Siapakah yang mengusulkan untuk membukukan Alquran kepada khalifah Abu Bakar As Siddiq dan apakah alasannya?

Siapakah yang mengusulkan untuk membukukan Alquran kepada khalifah Abu Bakar As Siddiq dan apakah alasannya?

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pak, saya penasaran dengan sejarah pembukuan Al Quran ini. Yang saya tanyakan siapakah sahabat Nabi yang mengusulkan pembukuan Al-Quran. Saya menganggap ide tersebut sangat cerdas dan brilian. Apa jadinya bila seandainya hal itu tidak terjadi. Saya ingin meningkatkan pengetahuan tentang agama Islam. Terima kasih atas jawabannya

Jawab :

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Keinginan Anda untuk memperdalam ilmu agama Islam sangatlah bagus. Insya Allah, niat tersebut sudah tercatat sebagai sebuah amal kebaikan di sisi-Nya. Tidak sekedar hanya niat saja. Langkah selanjutnya perlu direalisasikan dalam sebuah amal atau tindakan. Ada ilmu faraidh , ilmu tajwid , ilmu fikih , ilmu akidah, dan lain-lain. Berkaitan dengan pertanyaan Anda tentang siapa sahabat nabi Muhammad Saw. yang mengusulkan untuk melakukan pembukuan Al-Quran, sebaiknya kita lihat sejarahnya terlebih dahulu. Meskipun kita singkat saja. 

Pada era zaman Rasulullah Saw., tulisan al-Quran masih belum terhimpun menjadi satu. Tulisannya terserak serak dimana-mana. Tulisan Al-Quran ada yang tercatat di pelepah kurma, bebatuan, kulit hewan, tulang belulang, dan juga terekam dalam ingatan para sahabat yang menghafalnya. Kala itu memang belum dikenal istilah pembukuan. Kertas saja masih belum ada.

Tatkala Rasulullah Saw. wafat, selanjutnya Sahabat Abu Bakar Ash-shidiq ra. menjadi khalifah pertama. Pada zaman pemerintahan Abu Bakar ra. ini muncullah nabi palsu Musailamah al kadzab yang membuat keonaran dan membangkang. Maka Abu Bakar ra. segera mengambil tindakan tegas terhadap nabi palsu dan pengikutnya tersebut. Terjadilah perang Yamamah antara kaum muslimin dengan pengikut nabi palsu tersebut. Ahirnya mereka dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin. Peristiwa tersebut mengakibatkan banyak sahabat penghafal Al-Quran yang gugur. Mengetahui hal itu, sahabat Umar bin Khattab ra. mengusulkan kepada Abu Bakar ra. untuk melakukan pembukuan Al-Quran.

Nah, dari sini kita tahu bahwa sahabat Umar ra. lah yang mengusulkannya. Memang beliau orang yang cerdas lagi brilian. Meneruskan sejarah pembukuan Al-Quran, Abu Bakar ra. lalu memerintahkan Zaid bin Tsabit ra. untuk menelusuri dan mengumpulkan al-Quran dari pelepah korma, lembaran kulit. Tentu saja termasuk dari hafalan para sahabat. Untuk mensukseskan pekerjaan tersebut, dibentuklah semacam panitia yang terdiri dari : Zaid bin Tsabit, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Ubay bin Ka’ab. Hingga selesailah tugas tersebut. Wallahu 'alam.

Baca juga : Doa selamat dunia akhirat.

Tags :

Abu Bakar sempat menolak pembukuan Alquran karena suatu alasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Agenda besar umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat adalah kodifikasi Alquran.

Yaitu mengumpulkan Alquran yang berserakan di beberapa media seperti kulit, batu, tulang, pelepah kurmak dan juga hafalan para sahabat. Umar bin Khattab yang pertama mengajukan proposal proyek ini kepada Khalifah Abu Abu Bakar dan sempat ditolak.

Ustadz Ahmad Sarwat, Lc MA dalam bukunya "Sejarah Alquran" mengatakan usulan itu ditolak mentah-mentah Abu Bakar karena tak ada perintah dari Nabi Muhammad semasa hidupnya. 

Karena selama itu para sahabat tidak pernah mengerjakan tanpa ada persetujuan Rasulullah. "Alasannya sangat masuk akal, yaitu  bahwa Nabi SAW tidak pernah memerintahkan, juga tidak pernah mencontohkan, bahkan juga sama sekali tidak pernah mengisyaratkan," kata Ustadz Ahmad. 

Penolakan itu sangat maklum sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengerjakan suatu amalan. Karena para sahabat selalu meminta pendapat Nabi Muhammad ketika mengerjakan sesuatu. Proyek ini tak bisa dimintakan pendapat karena aginda Rasulullah SAW sudah tidak ada.  

Namun meski ditolak akhirnya Abu Bakar menerima usulan mengumpulkan Alquran untuk dijadikan sebuah mushaf. Lalu berapa tahun pengerjaan proyek kodifikasi Alquran itu?  

Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan, proyek pengumpulan Alquran sampai menjadi mushaf tidak lama. Para sahabat hanya menghabiskan waktu dua tahun mengerjakan proyek itu. "Pengerjaan proyek itu selesai cukup singkat, hanya dua tahun saja sudah selesai," katanya.

Selesainya proyek itu bersamaan dengan wafatnya Abu Bakar dua tahun setelah beliau jadi khalifah Karena memang bukan menyalin ulang, sekadar menyusun puzzle yang gambar imaginernya sudah ada di dalam kepala para sahabat.  

Bahkan secara teknis tiap hari mereka  baca ulang secara rutin. Setiap khatam mereka ulangi lagi dari awal dan begitu berulang-ulang. Ketika Abu Bakar wafat, bundelan mushaf berjumlah 114 surat itu diserahkan kepada Umar bin Khattab.  

Lalu disimpan putri Umar, Hafshah, yang juga berstatus ibunda mukminin, karena beliau adalah salah satu dari istri-istri Nabi SAW. 

Selama 10 tahun mushaf itu tersimpan, tidak mengalami proses yang berarti, sekadar disimpan saja sebagai dokumen penting, hingga datang masa kepemimpinan Utsman bin Affan RA. "Sampai di sini, secara fisik mushaf Alquran masih belum berwujud buku seperti yang kita kenal sekarang," katanya.  

Ustadz Ahmad memastikan bahwa pengumpulan Alquran yang dimaksud sebenarnya bukan mengarang Alquran, sebab Alquran sudah dihafal beribu sahabat semenjak masih bersama Nabi SAW. Juga bukan bagaimana menuliskan Alquran sebab Alquran pun sudah ditulis di masa kenabian, bahkan ada 43 penulis wahyu yang selalu menuliskan setiap wahyu yang turun.  

Lalu apa spesifikasi dan detail dari proyek pengumpulan Alquran di masa Abu Bakar ini? Singkatnya adalah bagaimana mengumpulkan catatan-catatan tertulis Alquran yang diurutkan sebagaimana urutan aslinya di Lauhil Mahfudz sana, yang mana sudah turun ke langit dunia sebelumnya dengan urutan itu, namun ketika proses diturunkan ke muka bumi atau kepada Nabi Muhammad SAW, ternyata penurunannya dilakukan sepotong- sepotong dan secara acak. 

"Spesifiknya adalah bagaimana mengumpulkan ribuan keping puzzle yang berserakan itu agar menjadi sebuah proyeksi gambar yang nyata," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

KOMPAS.com - Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar petunjuk kehidupan.

Ketika wahyu Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad, sahabat Nabi masih banyak yang tidak bisa membaca dan menulis.

Oleh karena itu, pada awalnya, ayat-ayat Al Quran umumnya hanya dihafal saja oleh para sahabat Nabi.

