Siapakah makhluk yang diciptakan dengan sempurna?

Manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna, dibanding mahluk Allah yang lainya. Memang dari sekian ribu ciptaan Allah yang ada, manusia-lah ciptaanNya yang paling sempurna, karena manusia diberikan oleh Allah segala komponen yang tidak dimiliki oleh ciptaan yang lainnya. Manusia mengemban amanah yang berat karena kesiapannya untuk menjadi seorang manusia. Kesempurnaan ciptaanmanusia Allah abadikan dalam firmannya, yakni dalam QS. Attin ayat 4 :

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya:

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Yang membedakan manusia dengan mahluk yang lainnya

Namun yang paling dapat membdakan manusia dengan mahluk lainnya yaitu manusia diberikan akal fikiran. Dengan karunia akal dan fikiran yang Allah swt berikan kepada manusia, manusia dapat berfikir dan dapat membedakan mana yang baik dengan yang buruk baik itu untuk dirinya, maupun baik buruk dari segi aturan syariat.

Namun dalam hal ini, kita tidak boleh salah mengartikannya, karena maksud dari kata makhluk paling sempurna disini, bukan dengan artian manusia mahluk paling benar dan paling suci. Justru karena sempurna bagi manusia artinyalengkaplah sudah segala karakter, sifat, sikap dan tindakan manusia bisa apapun itu. Sempurna kejahatannya sampai sempurna kebaikannya. Itulah kita manusia sehingga menjadi sempurna karena segala hal telah disertakan pada diri kita dalam penciptaan_Nya.

Manusia meurpakan mahluk paling kumplit dan komplek

Allah berikan manusia akal dan nafsu, setiap hari sejak bangun tidur sampai tidur kembali terjadi pergolakan perjuangan antara bisikan akal dan nafsu. Terkadang akal menang dengan menuruti segala perintah dan larangan Allah swt, maka pada saat itu ada pada posisi yang mulia, yang mungkin bisa saja lebih mulia dari malaikat.

Karena jika malaikat hanya diberikan akal saja tidak diberikan nafsu (syahwat), maka pantaslah malaikat tidak pernah melakukan dosa, pantaslah malaikat jika terus beribadah kepada Allah swt, karena Allah swt hilangkan syahwatnya, jadi tidak ada kemauan dalam dirinya selain hanya beribadah dan menuruti perintah Allah swt.

Namaun terkadang nafsu yang menang, yang mana dalam hal ini membuat turun kemulian kita dihadapan Allah swt, dan bisa saja derajat kita sama kayak binatang, bahkan lebih rendah dari binatang, dan lebih buas dari pada binatang.

Kenapa manusia bisa rendah dari pada binatang ?

karena jikalau binatang hanya diberikan nafsu saja oleh Allah swt, maka pantaslah ia tidak pernah malu dan tak pernah merasa bersalah jikalau melakukan hal-hal yang tak senonoh dari segi norma manusia. Dan tindakannyapun tidak akan Allah pertanggung jawabkan kelak di akhirat.

Agama pengendali nafsu

Maka agar akal bisa mengendalikan nafsu, maka Allah swt menurunkan agama, yang mana disini fungsi agama, bukan untuk menghilangkan nafsu, tetapi mengendalikan, dan mengatur nafsu kita agar sesuai dengan kolidornya yakni ditempatkan posisi nafsu pada tempatnya.

Sebagai misal, seorang laki-laki mempunyai ketertarikan kepada perempuan, pun sebaliknya perempuan ada ketertarikan kepada kaum laki-laki. Maka disini agama yaitu mengaturnya agar untuk menyalurkan nafsunya sesuai dengan yang disyariatkan Allah swt, yaitu dengan cara pernikahan. Beda halnya ketika agama tidak dilibatkan dalam pengendalian nafsu, maka ketika nafsu yang naik ketimbang akal, maka yang terjadilah perzinahan, pemerkosaan dan hal-hal buruk lainnya.

Memiliki nafsu (syahwat) itu wajar, karena sejatinya manusia Allah ciptakan dengan diberikan nafsu. Justru dengan Allah swt berikan nafsu kepada manusia, ini yang menentukan derajat manusia dihadapan Allah swt, entah itu bisa jadi mansia yang mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat. Atau menjadi hina, bahkan lebih hina dari pada hewan.