seorang adik harus titik-titik kakaknya

Kehadiran adik tidak jarang membuat kakaknya merasa kurang diperhatikan hingga memicu kecemburuan atau bahkan rasa benci. Agar hal ini tidak terjadi, Bunda perlu mengetahui cara mempersiapkan Si Kakak untuk punya adik, bila memang Bunda sedang merencanakan untuk punya anak lagi.

Jika anak masih berusia di bawah 2 tahun, biasanya mereka belum paham arti memiliki seorang saudara. Berbeda jika anak telah berusia 2 tahun ke atas. Anak-anak pada usia tersebut mungkin sudah bisa merasa cemburu jika melihat orang tuanya memperhatikan anak lain selain dirinya.

Namun, berapa pun usianya, anak perlu diberi tahu sejak dini ketika dia akan memiliki adik. Hal ini penting supaya dia bisa memiliki banyak waktu untuk membayangkan bagaimana hidup bersama adiknya nanti. Ini dapat mencegah timbulnya kecemburuan atau perasaan ditinggal oleh orang tuanya.

Persiapan Selama Masa Kehamilan

Setelah mengetahui bahwa Bunda positif hamil kedua, kabarkan berita bahagia ini kepada Si Kakak. Katakan kepadanya sebentar lagi dia akan menjadi seorang kakak sambil menggengam tangannya untuk memegang perut Bunda. Tujuannya adalah untuk membangun kedekatan antara Si Kakak dengan adiknya nanti.

Selama masih mengandung, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Mulailah mengganti panggilan sayang untuk Si Kakak, contohnya dengan memanggilnya Kakak untuk menumbuhkan rasa kedewasaannya.
  • Tunjukkan perkembangan perut Bunda kepada Si Kakak. Ajari ia sedini mungkin untuk selalu menyayangi adiknya meski masih di dalam perut.
  • Katakanlah hal yang positif ke Si Kakak, jika ia bertanya Apa yang dilakukan adik bayi di dalam perut Bunda?. Tidak perlu menjawabnya dengan serius, cukup jawab dengan, Sekarang adik bayi sedang tersenyum karena dicium oleh Kakak atau hal positif lainnya.
  • Saat Si Kakak minta diajak bermain, sementara kondisi Bunda tidak memungkinkan, katakan kepadanya bahwa Bunda sedang kelelahan. Jelaskan bahwa ini wajar dan juga Bunda rasakan ketika sedang mengandung Si Kakak.

Selama hamil, Bunda juga perlu membiasakan Si Kakak untuk bertemu dengan anak lain yang lebih muda darinya atau melihat Bunda menggendong bayi lain. Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk menerapkan ini, seperti:

  • Mengajak Si Kakak berkunjung ke rumah saudara atau teman Bunda yang memiliki bayi
  • Memperlihatkan foto-foto Si Kakak saat masih bayi dan bercerita betapa senangnya Bunda menggendong dan bermain bersamanya
  • Mengajak Si Kakak saat Bunda memeriksakan kandungan untuk mendengar detak jantung bayi

Persiapan Menjelang Kelahiran Adik

Di trimester akhir kehamilan, Bunda bisa meminta bantuan Si Kakak untuk menyiapkan segala keperluan adik saat lahir. Hal ini bisa membuat ia merasa menjadi bagian dari keluarga, sekaligus dapat mengurangi rasa cemburu.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa Bunda terapkan:

  • Ajak Si Kakak untuk membantu memberi nama untuk adiknya.
  • Libatkan Si Kakak saat memiliki peralatan untuk adiknya, seperti membeli baju bayi sesuai dengan pilihannya.
  • Ajak Si Kakak mencuci baju atau peralatan bayi lainnya sebelum digunakan adiknya nanti setelah lahir.
  • Perlihatkan barang-barang milik Si Kakak yang sudah tidak ia pakai dan akan diberikan kepada adiknya, supaya ia merasa dirinya menjadi bagian yang penting dari kehadiran adik.
  • Jika Si Kakak menyukai barang-barang adiknya yang dibeli dan beranggapan bahwa itu adalah miliknya, tidak perlu melarangnya bermain dengan barang-barang tersebut. Biarkan saja ia bersenang-senang hingga lupa dengan sendirinya.
  • Luangkan banyak-banyak waktu berkualitas dengan Si Kakak.

Setelah Kelahiran Adik

Ketika saat yang dinanti tiba, Bunda harus memberi perhatian ekstra untuk Si Kakak. Meski masih mengalami sakit setelah melahirkan, sebisa mungkin tampilkan wajah bahagia saat Si Kakak datang dan lakukan hal-hal berikut ini:

  • Peluk erat Si Kakak sambil berkata, Sekarang kamu sudah menjadi seorang kakak. Bunda juga bisa memberinya hadiah, seperti baju bertuliskan I Love My Sister atau I Love My Brother. Katakanlah bahwa hadiah itu pemberian adiknya.
  • Cobalah untuk tetap memperhatikan Si Kakak dengan selalu melibatkannya pada tiap kegiatan yang ada. Misalnya, ajak Si Kakak berfoto bersama atau adakan sesi foto Si Kakak bersama adik barunya.
  • Berilah pengertian kepada Si Kakak bahwa bayi yang baru lahir belum bisa bermain dengannya, tapi kakak bisa mencium jari kakinya atau memegang tangannya.
  • Jika Si Kakak mulai mencari perhatian dengan berbuat kasar pada adiknya, Bunda bisa menghukumnya dan mengatakan bahwa perbuatannya tidak baik. Sebisa mungkin, jangan tinggalkan Si Kakak berdua bersama adiknya.

Mempersiapkan seorang anak untuk punya adik memang tidak mudah. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa Bunda mungkin akan sibuk dengan Si Kecil yang baru lahir. Oleh karena itu, mintalah bantuan anggota keluarga lain untuk turut mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada Si Kakak.

Jika Si Kakak belum bisa memahami keadaan tersebut, Bunda bisa menasihatinya seperti, Kakak tidak boleh cemburu atau iri jika melihat Bunda atau Ayah memberikan perhatian lebih kepada adik. Adik bayi butuh perhatian lebih karena dia belum bisa melakukan sesuatu sendiri. Berbeda dengan Kakak yang kini sudah tumbuh besar.

Meski Bunda perlu membuat ia merasa menjadi kakak yang lebih dewasa, jangan lupakan fakta bahwa ia juga masih anak-anak. Ajaklah selalu Si Kakak untuk membantu Bunda saat merawat adik bayi, sehingga ia tidak merasa diabaikan. Selain itu, tetap berikan pujian dan perhatian yang cukup untuk Si Kakak.

Bila Bunda merasakan adanya perbedaan sikap yang drastis pada Si Kakak sejak adiknya lahir, misalnya susah tidur, menolak makan, atau jadi suka menyendiri, jangan ragu untuk meminta saran kepada psikolog atau dokter, ya.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA