Siapakah yang mengabadikan nama Tjilik menjadi nama bandara

Jurnal Toddoppuli

Cerita Untuk Andriani S. Kusni & Anak-Anakku

«  Pahlawan dibunuh dua kali », demikian sejarawan dan Indonesianis Perancis DR. Jacques Leclerc almarhum, dalam tulisannya tentang Amir Sjarifudin, Mantan Perdana Menteri semasa Republik Indonesia masih dirongong oleh Belanda. PM Amir dalam Peristiwa Madiun tahun 1948 bersama sejumlah temannya atas perintah Jenderal Gatot Soebroto, telah ditembak mati di Desa Ngalian. Setelah dihukum mati, segala jasa Amir dicoret dari sejarah. Pencoretan inilah yang  oleh Jacques Leclerc dinamakan pembunuhan pahlawan yang kedua kali. Nasib serupa juga pernah dialami oleh Tan Malaka yang sekarang diangkat sebagai pahlawan nasional. Dari kenyataan ini kita melihat betapa “wolak-waliké zaman” (terbolak-baliknya zaman) kjika menggunakan istilah orang Jawa. “Wolak-waliké zaman” ini lebih gamblang lagi di dunia politik sehingga membuat orang mengambil kesimpulan bahwa sejarah tidak lain dari sejarah mereka yang berkuasa. Pandangan terhadap sejarah begini oleh Prof. Dr. Arkoun dari Universitas Sorbonne Paris disebut “sejarah politik”, bukan sejarah ilmiah. Yang mendominasi Indonesia sampai hari ini masih saja sejarah politik, walaupun ada upaya dari sekelompok sejarawan untuk menulis sejarah ilmiah. Tapi usaha ini menghadapi rintangan tidak kecil.  Buku John Rossa tentang peristiwa Tragedi September 1965 misalnya dilarang oleh Kejagung, bersamaan waktunya dengan buku dua anak muda NU yang menulis buku hasil penelitian bertahun-tahun berjudul “Lekra Tidak Membakar Buku”. Sejarah politik tidak segan memutar-balik kenyataan disamping menghitamkan sejarah. Sejarah memang suatu medan pertarungan sengit antara berbagai kepentingan. Dalam pertarungan sengit ini tidak sedikit sejarawan dan cendekiawan yang oleh ahli filsafat dari Universitas Semarang Saiful Rohman sebagai “cendekiawan pelacur”. Karena itu tidak heran pula jika pahlawan berkali-kali dibunuh. Bukan hanya dibunuh dua kali, tapi berkali-kali. Tidak heran pula jika di Taman Pahlawan, koruptor, pembunuh rakyat pun juga dimakamkan di situ sebagai pahlawan. Oleh sebab itu Jendral A.M.Hanafi sebelum meninggal berpesan agar ia tidak dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata.  Pembunuhan pahlawan yang berkali-kali tidak lain pembunuhan nilai kepahlawanan. Selain itu menunjukkan relativitas isi kepahlawanan di mata politisi dan pengelola kekuasaan. Nilai kepahlawan itu tidak berobah hanya di mata rakyat sekalipun ketika posisi mereka lemah di hadapan negara, mereka menjadi mayoritas diam (silent majority).

