Suatu objek pada citra diidentifikasi sebagai garis lurus yang memiliki ukuran seragam

Definisi Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan studi.

1.2        Interpretasi Penginderaan Jauh

Interpretasi merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek yang diteliti. Pengenalan objek merupakan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra, tidak mungkin dilakukan analisis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Suatu tujuan yang diharapkan dicapai setelah menginterpretasikan suatu objek adalah pengenalan objek, hasil analisis data sesuai kebutuhan dan untuk memeriksa dan menafsirkan tentang gambaran objek. Prinsip pengenalan pada citra mendasarkan atas penyelidikan karakteristik atau atribut citra. Karakteristik objek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek dinamakan unsur interpretasi citra :

1.    Identifikasi dan pengenalan objek dapat dibantu dengan pengetahuan tentang karakteristik citra-foto yang terekam pada film hitam putih atau pankromatik. Hanya saja untuk sekarang ini citra foto  kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan citra seperti satelit yaitu mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;

2.    Memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;

3.    Memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.

1.3       Unsur Dalam Foto Udara

Untuk dapat menginterpretasikan data yang ada pada citra maka terlebih dulu harus diketahui karakteristik tiap unsur citra sehingga dapat dengan mudah dikenali unsur interpretasi apa yang ada pada citra tersebut.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari unsur dasar interpretasi citra pengindraan jauh :

1.Rona

Roan adalah derajat kehitaman atau tingkat kecerahan yang dimilliki objek citra. Makin banyak sinar yang terpantul, maka makin terang rona pda foto sehingga cerah gelapnya citra menceminkan ukuran banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh suatu objek dan direkam oleh citra hitam putih.

Rona dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1.        Rona seragam yang kemudian dibagi atas cerah, abu-abu dan gelap

2.        Rona tidak seragam  yaitu mottled (bintikbintik), banded(garis-garis), scrabbled(tidak teratur).

Cara pengukuran rona yaitu :

Ø        Cara relatif dengan menggunakan mata biasa

Ø        Cara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat

Faktor yang mempengaruhi rona yaitu :

1.        Karakteristik objek yaitu permukaan kasar cenderung menimbullkan rona gelap pada foto, warna objek yang gelap menimbulkan rona gelap dan dan daya pantul objek.

2.        Bahan yang dipakai yaitu jenis film karena tiap film mempunyai kepekaan masing-masing.

3.        Cuaca, dimana rona bergantung pada jumlah sinar yang dapat mencapai sensor dan daua pantulnya.

4.        Letak objek dan waktu pemotretan letak berarti bujur dan lintangnya dimana letak lintang mempengaruhi dating sinar. Ketinggian juga mempengaruhi rona pada foto bagi objek yang sama. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya kabut tipis pagi hari

Beberapa kenampakan yang dapat diidentifikasi yaitu :

1.            pemukaan air biasanya gelap tetapi bila cukup banyak  mengandung sedimentasi akan terlihat lebih terang.

2.            pasir yang kering tampak terang

3.            permukaan jalan tampak terang

4.            jalan kereta api umumnya gelap

5.            atap bangunan umumnya terang apalagi yang menghadap matahari

6.            permukaan batuan dan rerumputan tampak agak terang.

2. Tekstur

Tekstur adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh kelompok objek yang sejenis dimana akan terlalu kecil jika dibedakan satu persatu.

Tektur sangat berkaitan dengan rona, bentuk, ukuran dan pola dan sering dinyatakan dalam halus sedang atau kasar. Tekstur dinyatakan juga dalam menyatakan tingkat kekasaran atau kehalusan penyaluran yaitu :

Ø  Untuk anak-anak sungai dengan jarak 1-1/4 inci bertekstur halus yang menyatakan densitas tinggi dengan litologi batulempung, serpih atu tuff (batuan impermeable).

Ø  Untuk sungai orde i (1/4-2) inci bertekstur sedang dengan densitas sedang dan litologi lanau, lempung atau pasir (batuan agak permeable)

Ø  Untuk jarak orde sungai 1>2 inci bertekstur kasar dengan densitas rendah dan litologi pasir dan tuff kasar (batuan permeable)

Contoh pengenalan objek :

1.            hutan betekstur kasar, belukar sedang dan semak halus

2.            permukaan air yang tenang bertekstur halus

3. Bentang Alam

Apabila unsur dasar citra dapat diinterpretasikan, maka untuk interpretasi langkah selanjutnya yang meliputi unsur lain dalam citra foto udara akan lebih mudah diinterpretasikan. Unsur lain yang akan diinterpretasikan dalam praktikum kali ini meliputi struktur geologi, litologi, tata guna lahan, relief, pola pengaliran beserta ubahannya, bentuk lahan dan bentang alam budaya.

1. Struktural

Dalam mengamati bentuk lahan struktural, dapat kita bedakan dengan cara mengamati pada foto udara yaitu ada tidaknya struktur geologi pada daerah tersebut,  biasanya yang sering dapat diketahui adalah patahan yaitu ditunjukan dengan adanya kenampakan sungai yang mengalami pembelokan secara tiba tiba, hal ini dikarenakan adanya kelurusan sungai yang melalui zona patahan, dan pada umumnya pola pengaliran pada daerah ini adalah rectangular, treliss,serta concorted dan juga modifikasi dari ketiganya, pada daerah structural juga dapat ditunjukan dengan adanya kenampakan dataran atau depresi yang sempit dan memanjang.

2. Fluvial

Pada foto udara, bentuk lahan ini dapat diketahui yaitu dengan melihat letaknya, berdasarkan proses yang mempengaruhinya seperti sungai maka dapat diketahui bahwa bentuk lahan  ini berada di kawasan sungai yaitu bisa berupa dataran banjir, pada dataran banjir  memiliki permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya dan kalu tidak terjadi ketidakrataan biasanya disebkan oleh adanya danau tapal kuda, gosong pasir atau bekas saluran,meander sungai yang pada foto udara dapat diketahui juga yaitu bekas meander sungai ini yang terpotong dikenali dengan bentuk tapal kuda dengan topografi yang lebih rendah daripada daerah sekitarnya, kipas alluvial yaitu bentang alam alluvial yang terbentuk oleh onggokn material lepas yang berbentuk seperti kipas, pada interpretasi citra kipas aluvial berbentuk seperti segitiga yang cembung.

3. Karst

Pada foto udara kenampakan bentuk lahan ini dapat diketahui yaitu reliefnya pada bentang alam ini berada pada daerah yang berbatuan yang mudah larut, juga dapat diketahui dengan adanya aliran sungai yang secara tiba tiba masuk tanah meninggalakan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar. Pada daerah ini pola pengaliranya multi basinal yaitu pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak, kadang hilang, yang disebut sebagai sungai bawah tanah.

4. Eolian

Bentuk lahan yang terbentuk karena aktivitas angin, bentuknya dapat berupa :

-       Bentuknya proses erosi

-       Proses abrasi, ventivact, polish, grooves, sclupturing dan yardang

-       Proses deflasi, cekungan deflasi, lag grafel, desert warnist

-       Pengendapan angin.

5. Delta dan Pantai

Delta adalah bentuk lahan yang terbentuk oleh sedimen dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : iklim, debit air, gelombang, pasang surut dan arus pantai. Pantai adalah jalur memanjang, tinggi dan lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut air yang lalu terletak antara daratan dan lautan.

7. Denudasional

Denudasional merupakan proses yang mana bila terus berlanjut akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. proses ini apat mliputi pelapukan dan transportasi.

8. Vulkanik

Analisa morfologi gunungapi dilakukan untuk :

-           Mengenal macam-macam bentuk Gunungapi,

-           Mengetahui hubungan antara satuan morfologi gunungapi baik secara individu maupun berkelompok, 

-           Mengetahui stadia dan jenjang keaktifan gunungapi, dan

-           Menginterpretasikan evolusi atau perkembangan suatu gunungapi maupun kelompok gunungapi.

4. Tata Guna Lahan

Terbentuk oleh daerah yang digunakan secara intensif dan banyak lahan yang tertutup oleh struktur. Dalam kategori ini  termasuk kota-kota besar, desa, daerah yang berkembang sepanjang jalan raya, transportasi,kawat listrik dan fasilitas komunikasi ,daerah seperti tempat penggilingan,pusat perbelanjaan dan industri. Dan lembaga-lembag yang lain yang tidak dapat dipisahkan dari derah pemukiman  Rona pada derah pemukiman cenderung seragam,teksturnya cenderung kasar. Pola yang ada berupa pola garis lurus pada kenampakan jalan, pola melengkung pada kenampakan sungai, pada kenampakan perumahan berupa pola yang brbentuk petak yang tidak teratur.

Lahan pertanian secara luas dapat diartikan sebagai lahan yang penggunaannya terutama untuk menghasilkan makanan. Rona seragam, tekstur kasar. Pola garis lurus bisa berupa sebagai kenampakan jalan, pola melengkung kenampakan sungai, pola lain berbentuk petak yang teratur menunjukan kenampakan persawahan.

Lahan hutan ialah derah yang kepadatan tajuk pohonnya  ( prosentase penutup tajuk ) 10 persen atau lebih , batang pohonnya dapat menghasilkan kayu atau produksi kayu lainnya dapat mempengaruhi iklim atau tata air lokal. Rona seragam, tekstur biasanya halus karena pada daerah ini banyak terdapat anak sungai.

Lahan basah ialah daerah yang permukaan air tanahnya diatas permukaan lahan hampir sepanjang tahun. Rona cenderung seragam tekstur tergantung pada pola pengaliran yang melalui daerah tersebut.

Lahan gundul ialah lahan yang kemampuannya terbatas dalam mendukung kehidupan dan vegetasi lainnya kurang dari sepertiga luas daerahnya. Daerahnya yang termasuk di dalamnya dataran garam kering,gisik,pertambangan terbuka dan pertambangan gravel

Padang lumut merupakan istilah derah tanpa pohon yang secara geografik diluar hutan baroel dan diatas ketinggian untuk pohon di pegunungan yang tinggi.

  1. Daerah Salju Abadi atau Es

Daerah salju abadi atau es terjadi karena kombinasi faktor-faktor lingkungan, yang menyebabkan kenampakan tersebut tidak mencair pada musim panas.

5. Struktur Geologi

1. Sesar

Kenampakan sesar pada foto udara adalah perbedaan rona atau tekstur yang dibatasi oleh garis lurus. Ukuran kelurusan relatif panjang, pembelokkan sungai yang menyiku secara mendadak atau pembelokkan secara berirama. Kenampakan bidang segitiga (triangular facet). Perbedaan pola pengaliran atau pola erosi.

Adanya beberapa pola pengaliran yang dikontrol oleh adanya struktur sesar seperti :

-       Rectangular

-       Angulate

-       Fault trellis

-       Joint trellis.

2. Unconformity

Struktur di atas, selain dari litologi, dapat membantu dalam tafsiran keberadaan dari unconformity. Misalnya :

-       Bila terdapat perbedaan dari segi kepadatan,

-       Arah dan nilai kemiringan yang mendadak,

-       Mungkin terdapat ketakselarasan di sini (perbedaan formasi).

3. Lipatan

Kenampakan lipatan pada foto udara adalah adanya pola, baik rona, tekstur, atau bentuk yang zig-zag .Rona banded yang memperlihatkan pola garis sejajar, melengkung atau menujam. Pola pengaliran contorted, trellis atau recurved trellis. Gejala penyimpangan arah / bentuk aliran sungai. Kenampakan hogback melingkar, menunjukkan adanya suatu kubah.

