Film
yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan yang disutradarai oleh Harris Nizam dan
berdurasi selama 1 jam 41 menit 21 detik yang diperankan
oleh Dinda Hauw dan Alex Komang beserta yang lainnya.
Film ini merupakan sebuah film yang diadopsi
dari sebuah novel best seller karya
Agnes Davonar dengan judul yang sama. Kisah ini terinspirasi dari kehidupan
nyata seorang gadis remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau dikenal dengan
nama sebutan Keke yang mengidap kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma) pertama di Indonesia, penyakit kanker
tersebut merupakan salah satu penyakit yang tergolong ganas dan
Keke menjalani hidupnya dengan penuh ketegaran. Gita Sesa Wanda Cantika, atau
yang lebih akrab dipanggil dengan Keke (Dinda Hauw), adalah seorang gadis yang
rupawan. Terlepas dari latar belakangnya yang memiliki ayah (Alex Komang) dan
ibu (Ranty Purnamasari) yang telah berpisah, Keke adalah gadis cerdas yang
memiliki dua kakak (Egi John Foreisythe dan Dwi Andika) yang sangat menyayanginya
serta sekumpulan sahabat karib yang setia menemaninya. Keke bahkan baru saja
mengenal arti sebuah cinta pertama terhadap teman kakaknya yang juga satu
sekolah dengan dirinya, Andi (Esa Sigit). Semuanya tampak begitu
sempurna, hingga pada suatu saat kanker menghinggapinya. Keke dinyatakan
mengidap Kanker saat Keke menduduki bangku SMP , pada saat itu usia Keke masih
sangat muda.
Hal tersebut
bermula ketika Keke mulai merasakan ada
sesuatu yang aneh mengenai kondisi fisikny, dimulai dari mimisan yang terus
menerus dialaminya. Kesehatan Keke akhirnya diperiksakan oleh sang ayah ke
rumah sakit. Mengejutkan, dokter kemudian memvonis Keke mengidap kanker
jaringan lunak, sebuah penyakit yang tidak hanya ganas namun juga merupakan
salah satu penyakit yang masih langka di dunia. Secara perlahan kondisi fisik
Keke mulai melemah. Tidak mau menyerah begitu saja, Keke berusaha terus
bertahan dari penyakitnya sekaligus untuk menguatkan orang-orang yang sangat
menyayanginya agar tidak bersedih dalam menyaksikan kondisinya. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster"
hingga terpaksa harus menjalani berbagai macam pengobatan dari yang tradisional
hingga kemoterapi dan radiasi . Akibatnya, rambut Keke sedikit demi sedikit
mulai rontok hingga akhirnya Keke pun botak, kulitnya mengering, dan sering
muntah-muntah. Ayah Keke tidak pernah sekali pun menyerah untuk menyembuhkan
anaknya, ia sanggup ke daerah pedesaan hanya untuk menyembuhkan Keke. Keke
diantarkan ke berbagai gerai pengobatan alternatif sebab Sang Ayah tak tega
melihat putri semata wayangnya terbaring di tempat operasi. Namun gayung tak
bersambut, penyakit Keke semakin parah sehingga dokter jualah yang menjadi
pelabuhan selanjutnya. Penyakit Keke ikut mempengaruhi stabilitas keluarganya.
Mulai dari penghematan besar-besaran akibat berobat, hingga hubungan ayah, ibu,
dan kakak Keke yang tak bisa dibilang harmonis.
Hingga pada suatu ketika, ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil.
Kondisi Keke mulai membaik, wajahnya tidak lagi membengkak dan Keke dinyatakan
sembuh dari kanker dan ia sudah bisa kembali menjalani aktivitas seperti
sediakala. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain, 2 tahun kemudian kanker itu
kembali, tepatnya pada tahun 2006. Kanker yang kali ini lebih parah dan
mematikan. Dokter spesialis kanker yaang menangani Keke menyerah, Keke harus
terima kenyataan bahwa ia tak dapat disembuhkan karena kakner tersebut berkembang
dengan pesat setiap 5 hari sehingga kanker tersebut telah menyebar ke bagian
wajah Keke. Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada
akhirnya, Keke menghembuskan nafasnya, dan menyisakan kesedihan yang mendalam
bagi keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Dari adegan-adegan dan dialog-dialog yang terjadi
dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini, maka dapat disimpulkan bahwa film ini
bertemakan perjuangan seorang remaja dalam melawan kanker jaringan lunak
pertama kali di Inonesia, penyakit yang tergolong ganas dan langka, akan tetapi
ia memiliki semangat untuk hidup yang besar, ia merupakan wanita yang kuat.
Dapat dilihat dari perkataan Keke “ Gua gak apa-apa, Da. Gua baik-baik aja, gue
pengen sendiri”. Dapat dilihat juga dari perkataan Keke ketika ia harus
menerima kenyataan bahwa dokternya menyerah menangani kanker yang diidapnya. “Terimakasih,
dok. Saya tau kok Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Sekali lagi
terimakasih ya, dok” Kemudian dapat
dilihat dari adegan dimana Keke menulis surat kecilnya untuk Tuhan yang berisi “Tuhan,
andai aku bisa kembali, aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi
padaku yang terjadi juga pada orang lain. Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk
menjadi dewasa, agar aku dapat memberikan arti kehidupanku kepada siapa pun
yang mengenalku. Tuhan, surat kecil ini adalah surat terakhir dalam hidupku,
andai aku bisa kembali kedunia yang telah Engkau berikan kepadaku. Gita Sesa
Wanda Cantika”
1. Keke (Gita
Sesa Wanda Cantika)
Keke
merupakan tokoh utama dalam film ini dan diperankan oleh Dinda Hauw. Dinda Hauw
terlihat nampak baik dalam memerankan karakter tokoh Keke yang merupakan
seorang remaja pengidap kanker jaringan lunak. Karakter tokoh Keke dan
semangatnya untuk terus hidup sukses menguras emosi penonton dan membawa
penonton hanyut dalam rangkaian peristiwa yang dialami Keke saat ia berjuang
melawan sakitnya. Keke ialah seorang gadis yang menyukai puisi dan menyukai
sejarah. Menurut Keke, sejarah berguna untuk masa depan karena apa yang ia
lakukan sekarang adalah cerminan di masa depan. Keke merupakan remaja yang
cerdas, dapat dilihat ketika adegan dimana wali kelas Keke menjawab perkataan
Pak Jodi (ayah Keke ) yang memarahinya karena di anggap pilih kasih kepada Keke
yang merupakan anak Pak Jodi (ketua yayasan), percakapan tersebut berisi “Pak
Jodi, Keke itu anak yang cerdas. Ia berhak mendapatkannya atas jerih payahnya
sendiri. Tubuh Keke memang sakit, Pak. Tapi ia tetap murid saya yang paling
pandai”.
Keke
memiliki sebuah keinginan, ia ingin menjadi bintang Cyrius yang terlihat paling
terang dari bumi, meski seburuk apapun cuaca di atas sana. Dapat dilihat dari
pembicaraan Keke dan ayahnya pada suatu malam, yaitu “Tau gak Pa, yang itu
namanya bintang Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi,
kadang kalau bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku
ingin menjadi Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar
terang”. Dan Keke merupakan remaja yang sangat tegar dalam melawan kankernya di
usianya yang masih muda. Dapat dilihat dari pernyataan dokter yang menangani
proses pengobatan Keke, yang berbunyi ” Semoga ini yang terkhir ya. Saya sangat
salut sama keinginan Gita untuk sembuh. Dari awal, saya mengatakan bahwa kanker
Rhabdomyosarcoma ini termasuk
kanker yang ganas. Hanya ada dua pilihan, operasi pengangkatan atau kemotrapi.
Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Gita, selamat ya kamu berhasil
mengalahkan kanker ini”.
Keke seorang remaja yang kuat, ia masih ingin
mengikuti ujian dengan kondisi kakinya yang lumpuh. Dapat dilihat dari
perkataan Keke ketika ia menjawab perkataan ayahnya yang mengajaknya ke dokter
sebelum ujian “Yahhh, Keke ujian dulu ya, Pa. Boleh ya Pa ? ke dokternya nanti
kalau udah selesai ujian” Meskipun darah terus mengalir dari
hidungnya, Keke
tetap mengikuti ujian, dan dapat
juga dilihat dari perkataan Keke yang berisi “Bukan Pa, ini tu cobaan. Ini
cobaan buat keluarga kita”. Keke juga seorang gadis yang baik
hati, ia merasa sedih ketika melihat seorang anak penderita kanker yang pernah
ia temui sebelumnya tak dapat mengikuti operasi dikarenakan belum membayar uang
jaminan. Keke berkata kepada ayahnya bahwa ia ingin membantu anak tersebut,
terlihat dari perkataan Keke yaitu “ Pa, Papa punya uang enggak? Berapa Pa?
Buat ibu tadi yang dibawah. Ia ingin operasi anaknya, kasihan Pa. Anaknya lucu,
Keke pernah ketemu dengan anak itu waktu ia masih sehat dan sekarang ia sudah
botak, Pa. Sama kayak Keke”.
Karakter tokoh Pak Jodi yang diperankan
oleh Alex Komang ini melengkapi jalannya cerita. Karakter Pak Jodi sebagai
sosok ayah yang tangguh sukses membuat penonton hanyut dalam suasana film ini. Pak
Jodi adalah ayah Keke, ia merupakan seorang ayah yang hebat. Sosok figur ayah
yang selalu tabah dalam menghadapi ujian yang menimpa keluarganya, ia tak
pernah mengeluh di depan Keke atau yang lainnya. Dapat dilihat dari adegan
dimana Pak Jodi berusaha sekuat tenaga agar Keke bisa sembuh, ia menemui
beberapa dokter ataupun orang yang dianggap mampu menyembuhkan penyakit kanker
meski ia harus menempuh perjalanan yang lama menuju ke daerah-daerah yang jauh.
Ayah Keke merupakan ayah yang penyayang, ia tak ingin meninggalkan Keke disaat
Keke bersedih, ia selalu menemani Keke dalam melakukan pengobatan. Ia bahkan
rela memakan semua obat yang harus Keke makan agar Keke merasa ia tak sendiri.
Dapat dilihat dari perkataan Pak Jodi ketika Keke menolak untuk meminum
obatnya, yang berisi “ Waktunya makan obat, Ke. Papa tau rasanya memang gak
enak, tapi ini semua untuk kesembuhan Keke. Kalau Keke mau, Papa akan makan
semua obat yang Keke harus makan. Papa akan jalani semua pengobatan yang harus
Keke jalani, supaya Keke gak berasa sendirian merasakan sakitnya”. “Apapun
sakitnya Keke, akan Papa cari obatnya. Kemanapun, yang penting Keke sembuh,
Papa janji, Ke”.
Ayah Keke merupakan ayah yang bijaksana,
dapat dilihat ketika ia menasihati Chika, nasihatnya berupa “Chika, ada yang
perlu Papa bicarakan sama kamu. Kamu anak pertama, kamu sudah dewasa. Kalau terjadi
sesuatu pada Papa, kamu yang harus menggantikan. Jadi Papa harap, kamu mau
lebih peduli kepada keluarga, terutama pada adik-adik. Papa minta, kamu
hentikan kebiasaan hura-hura kamu diluar sana. Keadaan keluarga kita udah
berubah, Chika. Semua uang Papa, sudah habis untuk biaya pengobatan Keke.
Lupakan semua hobbi kamu yang boros”. Ayah Keke adalah sumber semangat
Keke dalam menjalani hidup, ia seorang
ayah yang tangguh. Dapat dilihat dari adegan dimana ia menguatkan Keke ketika
Keke harus menerima kenyataan bahwa kanker yang pernah ia idap kembali lagi.
Ayah Keke berkata “ Papa pernah bilang, apa yang terjadi pada kita merupakan
kehendak Tuhan. Keke cantik, maafin Papa ya nak. Mungkin Papa punya dosa di
masa lalu, mungkin Papa pernah berbuat dzalim ke orang lain, maafin Papa.
Harusnya Papa yang sakit, harusnya Papa yang menangung semua ini, bukannya Keke.
Ampuni Papa, nak.”
Mama Keke merupakan seorang single parent dan ibu yang kuat, ia tak
pernah mengeluh di depan Keke meskipun hatinya sangat hancur ketika melihat
kondisi anaknya. Ia sangat tabah dan ketika Keke terbaring lemah melawan
kankernya, ia selalu menguatkan Keke. Dapat dilihat dari pernyataan berikut ini
“Gimana,Ke ? masih sakit ? Keke minum obatnya terus ya. Keke harus kuat, jangan
mau kalah sama penyakit” Namun, mama Keke memiliki sifat yang kurang baik,
perasaannya sangat sensitif. Ia cepat tersinggung, dapat dilihat dari perkataan
Keke ketika mantan suaminya meminta maaf karena kondisinya yang terlampau
sederhana sehingga tak terdapat makanan dalam kulkas. Pada adegan itu, ia
berkata dengan nada yang kasar, perkataannya yaitu “Berhenti mengejek aku ! aku
disini hanya untuk Keke ! kamu tu ya, selalu saja merasa paling benar, kamu gak
ngaca hah? merasa diri setara sama malaikat. Hey jod ! malaikat sendiri gak
pernah ngehukum orang meski ia paling benar”. Namun, mama Keke sangat
menyayangi Keke, ia menangis sejadi-jadinya ketika ia mengetahui bahwa Keke
telah pergi meninggalkannya.
4. Chika (Kakak Pertama Keke)
Dalam film ini, peran Chika jarang
muncul. Chika merupakan kakak pertama Keke. Ia memiliki tabiat yang kurang
baik, hal itu disebabkan karena kondisi orang tuanya yang bercerai. Chika suka
balapan mobil dan menghambur-hamburkan uang. Hal tersebut dapat diketahui dari
perkataannya yang bernada tinggi ketika menjawab nasihat dari ayahnya, Chika
berkata “ Maksud Papa apa ? saya tahu saya ni anak yang paling besar di
keluarga ini, Pa. Saya tahu, tapi bukan berarti saya yang harus bertanggung
jawab atas semua kekacauan dan
kehancuran yang udah Papa dan Mama bikin. Semenjak kapan saya itu gak betah di
rumah ? sejak kapan saya itu balap-balapan liar? Sejak kapan, Pa ? Papa gak
bisa jawab kan? Iya kan, Pa ? karena yang Papa liat, saya itu setiap malam
kerjaannya hura-hura, buang-buang uang, balapan, iya kan, Pa ? Tapi Papa gak
pernah mikirin perasaan saya, Pa ! semuanya udah kacau, keluarga kita udah
berantakan ! entah mengapa itu sakit. Setiap saya mikirin itu saya sakit,
setiap kali saya mikirin itu saya pusing, Pa”
Namun,
dibalik tabiatnya yang kurang baik, Chika juga memiliki sisi baik. Ia merupakan
seorang kakak yang penyayang, ia menyadari perilakunya setelah adegan yang
dimana pada saat itu Chika hendak balapan mobil dan tiba-tiba Keke memasuki
mobil balapnya tanpa sepengetahuan Chika. Keke memohon kepada kakaknya untuk
sekali dalam seumur hidupnya , ia ingin ikut balapan dengan kak Chika. Pada
saat itu, setelah beberapa waktu balapan dimulai, Chika menepikan mobilnya dan
berkata kepada Keke bahwa semuanya tak akan seperti dulu “Ke, semuanya udah
berubah. Masa kecil kita yang indah Cuma tinggal kenangan, gak ada lagi yang
tersisah Ke”. Namun beberapa hari kemudian, Chika memberitahu ayahnya bahwa ia
telah memutuskan untuk menghentikan hobbinya yang boros itu “Aku berhenti balapan,
mungkin mobilnya bisa dijual untuk biaya pengobatan Keke”. Ya, itulah Chika,
kakak Keke yang sebenarnya sayang padanya, yang rela menjual mobilnya demi
pengobatan Keke. Dapat dibuktikan juga ketika Keke telah menghembuskan nafasnya
yang terakhir, pada saat itu Chika melotot, ia terlihat sangat shock dan
mengeluarkan ekspresi yang seakan tidak percaya bahwa Keke telah pergi. Ia memeluk
ayahnya yang menangis.
4. Kiki (Kakak
Kedua Keke)
Tokok Kiki
ini pun jarang muncul. Kiki adalah kakak kedua Keke, ia merupakan sahabatnya
Andi (pacar Keke). Kiki ialah sosok kakak yang perhatian, dapat dibuktikan dari
perkataan dan sikapnya ketika Keke mengalami mimisan yang merupakan gejala awal
dari kanker Rhabdomyosarcoma,
“ Ke, kamu kenapa ? entar ita sama-sama periksa ke dokter ya. Ya udah yuk
(sambil membawa tas Keke )”. Kiki pun menemani Keke pada saat Keke melakukan check up pertama kali dan menemani Keke
ketika Keke membeli bunga mawar sepulang dari check up. Pada saat Keke mengurung diri di kamar dan tidak mau
makan, Kiki membawakan komik Jepang kesukaan Keke , Kiki berkata sambil
mengetuk pintu kamar Keke “ Ke, ni gue bawa komik Jepang yang lo pengen baca.
Penasaran gak ? ayo dong, makanya buka dong pintunya ” dan pada saat Andi tidak
berada di tempat dimana sahabat-sahabat Keke menampilkan dance yang mewakili
Yayasan Al-Kamal, Kiki langsung menghubungi Andi berulang kali, bahkan sampai
18 kali panggilan namun Andi tetap tidak mengetahui hal tersebut. Ketika Keke
telah menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan mereka untuk selamanya,
Kiki menangis terseduh-seduh.