Beberapa hari terakhir ini, media massa cetak dipenuhi dengan berita penggantian nama Jalan Adonis Samad menjadi Jalan Ir. Soekarno. Siapa Adonis Samad? Beliau adalah pejuang kemedekaan dari RI 1001 Divisi IV ALRI, satu angkatan dengan Tjilik Riwut, Kapten Mulyono, Iskandar , mantan gubernur R.Sylvanus, dan  anggota MN 1001 yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan tegaknya kekuasaan RI di Kalimantan. Atas jasa-jasa Letda Adonis Samad kepada bangsa dan negara, pada tahun 1961 oleh Presiden RI Bung  Karno, beliau dianugerahi Bintang Gerilya Pejuang Kemerdekaan RI. Sejak berdirinya Palangka Raya,, untuk menghormati jasa-jasa dan mengabadikan nama  pahlawan kemerdekaan, maka jalan yang menuju ke bandara Tjilik Riwut (dulu bernama Bandara Panarung),   diberi nama Jalan Adonis Samad. Pada pertengahan 2009 Distako (Dinas Tata Kota) mengubah nama jalan menuju banda dari Jalan Adonis Samad menjadi Jalan Ir Soekarno. Kepala Seksi Penataan Kota Dinas Tata Kota, Bangunan Pertamanan Kota Palangka Raya Yanekson,ST, MSi mengatakan bahwa perubahan nama ini berdasarkan Surat Keputusan (SK)   Pemerintah Kota. Perubahan nama juga, menurut  Yanekson “sudah atas izin dari keluarga besar Adonis Samad yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan pemerintah (lihat: Kalteng Pos, 21 Febuari 2010). Pernyataan Yanekson ini dibantah keras oleh Kasuma Adonis Samad, putera kelima Letda Adonis Samad, yang baru mengetahui tentang perubahan nama jalan tersebut dari berita-berita. “Saya merupakan keturunan mangsung Adonis Samad tak pernah memberikan izin. Tidak ada konfirmasi dengan kali keluarga almarhum”, ujar Kasuma. “Kami tidak gila hormat , tapi hargai jasa beliau sebagai pejuang kemerdekaan RI 1002 Divisi IV ALRI”, tambah Kasuma yang mengatakan bahwa rumahnya dengan Yanekson pun terletak tidak berjauhan. Apakah ada dusta di sini? Siapakah yang berdusta? Pertanyaan ini saya ajukan karena dalam dunia politik Indonesia dusta itu berkuasa. Dusta itu salah satu alat pengelola kuasa.

Mengapa dilakukan perubahan nama jalan? Tentang hal ini Yanekson menjelaskan bahwa “perubahan nama dari jalan itu bertujuan untuk memberi penghormatan dan penghormatan kepada Ir. Soekarno sebagai peletak batu pertama pembangunan Kota Palangka Raya”.( Kalteng Pos, 21 Febuari 2010). Artinya tindakan “meletakkan batu pertama pembangunan kota” jauh lebih tinggi nilainya daripada perjuangan seseorang dengan mengadaikan nyawa demi kemerdekaan bangsa. Demikian alur pikiran yang mendasari alasan perubahan nama jalan.  Sejalan dengan alur pikiran demikian maka jasa-jasa seorang pahlawan menjadi tidak bermakna untuk diingat dan dihormati. Maka terjadilah perubahan nama yang tidak lain dari pembunuhan kembali pahlawan. Terjadi hal yang menyedihkan dan memalukan bahwa bumi Tambun Bungai yang justru pahlawan Dayak  dilakukan pembunuhan pahlawan dan pelecehan pahlawan. Dari segi budaya Dayak sikap ini membelakangi nilai-nilai Utus Panarung, mencampakkan nilai yang dijunjung Sjarikat  Dajak tahun 1914, membuang nilai-nilai yang diperjuangkan angkatan pendahulu. Kalteng menjadi kuburan pahlawan yang dibunuh berkali-kali. Pembunuhan kembali adalah satu soal besar. Tapi disamping itu barangkali perlu diteliti dan diusut, kemudian dijelaskan kepada publik  bagaimana  sejarah dan runtutan terjadinya perubahan nama jalan ini sampai-sampai DPRpun tidak tahu (Kalteng Pos, 21 Februari 2010). Artinya ada masalah procedural juga. Menelusuri jalan kejadian diperlukan agar publik memahami asal-muasal kejadian dan siapa penanggungjawab sesungguhnya. Mengapa sampai terjadi?  Bagaimana sampai terjadi Walikota menandatangani SK yang berhakekatkan pembunuhan pahlawan dan tidak prosedural? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul karena dibalik gejala yaitu perubahan nama jalan, saya mendengar cerita-cerita dari berbagai sumber. Saya kira, melakukan suatu kesalahan adalah hal yang jamak. Maka mengoreksi kesalahan menjadi suatu tindak dan sikap mulia,bahkan hak asal mau mengoreksinya. Sedangkan menyembunyikan kebenaran dan kenyataan di balik dusta bukanlah kemuliaan seorang pimpinan. Dampak negatif perubahan nama jalan ini bagi masyarakat sudah banyak diutarakan, demikian juga jalan keluarnya. Sisi lain yang berarti dari kasus jalan Adonis Samad ini adalah ia menunjukkan peran pengawasan masyarakat terhadap pengelola kekuasaan untuk terwujudnya good governance, disamping arti perlunya warganegara sadar akan makna menjadi warganegara Republik dan Indonesia.***