6. Hidrogeologi

Hidrogeologi adalah pengetahuan geologi mengenai air bawah tanah (under ground water). Air tanah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dikarena :

-       Kesulitan memperolehnya yaitu adanya daya tarik rongga antar butir tanah dan batuan.

-       Kualitas air tanah yang asin, payau, mengandung sulfur.

-       Beberapa terletak di lapisan batuan yang sangat dalam.

Foto udara dengan infra merah berguna untuk data hidrogeologi karena sensitif untuk variasi temperatur. Jika temperatur airtanah konstan atau kontras dengan air permukaan atau batuan sekitarnya maka metode ini sangat baik untuk menentukan lokasi mata air dan juga daerah keluaran airtanah. Survey untuk memetakan air tanah :

1. Multy Spectral Imagery

Data dapat diproses dan diklasifikasikan ke dalam peta indikator bentang alam seperti tingkat kelembapan, tipe vegetasi dan tekanan, serta tata guna lahan. Menggunakan inframerah dekat (Near infrared imagery) dan menghasilkan gambar/ foto biasanya berguna pada air yang menyerap dengan kuat spektrum ini.

2.    Airbone Elektromacnetics

Dipetakan besarnya konduktivitas elektrik dari material geologi yang berada di kedalaman jauh lebih dari 100 m. Air garam lebih konduktor dibanding air murni. Digunakan untuk membantu rencana kerja geologi, mengidentifikasi jangkauan aliran yang mengisi aquifer dan distribusi dari kandungan garam pada jaringan aliran air.

3.    Airbone Magnetics

Dihitung medan magnet pada peta geologi berupa lempeng atau struktur  yang dapat diartikan sebagai aliran airtanah. Pengeboran Subsequent  menetapkan adanya sularan-saluran yang merupakan jalur yang dilewati oleh aliran airtanah yang mengandung garam.

4.    Airbone Radiometrics

Emisi radiasi gamma digunakan untuk memperoleh konsentrasi dari thorium, uranium, dan potasium dalam lapisan tanah yang dangkal. Spektrometer digunakan untuk menghitung jumlah sinar gamma yang melewati berbagai saluran dengan spektrum energi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai karakteristik tanah dan materi geologi induk, termasuk tekstur permukaan, pelapukan, kedalaman tanah dan mineralogi dari lempung.

5.    Radar

Diukur pantulan dari gelombang microwave yang ditransmisikan untuk menginterpretasikan nilai kelembapan dan komposisi kimia dari lapisan tanah yag dangkal. Radar penembus tanah dilibatkan dalam pengukuran pantulan dari gelombang dengan frekuensi tinggi untuk memetakan gambaran/ foto geologi dekat-permukaan.

7. Litologi

Jika singkapan batuan jarang, daerahnya berelief rendah, material penutup permukaan tebal, tersebar luas, dan permukaan topografinya kurang mencerminkan keadan geologinya, maka analisis rinci mengenai morfologi dan pola pengaliran diharapkan dapat memberikan petunjuk litologinya. Pola drainase dapat lebih jauh dilasifikasikan menurut tekstur penyusun litologinya adalah :

§  Drainase dengan litologi bertekstur halus

§  Drainase dengan litologi bertekstur sedang

§  Drainase bertekstur kasar

8. Stratigrafi

Interpretasi stratigrafi  dari citra penginderaan jauh dapat dilakukan pada perlapisan batuan yang telah mengalami deformasi, apabila kondisi ini tidak terpenuhi maka hasil yang diperoleh dari pengamatan berupa satu macam litologi yang seragam saja. Interpretasi stratigrafi dapat menjelaskan bagaimana batuan sedimen memperoleh karakter perlapisannya, perbedaan litologi, tekstur, asosiasi vegetasi, serta penentuan hubungan relatif antarbatuan melalui identifikasi citra dan penyesuaiannya terhadap kondisi lapangan.