Andi yang merupakan
kakak kelas Keke adalah pacar pertama Keke, dan Andi adalah sahabat kakak Keke,
Kiki. Tokoh Andi ini ialah salah satu tokoh yang berhasil menyihir penonton
hanyut dalam suasana film Surat Kecil Untuk Tuhan ini. Karakter tokoh Andi yang
sangat tegar dan penyayang berhasil menguras emosi penonton. Tokoh Andi
merupakan salah satu alasan Keke untuk bangkit dan kuat melawan penyakitnya. Andi
merupakan seorang laki-laki yang penyayang, dilihat dari adegan dimana hanya
Andi yang mampu membuat Keke membuka pintu kamarnya dan makan, Andi menyuapi
Keke makan dan menyanyikan sebuah lagu sambil memainkan gitar. Dapat dibuktikan
juga dari sikap Andi yang rela menjauhi Keke dengan alasan bahwa sakitnya Keke
karena Andi yang membawa sial, hal itu Andi utarakan kepada salah satu sahabat
Keke ketika di sekolah “ Mungkin gue
yang bawa sial. Lo inget gak, Keke sakit pas udah jadian sama gue, pas kami sempet
putus dia sembuh, setelah kami balikan lagi, Keke sakit lagi. Mungkin lebih
baik kami gak balikan pas dia sembuh kemarin”. Ketika acara Rhytm and Dance, Kiki mengubungi Andi
dan saat Andi menyadarinya, ia langsung berlari menuju angkutan umum namun
angkutan umum tersebut masih menunggu penumpang lainnya, sehingga Andi
memutuskan untuk berlari menuju acara tersebut. Ketika tiba disana , ia
tesernyum melihat Keke dari kejauhan kemudian pulang kembali. Saat Keke kembali
terbaring lemah di rumah sakit, Andi menemui Keke dan ia meminta maaf sambil
menangis di samping Keke yang terbaring lemah “ Ke, ini Andi Ke. Maafin Andi
ya, Andi baru datang sekarang. Andi bingung, Ke. Andi takut bikin Keke sakit
lagi, maafin Andi ya, Ke. Tapi sekarang aku sadar, Ke. Memang ini yang harus
terjadi, ada atau gaknya Andi di dekat Keke, Keke akan tetap gini. Maafin Andi,
Ke”. Pada saat Keke menghembuskan nafasnya, Andi menangis sambil duduk memeluk
boneka yang pernah ia berikan pada Keke, “ Aku akan selalu ada buat kamu, Ke”
6. Sahabat-sahabat Keke ( Shifa,
Fachda, Dinda, Andini, Ida, dan Maya)
Shifa, Fachda, Dinda, Andini, Ida, dan Maya merupakan
enam sahabat Keke yang setia menemani Keke dalam segala suka dan duka, yang
selalu menemani Keke berjuang melawan sakitnya. Dapat dilihat dari adegan dalam
film ini dimana keenam sahabatnya rela menempuh perjalanan yang jauh, hanya
untuk menemani Keke melakukan pengobatan. Keenam sahabat Keke ini adalah
gambaran dari sosok sahabat yang benar-benar sahabat. Dapat dilihat dari adegan
dimana keenam sahabat Keke memotong rambutnya ketika rambut Keke terus rontok
pada saat mereka sedang belajar bersama di rumah Keke. Selain keluarga dan
Andi, keenam sahabat Keke ini ialah sumber kekuatan bagi Keke.
Sahabat-sahabatnya selalu menghibur Keke. Mereka yang menguatkan Keke ketika
Keke bersikeras untuk mengikuti ujian meski ia telah lumpuh, Keke mengalami
mimisan ketika ujian berlangsung, keenam sahabatnya hanya dapat menangis sambil
memandang Keke dari tempat duduk masing-masing. Mereka selalu mendoakan yang
terbaik untuk Keke, mereka ikhlas jika Keke harus meninggalkan mereka daripada
harus melihat Keke merasakan sakit berkepanjangan. “ Ya Tuhan, kalau Engkau
memang mau mengambilnya, kami ikhlas”. Namun
pemeran sahabat karib karakter Keke dalam Surat Kecil Untuk Tuhan ini masih
sering terlihat kaku dalam menampilkan permainan akting mereka. Hal tersebut
sedikit mengganggu jalannya cerita, misalnya dalam adegan dimana Fachda
menangis di malam acara Rhytm and Dance, sementara kelima sahabatnya hanya
memandang Fahda.
7. Pak Iyus
(Asisten Pak Jodi)
Pak Iyus merupakan
asisten Pak Jodi yang sangat setia. Ia selalu setia menemani Pak Jodi ketika
Keke melakukan pengobatan. Selalu sedia menggendong dan menunggu Keke mengikuti
ujian dan Pak Iyus merupakan sosok asisten yang baik, asisten seperti Pak Iyus
jarang ditemui. Dapat dilihat dari adegan dimana Pak Iyus rela menggantikan posisi
Keke untuk disuntik ketika Keke menolak dengan keras bahwa ia tidak mau
disuntik. Dapat dibuktikan juga dari adegan ketika Pak Jodi menggendong Keke
dari lantai atas ke lantai bawah disaat kaki Keke lumpuh dan kepalanya tidak
bisa digerakkan, Pak Iyus berkata bahwa ia tak akan meninggalkan Keke “Hati-hati
Mon, Pak Iyus akan selalu disamping Kemon. Pak Iyus gak akan membiarkan Kemon
Jatuh” dapat dilihat juga dari adegan dimana Pak Iyus yang menunggui Keke selama
Keke mengikuti ujian sekolah. Dalam adegan tersebut, wajah Pak Jodi terlihat
sangat cemas, pandangannya selalu tertuju pada Keke. Ketika Keke menghembuskan
nafasnya yang terakhir, Pak Iyus menangis.
Alur yang
digunakan dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah alur campuran karena
film ini menceritakan kisah perjuangan Keke dalam melawan kankernya secara
runtut dari tahap awal hingga akhir, namun pada bagian akhir dalam film Surat
Kecil Untuk Tuhan ini terdapat adegan flash back. Adegan tersebut berisi
adegan-adegan dimana Keke yang sedng berlibur ke taman bunga bersama
keluarganya, adegan di rumah sakit saat sahabat-sahabat Keke menyambut Keke
yang telah dinyatakan sembuh dari kankernya, dan adegan dimana Andi menyuapi
Keke makan, meniupi mata Keke yang sakit dan memegang tangan kanan Keke pada
saat merayakan kesembuhan Keke.
E. Diksi , Gaya
Bahasa dan Sudut Pandang
Dalam film
Surat Kecil Untuk Tuhan ini menggunakan diksi yang tepat karena menggambarkan
kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Jakarta. Dengan penggunaan diksi yang
tidak terlalu formal membuat film ini tidak terlihat kaku. Diksi yang digunakan
lebih ke arah diksi yang biasa digunakan kalangan remaja, seperti lo dan gue.
Sedangkan
gaya bahasa yang digunakan dalam film ini hanya menggunakan sedikit gaya
bahasa, misalnya majas perumpaan. Dapat dibuktikan dalam adegan yang dimana
Keke sedang duduk melihat bintang bersama ayahnya, dan berandai ia menjadi
bintang Cyrius “Tau gak Pa, yang itu namanya bintang
Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi, kadang kalau
bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku ingin menjadi
Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar terang”. Adapun
sudut pandang dalam film ini adalah sudut pandang orang pertama, karena pemeran
selalu menggunakan kata “aku atau gue” dalam film ini. Dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini terdapat beberapa latar, yang terdiri dari latar tempat, latar waktu dan latar peristiwa. Terdapat beberapa latar tempat dalam film ini, latar tempat dalam film ini mendukung cerita yang diangkat sehingga sukses menyita emosi penonton. Beberapa latar tersebut yaitu di salah satu ruangan rumah sakit tempat Keke menjalani pengobatan dan check up, dilihat dari perbincangan antara Keke, ayahnya dan dokter yang menangani sakit Keke pada saat Keke diperiksa dan dinyatakan bahwa Keke sudah sembuh “Semoga ini yang terkhir ya. Saya sangat salut sama keinginan Gita untuk sembuh. Dari awal, saya mengatakan bahwa kanker Rhabdomyosarcoma ini termasuk kanker yang ganas. Hanya ada dua pilihan, operasi pengangkatan atau kemotrapi. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Gita, selamat ya kamu berhasil mengalahkan kanker ini”. Latar tempat selanjutnya adalah di dapur rumah Keke, dilihat dari perdebatan antara ayah dan ibu Keke ketika ayahnya meminta maaf karena tidak terdapat makanan dalam kulkas, sementara ibunya merasa tersinggung atas perkataan mantan suaminya itu sehingga terjadilah adu mulut antara ayah Keke dan ibu Keke “Berhenti mengejek aku ! aku disini hanya untuk Keke ! kamu tu ya, selalu saja merasa paling benar, kamu gak ngaca hah? merasa diri setara sama malaikat. Hey jod ! malaikat sendiri gak pernah ngehukum orang meski ia paling benar”. Latar berikutnya yaitu di kamar Keke , dilihat dari adegan dimana Andi membujuk Keke untuk makan sambil menyuapi makanan ke arah Keke ketika Keke memilih mogok makan dan mengurung dirinya di dalam kamar dan kemudian Andi memainkan gitar untuk Keke “Ke, ahhhh (menyodorkan sendok berisi makanan ke arah Keke). Jadi, aku baru belajar main gitar tapi baru reffnya aja sih”. Latar selanjutnya yaitu di sekolah Keke, dilihat dari adegan dimana Keke dan Andi tabrakan di koridor kelas “Ke, gue gak liat, maaf ya. Gue mau ke ruang guru, lo gak masuk kelas?” Kemudian latar tempat lainnya yaitu di ruang latihan sanggar tari, dilihat dari adegan dimana beberapa senior Keke sedang latihan tari menggunakan properti payung “one, two, three, four, five, six,seven, eight, tap tap tap, tatap ke depan. Ke, entar latian jam 4 ya, tolong bilangin yang lain”. Latar selanjutnya yaitu taman depan kelas, dimana dalam adegan ini Andi mengungkapkan perasaannya terhadap Keke, pada saat itu Keke sedang membaca buku “ Ke, aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?”,“Kamu cantik, kamu baik, kamu pintar, dan aku suka senyum kamu”, “Haus gak? Kayaknya minum es campur enak nih”. Latar yang terakhir yaitu di taman rumah Keke ketika merayakan kesembuhan Keke , dapat dilihat dari perbincangan anatara Keke dan ayahnya “Ngerayainnya di rumah gak apa-apa ya Ke?”, “Coba aja Andi ada di sini ya”.