Palangka Raya, Febuari 2010

KUSNI SULANG

Bandar Udara Tjilik Riwut (atau biasanya dikata Bandar Udara Panarung) adalah suatu bandara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia dengan kode IATA: PKY dan kode ICAO: WAOP. Nama bandara ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama, Tjilik Riwut. Bandara ini adalah Bandara Terbesar di Kalimantan Tengah. Bandara ini juga Adalah Embarkasi Yang akan menjadi Jemaah Haji Kalimantan Tengah. Dan sekarang Bandar Udara Tjilik Riwut masih dalam pembangunan Hangar Lion Cairan dan Sekolah Penerbangan Lion Cairan yang dikelola oleh Lion Air. Tahun depan landasan pacu di bandar udara ini akan di perpanjang menjadi 7.300 kali 45 ms (23,950 × 148 kaki) untuk maskapai & Firefly permukaan Beton.

Daftar pokok

  • 1 Maskapai
  • 2 Tragedi/kecelakaan
  • 3 Pustaka
  • 4 Tautan

Maskapai

Siapakah yang mengabadikan nama Tjilik menjadi nama bandara

Bandara udara Tjilik Riwut.

 
MaskapaiTujuan
Garuda IndonesiaJakarta-Soekarno Hatta
Lion CairanJakarta-Soekarno Hatta, Surabaya
AviastarBuntok, Pangkalan Bun, Muara Teweh

Tragedi/kecelakaan

  • 29 Agustus 2011: Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 500 dengan nomor penerbangan GA 551 gagal melaksanakan penerbangan dari Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah menuju Jakarta dikarenakan merasakan gangguan udara pada kabin pesawat.Gangguan udara pada kabin pesawat itu baru diketahui saat pesawat yang ditumpangi 96 orang itu sudah bebas landas dari Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, pukul 08.04 WIB. Setelah berada di udara kurang semakin 10 menit pilot memutuskan kembali ke Bandar Udara Tjilik Riwut dengan gagasan gangguan teknis.
  • 22 April 2012: Garuda Indonesia Boeing 737 800NG Dengan No. penerbangan GA 550 Menabrak Burung Elang saat Akan Mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Tidak benar korban Jiwa dalam Insiden ini, Namun Moncong Pesawat yang tertabrak Elang itu Rusak. Dan penerbangan ke Jakarta tertunda, dan Penumpang tujuan Jakarta Diberangkatkan Pukul 20.00 Wib, Dengan Pesawat Pengganti Dari Jakarta.
  • 22 September 2012: Lion Cairan Boeing 737 900ER yang di Carter oleh rombongan kontingen Kalteng pada PON XVIII sempat gagal mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya, Sabtu (22/9) pukul 00.15 dinihari. Kejadian ini terjadi saat pesawat sudah menyentuh landasan, namun Pesawat kembali terbang dan Berputar-putar di udara selama 45 Menit, dan kesudahan pesawat kembali mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Insiden ini terjadi sebab ini Pesawat Carteran dan Pilot Belum pernah Mendarat di Palangka Raya bahkan Malam Hari.