Lantas, kapan penulisan Al Quran dan pengumpulannya dimulai hingga akhirnya menjadi kitab seperti yang digunakan pedoman oleh umat Islam saat ini?

Baca juga: Perang Yamamah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Nabi Palsu

Penulisan Al Quran era Nabi Muhammad

Ketika Nabi Muhammad masih hidup, beberapa sahabat yang pandai membaca dan menulis ditugaskan untuk mencatat setiap Al Quran yang turun.

Salah satu sahabat yang bertugas sebagai penulis Al Quran adalah Zaid bin Tsabit.

Ketika itu, di Mekkah dan Madinah belum mengenal kertas, sehingga ayat Al Quran ditulis di pelepah kurma, tulang-tulang, dan kulit hewan.

Saat itu, Al Quran yang ditulis di berbagai media belum disatukan atau dibukukan, karena masih ada ayat yang belum diturunkan.

Baca juga: Sejarah Turunnya Al Quran

Pembukuan Al Quran era Khalifah Abu Bakar

Setelah Nabi Muhammad wafat pada 632, muncul kekhawatiran akan punahnya Al Quran di benak Umar bin Khattab.

Hal ini disebabkan banyak para penghafal Al Quran yang gugur saat berperang melawan kemurtadan dan nabi palsu.

Oleh karena itu, Umar bin Khattab kemudian mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al Quran.

Mendengar usulan Umar bin Khattab, pembukuan Al Quran pun dimulai pada masa Khalifah Abu Bakar.

Khalifah Abu Bakar kemudian melakukan kodifikasi atau pengumpulan naskah-naskah Al Quran.

Kodifikasi Al Quran era ini ditandai dengan penyusunan Al Quran dalam suatu naskah yang rapi dan berurutan.

Baca juga: Perang Riddah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Kaum Murtad

Pembukuan Al Quran era Khalifah Utsman bin Affan

Selain Abu Bakar, sahabat Nabi yang membukukan Al Quran adalah Khalifah Utsman bin Affan.

Alasan dibukukannya Al Quran pada masa ini adalah semaki luasnya wilayah Islam dan semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi Muslim.

Terlebih lagi, saat itu ada banyak versi Al Quran yang beredar dengan bacaan dan model penulisan yang berbeda.

Mereka yang telah memeluk Islam dan ingin memelajari Al Quran, yang menjadi sumber ajaran agamanya, pun menjadi bingung.

Oleh karena itu, Khalifah Utsman bin Affan kemudian mengambil kebijakan baru untuk menyamakan bentuk penulisan Al Quran.

Khalifah Utsman bin Affan membentuk tim yang membukukan Al Quran, yang beranggotakan Zaid bin Tsabit, Said bin Al-As, dan Abdurrahman bin Al-Harits.

Baca juga: Musailamah al-Kadzab, Nabi Palsu yang Menjiplak Al Quran

Proses kodifikasi era Khalifah Utsman bin Affan melahirkan suatu ilmu Al Quran yang dikenal dengan Ilmu Rasm Al Quran atau Ilmu Rasmi Al-Usmani.

Ilmu Rasm Al Quran atau Ilmu Rasmi Al-Usmani ini kemudian menjadi salah satu kajian dalam ulumul Quran.

Pembukuan Al Quran akhirnya selesai, yang mana salinan mushaf asli Al Quran di masa Khalifah Utsman bin Affan terkenal dengan nama Mushaf Utsmani.

Sementara versi lain yang beredar sebelum terbit Al Quran Mushaf Utsmani dibakar oleh Khalifah Utsman bin Affan.

Hal ini dilakukan supaya tidak ada perbedaan bacaan dan tulisan dalam Al Quran yang membingungkan umat Islam.

Hingga saat ini, Al Quran yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al Quran dengan Mushaf Utsmani.

Referensi:

  • Yusuf, Kadar M. (2021). Studi Al Quran. Jakarta: AMZAH.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.