“Papa punya cerita, semacam kuis buat nebak karakter seseorang. Gini, misalnya kita berlayar bertiga, Papa, kamu dan Andi. Tiba-tiba kapalnya tenggelam, sayangnya cuma kamu yang bisa berenang. Nah,menurutmu siapa dulu yang akan kamu selamatkan, Papa atau Andi ?”, “Ke, ternyata dia lebih pinter dari penampilannya” Dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini terdapat 3 latar waktu, yaitu pagi, siang dan malam. Latar waktu pagi dapat dilihat dari adegandimana ketika ayahnya Keke sedang menyiapkan sarapan dan terkejut ketika melihat Keke berpakaian sekolah dengan rapi sambilmenggendong kucing kesayangnnya “Selamat pagi. Lohh, kok kata dokter Keke kan mesti banyak istirahat” dan dapat dilihat juga dari adegan dimana ayah Keke yang sedang bercerita kepada temannya melalui telpon dan mengatakan bahwa Keke bersikeras mau ikut ujian sekolah “ Iya nih, si Keke ngotot mau ikut ujian. Iya wan, ya kita ikuti ajalah apa maunya”. Latar waktu malam dilihat dari adegan dimana Keke dan ayahnya sedang duduk di balkon kamar Keke sambil memandang langit “Langitnya cerah ya,Ke. Banyak bintang jadi kelihatan”, “ Tau gak Pa, yang itu namanya bintang Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi, kadang kalau bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku ingin menjadi Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar terang”. Latar waktu malam juga dapat dilihat di adegan yang dimana acara Rhytm and Dance diselenggarakan dan sahabat-sahabat Keke mengutarakan perasaan mereka pada malam itu yang diwakili oleh salah satu sahabat Keke “Izinkan saya berbicara mewakili sahabat-sahabat saya. Sekian lama kami berlatih bersama, semua anggota club kesenian termasuk sahabat kami, Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke. Rasanya tidak akan pernah sempurna penampilan kami ini tanpa dirinya. Namun, sepertinya Tuhan memiiki rencana lain. Kami persembahkan penampilan kami malam ini untukmu, sahabat yang kami cinta” Sedangkan latar waktu siang dapat dilihat dari adegan Keke yang sedang belajar bersama keenam sahabatnya di rumah Keke, pada saat itu rambut Keke rontok sehingga keenam sahabatnya pun menggunting sebagian rambut mereka dan memberikannya kepada Keke “Rambut gua udah mau habis”, “Ni, ambil Keke. Ini, ambil” Latar suasana yang taerdapat dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah sedih dan mengharukan karena film Surat Kecil Untuk Tuhan ini mencertikan tentang sebuah kisah nyata yang dialami oleh seorang gadis remaja SMP yang mengidap penyakit kanker jaringan lunak pertama di Indonesia namun ia sangat tabah dalam melawan sakitnya. Kanker tersebut merupakan salah satu penyakit ganas dan langka di dunia. 1. Tahap Perkenalan Konflik Tahap perkenalan konflik dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah adegan dimana Keke berpikir bagaimana nanti ia akan dikenang oleh orang lain “Namun, yang paling membuatku penasaran adalah bagaimana aku nanti dikenang, bagaimana aku dikenang keenam sahabatku, bagaimana aku akan dikenang oleh orang tuaku, akankah aku dikenang oleh mama, bagaimana aku akan dikenang oleh sahabat sekaligus penjagaku yang paling setia, entahlah kita gak akan pernah tau sampai saatnya tiba” 2. Tahap Pemunculan Konflik Tahap pemunculan konflik dalam film ini dapat dilihat dari beberapa adegan dimana Keke mengalami mimisan sebagai gelaja awal dari kanker jaringan lunak, seperti adegan Keke yang tiba-tiba mimisan saat Keke sedang duduk berdua dengan Andi di koridor sekolah “Udah gak apa-apa, gak apa-apa kok, aku biasa mimisan”, “Gak apa-apa kok kak, cuma mimisan” Tahap konflik dalam film ini bermula dari pernyataan dokter yang menyatakan bahwa Keke mengidap kanker jaringan lunak stadium 3. Sementara ayah Keke tidak sampai hati mengutarakan sakit yang Keke alami, ia hanya mengatakan bahwa Keke hanya mengalami sakit mata biasa. Konflik terjadi ketika Keke sedang ada di dalam mobil kemudian seseorang yang ahli obat alternatif mengatakan bahwa sakit yang di alami oleh Keke adalah tumor dan ia tak sanggup mengobatinya setelah ia melihat sekilas wajah Keke “Astaghfirullahaladzim, kalau ini kanker, Pak. Mohon maaf, kalau kanker saya tidak bisa mengobati, Pak.” Pernyataan itu membuat Keke dan sahabat-sahabatnya terkejut dan menangis sejadi-jadinya 4. Tahap Peningkatan Konflik/ Klimaks Tahap klimak dalam film ini adalah adegan dimana kondisi Keke yang kian memburuk. Wajah Keke semakin membengkak dan kepala Keke tak dapat digerakkan. Semakin lama kondisi Keke semakin memburuk, hingga sampailah pada kondisi terburuk Keke, yaitu wajah yang semakin bengkak, rambut yang botak dikarenakan rontok, dan kaki Keke yang lumpuh sehingga Keke haru digendong atau menggunakan kursi roda. Tahap penyelesaian konflik dalam film ini adalah keputusan ayah Keke yang memutuskan bahwa Keke harus mengikuti pengobatan medis dengan cara kemotrapy karena ia tak tega jika melihat Keke harus melakukan operasi pengangkatan kanker di wajahnya. H. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam film ini terkandung nilai keagamaan yang secara tidak langsung ditampilkan, dengan kata lain nilai agama dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini dapat diketahui secara tersirat. Dapat dilihat dari karakter tokoh Keke yang percaya akan rencana Tuhan. Dapat dilihat juga dari adegan dimana keenam sahabat Keke melakukan ibadah shalat maghrib saat Keke terbaring lemah di rumah sakit, “ Kita maghrib dulu yuk”, “Ya Tuhan, kalau Engkau memang mau mengambilnya, kami ikhlas”. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus percaya bahwa setiap rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik, jalani dan serahkan semua hasilnya pada Tuhan. Nilai sosial yang terkandung dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah peduli terhadap sesama dan tolong menolong karena pada hakikatnya manusia diciptakan agar bermanfaat. Dapat dibuktikan dari adegan dalam film ini yang dimana pada adegan tersebut Keke meminta uang kepada ayahnya untuk membantu membayar biaya jaminan operasi seorang anak kecil yang juga mengidap penyakit kanker “Pa, Papa punya uang enggak? Berapa Pa? Buat ibu tadi yang dibawah. Ia ingin operasi anaknya, kasihan Pa. Anaknya lucu, Keke pernah ketemu dengan anak itu waktu ia masih sehat dan sekarang ia sudah botak, Pa. Sama kayak Keke”. Nilai budaya dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini mencerminkan budaya-budaya yang ada di Kota Jakarta. Dalam film ini, nilai budaya yang diangkat adalah nilai budaya yang kurang baik yang terjadi di seputar lingkungan hidup kalangan remaja, yaitu balapan. Dapat dibuktikan dari adegan dimana Keke memasuki mobil Chika (kakak Keke) tanpa sepengetahuan Chika pada saat balapan akan dimulai. Nilai moral yang dapat diambil dari film ini adalah bagaimana kita memaknai hidup kita dan memanfaatkan waktu yang ada. Dapat dibuktikan dari karakter tokoh Keke yang sangat menghargai detik-detik waktu yang diberikan oleh Tuhan. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas usia yang diberikan serta memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Dari film ini, amanat yang terkandung dapat ditemukan dibalik kalimat-kalimat penuh makna yang disampaikan oleh pemeran tokoh dalam film ini, dengan kata lain amanat tersebut secara tersirat. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus peduli terhadap sesama dan tolong menolong karena pada hakikatnya manusia diciptakan agar bermanfaat , kita juga harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas usia yang diberikan serta memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Dari film ini juga, kita dapat mengambil hikmah kita harus percaya bahwa setiap rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik, jalani dan serahkan semua hasilnya pada Tuhan. MENYIMAK FILM SURAT KECIL UNTUK TUHAN