Pustaka

Tautan

  • (Inggris) World Aero Data

edunitas.com


Page 2

Tags (tagged): unkris, bandar udara, tjilik riwut, dari nama gubernur, kalimantan tengah, pertama, tjilik, lion air, jakarta soekarno, hatta, surabaya aviastar buntok, alasan gangguan, teknis, 30 september 2011, garuda indonesia, tertunda, penumpang tujuan jakarta, diberangkatkan pukul, pusat, ilmu pengetahuan malam, hari referensi, pranala, inggris world aero, data bandar, bandar, udara tjilik riwut, pusat ilmu, pengetahuan, bandar udara tjilik


Page 3

Tags (tagged): unkris, bandar udara, tjilik riwut, dari nama gubernur, kalimantan tengah, pertama, tjilik, lion air, jakarta soekarno, hatta, surabaya aviastar buntok, alasan gangguan, teknis, 30 september 2011, garuda indonesia, tertunda, penumpang tujuan jakarta, diberangkatkan pukul, center, of studies malam, hari referensi, pranala, inggris world aero, data bandar, bandar, udara tjilik riwut, center of, studies, bandar udara tjilik


Page 4

Bandar Udara Tumbang Samba adalah bandar udara yang terletak di Tumbang Samba, Katingan, Kalimantan Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 900. Jarak dari pusat kota sekitar 4 km. maskapai yang menerbangi tumbang samba adalah AVIASTAR dengan memakai pesawat berjenis DHC-6 Twin Otter, dengan frekuensi terbang 2X 1 hari pertama...

Masa Hadapan

Terminal Baru akan selesai pada penghabisan Agustus 2014/awal 2015 Bandar Udara Tumbang Samba nama menjadi Bandar Udara Internasional Basuki Rahmat, landas pacu dilebarkan menjadi 4.300 kali 48 ms (14,108 × 157 kaki) maskapai Citilink, Nam Cairan (tujuan Cikarang, Matak, Sungaipenuh), Batik Cairan, MASwings, Timor Cairan & Cairan Niugini akan mendarat pesawat berbadan lebar.


edunitas.com


Page 5

Bandar Udara Tumbang Samba adalah bandar udara yang terletak di Tumbang Samba, Katingan, Kalimantan Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 900. Jarak dari pusat kota sekitar 4 km. maskapai yang menerbangi tumbang samba adalah AVIASTAR dengan memakai pesawat berjenis DHC-6 Twin Otter, dengan frekuensi terbang 2X 1 hari pertama...

Masa Hadapan

Terminal Baru akan selesai pada penghabisan Agustus 2014/awal 2015 Bandar Udara Tumbang Samba nama menjadi Bandar Udara Internasional Basuki Rahmat, landas pacu dilebarkan menjadi 4.300 kali 48 ms (14,108 × 157 kaki) maskapai Citilink, Nam Cairan (tujuan Cikarang, Matak, Sungaipenuh), Batik Cairan, MASwings, Timor Cairan & Cairan Niugini akan mendarat pesawat berbadan lebar.


edunitas.com


Page 6

Bandar Udara Tumbang Samba adalah bandar udara yang terletak di Tumbang Samba, Katingan, Kalimantan Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 900. Jarak dari pusat kota sekitar 4 km. maskapai yang menerbangi tumbang samba adalah AVIASTAR dengan memakai pesawat berjenis DHC-6 Twin Otter, dengan frekuensi terbang 2X 1 hari pertama...

Masa Hadapan

Terminal Baru akan selesai pada penghabisan Agustus 2014/awal 2015 Bandar Udara Tumbang Samba nama menjadi Bandar Udara Internasional Basuki Rahmat, landas pacu dilebarkan menjadi 4.300 kali 48 ms (14,108 × 157 kaki) maskapai Citilink, Nam Cairan (tujuan Cikarang, Matak, Sungaipenuh), Batik Cairan, MASwings, Timor Cairan & Cairan Niugini akan mendarat pesawat berbadan lebar.


edunitas.com


Page 7

Bandar Udara Tumbang Samba adalah bandar udara yang terletak di Tumbang Samba, Katingan, Kalimantan Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 900. Jarak dari pusat kota sekitar 4 km. maskapai yang menerbangi tumbang samba adalah AVIASTAR dengan memakai pesawat berjenis DHC-6 Twin Otter, dengan frekuensi terbang 2X 1 hari pertama...

