Seseorang yang telah lanjut usia biasanya mengalami gangguan mata berupa Brainly

Indonesia akan memasuki ageing population ditandai dengan persentase lanjut usia (lansia) yang akan mencapai 10% pada tahun 2020. Menurut Badan Pusat Statistik 2019, dari seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai 63,82 persen, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70- 79 tahun) sebesar 27,68 persen dan lansia tua (80+ tahun) sebesar 8,50 persen.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan penyakit yang terbanyak pada lansia adalah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kencing manis, stroke, rematik dan cedera. Seiring dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh, lansia juga termasuk kelompok rentan terserang penyakit - penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan, diare, dan pneumonia. Sayangnya, masih ada saja lansia yang punya kebiasaan merokok. Hasil Susenas 2019, menunjukkan hampir seperempat lansia merokok, baik merokok elektrik maupun tembakau. Dengan pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, hampir semua fungsi organ dan gerak menurun, diikuti dengan menurunnya imunitas sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Sars-Cov-2. Sistem imun yang sudah melemah ditambah adanya penyakit kronis dapat meningkatkan risiko COVID-19 pada lansia, baik risiko terjadinya infeksi virus Corona maupun risiko virus ini untuk menimbulkan gangguan yang parah, bahkan kematian.

Apa itu COVID-19 ?

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita COVID-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.

COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara. Bentuk COVID-19 jika dilihat melalui mikroskop elektron (cairan saluran nafas/ swab tenggorokan) dan digambarkan kembali bentuk COVID-19 seperti virus yang memiliki mahkota.

Hindari Lansia dari Covid-19

Jumlah penderita dan kasus kematian akibat infeksi virus Corona setiap harinya terus meningkat. Sejauh ini, virus Corona terlihat lebih sering menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut usia (lansia) dibandingkan orang dewasa atau anak-anak. Mengapa demikian? Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kelompok lanjut usia sering dikaitkan dengan kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit oleh karena fungsi fisiologisnya berangsur-angsur akan berkurang termasuk sistem imum tubuh.  Hingga saat ini, virus Corona telah menginfeksi lebih dari 100.000 penduduk dunia dan sekitar 4.000 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun. WHO dan CDC melaporkan bahwa pada usia pra-lansia (50-59 tahun) angka kematian hampir 2 %, usia 60-69 tahun 4 ?n terus naik menjadi 8 sampai 15 % pada usia diatas 70 tahun. Kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas, dengan persentase mencapai 21,9%.

Saat ini COVID-19 sudah menjadi pandemi, artinya terjadi penambahan kasus penyakit yang cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan RI, kasus COVID-19 di Indonesia per 31 Maret 2020 yang positif sebanyak 1528 orang, yang meninggal dunia sebanyak 136 orang dan sembuh sebanyak 81 orang. Risiko kematian yang tinggi secara global terjadi diatas 50 tahun, di Indonesia diatas 40 tahun. Karenanya, dalam pertarungan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Juli 2020, dengan jumlah terpapar sangat amat banyak dan kematian yang sangat banyak, diperhitungkan 80?ri kematian berada pada kelompok usia pra-lansia dan lansia. Hal ini terbukti dari Konperensi Pers di BNPB 19 Maret 2020, dimana juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Virus Covid-19 Dr. Achmad Yurianto melaporkan 24 dari 25 kematian berusia 40 tahun keatas (96%).

Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat melakukan social/physical distancing guna mencegah penularan COVID-19. Kegiatan yang biasa dilakukan di luar, seperti bekerja, belajar dan beribadah bisa dilaksanakan di dalam rumah. Masa-masa diberlakukannya pembatasan sosial dan pembatasan jarak fisik (social distancing/ physical distancing) akibat pandemi COVID-19 ini tentunya menimbulkan ketidaknyamanan bagi semua orang, termasuk kaum lansia. Lansia terpaksa berada di dalam tempat tinggalnya masing-masing yang menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik. dr. Anastasia Asylia Dinakrisma, SpPD (Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI – RSUPN Cipto Mangunkusumo), menganjurkan beberapa cara dapat melakukan aktivitas fisik yang rutin untuk mempertahankan daya tahan tubuh, rasa ketidaknyamanan, cemas dan bosan juga dapat dialihkan dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan di dalam rumah, yaitu:

  1. Tetap aktif menjalin komunikasi secara rutin / lebih sering dengan orang-orang terdekat. Pembatasan sosial bukan berarti isolasi sosial, keluarga dan orang terdekat sebaiknya lebih sering dan rutin menjalin komunikasi dengan lansia, dengan memanfaatkan berbagai media telekomunikasi dan teknologi, misalnya telpon, video call, media sosial, atau bertemu langsung dengan memperhatikan kaidah physical distancing. Pilihlah topik yang menyenangkan, menenangkan dan membuat lansia lebih bersemangat, hindari membahas mengenai berita-berita yang belum pasti kebenarannya atau hoax.
  2. Melakukan aktivitas yang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Lakukan kegiatan yang mendukung pola hidup bersih dan sehat.  Misalnya, makan makanan bergizi seimbang, sering cuci tangan secara berkala, terutama setelah menyentuh barang-barang, jika sakit menggunakan masker, menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk,  melakukan relaksasi, menghirup udara segar di pekarangan, berjemur rutin setiap pagi (misalnya jam 10 pagi selama 15 menit),  melakukan aktivitas rumah tangga, misal memasak, menata rumah, berkebun.
  1. Melakukan aktivitas religi atau beribadah di dalam rumah. Lakukan aktivitas keagamaan di dalam rumah, seperti berdoa, mengaji, membaca Kitab Suci.
  1. Melakukan olahraga rutin di rumah. Olahraga yang dapat dilakukan adalah latihan aerobik seperti jalan kaki keliling rumah atau pekarangan/ jalan di tempat, sepeda statis, dan senam. Berbagai senam lansia dapat dilakukan dengan panduan video atau media audiovisual lain, antara lain seperti senam jantung, senam vitalisasi otak, tai-chi, senam osteopososis, senam tera, poco-poco. Latihan aerobik dikombinasikan dengan latihan resistensi seperti angkat beban (contohnya  menggunakan rubber band), gerakan stretching atau peregangan dengan  menahan gerakan selama 10-15 detik,  gerakan repetisi duduk-berdiri, dan latihan keseimbangan  seperti berdiri dengan satu kaki. Durasi latihan bervariasi antara 10-30 menit, 3-5 kali seminggu, disesuaikan dengan kondisi kesehatan lansia.  Yang perlu diperhatikan untuk lansia selama berolahraga adalah pastikan badan dalam kondisi fit atau bugar, tidak dalam keadaan sakit, seperti batuk, sesak atau demam, jangan lupa minum air putih yang cukup sebelum dan sesudah olahraga untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, dan selama berolahraga hendaknya lansia didampingi atau diawasi.
  1. Melakukan hobi dan kegemaran di dalam rumah. Lakukan hobi, minat atau kegemaran di dalam rumah, seperti bermain game (misalnya catur, ular tangga, teka teki silang, Sudoku), membaca buku, bermain atau mendengarkan musik, menonton film, menulis dan lain-lain.

Kewaspadaan pada kelompok rentan lansia ini juga menjadi perhatian dalam penanganan Covid-19 seperti yang termuat dalam Surat Edaran Mentri Dalam Negeri nomor 440/2622/SJ tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus (Covid-19) pada 29 Maret 2020, yang berisi antara lain :

  • Pemerintah Daerah harus memastikan bahwa kelompok lanjut usia (lansia) memperoleh sosialisasi dan perlindungan pribadi, memahami langkah-langkah perawatan, persyaratan kebersihan tangan, misalnya: hindari berbagi barang pribadi; memperhatikan ventilasi; dan menerapkan langkah-langkah disinfektan.
  • Ketika lansia memiliki gejala yang mencurigakan seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak dada, dispnea (sesak napas), kelelahan, mual dan muntah, diare, konjungtivitis (mata merah), nyeri otot, dan lain-lain. Langkah-langkah berikut harus diambil: karantina/isolasi mandiri dan hindari kontak dekat dengan orang lain; status kesehatan harus dinilai oleh staf medis dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan abnormal akan dipindahkan ke lembaga medis. Mengenakan masker sangat dianjurkan dalam perjalanan ke rumah sakit, menghindari penggunaan kendaraan umum (jika memungkinkan), dan segera melakukan pendaftaran serta menerima observasi medis dan tidak melakukan kontak dengan orang lain; orang yang memiliki kontak dekat dengan kasus terduga harus mendapatkan pengawasan khusus; mengurangi pertemuan yang tidak perlu, pesta makan malam, dan grup lainnya; jika ada lansia dengan gejala yang mencurigakan didiagnosis COVID-19, mereka yang berhubungan dekat harus menerima pengamatan medis selama 14 hari. Setelah pasien pergi (seperti rawat inap, kematian, dll.); ruangan tempat tinggal dan kemungkinan bahan yang terkontaminasi harus diterapkan prosedur desinfeksi tepat waktu; prosedur disinfeksi khusus harus dioperasikan atau diinstruksikan oleh para profesional dari Pemerintah Daerah, atau pihak ketiga yang berkualifikasi; dan tempat tinggal tanpa disinfeksi tidak disarankan untuk digunakan.