KELAS/SEMESTER : 2A/ II (DUA) PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MATA KULIAH : MENYIMAK APRESIATIF DOSEN PENGAMPU : Dian Ramadan Lazuardi, M.Pd. PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU) Film yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan yang disutradarai oleh Harris Nizam dan berdurasi selama 1 jam 41 menit 21 detik yang diperankan oleh Dinda Hauw dan Alex Komang beserta yang lainnya. Film ini merupakan sebuah film yang diadopsi dari sebuah novel best seller karya Agnes Davonar dengan judul yang sama. Kisah ini terinspirasi dari kehidupan nyata seorang gadis remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau dikenal dengan nama sebutan Keke yang mengidap kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma) pertama di Indonesia, penyakit kanker tersebut merupakan salah satu penyakit yang tergolong ganas dan Keke menjalani hidupnya dengan penuh ketegaran. Gita Sesa Wanda Cantika, atau yang lebih akrab dipanggil dengan Keke (Dinda Hauw), adalah seorang gadis yang rupawan. Terlepas dari latar belakangnya yang memiliki ayah (Alex Komang) dan ibu (Ranty Purnamasari) yang telah berpisah, Keke adalah gadis cerdas yang memiliki dua kakak (Egi John Foreisythe dan Dwi Andika) yang sangat menyayanginya serta sekumpulan sahabat karib yang setia menemaninya. Keke bahkan baru saja mengenal arti sebuah cinta pertama terhadap teman kakaknya yang juga satu sekolah dengan dirinya, Andi (Esa Sigit). Semuanya tampak begitu sempurna, hingga pada suatu saat kanker menghinggapinya. Keke dinyatakan mengidap Kanker saat Keke menduduki bangku SMP , pada saat itu usia Keke masih sangat muda. Hal tersebut bermula ketika Keke mulai merasakan ada sesuatu yang aneh mengenai kondisi fisikny, dimulai dari mimisan yang terus menerus dialaminya. Kesehatan Keke akhirnya diperiksakan oleh sang ayah ke rumah sakit. Mengejutkan, dokter kemudian memvonis Keke mengidap kanker jaringan lunak, sebuah penyakit yang tidak hanya ganas namun juga merupakan salah satu penyakit yang masih langka di dunia. Secara perlahan kondisi fisik Keke mulai melemah. Tidak mau menyerah begitu saja, Keke berusaha terus bertahan dari penyakitnya sekaligus untuk menguatkan orang-orang yang sangat menyayanginya agar tidak bersedih dalam menyaksikan kondisinya. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani berbagai macam pengobatan dari yang tradisional hingga kemoterapi dan radiasi . Akibatnya, rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok hingga akhirnya Keke pun botak, kulitnya mengering, dan sering muntah-muntah. Ayah Keke tidak pernah sekali pun menyerah untuk menyembuhkan anaknya, ia sanggup ke daerah pedesaan hanya untuk menyembuhkan Keke. Keke diantarkan ke berbagai gerai pengobatan alternatif sebab Sang Ayah tak tega melihat putri semata wayangnya terbaring di tempat operasi. Namun gayung tak bersambut, penyakit Keke semakin parah sehingga dokter jualah yang menjadi pelabuhan selanjutnya. Penyakit Keke ikut mempengaruhi stabilitas keluarganya. Mulai dari penghematan besar-besaran akibat berobat, hingga hubungan ayah, ibu, dan kakak Keke yang tak bisa dibilang harmonis. Hingga pada suatu ketika, ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Kondisi Keke mulai membaik, wajahnya tidak lagi membengkak dan Keke dinyatakan sembuh dari kanker dan ia sudah bisa kembali menjalani aktivitas seperti sediakala. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain, 2 tahun kemudian kanker itu kembali, tepatnya pada tahun 2006. Kanker yang kali ini lebih parah dan mematikan. Dokter spesialis kanker yaang menangani Keke menyerah, Keke harus terima kenyataan bahwa ia tak dapat disembuhkan karena kakner tersebut berkembang dengan pesat setiap 5 hari sehingga kanker tersebut telah menyebar ke bagian wajah Keke. Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke menghembuskan nafasnya, dan menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dari adegan-adegan dan dialog-dialog yang terjadi dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini, maka dapat disimpulkan bahwa film ini bertemakan perjuangan seorang remaja dalam melawan kanker jaringan lunak pertama kali di Inonesia, penyakit yang tergolong ganas dan langka, akan tetapi ia memiliki semangat untuk hidup yang besar, ia merupakan wanita yang kuat. Dapat dilihat dari perkataan Keke “ Gua gak apa-apa, Da. Gua baik-baik aja, gue pengen sendiri”. Dapat dilihat juga dari perkataan Keke ketika ia harus menerima kenyataan bahwa dokternya menyerah menangani kanker yang diidapnya. “Terimakasih, dok. Saya tau kok Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Sekali lagi terimakasih ya, dok” Kemudian dapat dilihat dari adegan dimana Keke menulis surat kecilnya untuk Tuhan yang berisi “Tuhan, andai aku bisa kembali, aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku yang terjadi juga pada orang lain. Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa, agar aku dapat memberikan arti kehidupanku kepada siapa pun yang mengenalku. Tuhan, surat kecil ini adalah surat terakhir dalam hidupku, andai aku bisa kembali kedunia yang telah Engkau berikan kepadaku. Gita Sesa Wanda Cantika” 1. Keke (Gita Sesa Wanda Cantika) Keke merupakan tokoh utama dalam film ini dan diperankan oleh Dinda Hauw. Dinda Hauw terlihat nampak baik dalam memerankan karakter tokoh Keke yang merupakan seorang remaja pengidap kanker jaringan lunak. Karakter tokoh Keke dan semangatnya untuk terus hidup sukses menguras emosi penonton dan membawa penonton hanyut dalam rangkaian peristiwa yang dialami Keke saat ia berjuang melawan sakitnya. Keke ialah seorang gadis yang menyukai puisi dan menyukai sejarah. Menurut Keke, sejarah berguna untuk masa depan karena apa yang ia lakukan sekarang adalah cerminan di masa depan. Keke merupakan remaja yang cerdas, dapat dilihat ketika adegan dimana wali kelas Keke menjawab perkataan Pak Jodi (ayah Keke ) yang memarahinya karena di anggap pilih kasih kepada Keke yang merupakan anak Pak Jodi (ketua yayasan), percakapan tersebut berisi “Pak Jodi, Keke itu anak yang cerdas. Ia berhak mendapatkannya atas jerih payahnya sendiri. Tubuh Keke memang sakit, Pak. Tapi ia tetap murid saya yang paling pandai”. Keke memiliki sebuah keinginan, ia ingin menjadi bintang Cyrius yang terlihat paling terang dari bumi, meski seburuk apapun cuaca di atas sana. Dapat dilihat dari pembicaraan Keke dan ayahnya pada suatu malam, yaitu “Tau gak Pa, yang itu namanya bintang Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi, kadang kalau bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku ingin menjadi Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar terang”. Dan Keke merupakan remaja yang sangat tegar dalam melawan kankernya di usianya yang masih muda. Dapat dilihat dari pernyataan dokter yang menangani proses pengobatan Keke, yang berbunyi ” Semoga ini yang terkhir ya. Saya sangat salut sama keinginan Gita untuk sembuh. Dari awal, saya mengatakan bahwa kanker Rhabdomyosarcoma ini termasuk kanker yang ganas. Hanya ada dua pilihan, operasi pengangkatan atau kemotrapi. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Gita, selamat ya kamu berhasil mengalahkan kanker ini”. Keke seorang remaja yang kuat, ia masih ingin mengikuti ujian dengan kondisi kakinya yang lumpuh. Dapat dilihat dari perkataan Keke ketika ia menjawab perkataan ayahnya yang mengajaknya ke dokter sebelum ujian “Yahhh, Keke ujian dulu ya, Pa. Boleh ya Pa ? ke dokternya nanti kalau udah selesai ujian” Meskipun darah terus mengalir dari hidungnya, Keke tetap mengikuti ujian, dan dapat juga dilihat dari perkataan Keke yang berisi “Bukan Pa, ini tu cobaan. Ini cobaan buat keluarga kita”. Keke juga seorang gadis yang baik hati, ia merasa sedih ketika melihat seorang anak penderita kanker yang pernah ia temui sebelumnya tak dapat mengikuti operasi dikarenakan belum membayar uang jaminan. Keke berkata kepada ayahnya bahwa ia ingin membantu anak tersebut, terlihat dari perkataan Keke yaitu “ Pa, Papa punya uang enggak? Berapa Pa? Buat ibu tadi yang dibawah. Ia ingin operasi anaknya, kasihan Pa. Anaknya lucu, Keke pernah ketemu dengan anak itu waktu ia masih sehat dan sekarang ia sudah botak, Pa. Sama kayak Keke”. Karakter tokoh Pak Jodi yang diperankan oleh Alex Komang ini melengkapi jalannya cerita. Karakter Pak Jodi sebagai sosok ayah yang tangguh sukses membuat penonton hanyut dalam suasana film ini. Pak Jodi adalah ayah Keke, ia merupakan seorang