Seseorang yang terserang penyakit polio dapat mengalami kelumpuhan karena

Ditinjau oleh: dr. Irma Lidia

Penyakit polio atau yang dalam istilah medis disebut poliomyelitis merupakan jenis penyakit menular karena terjadinya infeksi virus. Virus tersebut akan menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem motorik. Penyakit polio ini dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan pada otot, baik yang bersifat permanen maupun sementara. Dalam kasus yang lebih berat, polio dapat mengganggu kemampuan bernapas dan menelan makanan pada penderita.

Informasi

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan mudah dan sepenuhnya. Namun, saat ini sudah banyak terdapat vaksin yang mampu mencegah penularan terjadinya penyakit tersebut. Penyakit ini mudah sekali menyerang pada wanita yang sedang hamil, anak kecil yang belum diimunisasi serta orang-orang dengan sistem imun tubuh yang lemah dan buruk. 

Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total, penyakit ini dapat dicegah dan diatasi dengan cara meminimalisir dan mengendalikan faktor risiko yang ada.

Gejala

Ada berbagai macam gejala yang ditimbulkan dari penyakit polio. Namun, seringkali orang yang sudah terpapar virus pun tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun. Gejala yang muncul juga tergantung dari jenis penyakit yang menyerang penderita. Penyakit polio memiliki 3 jenis infeksi yaitu paralitik, non paralitik, dan sindrom pasca polio. Ketiga jenis infeksi tersebut masing-masing terdapat gejala yang berbeda-beda. 

  1. Jenis infeksi paralitik biasanya menyebabkan kelumpuhan (paralisis) pada saraf tulang belakang (spinal), batang otak (bulbar) atau keduanya (bulbospinal). Gejala awal pada infeksi ini mungkin tidak berbeda jauh dengan gejala non paralitik. Setelah berlangsung selama satu minggu, gejala yang lebih parah akan muncul. 

Gejala-gejala tersebut antara lain nyeri dan kejang otot hingga parah, kehilangan refleks, salah satu bagian tubuh terasa lemas, kelumpuhan secara tiba-tiba yang bersifat sementara atau permanen, serta bentuk bagian tubuh menjadi tidak sempurna khususnya pada bagian pinggang dan pergelangan kaki.

  1. Pada infeksi non paralitik gejalanya dapat berlangsung selama 1 hingga 10 hari. Gejala umum yang mungkin terjadi menyerupai flu biasa dan beberapa ciri gejala lainnya meliputi sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, tubuh kelelahan, meningitis, mual dan muntah. Jenis infeksi non paralitik ini sering disebut dengan polio abortif.
  2. Pada sindrom pasca polio, maka terdapat kemungkinan polio akan kembali datang meskipun Anda sudah disembuhkan. Kondisi sindrom ini akan terjadi sekitar 15 hingga 40 tahun setelah pertama kali terinfeksi virus. 

Adapun tanda dan gejala umum pasca polio antara lain lebih mudah lelah, nyeri otot yang semakin memburuk, penyusutan otot, lemah otot atau sendi, depresi, kesulitan menelan atau bernapas, serta kesulitan dalam mengingat dan berkonsentrasi. Pada kasus ini diperkirakan 25%-50% orang yang dinyatakan sembuh dari polio kembali menunjukkan tanda dan gejala tersebut.

Penyebab

Polio tergolong dari penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus ditemukan di feses yang terinfeksi, konsumsi makanan yang tercemar virus (fecal oral), dan ditularkan melalui bersin dan batuk karena virus tersebut dapat bertahan hidup di dalam tenggorokan dan usus. Orang yang tinggal di daerah yang kurang air bersih akan lebih mudah terpapar oleh virus. Wanita hamil dengan sistem imun yang lemah, penderita HIV dan anak-anak termasuk kategori orang yang lebih mudah terserang penyakit polio. 

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan seseorang terserang penyakit ini. Faktor-faktor risiko pemicunya antara lain: 

  • Faktor usia
  • Belum pernah vaksinasi atau imunisasi
  • Wanita hamil
  • Bepergian atau tinggal di daerah yang terdapat virus
  • Berdekatan langsung dengan orang yang terinfeksi
  • Memiliki sistem imunitas tubuh yang buruk
  • Pernah menjalani prosedur tonsilektomi 
  • Sedang mengalami depresi atau stress berat 

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis dan melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien untuk mengetahui terjadinya kelumpuhan atau kaku di bagian leher dan punggung, kesulitan bernapas/menelan, dan reflek tubuh lainnya yang tidak wajar. Untuk mendapatkan hasil diagnosis yang akurat, dokter akan mengambil sampel dari feses, faring, urin, dan cairan sumsum tulang belakang. Sampel cairan sumsum akan dicek di laboratorium untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi.

Pengobatan

Pengobatan pada penyakit ini berfokus pada pereda rasa sakit , mencegah terjadinya komplikasi kesehatan serta menambah tenaga. Beberapa obat-obatan yang dianjurkan dokter antara lain: 

  • Obat pereda rasa sakit (ibuprofen)
  • Obat anti kejang untuk menenangkan otot
  • Obat antibiotic untuk mengatasi infeksi saluran kemih
  • Ventilator pernapasan, terapi fisik serta rehabilitasi paru

Anda juga dapat mencegah penyakit polio dengan melindungi tubuh dari serangan virus. CLINOVIR 200 MG TABLET (Rp185.900) merupakan obat antivirus dengan kandungan Acyclovir yang bisa juga digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti Varicella zoster dan Herpes simplex.

