Setelah batal dilaksanakan di Lapangan Ikada proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di

Setelah batal dilaksanakan di Lapangan Ikada proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Setelah batal dilaksanakan di Lapangan Ikada proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. mengurangi biaya yang dikeluarkan pemerintah
  2. menghindari bentrokan dengan tentara Jepang
  3. mengikuti keinginan Soekarno dan Moh. Hatta
  4. mengurangi jumlah rakyat yang hadir

Jawaban terbaik adalah B. menghindari bentrokan dengan tentara Jepang.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Alasan proklamasi kemerdekaan Indonesia batal dilaksanakan di Lapangan Ikada adalah ....❞ Adalah B. menghindari bentrokan dengan tentara Jepang.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Salah satu usulan dasar negara yang diajukan oleh Soekarno adalah .... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Jakarta -

Teks Proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pembacaan teks proklamasi ini dilaksanakan di kediaman Presiden Soekarno saat itu yakni, Jalan Pengangsaan Timur No. 56.


Perumusan teks ini sendiri tidak berlangsung cepat, bahkan membutuhkan waktu yang panjang. Soekarno bahkan menemukan kesulitan merangkai kalimat-kalimat dalam teks ini.

Berikut fakta-fakta terkait teks proklamasi:

1. Ada Dua Jenis Teks

Faktanya ada dua jenis teks proklamasi, yaitu teks proklamasi klad dan otentik. Teks otentik merupakan teks ketikan seorang pemuda bernama Sayuti Melik, sedangkan teks proklamasi klad merupakan hasil tulisan langsung Ir. Soekarno yang dibantu oleh Mohammad Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo. Perbedaan lainnya adalah teks proklamasi klad tidak ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

Penulisan tahun '05' di teks proklamasi sendiri merupakan singkatan dari angka pada tahun peninggalan di zaman pemerintahan Jepang. Pada saat itu yang berlaku adalah penanggalan Jepang sebagai otoritas tertinggi, '05' sendiri diambil dari tahun 2605 tahun yang berlaku saat itu.

3. Dirumuskan Di Kediaman Perwira Jepang

Tadashi Maeda adalah perwira angkatan laut Kekaisaran Jepang. Dia saat itu mempersilakan para tokoh-tokoh Indonesia untuk menyiapkan teks proklamasi bagi Indonesia serta menjamin keamanan para tokoh Indonesia. Kini kediaman Tadashi Maeda menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, museum ini bertempat di Jl Imam Bonjol, No. 1, Jakarta Pusat.

4. Soekarno Sakit Malaria Saat Proklamasi

Pada saat teks proklamasi dibacakan, Soekarno sedang terkena penyakit malaria. Pada saat itu, sedang bulan Ramadhan dan Soekarno setelah selesai membaca teks proklamasi ia langsung kembali ke ruang tidurnya untuk istirahat.

5. Awalnya Pembacaan Di Lapangan Ikada

Pembacaan teks proklamasi awalnya akan dilangsungkan di Lapangan Ikada kini (Lapangan Monas). Tetapi Ir. Soekarno menolak karena akan menimbulkan kesalahpahaman dan bentrokan antara rakyat dengan penguasa militer Jepang. Pada akhirnya teks proklamasi tersebut dibaca di rumah Ir. Soekarno dan disetujui oleh para panitia.


Berikut teks proklamasi yang menjadi peristiwa penting bangsa Indonesia:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan

dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 Agustus 1945

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

(nwy/nwy)

Red:

Pembacaan teks proklamasi memang menjadi momentum penting dalam sejarah bangsa. Karena peristiwa itu, Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya sendiri. Tanpa dipapah atau dituntun oleh Jepang, apalagi Belanda. Momen proklamasi kemerdekaan tentu tidak akan terjadi bila pasukan sekutu tidak membombardir Jepang, tepatnya di Hiroshima dan Nagasaki pada 15 Agustus 1945. Pascaserangan itu, Jepang takluk dan akan memberikan seluruh tanah jajahannya kepada sekutu, termasuk Indonesia. Namun, di dalam negeri, kabar takluknya Jepang tidak terpublikasi. Banyak masyarakat tidak mengetahui peristiwa tersebut. Hal ini karena Jepang melarang rakyat Indonesia untuk memutar siaran radio luar negeri atau internasional. Tetapi, kabar kekalahan Jepang rupanya tak luput oleh sekelompok pemuda Indonesia, seperti Sutan Sjahrir dan Adam Malik. Dengan keberanian, mereka memutar siaran radio internasional dan akhirnya mengetahui peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki, yang membuat Jepang tunduk tak berdaya. Bung Karno, yang kala itu baru selesai melakukan kunjungan ke Saigon, memang belum mengetahui secara pasti kabar kekalahan Jepang. Tetapi, desakan para pemuda untuk memproklamirkan kemerdekaan semakin nyata dan menjadi-jadi. Bahkan, bila hal itu tidak dilakukan sesegera mungkin, para pemuda mengancam akan menculiknya. Tetapi, Sukarno tak goyah. Bapak Bangsa itu adalah tipe manusia yang pantang dipaksa atau dituntut. Ia masih memilih jalan untuk berunding dengan Jepang untuk memerdekakan tanah airnya. Pada 16 Agustus, tepat pukul 04.00 WIB, para pemuda, yang di antaranya digerakkan oleh Sukarni dan Wikana, menyambangi kediaman Bung Karno, lalu menawannya. Hatta juga tak lupa diculik. Keduanya dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Di Rengasdengklok, para pemuda memaksa lagi Sukarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Tetapi, ia masih tetap kokoh dengan pendiriannya. Apalagi, saat itu sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan segera digelar. Mengetahui Sukarno diculik, Ahmad Subarjo, salah satu tokoh bangsa, akhirnya bertolak ke Rengasdengklok. Setelah berunding dengan pemuda, Sukarno dan Hatta pun berhasil dibawa lagi ke Jakarta oleh Subarjo. Sekembalinya ke Jakarta, mereka langsung bertandang ke kediaman Laksamana Maeda. Dia adalah tokoh Angkatan Laut Jepang yang sudi menyediakan tempatnya untuk merumuskan naskah proklamasi. Hatta, Sukarno, dan beberapa tokoh kemerdekaan lainnya menyusun teks proklamasi di sana yang ditandatangani oleh Sukarno dan Hatta. Rencananya, teks tersebut akan digaungkan di Lapangan Ikada, yang sekarang lebih dikenal dengan Monas. Tetapi, dengan pertimbangan keamanan karena Jepang belum sepenuhnya minggat dari Indonesia, rencana itu batal dilakukan. Akhirnya, Bung Karno memilih kediamannya di bilangan Pegangsaan Timur No 56, yang saat ini dikenal dengan Jalan Proklamasi, untuk dijadikan lokasi pembacaan teks proklamasi. Tepat 17 Agustus 1945, sebelum dibacakannya teks proklamasi, sempat terjadi gesekan kecil antara para pemuda dan Sukarno. Saat itu, para pemuda terus mendesak agar Sukarno tidak membuang waktu dan segera memproklamirkan kemerdekaan. Namun, saat itu Hatta belum tiba di kediamannya. Jelang pukul 10.00 WIB, Hatta pun datang. Dan akhirnya, pembacaan teks proklamasi langsung dilaksanakan. Prosesi momen bersejarah tersebut juga berlangsung sederhana. Tak ada ingar-bingar pesta atau pidato yang menggelora. Hanya pengibaran bendera pusaka merah putih dan pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno dengan penuh kekhidmatan.

Tetapi, kini peristiwa sederhana itu telah dikenang sebagai momen epik sejarah lahirnya Indonesia. Momen awal yang memutus cengkeraman penjajahan yang bercokol selama lebih dari 350 tahun. n c23 ed: erdy nasrul

Setelah batal dilaksanakan di Lapangan Ikada proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di

Setelah batal dilaksanakan di Lapangan Ikada proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di
Lihat Foto

Arsip ANRI

Suasana saat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat) pada 17 Agustus 1945, sehari setelah peristiwa Rengasdengklok.

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan RI dilakukan di kediaman Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.

Rencana awalnya, pelaksanaan proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi tidak jadi.

Lantas, apa penyebab tempat pembacaan teks proklamasi tidak jadi dilaksanakan di Lapangan Ikada?

Baca juga: Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Menghindari bentrokan dengan Jepang

Awalnya, pelaksanaan proklamasi 17 Agustus 1945 direncanakan di Lapangan Ikada, tetapi Soekarno tidak menyetujuinya dan memindahkan ke Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta.

Alasan pemindahan tempat pelaksanaan adalah untuk menghindari bentrokan dengan pasukan Jepang yang sudah lebih dulu memenuhi Lapangan Ikada pada 17 Agustus 1945 pagi hari.

Pada 16 Agustus 1945 malam, ketika perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda, diputuskan bahwa upacara akan dilakukan di Lapangan Ikada.

Beberapa pihak yang diharapkan hadir, seperti para tokoh pergerakan dan segenap Barisan Pelopor, diberi informasi bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 pukul 11.00 di Lapangan Ikada.

Informasi ini tidak hanya disampaikan secara langsung, tetapi juga lewat telepon serta surat yang dibawa oleh kurir.

Sayangnya, berita ini juga terdengar oleh pihak Jepang.

Baca juga: Rapat Raksasa di Ikada, Sebulan Setelah Indonesia Merdeka