ayah yang hebat. Sosok figur ayah yang selalu tabah dalam menghadapi ujian yang menimpa keluarganya, ia tak pernah mengeluh di depan Keke atau yang lainnya. Dapat dilihat dari adegan dimana Pak Jodi berusaha sekuat tenaga agar Keke bisa sembuh, ia menemui beberapa dokter ataupun orang yang dianggap mampu menyembuhkan penyakit kanker meski ia harus menempuh perjalanan yang lama menuju ke daerah-daerah yang jauh. Ayah Keke merupakan ayah yang penyayang, ia tak ingin meninggalkan Keke disaat Keke bersedih, ia selalu menemani Keke dalam melakukan pengobatan. Ia bahkan rela memakan semua obat yang harus Keke makan agar Keke merasa ia tak sendiri. Dapat dilihat dari perkataan Pak Jodi ketika Keke menolak untuk meminum obatnya, yang berisi “ Waktunya makan obat, Ke. Papa tau rasanya memang gak enak, tapi ini semua untuk kesembuhan Keke. Kalau Keke mau, Papa akan makan semua obat yang Keke harus makan. Papa akan jalani semua pengobatan yang harus Keke jalani, supaya Keke gak berasa sendirian merasakan sakitnya”. “Apapun sakitnya Keke, akan Papa cari obatnya. Kemanapun, yang penting Keke sembuh, Papa janji, Ke”. Ayah Keke merupakan ayah yang bijaksana, dapat dilihat ketika ia menasihati Chika, nasihatnya berupa “Chika, ada yang perlu Papa bicarakan sama kamu. Kamu anak pertama, kamu sudah dewasa. Kalau terjadi sesuatu pada Papa, kamu yang harus menggantikan. Jadi Papa harap, kamu mau lebih peduli kepada keluarga, terutama pada adik-adik. Papa minta, kamu hentikan kebiasaan hura-hura kamu diluar sana. Keadaan keluarga kita udah berubah, Chika. Semua uang Papa, sudah habis untuk biaya pengobatan Keke. Lupakan semua hobbi kamu yang boros”. Ayah Keke adalah sumber semangat Keke dalam menjalani hidup, ia seorang ayah yang tangguh. Dapat dilihat dari adegan dimana ia menguatkan Keke ketika Keke harus menerima kenyataan bahwa kanker yang pernah ia idap kembali lagi. Ayah Keke berkata “ Papa pernah bilang, apa yang terjadi pada kita merupakan kehendak Tuhan. Keke cantik, maafin Papa ya nak. Mungkin Papa punya dosa di masa lalu, mungkin Papa pernah berbuat dzalim ke orang lain, maafin Papa. Harusnya Papa yang sakit, harusnya Papa yang menangung semua ini, bukannya Keke. Ampuni Papa, nak.” Mama Keke merupakan seorang single parent dan ibu yang kuat, ia tak pernah mengeluh di depan Keke meskipun hatinya sangat hancur ketika melihat kondisi anaknya. Ia sangat tabah dan ketika Keke terbaring lemah melawan kankernya, ia selalu menguatkan Keke. Dapat dilihat dari pernyataan berikut ini “Gimana,Ke ? masih sakit ? Keke minum obatnya terus ya. Keke harus kuat, jangan mau kalah sama penyakit” Namun, mama Keke memiliki sifat yang kurang baik, perasaannya sangat sensitif. Ia cepat tersinggung, dapat dilihat dari perkataan Keke ketika mantan suaminya meminta maaf karena kondisinya yang terlampau sederhana sehingga tak terdapat makanan dalam kulkas. Pada adegan itu, ia berkata dengan nada yang kasar, perkataannya yaitu “Berhenti mengejek aku ! aku disini hanya untuk Keke ! kamu tu ya, selalu saja merasa paling benar, kamu gak ngaca hah? merasa diri setara sama malaikat. Hey jod ! malaikat sendiri gak pernah ngehukum orang meski ia paling benar”. Namun, mama Keke sangat menyayangi Keke, ia menangis sejadi-jadinya ketika ia mengetahui bahwa Keke telah pergi meninggalkannya. 4. Chika (Kakak Pertama Keke) Dalam film ini, peran Chika jarang muncul. Chika merupakan kakak pertama Keke. Ia memiliki tabiat yang kurang baik, hal itu disebabkan karena kondisi orang tuanya yang bercerai. Chika suka balapan mobil dan menghambur-hamburkan uang. Hal tersebut dapat diketahui dari perkataannya yang bernada tinggi ketika menjawab nasihat dari ayahnya, Chika berkata “ Maksud Papa apa ? saya tahu saya ni anak yang paling besar di keluarga ini, Pa. Saya tahu, tapi bukan berarti saya yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan dan kehancuran yang udah Papa dan Mama bikin. Semenjak kapan saya itu gak betah di rumah ? sejak kapan saya itu balap-balapan liar? Sejak kapan, Pa ? Papa gak bisa jawab kan? Iya kan, Pa ? karena yang Papa liat, saya itu setiap malam kerjaannya hura-hura, buang-buang uang, balapan, iya kan, Pa ? Tapi Papa gak pernah mikirin perasaan saya, Pa ! semuanya udah kacau, keluarga kita udah berantakan ! entah mengapa itu sakit. Setiap saya mikirin itu saya sakit, setiap kali saya mikirin itu saya pusing, Pa” Namun, dibalik tabiatnya yang kurang baik, Chika juga memiliki sisi baik. Ia merupakan seorang kakak yang penyayang, ia menyadari perilakunya setelah adegan yang dimana pada saat itu Chika hendak balapan mobil dan tiba-tiba Keke memasuki mobil balapnya tanpa sepengetahuan Chika. Keke memohon kepada kakaknya untuk sekali dalam seumur hidupnya , ia ingin ikut balapan dengan kak Chika. Pada saat itu, setelah beberapa waktu balapan dimulai, Chika menepikan mobilnya dan berkata kepada Keke bahwa semuanya tak akan seperti dulu “Ke, semuanya udah berubah. Masa kecil kita yang indah Cuma tinggal kenangan, gak ada lagi yang tersisah Ke”. Namun beberapa hari kemudian, Chika memberitahu ayahnya bahwa ia telah memutuskan untuk menghentikan hobbinya yang boros itu “Aku berhenti balapan, mungkin mobilnya bisa dijual untuk biaya pengobatan Keke”. Ya, itulah Chika, kakak Keke yang sebenarnya sayang padanya, yang rela menjual mobilnya demi pengobatan Keke. Dapat dibuktikan juga ketika Keke telah menghembuskan nafasnya yang terakhir, pada saat itu Chika melotot, ia terlihat sangat shock dan mengeluarkan ekspresi yang seakan tidak percaya bahwa Keke telah pergi. Ia memeluk ayahnya yang menangis. 4. Kiki (Kakak Kedua Keke) Tokok Kiki ini pun jarang muncul. Kiki adalah kakak kedua Keke, ia merupakan sahabatnya Andi (pacar Keke). Kiki ialah sosok kakak yang perhatian, dapat dibuktikan dari perkataan dan sikapnya ketika Keke mengalami mimisan yang merupakan gejala awal dari kanker Rhabdomyosarcoma, “ Ke, kamu kenapa ? entar ita sama-sama periksa ke dokter ya. Ya udah yuk (sambil membawa tas Keke )”. Kiki pun menemani Keke pada saat Keke melakukan check up pertama kali dan menemani Keke ketika Keke membeli bunga mawar sepulang dari check up. Pada saat Keke mengurung diri di kamar dan tidak mau makan, Kiki membawakan komik Jepang kesukaan Keke , Kiki berkata sambil mengetuk pintu kamar Keke “ Ke, ni gue bawa komik Jepang yang lo pengen baca. Penasaran gak ? ayo dong, makanya buka dong pintunya ” dan pada saat Andi tidak berada di tempat dimana sahabat-sahabat Keke menampilkan dance yang mewakili Yayasan Al-Kamal, Kiki langsung menghubungi Andi berulang kali, bahkan sampai 18 kali panggilan namun Andi tetap tidak mengetahui hal tersebut. Ketika Keke telah menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan mereka untuk selamanya, Kiki menangis terseduh-seduh. Andi yang merupakan kakak kelas Keke adalah pacar pertama Keke, dan Andi adalah sahabat kakak Keke, Kiki. Tokoh Andi ini ialah salah satu tokoh yang berhasil menyihir penonton hanyut dalam suasana film Surat Kecil Untuk Tuhan ini. Karakter tokoh Andi yang sangat tegar dan penyayang berhasil menguras emosi penonton. Tokoh Andi merupakan salah satu alasan Keke untuk bangkit dan kuat melawan penyakitnya. Andi merupakan seorang laki-laki yang penyayang, dilihat dari adegan dimana hanya Andi yang mampu membuat Keke membuka pintu kamarnya dan makan, Andi menyuapi Keke makan dan menyanyikan sebuah lagu sambil memainkan gitar. Dapat dibuktikan juga dari sikap Andi yang rela menjauhi Keke dengan alasan bahwa sakitnya Keke karena Andi yang membawa sial, hal itu Andi utarakan kepada salah satu sahabat Keke ketika di sekolah “ Mungkin gue yang bawa sial. Lo inget gak, Keke sakit pas udah jadian sama gue, pas kami sempet putus dia sembuh, setelah kami balikan lagi, Keke sakit lagi. Mungkin lebih baik kami gak balikan pas dia sembuh kemarin”. Ketika acara Rhytm and Dance, Kiki mengubungi Andi dan saat Andi menyadarinya, ia langsung berlari menuju angkutan umum namun angkutan umum tersebut masih menunggu penumpang lainnya, sehingga Andi memutuskan untuk berlari menuju acara tersebut. Ketika tiba disana , ia tesernyum melihat Keke dari kejauhan kemudian pulang kembali. Saat Keke kembali terbaring lemah di rumah sakit, Andi menemui Keke dan ia meminta maaf sambil menangis di samping Keke yang terbaring lemah “ Ke, ini Andi Ke. Maafin Andi ya, Andi baru datang sekarang. Andi bingung, Ke. Andi takut bikin Keke sakit lagi, maafin Andi ya, Ke. Tapi sekarang aku sadar, Ke. Memang ini yang harus terjadi, ada atau gaknya Andi di dekat Keke, Keke akan tetap gini. Maafin Andi, Ke”. Pada saat Keke menghembuskan nafasnya, Andi menangis sambil duduk memeluk boneka yang pernah ia berikan pada Keke, “ Aku akan selalu ada buat kamu, Ke” 6. Sahabat-sahabat Keke ( Shifa, Fachda, Dinda, Andini, Ida, dan Maya) Shifa, Fachda, Dinda, Andini, Ida, dan Maya merupakan enam sahabat Keke yang setia menemani Keke dalam segala suka dan duka, yang selalu menemani Keke berjuang melawan sakitnya. Dapat dilihat dari adegan dalam film ini dimana keenam sahabatnya rela menempuh perjalanan yang jauh, hanya untuk menemani Keke melakukan pengobatan. Keenam sahabat Keke ini adalah gambaran dari sosok sahabat yang benar-benar sahabat. Dapat dilihat dari adegan dimana keenam sahabat Keke memotong rambutnya ketika rambut Keke terus rontok pada saat mereka sedang belajar bersama di rumah Keke. Selain keluarga dan Andi, keenam sahabat Keke ini ialah sumber kekuatan bagi Keke. Sahabat-sahabatnya selalu menghibur Keke. Mereka yang menguatkan Keke ketika Keke bersikeras untuk mengikuti ujian meski ia telah lumpuh, Keke mengalami mimisan ketika ujian berlangsung, keenam sahabatnya hanya dapat menangis sambil memandang Keke dari tempat duduk masing-masing. Mereka selalu mendoakan yang terbaik untuk Keke, mereka ikhlas jika Keke harus meninggalkan mereka daripada harus melihat Keke merasakan sakit berkepanjangan. “ Ya Tuhan, kalau Engkau memang mau mengambilnya, kami ikhlas”. Namun pemeran sahabat karib karakter Keke dalam Surat Kecil Untuk Tuhan ini masih sering terlihat kaku dalam menampilkan permainan akting mereka. Hal tersebut sedikit mengganggu jalannya cerita, misalnya dalam adegan dimana Fachda menangis di malam acara Rhytm and Dance, sementara kelima sahabatnya hanya memandang Fahda. 7. Pak Iyus (Asisten Pak Jodi) Pak Iyus merupakan asisten Pak Jodi yang sangat setia. Ia selalu setia menemani Pak Jodi ketika Keke melakukan pengobatan. Selalu sedia menggendong dan menunggu Keke mengikuti ujian dan Pak Iyus merupakan sosok asisten yang baik, asisten seperti Pak Iyus jarang ditemui. Dapat dilihat dari adegan dimana Pak Iyus rela menggantikan posisi Keke untuk disuntik ketika Keke menolak dengan keras bahwa ia tidak mau disuntik. Dapat dibuktikan juga dari adegan ketika Pak Jodi menggendong Keke dari lantai atas ke lantai bawah disaat kaki Keke lumpuh dan kepalanya tidak bisa digerakkan, Pak Iyus berkata bahwa ia tak akan meninggalkan Keke “Hati-hati Mon, Pak Iyus akan selalu disamping Kemon. Pak Iyus gak akan membiarkan Kemon Jatuh” dapat dilihat juga dari adegan dimana Pak Iyus yang menunggui Keke selama Keke mengikuti ujian sekolah. Dalam adegan tersebut, wajah Pak Jodi terlihat sangat cemas, pandangannya selalu tertuju pada Keke. Ketika Keke menghembuskan nafasnya yang terakhir, Pak Iyus menangis. Alur yang digunakan dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah alur campuran karena film ini menceritakan kisah perjuangan Keke dalam melawan kankernya secara runtut dari tahap awal hingga akhir, namun pada bagian akhir dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini terdapat adegan flash back. Adegan tersebut berisi adegan-adegan dimana Keke yang sedng berlibur ke taman bunga bersama keluarganya, adegan di rumah sakit saat sahabat-sahabat Keke menyambut Keke yang telah dinyatakan sembuh dari kankernya, dan adegan dimana Andi menyuapi Keke makan, meniupi mata Keke yang sakit dan memegang tangan kanan Keke pada saat merayakan kesembuhan Keke. E. Diksi , Gaya Bahasa dan Sudut Pandang Dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini menggunakan diksi yang tepat karena menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Jakarta. Dengan penggunaan diksi yang tidak terlalu formal membuat film ini tidak terlihat kaku. Diksi yang digunakan lebih ke arah diksi yang biasa digunakan kalangan remaja, seperti lo dan gue. Sedangkan gaya bahasa yang digunakan dalam film ini hanya menggunakan sedikit gaya bahasa, misalnya majas perumpaan. Dapat dibuktikan dalam adegan yang dimana Keke sedang duduk melihat bintang bersama ayahnya, dan berandai ia menjadi bintang Cyrius “Tau gak Pa, yang itu namanya bintang Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi, kadang kalau bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku ingin menjadi Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar terang”. Adapun sudut pandang dalam film ini adalah sudut pandang orang pertama, karena pemeran selalu menggunakan kata “aku atau gue” dalam film ini. Dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini terdapat beberapa latar, yang terdiri dari latar tempat, latar waktu dan latar peristiwa. Terdapat beberapa latar tempat dalam film ini, latar tempat dalam film ini mendukung cerita yang diangkat sehingga sukses menyita emosi penonton. Beberapa latar tersebut yaitu di salah satu ruangan rumah sakit tempat Keke menjalani pengobatan dan check up, dilihat dari perbincangan antara Keke, ayahnya dan dokter yang menangani sakit Keke pada saat Keke diperiksa dan dinyatakan bahwa Keke sudah sembuh “Semoga ini yang terkhir ya. Saya sangat salut sama keinginan Gita untuk sembuh. Dari awal, saya mengatakan bahwa kanker Rhabdomyosarcoma ini termasuk kanker yang ganas. Hanya ada dua pilihan, operasi pengangkatan atau kemotrapi. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Gita, selamat ya kamu berhasil mengalahkan kanker ini”. Latar tempat selanjutnya adalah di dapur rumah Keke, dilihat dari perdebatan antara ayah dan ibu Keke ketika ayahnya meminta maaf karena tidak terdapat makanan dalam kulkas, sementara ibunya merasa tersinggung atas perkataan mantan suaminya itu sehingga terjadilah adu mulut antara ayah Keke dan ibu Keke “Berhenti mengejek aku ! aku disini hanya untuk Keke ! kamu tu ya, selalu saja merasa paling benar, kamu gak ngaca hah? merasa diri setara sama malaikat. Hey jod ! malaikat sendiri gak pernah ngehukum orang meski ia paling benar”. Latar berikutnya yaitu di kamar Keke , dilihat dari adegan dimana Andi membujuk Keke untuk makan sambil menyuapi makanan ke arah Keke ketika Keke memilih mogok makan dan mengurung dirinya di dalam kamar dan kemudian Andi memainkan gitar untuk Keke “Ke, ahhhh (menyodorkan sendok berisi makanan ke arah Keke). Jadi, aku baru belajar main gitar tapi baru reffnya aja sih”. Latar selanjutnya yaitu di sekolah Keke, dilihat dari adegan dimana Keke dan Andi tabrakan di koridor kelas “Ke, gue gak liat, maaf ya. Gue mau ke ruang guru, lo gak masuk kelas?” Kemudian latar tempat lainnya yaitu di ruang latihan sanggar tari, dilihat dari adegan dimana beberapa senior Keke sedang latihan tari menggunakan properti payung “one, two, three, four, five, six,seven, eight, tap tap tap, tatap ke depan. Ke, entar latian jam 4 ya, tolong bilangin yang lain”. Latar selanjutnya yaitu taman depan kelas, dimana dalam adegan ini Andi mengungkapkan perasaannya terhadap Keke, pada saat itu Keke sedang membaca buku “ Ke, aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?”,“Kamu cantik, kamu baik, kamu pintar, dan aku suka senyum kamu”, “Haus gak? Kayaknya minum es campur enak nih”. Latar yang terakhir yaitu di taman rumah Keke ketika merayakan kesembuhan Keke , dapat dilihat dari perbincangan anatara Keke dan ayahnya “Ngerayainnya di rumah gak apa-apa ya Ke?”, “Coba aja Andi ada di sini ya”.