Seorang rasul pasti dapat dipercaya karena memiliki sifat

Ilustrasi sifat mustahil rasul. Foto: pixabay

Rasul adalah para nabi utusan Allah yang bertugas untuk menyampaikan wahyu yang ia terima dari malaikat Jibril kepada umatnya. Setiap rasul memiliki sifat wajib dan sifat mustahil.

Sifat wajib adalah sifat yang harus dimiliki oleh para Rasul. Sifat ini tentunya dapat diteladani oleh umat manusia. Adapun sifat wajib bagi rasul di antaranya adalah sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah.

Berbeda dengan sifat wajib, sifat mustahil rasul adalah sifat yang mustahil atau tidak mungkin ada pada diri rasul. Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut.

Kebalikan dari sifat as-sidiq yang artinya jujur, al-kizzib memiliki arti dusta. Seorang rasul yang diutus oleh Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat dusta. Hal ini dijelaskan dalam Alquran Surat An-Najm ayat 2-4.

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. an-Najm: 2-4)

Selanjutnya adalah al-khianat yang artinya berkhianat. Mustahil rasul memiliki sifat khianat sebab semua wahyu yang diamanahkan kepadanya pasti dilaksanakan dan disampaikan. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-An’am ayat 106.

اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. (QS. al-An’am: 106)

Ilustrasi al-quran sebagai wahyu yang diamanahkan kepada Rasulullah SAW. Foto: freepik

Sifat mustahil rasul selanjutnya adalah al-kitman yang artinya menyembunyikan. Rasul Allah mustahil memiliki sifat ini sebab setiap rasul diamanahkan wahyu yang tidak mungkin disembunyikan kepada umatnya. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-An’am ayat 50.

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.

Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya). (QS. al-An’am: 50)

Sifat ini adalah kebalikan dari al-fatanah yang berarti cerdas, sifat al-baladah artinya bodoh. Mustahil rasul utusan Allah memiliki sifat bodoh.

Meskipun pada awalnya rasul tidak bisa membaca dan menulis, tapi beliau sangat pandai dalam berdakwah dan menyampaikan wahyu yang diberikan oleh Allah SWT.

Ilustrasi rasul. Foto: Freepik

Rasul berasal dari bahasa Arab, yaitu rasulun yang artinya utusan. Sedangkan menurut istilah, rasul adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah berkenaan dengan syariat agama dan ditugaskan untuk menyampaikan kepada umat banyak.

Sebagai manusia pilihan Allah yang menjadi suri tauladan bagi umat, para rasul memiliki sifat-sifat mulia yang selalu melekat dalam dirinya. Sifat wajib Rasul tersebut ada empat, yakni sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Berikut ini adalah penjelasannya:

Siddiq artinya benar dan jujur. Artinya rasul selalu padu antara ucapan dan sikap, janji dan bukti, serta visi dan aksi. Mustahil Rasul itu bersifat pembohong atau dusta. Menurut Rasulullah SAW, integritas semacam ini akan membawa umat pada kebaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sungguh siddiq itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkan kepada surga…Sementara dusta itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan kepada neraka.”(HR Bukhari).

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan Allah dengan sebaik-baiknya. Tidak mungkin Rasul bersifat khianat terhadap yang memberinya amanah. Kredibilitas para rasul tidak perlu diragukan lagi.

Salah satu contohnya adalah kisah Nabi Muhammad SAW yang tidak gentar menyiarkan ajaran Islam meski telah ditawari harta oleh kaum Quraisy, bahkan menerima ancaman pembunuhan. Rasulullah SAW bersabda:

“Demi Allah wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-Nya.”

Seorang rasul juga pasti dipercaya oleh umatnya. Bahkan ini terjadi sejak sebelum mereka diangkat sebagai utusan Allah SWT. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Muhammad, beliau diberi gelar Al Amin yang artinya “dapat dipercaya” oleh penduduk Mekah.

Tabligh artinya menyampaikan wahyu. Seorang rasul adalah penyampai wahyu Allah kepada umat manusia. Tidak pernah sekalipun mereka menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, meskipun rintangan berat harus mereka lalui. Mustahil seorang Rasul bersifat kitman atau menyembunyikan wahyu.

Fathanah artinya cerdas dan pintar. Tidak ada sifat jahlun atau bodoh dalam diri rasul. Dengan kecerdasannya, para rasul mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya. Para rasul juga dapat berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya agar mereka mau memercayai ajaran Allah SWT.