TIPS CEGAH SEBAR VIRUS COVID-19 PADA LANSIA

Kementerian Kesehatan telah mensosialisasikan beberapa  tips atau kiat bagi kelompok lansia agar ikut serta mencegah penyebaran virus Covid-19, yakni :

  • Untuk sementara tidak melakukan perjalanan keluar rumah, tetaplah berada dirumah/ panti wreda dengan melakukan kegiatan rutin.
  • Jauhi keramaian, perkumpulan, kegiatan sosial seperti arisan, reuni, rekreasi, pergi berbelanja, dll
  • Tidak menerima kunjungan cucu. Ini cukup berat tapi masuk diakal karena cucu bisa sebagai carrier tanpa tanda apapun, mereka sangat imun.
  • Jaga jarak (1 meter atau lebih) dengan orang lain. Hidari bersentuhan, bersalaman, atau bercium pipi.
  • Tunda pemeriksaan rutin ke Dokter. Ini juga berat, kecuali sangat mendesak, hubungi dulu melalui telepon. Keluarga/ pengasuh memastikan lansia minum obat secara teratur dan pastikan persediaan obat yang cukup bagi lansia yang memiliki penyakit kronis
  • Ajak atau anjurkan lansia melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti dapat membantu menghubungkan dengan rekannya melalui sambungan Skype, Video call, zoom, membaca atau merawat tanaman disekitar rumah.
  • Ajarkan kebersihan diri, juga kepada pengasuh untuk sering mencuci tangan dengan sabun. Jaga kebersihan barang yang digunakan.
  • Larang kunjungan ke rumah jompo. Rumah jompo tempat kumpulan orang sangat rentan virus. Hanya orang-orang sehat dan tidak ada riwayat terpapar dengan lingkungan yang berisiko penularan yang dapat menemui/ mendampingi lansia.
  • Jangan berkompromi dengan rutinitas harian mereka seperti ibadah tepat waktu, tidur tepat waktu, olahraga, makan, sosial (komunikasi dengan Hp) juga tepat waktu. Jangan ubah, supaya nyaman.
  • Cukup tidur, malam 6-8 jam dan siang 2 jam. Boleh meningkatkan imunitas dengan makan makanan dengan gizi seimbang (cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral).

BAGAIMANA JIKA LANSIA MEMILIKI GEJALA MIRIP COVID-19?

Bila lansia mengalami gejala yang mirip dengan flu, tidak berarti lansia terkena Covid-19. Kelompok lansia (lanjut usia) dan mereka yang memiliki masalah kesehatan memiliki risiko yang lebih besar, segera kontak sarana kesehatan untuk konsultasikan lebih lanjut dan perhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Kelompok lansia (lanjut usia) dan orang dengan masalah kesehatan menahun (kronis) seperti penyakit jantung, diabetes dan penyakit paru berisiko mengalami sakit yang serius. Jika lansia merasa tidak sehat, demam, lelah dan batuk kering, istirahatlah yang cukup di rumah dan makan yang bergizi dan cukup minum.
  • Bila keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak atau napas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
  • Jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota rumah tangga lainnya.
  • Pada saat berobat ke fasilitas layanan kesehatan gunakan masker. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar dengan menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup.

Dengan menghindarkan kelompok lansia terhadap COVID-19 ini, Dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (Kepala BKKBN) menganjurkan agar setiap keluarga membangun Keluarga Berkualitas dengan merajut kasih sayang dan perhatian kepada lansia. Lansia akan merasa lebih bahagia bila hidup dalam lingkungan keluarga yang saling melayani, merawat dan melindungi. Dari lingkungan seperti itulah, hadir LANSIA TANGGUH, yaitu seseorang atau kelompok lanjut usia yang sehat fisik, sosial dan mental, disamping aktif, produktif dan mandiri. Kini bakti kita dituntut memberi perhatian, perlindungan dan kasih sayang kepada Ayah/Ibu, Aki, Kakek, Nenek, Eyang, Opa, Oma, Ompung, Mbah tersayang. Kesibukan telah menyita semua waktu dan energi kita, sehingga perhatian kepada orang tua nyaris tidak ada, bahkan kita lupa kapan terakhir kita menyapa ayah dan ibu, juga kakek dan nenek, yaitu ayah dan ibu dari ayah dan ibu kita.  Saatnya Keluarga menjadi “The best caregiver in the world”  (Tuti Aswani)

Sumber :

  • Badan Pusat Statistik, Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019, Jakarta
  • BKKBN. 2020. Keluarga berkualitas benteng ampuh cegah virus corona saatnya aksi 8 delapan fungsi keluarga. cited April 1st Available on: https://www.bkkbn.go.id/detailpost/keluarga-berkualitas-benteng-ampuh-cegah-virus-corona-saatnya-aksi-8-delapan-fungsi-keluarga
  • Ditjen P2P Penyakit Menular Kementerian Kesehatan. 2020. Jaga agar Lansia terhindar dari COVID -19, Jakarta
  • PERGEMI. 2020.  Sepuluh Cara untuk Melindungi Orang Tua dari Virus Corona. cited April 7th Available on:https://kumparan.com/skata/10-cara-untuk-melindungi-orang-tua-dari-virus-corona-1t7kdkTf4AT
  • WHO dan CDC. Lindungi Lanjut Usia Dalam Perseteruan Manusia vs Covid-19. cited  April 1st Available on: https://transindonesia.co/2020/03/lindungi-lanjut-usia-dalam-perseteruan-manusia-vs-covid-19.2020