“Papa punya cerita, semacam kuis buat nebak karakter seseorang. Gini, misalnya kita berlayar bertiga, Papa, kamu dan Andi. Tiba-tiba kapalnya tenggelam, sayangnya cuma kamu yang bisa berenang. Nah,menurutmu siapa dulu yang akan kamu selamatkan, Papa atau Andi ?”, “Ke, ternyata dia lebih pinter dari penampilannya” Dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini terdapat 3 latar waktu, yaitu pagi, siang dan malam. Latar waktu pagi dapat dilihat dari adegandimana ketika ayahnya Keke sedang menyiapkan sarapan dan terkejut ketika melihat Keke berpakaian sekolah dengan rapi sambilmenggendong kucing kesayangnnya “Selamat pagi. Lohh, kok kata dokter Keke kan mesti banyak istirahat” dan dapat dilihat juga dari adegan dimana ayah Keke yang sedang bercerita kepada temannya melalui telpon dan mengatakan bahwa Keke bersikeras mau ikut ujian sekolah “ Iya nih, si Keke ngotot mau ikut ujian. Iya wan, ya kita ikuti ajalah apa maunya”. Latar waktu malam dilihat dari adegan dimana Keke dan ayahnya sedang duduk di balkon kamar Keke sambil memandang langit “Langitnya cerah ya,Ke. Banyak bintang jadi kelihatan”, “ Tau gak Pa, yang itu namanya bintang Cyrius. Bintang yang paling bersinar kalau dilihat dari bumi, kadang kalau bintang lain tertutup awan, cuma dia yang bisa terlihat, Pa. Aku ingin menjadi Cyrius, seburuk apapun cuasa di atas sana, ia tetap bersinar terang”. Latar waktu malam juga dapat dilihat di adegan yang dimana acara Rhytm and Dance diselenggarakan dan sahabat-sahabat Keke mengutarakan perasaan mereka pada malam itu yang diwakili oleh salah satu sahabat Keke “Izinkan saya berbicara mewakili sahabat-sahabat saya. Sekian lama kami berlatih bersama, semua anggota club kesenian termasuk sahabat kami, Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke. Rasanya tidak akan pernah sempurna penampilan kami ini tanpa dirinya. Namun, sepertinya Tuhan memiiki rencana lain. Kami persembahkan penampilan kami malam ini untukmu, sahabat yang kami cinta” Sedangkan latar waktu siang dapat dilihat dari adegan Keke yang sedang belajar bersama keenam sahabatnya di rumah Keke, pada saat itu rambut Keke rontok sehingga keenam sahabatnya pun menggunting sebagian rambut mereka dan memberikannya kepada Keke “Rambut gua udah mau habis”, “Ni, ambil Keke. Ini, ambil” Latar suasana yang taerdapat dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah sedih dan mengharukan karena film Surat Kecil Untuk Tuhan ini mencertikan tentang sebuah kisah nyata yang dialami oleh seorang gadis remaja SMP yang mengidap penyakit kanker jaringan lunak pertama di Indonesia namun ia sangat tabah dalam melawan sakitnya. Kanker tersebut merupakan salah satu penyakit ganas dan langka di dunia. 1. Tahap Perkenalan Konflik Tahap perkenalan konflik dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah adegan dimana Keke berpikir bagaimana nanti ia akan dikenang oleh orang lain “Namun, yang paling membuatku penasaran adalah bagaimana aku nanti dikenang, bagaimana aku dikenang keenam sahabatku, bagaimana aku akan dikenang oleh orang tuaku, akankah aku dikenang oleh mama, bagaimana aku akan dikenang oleh sahabat sekaligus penjagaku yang paling setia, entahlah kita gak akan pernah tau sampai saatnya tiba” 2. Tahap Pemunculan Konflik Tahap pemunculan konflik dalam film ini dapat dilihat dari beberapa adegan dimana Keke mengalami mimisan sebagai gelaja awal dari kanker jaringan lunak, seperti adegan Keke yang tiba-tiba mimisan saat Keke sedang duduk berdua dengan Andi di koridor sekolah “Udah gak apa-apa, gak apa-apa kok, aku biasa mimisan”, “Gak apa-apa kok kak, cuma mimisan” Tahap konflik dalam film ini bermula dari pernyataan dokter yang menyatakan bahwa Keke mengidap kanker jaringan lunak stadium 3. Sementara ayah Keke tidak sampai hati mengutarakan sakit yang Keke alami, ia hanya mengatakan bahwa Keke hanya mengalami sakit mata biasa. Konflik terjadi ketika Keke sedang ada di dalam mobil kemudian seseorang yang ahli obat alternatif mengatakan bahwa sakit yang di alami oleh Keke adalah tumor dan ia tak sanggup mengobatinya setelah ia melihat sekilas wajah Keke “Astaghfirullahaladzim, kalau ini kanker, Pak. Mohon maaf, kalau kanker saya tidak bisa mengobati, Pak.” Pernyataan itu membuat Keke dan sahabat-sahabatnya terkejut dan menangis sejadi-jadinya 4. Tahap Peningkatan Konflik/ Klimaks Tahap klimak dalam film ini adalah adegan dimana kondisi Keke yang kian memburuk. Wajah Keke semakin membengkak dan kepala Keke tak dapat digerakkan. Semakin lama kondisi Keke semakin memburuk, hingga sampailah pada kondisi terburuk Keke, yaitu wajah yang semakin bengkak, rambut yang botak dikarenakan rontok, dan kaki Keke yang lumpuh sehingga Keke haru digendong atau menggunakan kursi roda. Tahap penyelesaian konflik dalam film ini adalah keputusan ayah Keke yang memutuskan bahwa Keke harus mengikuti pengobatan medis dengan cara kemotrapy karena ia tak tega jika melihat Keke harus melakukan operasi pengangkatan kanker di wajahnya. H. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam film ini terkandung nilai keagamaan yang secara tidak langsung ditampilkan, dengan kata lain nilai agama dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini dapat diketahui secara tersirat. Dapat dilihat dari karakter tokoh Keke yang percaya akan rencana Tuhan. Dapat dilihat juga dari adegan dimana keenam sahabat Keke melakukan ibadah shalat maghrib saat Keke terbaring lemah di rumah sakit, “ Kita maghrib dulu yuk”, “Ya Tuhan, kalau Engkau memang mau mengambilnya, kami ikhlas”. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus percaya bahwa setiap rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik, jalani dan serahkan semua hasilnya pada Tuhan. Nilai sosial yang terkandung dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini adalah peduli terhadap sesama dan tolong menolong karena pada hakikatnya manusia diciptakan agar bermanfaat. Dapat dibuktikan dari adegan dalam film ini yang dimana pada adegan tersebut Keke meminta uang kepada ayahnya untuk membantu membayar biaya jaminan operasi seorang anak kecil yang juga mengidap penyakit kanker “Pa, Papa punya uang enggak? Berapa Pa? Buat ibu tadi yang dibawah. Ia ingin operasi anaknya, kasihan Pa. Anaknya lucu, Keke pernah ketemu dengan anak itu waktu ia masih sehat dan sekarang ia sudah botak, Pa. Sama kayak Keke”. Nilai budaya dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan ini mencerminkan budaya-budaya yang ada di Kota Jakarta. Dalam film ini, nilai budaya yang diangkat adalah nilai budaya yang kurang baik yang terjadi di seputar lingkungan hidup kalangan remaja, yaitu balapan. Dapat dibuktikan dari adegan dimana Keke memasuki mobil Chika (kakak Keke) tanpa sepengetahuan Chika pada saat balapan akan dimulai. Nilai moral yang dapat diambil dari film ini adalah bagaimana kita memaknai hidup kita dan memanfaatkan waktu yang ada. Dapat dibuktikan dari karakter tokoh Keke yang sangat menghargai detik-detik waktu yang diberikan oleh Tuhan. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas usia yang diberikan serta memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Dari film ini, amanat yang terkandung dapat ditemukan dibalik kalimat-kalimat penuh makna yang disampaikan oleh pemeran tokoh dalam film ini, dengan kata lain amanat tersebut secara tersirat. Dari film ini, kita dapat memahami bahwa kita harus peduli terhadap sesama dan tolong menolong karena pada hakikatnya manusia diciptakan agar bermanfaat , kita juga harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas usia yang diberikan serta memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Dari film ini juga, kita dapat mengambil hikmah kita harus percaya bahwa setiap rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik, jalani dan serahkan semua hasilnya pada Tuhan.
BAB I PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut. 1. Bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal ? 2. Bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal ? 3. Bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat ? 4. Bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) ? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal . 2. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat. 4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup makalah ini hanya membahas mengenai kerjasama PGRI secara vertikal, kerjasama PGRI secara horizontal, hubungan PGRI dengan pemerintah pusat serta membahas mengenai hubungan luar negeri dengan EI (Educational International). E. Man
PEMBELAJARAN SASTRA BERPERSPEKTIF FEMINISME SEBAGAI UPAYA PENYETARAAN GENDER DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL OLEH SEPTA MILA SARI NIM. 2017017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU LUBUKLINGGAU 2019 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat dan karunia beserta rahmat-Nya lah karya tulis yang berjudul “ Pembelajaran Sastra Berprespektif Femenisme sebagai upaya Penyetaraan Gender dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Anggapan tentang lemahnya perempuan yang
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah perkembangan peserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier,Kehidupan Berkeluarga dan Penyesuaian Diri Remaja”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman dan dosen sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki makalah kami kedepannya. Kami harap makalah perkembangan perserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan |