma yang menuntun pada kebahagiaan dalam kehidupan mendatang, yaitu memiliki keyakinan (saddh?sampad?), kemoralan (s?lasampad?), kedermawanan (c?gasampad?), dan kebijaksanaan (paññ?sampad?). Inilah delapan faktor Dhamma (kondisi) yang membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan saat ini dan yang akan datang.

Hidup ini amatlah berharga, sangat singkat. Maka, berbuatlah yang baik dalam kehidupan ini juga, penuh semangat dan tidak lalai agar kehidupan yang sedang kita jalankan penuh manfaat, penuh makna, sehingga apa yang baik sesuai dengan Dhamma benar-benar memberikan rasa aman di alam ini dan aman di alam kehidupan selanjutnya. 

Daftar pustaka:

-https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/parabhava-sutta/ 

diakses 12 Desember 2018.

-https://legacy.suttacentral.net/id/an8.54 diakses 12 Desember 2018.

Oleh: Bhikkhu Senajayo

Minggu, 16 Desember 2018

80 Kelas VII SMP ”Jangan bergaul dengan orang jahat, jangan bergaul dengan orang berbudi rendah, tetapi bergaullah dengan sahabat yang baik, bergaullah dengan orang yang berbudi luhur” Dhammapada 78. Bergaulah dengan kawan-kawan yang baik, kendalikanlah lima indera maka akan memperoleh ketenangan hidup” Rahula Sutta. “Tak bergaul dengan orang yang tak bijaksana, bergaul dengan orang yang bijaksana, itu merupakan berkah utama” Manggala Sutta. “Barang siapa mengikuti kawan-kawan jahat, akan mengalami kehancuran. Barang siapa berpihak pada orang bijaksana akan mencapai kemajuan” Angutara Nikaya. “Orang harus bergaul dengan kawan yang terpelajar, yang mengetahui ajaran dan memiliki pengetahuan” Khagavisana Sutta. Buddha menekankan pentingnya pergaulan yang baik, beliau bersabda, “Aku tidak melihat ada satu faktor lain yang sangat menolong seperti bersahabat dengan orang baik kalyanamitta.” Demikian hendaknya seseorang dalam bergaul di kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri sahabat yang baik antara lain: sahabat penolong, sahabat pada waktu senang dan susah, sahabat yang memberikan nasihat baik dan sahabat yang bersimpati Sigalovada Sutta. Selalu waspada, mengendalikan diri dan janganlah tergoda oleh nafsu indera. “Bagai seorang gembala dengan tongkat mengawasi ternaknya, sehingga mereka tidak berkeliaran dan merusak tanaman orang lain,” demikian pula remaja harus dapat mengendalikan dirinya. Janganlah merusak masa depan dengan terjerumus dalam pergaulan bebas.