II.4       Interpretasi Pola Pengairan

Menurut A.D. Howard ( 1966 ), analisa pola pengairan adalah alat yang penting sebagai dasar penafsiran geologi foto terutama di daerah berelief rendah. Pada foto udara skala besar memungkinkan untuk mengamati cabang – cabang sungai kecil dan permukaan erosi yang halus, karena sangat mudah teramati pada foto uadara. Pada foto udara skala kecil akan memberikan gambaran umum pola pengairan.

Pola pengairan pada hakekatnya menggambarkan daerah yang lunak, tempat erosi mengambil bagian dengan aktif, dan merupakan daerah rendah sehingga air permukaan dapat terkumpul dan mengalir. Adakalanya resistensi batuan relatif sama, sehingga tidak ada tempat mengalir yang tertentu dan erosi menjadi meluas. Hal ini mencerminkan bahwa pola pengairan dikendalikan oleh resistensi batuan, struktur geologi, dan proses yang berlangsung di daerah tersebut.

I.4.1 Pola Dasar

Pola dasar memiliki ciri yang bersifat umum dan sering berasal dari perkembangan pola dasar yang lain. Kebanyakan dikontrol oleh struktur regional dan dapat dikelompokkan menjadi 8 pola utama, yaitu pola pengaliran dendritik, parallel, trellis, rectangular, multi-basinal, radial, annular, dan concorted serta pola ubahannya.

1.        Pola Pengaliran Dendritik

Rangkaian bentuk aliran sungainya mirip ranting pohon dimana anak sungai yang bentuknya tidak teratur atau melengkung akhirnya menyatu pada sungai utama dengan sudut yang tajam dan searah dengan arah alirannya.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Sedikit dipengaruhi atau dikendalikan oleh kelerengan,  struktur geologi, dan perbedaan jenis batuan.

b.    Terjadi pada material kedap air dan teksturnya relatif halus, terutama pada batulempung dan serpih.

c.    Berkembang pada daerah dengan variasi sudut lereng kecil, lereng yang landai, dan berelief rendah, seperti di dataran sampai dataran bergelombang lemah atau perbukitan bergelombang lemah.

d.    Berkembang pada daerah yang sedikit atau lemah kontrol strukturnya, seperti pada daerah dengan struktur lapisan horizontal, miring landai, atau terlipat lemah.

e.    Dapat berkembang pada batuan metamorf, batuan beku, dan batuan sedimen, asalkan daya tahannya terhadap erosi seragam atau soil yang seragam.

2.         Pola Pengaliran Paralel

Rangkaian bentuk alirannya memperlihatkan penjajaran sungai – sungai besar, sedangkan anak – anak sungainya dapat mendekati pola dendritik. Berkembang pada daerah dengan kelerengan yang besar, sehingga air bergerak cukup cepat sepanjang batuan yang berbeda resistensinya, dan sudut yang dibentuk antara anak – anak sungai dengan sungai utama umumnya hampir sama. Pola ini merupakan pola pengalihan antara pola pengaliran dendritik dengan trellis.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Sungai utama yang sejajar, umumnya dikontrol oleh adanya sesar atau rekahan.

b.    Berkembang pada batuan bertekstur halus-sedang, seperti batulempung, serpih, atau batupasir sangat halus - halus

c.    Dapat pula berkembang pada batuan dengan resistensi yang berbeda – beda, seperti pada sayap antiklin.

d.    Juga pada daerah berlereng terjal, seperti pada lereng punggungan.