Masa Hadapan

Terminal Baru akan selesai pada penghabisan Agustus 2014/awal 2015 Bandar Udara Tumbang Samba nama menjadi Bandar Udara Internasional Basuki Rahmat, landas pacu dilebarkan menjadi 4.300 kali 48 ms (14,108 × 157 kaki) maskapai Citilink, Nam Cairan (tujuan Cikarang, Matak, Sungaipenuh), Batik Cairan, MASwings, Timor Cairan & Cairan Niugini akan mendarat pesawat berbadan lebar.


edunitas.com


Page 8


Page 9


Page 10


Page 11


Page 12

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, lebar 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service sebagai mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar kala mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah kala melaksanakan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 kala setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 kala setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Kala melaksanakan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan sebagai menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir kala mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang penduduk yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan yang belakang sekali suatu peristiwa terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah penduduk di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Pustaka

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Sebagai Semua

Tautan luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 13

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat memperagakan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat memperagakan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 km dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di tidak jauh pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di tidak jauh bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Referensi

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 14

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat memperagakan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat memperagakan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 km dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di tidak jauh pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di tidak jauh bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Referensi

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 15

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, lebar 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service sebagai mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar kala mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah kala melaksanakan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 kala setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 kala setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Kala melaksanakan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan sebagai menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir kala mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang penduduk yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan yang belakang sekali suatu peristiwa terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah penduduk di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Pustaka

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Sebagai Semua

Tautan luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 16

Tags (tagged): bandar, udara waghete, pusat, ilmu pengetahuan, unkris, udara terletak, distrik, tigi kabupaten deiyai, gewayantaya meter, menjadi, 10 28 berukuran, 2 3, kali, 42, taksi pranala, luar indonesia, direktorat, jenderal, papua nama, ditebalkan bandar, udara, internasional, pusat ilmu, pengetahuan udara, indonesia, kategori tersembunyi rintisan, bertopik bandar, waghete, bandar udara


Page 17

Tags (tagged): bandar, udara waghete, pusat, ilmu pengetahuan, unkris, wet icao, wabg, ikhtisar jenis bandara, sipil milliter, 150, aspal bandar udara, waghete bandar, udara, gewayantaya meter menjadi, 10 28, berukuran, 2 3 kali, 42 ms, perhubungan, udara bandar udara, indonesia jawa, sumatra, pusat ilmu pengetahuan, mengeluarkan visa, on, arrival voa facility, kategori bandar


Page 18

Tags (tagged): bandar, udara waghete, center, of studies, unkris, wet icao, wabg, ikhtisar jenis bandara, sipil milliter, 150, aspal bandar udara, waghete bandar, udara, gewayantaya meter menjadi, 10 28, berukuran, 2 3 kali, 42 ms, perhubungan, udara bandar udara, indonesia jawa, sumatra, center of studies, mengeluarkan visa, on, arrival voa facility, kategori bandar


Page 19

Tags (tagged): bandar, udara waghete, center, of studies, unkris, udara terletak, distrik, tigi kabupaten deiyai, gewayantaya meter, menjadi, 10 28 berukuran, 2 3, kali, 42, taksi pranala, luar indonesia, direktorat, jenderal, papua nama, ditebalkan bandar, udara, internasional, center of, studies udara, indonesia, kategori tersembunyi rintisan, bertopik bandar, waghete, bandar udara


Page 20

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat memainkan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat memainkan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 km dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Referensi

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 21

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat melakukan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat melakukan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Pustaka

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 22

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat melakukan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat melakukan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Pustaka

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 23

Bandar Udara Wamena adalah bandar udara yang terletak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.825 m x 30 m sehingga menjadi 1.937 kali 45 ms (6,355 × 148 kaki) permukaan Beton, luas 45 meter mulai 30 Juli 2014.

Peristiwa penting

Tanggal 21 April 2002, hari Minggu, sekitar pukul 09.13 WIT, pesawat Es Nop milik maskapai penerbangan Rusia Antonov yang dicarter Maskapai Penerbangan PT Trigana Air Service untuk mengangkut kebutuhan pokok ke Wamena, Papua, terbakar saat mendarat di Bandar Udara Wamena. Tak ada korban jiwa.[1]

Tanggal 19 April 2007, hari Kamis, sekitar pukul 0.00 WIT, pesawat Trigana Air Fokker 27 salah satu bannya pecah saat memainkan pendaratan Bandar Udara Wamena, Papua. Tak ada korban yang jatuh.