B. Parabhava Sutta

Parabhavasutta berisi tentang percakapan antara seorang dewa dan Buddha mengenai penyebab keruntuhan spiritual. Malam hari ketika Buddha berdiam di vihara Anathapindika, datanglah dewa menghadap Buddha, menghormat Beliau, dan berdiri di satu sisi. Dewa itu lalu berkata: Saya ingin bertanya kepada-Mu, Gotama, tentang manusia yang menderita keruntuhan. Saya datang kepada-Mu untuk menanyakan penyebab-penyebab keruntuhan itu. Buddha menjawab: Dia yang mencintai Dhamma akan maju, dia yang membenci Dhamma akan runtuh. Dia yang senang berteman dengan orang jahat dan lebih menyukai ajaran dari orang jahat itu inilah penyebab keruntuhan seseorang. Suka tidur, cerewet, lamban, malas dan mudah marah inilah penyebab keruntuhan seseorang. Dia yang tidak menghormati ayah ibunya inilah penyebab keruntuhan seseorang. Walaupun kaya tapi dia menikmatinya sendirian saja inilah penyebab keruntuhan seseorang. Jika dia 80 Kelas VII SMP 81 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ayo, Mengeksplorasi Buatlah ringkasan bacaan di atas tentang Kehidupan remaja dengan 5 kalimat saja Ayo, Mengasosiasi Diskusikanlah dengan temannu tentang Kehidupan remajat Ayo, Mengomunikasi Uraikan hasil diskusimu di depan kelas untuk mendapat masukan dari teman-temanmu Ayo, Menanya Buatlah 5 pertanyaan berdasar teks di atas. Bacakanlah pertanyaan-pertanyaan itu di depan kelas untuk mendapat respon dari teman-temanmu menjadi sombong karena keturunan, kekayaan, atau lingkungannya, serta memandang rendah keluarganya inilah penyebab keruntuhan seseorang. Senang mabuk, berjudi, dan berfoya-foya inilah penyebab keruntuhan seseorang. Dari sabda Buddha ini maka remaja sebaiknya mengikuti pesan itu dengan cara antara lain bergaul dengan teman yang baik. Remaja yang mencintai Dhamma akan mempelajari dan mendalami Dhamma, serta berusaha melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melaksanakan Dhamma secara konsisten terus menerus batinnya akan bersih, kelakuannya akan menyenangkan orang tua, keluarga, teman maupun orang sekitar. Dalam segala hal remaja ini akan mengalami kemajuan. Remaja yang lebih senang berteman dengan orang jahat bahkan lebih menyukai ajaran dari orang jahat, tentu akan dijauhi teman-teman, tidak disukai oleh orang sekitar, dan akhirnya akan tersisih dari keluarga. Secara garis besar BAB VII berisi tentang: 81 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 82 Kelas VII SMP RANGKUMAN 1. Remaja dideinisikan sebagai manusia yang mulai beranjak dewasa dan memiliki beberapa spesiikasi seperti orang dewasa. 2. Perubahan pada remaja dapat dipengaruhi dari lingkungan kelu- arga, sekolah dan masyarakat. 3. Pergaulan bebas dalam agama Buddha termasuk pelanggaran sila. 4. Pelanggaran sila antara lain: membunuh mahkluk hidup aborsi; melakukan tindakan asusila hamil di luar nikah; mengonsumsi narkoba, minum keras dan sejenisnya; melakukan pencurian dan penipuan. 5. Orang tua sebaiknya memberi kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada anak. 6. Remaja harus mempunyai teman bergaul yang baik. 7. Ada 2 faktor penyebab remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yaitu faktor internal dan eksternal. 8. Pembimbing sila yang baik adalah malu berbuat jahat hiri dan takut akan akibat perbuatan yang salah ottappa. EVALUASI I. Pilihlah Jawaban yang paling benar 1. Perubahan yang terjadi pada remaja yang paling menonjol dipengaruhi oleh …. a. orang tua b. keluarga c. lingkungan d. teman 2. Agar terhindar dari pergaulan yang salah kita renungkan dan laksanakan sabda Buddha dalam Dhammapada gatha … a. 328 b. 329 c. 330 d. 331 3. Pergaulan bebas dapat melanggar sila pancasila buddhis sila ke .…. a. 5 b. 4 c. 3 d. 1 82 Kelas VII SMP 83 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 4. Sutta yang membahas ttg kemerosotan atau keruntuhan spiritual adalah …. a. Karaniyametta Sutta b. Parabhava Sutta c. Sigalovada Sutta d. Dhammacakhapavathana sutta 5. Sahabat yang harus kita miliki adalah sahabat baik. Sahabat baik disebut juga …. a. Akalyanamitta b. Kalyanamitta c. Paramitta d. Sad Paramitta II. Isilah titik – titik di bawah ini 1. Orang tua menjauhkan anaknya dari keinginan jahat, anak-anak harus dididik untuk hidup bersusila, bertindak dengan pikiran, ucapan dan perbuatan yang baik hal ini sesuai sabda Buddha dalam …. 2. Hiri artinya …. 3. Bergaulan dengan sahabat yang baik dan berbudi luhur adalah merupakan petikan dari dhammapada gatha …. 4. Ottappa artinya …. 5. Pergaulan bebas dalam agama Buddha disebut pelanggaran …. III. Jawablah dengan singkat dan tepat 1. Menurut kalian bagaimanakah kehidupan remaja masa kini ? 2. Mengapa remaja masa kini ada yang terjejak dalam pergaulan salah ? 3. Teman yang seperti apakah yang harus kita miliki sesuai dengan sabda Buddha ? 4. Jelaskan apakah pergaulan bebas bertentangan dengan pelanggaran sila pancasila 5. Hal – hal apakah yang menyebabkan kemerosotan? 83 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 84 Kelas VII SMP Penilaian Kompetensi Keterampilan Buatlah laporan pengalaman kalian tentang pergaulan remaja yang pernah mereka lakukan Penilaian Kompetensi Keterampilan Lakukanlah pergaulan Kalian dengan teman-teman yang baik 84 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 84 Kelas VII SMP 85 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ayo, Duduk Hening. Pejamkan mata, sadari napas masuk dan keluar. Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.” Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.” Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tenang.” Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Bahagia.” Ayo Mengamati Amatilah gambar 8.1 dan 8.2 serta amatilah teks di bawah ini Pergaulan Remaja Buddhis VIII Bab Mengamati Bacalah teks di bawah ini dengan cermat Sumber : Dok. Pribadi Gambar : 8.2 Ilustrasi pergaulan yang baik yang perlu ditiru Sumber : Dok. Pribadi Gambar : 8.1 Ilustrasi Pelajar yang tidak boleh ditiru 85 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 86 Kelas VII SMP

A. Manggala Sutta