Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh sebesar 26 dikategorikan

turunan jika f(x) = (2x - 1)³ maka nilai f¹(x) adalah​

Minta tolong dibantuin soal kesamaan vektor :)​

6. Sederhanakan bentuk operasi perpangkatan berikut ini. 2y⁰t³/y⁶t-²​

isi jawaban matematika hal 11​

Sederhanakan Akar Berikut Initolong kak butus sekaliterima kasih​

5. Sederhanakan dalam bentuk pangkat positif. 1/ a³bc-⁴ ​

bentuk sederhana dari (√96-2√2)-2√3 bagi 4√3​

Tentukan KPK dan FPB dari :C. 8 a³ b² c² dan 12 a⁴ b³ c²pakai cara ya kak tolong ​

akar 2 dari 32.768 adalah brp

berapa bilangan pokok 2 dari √2 ​

Memiliki berat badan ideal tentu menjadi harapan banyak orang. Pasalnya, baik kelebihan berat badan maupun tubuh kurus badan sama-sama bisa memicu penyakit dalam tubuh. Misalnya saja, kegemukan atau obesitas membuat seseorang berisiko tinggi terkena diabetes, serangan jantung, hingga stroke. Untuk mengetahui apakah berat badan Anda tergolong ideal, kelebihan, atau kekurangan, Anda bisa mengukur indeks massa tubuh (IMT).

Apa itu indeks massa tubuh (BMI)?

Pengukuran berat badan ideal dapat dilakukan dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dalam Bahasa Inggris, Indeks Massa Tubuh disebut dengan Body Mass Index (BMI).

Iklan dari HonestDocs

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh sebesar 26 dikategorikan

Indeks Massa Tubuh adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui rentang berat badan ideal seseorang. Angka IMT dapat memberitahukan Anda mengenai seberapa besar risiko gangguan kesehatan Anda.

Bagi sebagian orang, pengukuran IMT ini dinilai tidak akurat. Misalnya saja pada atlet atau binaragawan, nilai IMT yang didapatkan tidak mencerminkan kesehatannya saat itu karena mereka memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. 

Sama halnya saat mengukur indeks massa tubuh ibu hamil, berat badannya tentu akan naik karena dipengaruhi oleh perkembangan janin dalam kandungan. Jadi, meskipun nilai BMI mereka di atas normal, bukan berarti mereka sudah pasti berisiko terkena penyakit lebih tinggi.

Baca juga: Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), Akurat Atau Tidak?

Cara menghitung IMT

Untuk menghitung indeks massa tubuh, Anda hanya membutuhkan 2 data, yaitu nilai berat badan dan tinggi badan. Berat badan menggunakan satuan kilogram (kg) dan tinggi badan dalam satuan meter (m). Dengan nilai ini, Anda dapat mengetahui apakah berat badan Anda saat ini termasuk dalam kategori normal, kekurangan, atau kelebihan berat badan.

Nilai IMT seseorang didapat dengan membagi nilai berat badan dengan kuadrat tinggi badan. Agar lebih jelas, berikut ini adalah rumus penghitungan IMT. 

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (m))2

Ambil contoh pada seorang wanita yang memiliki berat badan 73 kilogram dan tinggi 165 cm. Pertama, tinggi badan wanita perlu diubah dalam satuan meter sehingga 165 cm menjadi 1,65 meter.

Selanjutnya, berat badan tersebut dibagi dengan kuadrat tinggi badan, sehingga didapatkan perhitungan 73/(1,65 x 1,65) = 26,8. Setelah itu, barulah Anda dapat melihat kategori IMT untuk mengetahui apakah IMT tersebut tergolong normal, obesitas, atau justru kekurangan.

Pengelompokkan berat badan berdasarkan nilai IMT

Menurut WHO, perhitungan IMT dibagi dalam empat kelompok, antara lain:

  • Jika nilai IMT sama dengan atau di atas 30, Anda berarti mengalami obesitas.
  • Jika nilai IMT sekitar 25-29,9, Anda mengalami kelebihan berat badan.
  • Jika nilai IMT sekitar 18,5-24,9, maka berat badan Anda termasuk normal atau ideal.
  • Jika nilai IMT di bawah 18,5, maka berat badan Anda termasuk kurang.

Tak jauh berbeda dengan itu, khusus populasi di Asia (termasuk Indonesia) memiliki pengelompokkan indeks massa tubuh sebagai berikut:

  • Jika nilai IMT sama dengan atau di atas 25, artinya Anda mengalami obesitas.
  • Jika nilai IMT sekitar 23-24,9, Anda mengalami kelebihan berat badan.
  • Jika nilai IMT sekitar 18,5-22,9, maka berat badan Anda termasuk normal atau ideal.
  • Jika nilai IMT di bawah 18,5, berat badan Anda termasuk kurang.

Berdasarkan contoh sebelumnya, diketahui bahwa wanita tersebut memiliki IMT 26,8. Bila dilihat dari pengelompokkan indeks massa tubuh, maka wanita tersebut mengalami obesitas.

Orang yang mengalami obesitas berisiko tinggi terkena penyakit jantung hingga stroke. Oleh karena itu, untuk mendapatkan IMT yang normal, maka wanita tersebut harus menurunkan indeks massa tubuhnya menjadi sekitar 18,5-22,9 agar tubuhnya lebih sehat.

Nilai IMT dan angka timbangan berat badan memang dapat menjadi acuan untuk mengetahui kondisi badan Anda. Akan tetapi, dalam menjaga kesehatan tubuh, jangan hanya terpaku pada nilai IMT dan berat badan Anda saja. Diperlukan juga perhitungan massa otot dan lingkar pinggang untuk mengetahui kesehatan Anda secara menyeluruh.

Baca juga: Apakah Indeks Massa Tubuh Menentukan Berat Badan Ideal?

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Jangan sekali-kali menyepelekan bobot tubuh. Kelebihan berat badan atau obesitas tak hanya berkontribusi pada melonjaknya tekanan darah dan kolesterol tinggi, tapi juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. Lalu, berapa berat berat badan yang ideal bagi pria dan wanita dewasa?

Memiliki berat badan yang sehat atau ideal adalah dambaan semua orang. Berat badan yang sehat – tidak terlalu kurus dan tidak kegemukan – akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, batu empedu, kanker dan gangguan kesehatan lainnya. Tentu, berat badan ideal setiap orang berbeda-beda, menyesuaikan pada tinggi badan dan jumlah massa otot yang dimiliki seseorang. Lantas, bagaimana kita dapat mengetahui apakah berat badan kita termasuk ideal? Salah satu cara untuk menghitung berat badan seseorang, yakni dengan rumus BMI (Body Mess Index) atau disebut juga IMT (Indeks Massa Tubuh).

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

Indeks massa tubuh alias BMI didapatkan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Penghitungan berat badan menggunakan satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dihitung dalam satuan meter (m). Berikut rumus untuk mendapatkan indeks massa tubuh:

IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)2

Contoh: Berat badan Anda 50 kg dan tinggi badan 160 cm (1,60 m).

Berapakah IMT Anda?

IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53 kg/m2

Menurut klasifikasi nilai IMT, Anda termasuk kategori normal atau sehat.

Sumber Departemen Kesehatan RI menyebutkan, klasifikasi nilai IMT adalah sebagai berikut:

< 17.0             : Sangat Kurus

17.0 - 18.5     : Kurus

18.5 - 25.0     : Normal

25.0 - 27.0     : Gemuk

> 27.0             : Sangat Gemuk

Meski IMT memberikan informasi dasar tentang masalah berat badan dan bisa menjadi peringatan terkait obesitas, namun kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya pada angka IMT. Hasil perhitungan IMT sifatnya umum sebab tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti  jenis kelamin, bentuk tubuh, usia, etnis dan tingkat aktivitas seseorang. Meski demikian pengetahuan akan IMT tetap diperlukan sebagai bentuk pengendalian diri terhadap berat badan.

Menjaga berat badan tetap sehat dan ideal adalah hal penting untuk mencegah timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit terkait dengan masalah berat badan. Jika seseorang kelebihan berat badan atau obesitas, maka ia berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Laman verywellhealth.com menyebutkan bahwa, ahli medis menganggap obesitas menjadi faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Bahkan kelebihan berat badan sekitar 20 persen akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, terutama jika memiliki banyak lemak di perut.

Selain penyakit jantung, diabetes tipe 2 juga mengintai orang yang obesitas. Kita dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 dengan menurunkan berat badan, makan diet seimbang, cukup tidur dan olahraga teratur. Untuk penderita diabetes tipe 2, menurunkan berat badan dan rajin olahraga atau aktif berkegiatan fisik akan membantu mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh serta mengurangi kebutuhan akan obat diabetes.

Penyakit lainnya yang terkait dengan kelebihan berat badan adalah kanker usus besar, kanker payudara (pasca menopause), kanker kandung empedu, kanker ovarium dan penyakit  ginjal. Orang dengan obesitas juga kerap mengalami sleep apnea, yang dapat menyebabkan seseorang mendengkur berat dan berhenti bernapas sejenak saat tidur. Sleep apnea dapat menyebabkan kantuk di siang hari dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Mengurangi Risiko Terkena Penyakit yang Disebabkan Obesitas

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, jika Anda dianggap kelebihan berat badan, menurunkan sekitar 5 persen dari berat badan akan menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan secara perlahan dan berangsur-angsur antara 200 gram hingga 1 kilogram per minggu atau tidak lebih dari 1,3 kg per minggu adalah cara paling aman untuk menurunkan berat badan. Jadi tidak langsung turun berat badan secara drastis dalam waktu singkat.

Melakukan olahraga akan membantu mengurangi risiko terkena penyakit yang disebabkan obesitas. Studi yang dilakukan American College of Sports Medicine (ACSM) meneliti berbagai rekomendasi berapa jumlah waktu latihan yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan. Hasil penelitian merekomendasikan untuk melakukan olahraga ringan hingga berat setidaknya 150-250 menit dalam seminggu. ACSM juga menyatakan lebih banyak latihan akan lebih baik lagi.

Untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan, ACSM merekomendasikan olahraga lebih dari 250 menit per minggu. Selain itu, jangan lupa untuk menjalankan pola makan sehat yang juga dapat membantu mengendalikan berat badan.

Sumber:

http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=status+gizi&act=search-by-map&pgnumber=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1

https://www.verywellhealth.com/the-link-between-weight-and-heart-disease-3496281

https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/health-risks-overweight

https://www.huffingtonpost.com.au/2017/08/13/whats-a-safe-amount-of-weight-to-lose-in-a-week_a_23074202/