            3.         Pola Pengaliran Trellis

Rangkaian alirannya dibentuk oleh sungai – sungai parallel sampai subparalel dengan cabang sungai yang pendek – pendek yang mengalir ke dalam sungai utama dengan sudut tegak lurus. Sungai – sungai utama umumnya subsekuen, sedangkan cabang – cabangnya obsekuen dan resekuen.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Resistensi batuannya tidak sama.

b.    Umumnya pada batuan sedimen yang terlipat, misalnya pada sayap antiklin atau sinklinatau pada batuan yang mengalami pensesaran menjadi blok – blok sejajar.

c.    Pola sejajar pada pola ini lebih menunjukkan struktur batuan daripada jenis batuannya sendiri dengan sungai utama mengikuti arah jurus perlapisannya.

            4.         Pola Pengaliran Rectangular

Rangkaian aliran dibentuk oleh cabang – cabang sungai yang berkelok, berliku, dan menyambung membentuk sudut hampir tegak lurus. Bedanya dengan pola trellis, sudut yang dibentuk jarang tepat 90o, juga antara satu sungai dengan sungai yang lainnya jarang dapat ditarik satu garis lurus.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Berkembang pada daerah dengan system kekar dan sesar yang saling berpotongan. Arah anak sungai dan sungai utama dikendalikan oleh kekar atau sesar, baik yang membentuk sudut tegak atau miring.

b.    Umumnya pada daerah berbetuan beku, mungkin pula pada batuan malihan atau sedimen keras yang system kekarnya berkembang baik.

5.             Pola Pengaliran Radial

Rangkaian bentuk sungai – sungai yang mengalir dan menyebar dari satu pusat ketinggian dengan arah memancar dan banyak dijumpai di gunungapi di Indonesia.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Umumnya berkembang pada kerucut gunungapi, kubah ( dome ) atau bukit kerucut yang terisolasi.

b.    Materialnya di sekitar pusat sebaran dapat terdiri dari tufa bertekstur halus dan kasar, terutama pada daerah gunungapi atau terdiri dari batuan sedimen berlapis.

            6.         Pola Pengaliran Annular

Rangkaian bentuknya menyerupai pola pengaliran radial atau merupakan variasi dari pola pengaliran trellis. Sungai – sungai besar yang mengalir keluar adalah sungai konsekuen, sungai-sungai menengah yang melengkung adalah sungai subsekuen dan sungai - sungai kecil bisa resekuen atau obsekuen.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Sungai – sungai kecil umumnya dikontrol oleh kekar.

b.    Umumnya berkembang pada daerah berstruktur kubah atau cekungan yang yang terdiri dari lapisan batuan yang heterogen dan telah tererosi lanjut.

7.        Pola Pengaliran Multibasinal

Pola ini digunakan untuk semua bentuk depresi yang belum diketahui genesanya secara pasti. Pendekatan untuk pola ini dapat dilakukan dengan mengamati :

1.    Adanya depresi seperti bentuk lubang – lubang yang sempit, melingkar, bentuk kolam yang memanjang, luas, dalam atau tidak teratur.

2.    Beberapa depresi yang memanjang secara garis lurus.

3.    Aliran – aliran yang tersebar dan kadang menghilang lalu muncul kembali seperti pada daerah karst.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Umumnya terdapat pada daerah yang mengalami erosi dan pengendapan glacial atau eolian/angina.

b.    Pada daerah dengan batuan yang mudah mengalami proses pelarutan seperti batugamping, permafrost, dan daerah dengan gerakan massa aktif atau di daerah vulkanik aktif.

8.        Pola Pengaliran Concorted

Dibedakan dari recurved trellis pada polanya yang kurang teratur, punggungan dan lembah tidak menerus, dan umumnya pada daerah yang tidak luas. Arah aliran sungai utama membalik dan merupakan sungai subsekuen.

Makna geologinya mencerminkan :

a.    Aliran sungai dikontrol oleh struktur geologi, umumnya daerah  tersebut dalam keadaan labil, tektonik aktif, dan materialnya biasanya batupasir.

b.    Arah aliran yang membalik terjadi bilamana struktur geologi di daerah tersebut terjadi setelah sungai itu ada.


Page 2