Tanggal 6 Maret 2008, hari Kamis, sekitar pukul 07.00 WIT. Pesawat jenis Transal C 160 terbang dari Bandar Udara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.15 saat setempat dan dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena pukul 06.59 saat setempat, pesawat membawa lima ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan lima ton avtur. Saat memainkan pendaratan mulus, tapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. Keenam orang awak, terdiri pilot Capt Jarot, Copilot Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito, sempat keluar pesawat sebelum api membesar dengan cepat. Dua mobil pemadam kebakaran milik Bandara setempat yang dikerahkan untuk menjinakkan api tak bisa berbuat banyak. Badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing. Tak ada korban dalam peristiwa ini.

Tanggal 09 April 2009, hari Kamis, sekitar pukul 06.00 WIT. Pesawat terbang Avia Star jenis BAE 146 seri 300 kode pesawat PK-BRD yang terbang dari Bandara Sentani, Jayapura direncanakan mendarat di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya sekitar pukul 07.00, jatuh di puncak Gunung Pike sekitar 15 km dari Bandar Udara Wamena. Sebanyak 6 orang kru pesawat meninggal ditempat kejadian. Keenam korban adalah Kapten Pilot Sigit Triwahyono, Ko-Pilot M.Lukmas Yusuf, Teknisi Nesudin Rahmat, juru muat Nikmatur Rahman, pramugari Ida Handayani dan Asmarani.

Tanggal 11 Mei 2009, hari Senin sekitar pukul 14.00 WITA. Pesawat TNI-AU jenis Hercules dengan nomor lambung A 1302 yang terbang dari Biak menuju Wamena tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Wamena, Papua. Seorang warga yang terletak di dekat pagar bandara mengalami patah lengan dampak terserempet roda pesawat yang terpental. Roda yang lain merusak dinding rumah warga di dekat bandara. Tak ada korban dari penumpang pesawat.

Pada 8 Mei 2013, pesawat kargo Maskapai Nusantara Air Charter (NAC) dilalap api di Bandara Wamena, siang hari sekitar pukul 11.45 WIT. Menurut kepolisian, pesawat ini terbakar karena terkena percikan api yang meledakan drum bahan bakar minyak yang sudah diturunkan dari pesawat.[2]

Referensi

  1. ^ www.gatra.com
  2. ^ Papua Untuk Semua

Pranala luar

  • (Indonesia) Dirjen Perhubungan Udara

edunitas.com


Page 24

Tags (tagged): bandar, udara waghete, pusat, ilmu pengetahuan, unkris, udara terletak, distrik, tigi kabupaten deiyai, gewayantaya meter, menjadi, 10 28 berukuran, 2 3, kali, 42, taksi pranala, luar indonesia, direktorat, jenderal, papua nama, ditebalkan bandar, udara, internasional, pusat ilmu, pengetahuan udara, indonesia, kategori tersembunyi rintisan, bertopik bandar, waghete, bandar udara


Page 25

Tags (tagged): bandar, udara waghete, pusat, ilmu pengetahuan, unkris, wet icao, wabg, ikhtisar jenis bandara, sipil milliter, 150, aspal bandar udara, waghete bandar, udara, gewayantaya meter menjadi, 10 28, berukuran, 2 3 kali, 42 ms, perhubungan, udara bandar udara, indonesia jawa, sumatra, pusat ilmu pengetahuan, mengeluarkan visa, on, arrival voa facility, kategori bandar


Page 26

Tags (tagged): bandar, udara waghete, center, of studies, unkris, wet icao, wabg, ikhtisar jenis bandara, sipil milliter, 150, aspal bandar udara, waghete bandar, udara, gewayantaya meter menjadi, 10 28, berukuran, 2 3 kali, 42 ms, perhubungan, udara bandar udara, indonesia jawa, sumatra, center of studies, mengeluarkan visa, on, arrival voa facility, kategori bandar