Pencegahan

Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan cara imunisasi polio. Vaksin polio ini akan mampu menjaga kekebalan terhadap penyakit polio dan aman diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang cenderung lemah. Terdapat dua jenis vaksin polio yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV). Obat tetes mulut (OPV-0) diberikan sesaat setelah bayi dilahirkan. 

Selanjutnya, vaksin polio diberikan sebanyak 4 dosis baik dalam bentuk IPV maupun OPV. Vaksin polio juga akan diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah vaksinasi polio sejak lahir dan mereka diberikan vaksin dalam bentuk suntik (IPV) sebanyak 3 dosis.

Tuliskan produsen, konsumen dan pengurai berdasarkan gambar rantai makanan di bawah ini​

menentukan zat yang termasuk campuran​

(a) Nyatakan jenis rangsangan yang dapat dikesan oleh lidah (b) Jelaskan bagainana rangsangan di soalan (a) dapat dikesan oleh lidah

isi dari pembahasan organisasi IPCC​

kadar hormon LH yang tinggi mengakibatkan peristiwa? ​

sebutkan fungsi materi kelabu, materi putih, akar dorsal, saraf tulang punggung, akar ventral pada sumsum tulang belakang​

apakah perbedaan karbominohemoglobin dan karboksihemoglobin?tolong bantu jawab yaaa​

apa saja fungsi materi kelabu, materi putih, akar dorsal, saraf tulang punggung, akar ventral?terimakasih​

penyusun komunitas pada ekosistem heterotrof ditandai oleh... jelaskan​

apakah alam semesta itu ada dan benda langit adakah jelaskan​

Pada 2014, WHO menyatakan bahwa Indonesia sudah bebas dari penyakit polio. Ini adalah penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf pusat. Seperti apa penyakit ini? Apakah Indonesia masih bebas polio? Berikut penjelasannya.

Apa itu polio?

Polio, atau yang disebut juga dengan poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus.

Virus ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kelumpuhan pada otot, baik yang bersifat sementara maupun permanen.

Pada kasus yang lebih berat, polio dapat memengaruhi kemampuan bernapas dan menelan pada anak.

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, sekarang sudah ada vaksinasi yang dapat mencegah penularan polio.

Apakah polio sudah hilang di Indonesia?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa WHO menyatakan Indonesia bebas polio sejak 2014. Di tahun 2021, masihkah berlaku?

Faktanya, pada tahun 2018, ada temuan kasus polio di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

WHO melakukan penilaian risiko penularan penyakit polio di Indonesia. Hasilnya:

  • 23 provinsi berisiko tinggi (76,5 persen)
  • 9 provinsi berisiko sedang (23,5 persen)
  • 2 provinsi berisiko rendah

Dua provinsi yang memiliki risiko rendah penularan penyakit ini adalah Yogyakarta dan Bali.

Peningkatan kasus terjadi karena naiknya kasus anak yang tidak diimunisasi, sehingga herd immunity (kekebalan kelompok) berkurang.

Pada tahun 2017, sebanyak 6 persen anak tidak diimunisasi. Kemudian meningkat menjadi 14 persen pada tahun 2019.

Pemberian imunisasi polio sebanyak 4 dosis sudah masuk ke dalam program pemerintah. Dari grafik yang ditunjukkan WHO, pemberian vaksin polio menurun sejak tahun 2014-2019.

Apa saja tanda dan gejala polio?

Polio memiliki tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Namun terkadang, beberapa anak yang sudah terinfeksi virus tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala apapun.

Gejala yang muncul juga tergantung pada jenis polio apa yang menyerang si kecil. Terdapat 3 jenis infeksi, yaitu nonparalitik, paralitik, serta sindrom pascapolio.

Ketiganya memiliki gejala-gejala yang sedikit berbeda, berikut penjelasannya.

1. Nonparalitik

Tanda-tanda dan gejala dari jenis nonparalitik dapat berlangsung dari 1 hingga 10 hari. Gejala yang muncul mungkin menyerupai flu biasa, dan disertai pula dengan:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Tubuh kelelahan
  • Meningitis

Jenis nonparalitik juga biasa disebut dengan polio abortif.

2. Paralitik

Sekitar 1 persen kasus poliomielitis dapat berkembang menjadi jenis paralitik.

Sesuai dengan namanya, jenis paralitik dapat menyebabkan kelumpuhan (paralysis) pada beberapa bagian, yaitu:

Gejala awal yang muncul mungkin tidak berbeda jauh dengan gejala nonparalitik. Namun, setelah 1 minggu, gejala yang lebih parah akan timbul. Tanda-tandanya meliputi:

  • Kehilangan refleks.
  • Nyeri dan kejang otot yang parah.
  • Salah satu bagian tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga.
  • Kelumpuhan tiba-tiba, dapat bersifat sementara atau permanen.
  • Bentuk bagian tubuh yang tidak sempurna, terutama di pinggang, pergelangan kaki, dan kaki.

Perhatikan bila anak Anda merasakan gejala di atas.