Show Kitab-kitab Allah SWT dan Nabi penerimanyaMengutip dari Sumber Belajar Kemendikbud Ristek, berikut ini urutan kitab Allah mulai dari tertua hingga yang terakhir. Kitab Allah yang tertua adalah kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa 'alaihissalam di Bukit Sinai. Kitab ini diturunkan untuk pedoman bagi bangsa Bani Israil pada abad ke 12 SM. Kitab Taurat dikenal dengan isinya yaitu The Ten Commandements atau 10 perintah Tuhan. Taurat sendiri memiliki arti yaitu hukum atau syariat. Bahasa yang digunakan dalam kitab ini adalah bahasa Ibrani. Kitab Taurat juga disebutkan dalam Al-Quran tepatnya di surat Al-Isra Ayat 2. Kitab selanjutnya yang turun sebagai pedoman manusia setelah kitab Taurat adalah kitab Zabur. Nabi yang menerima kitab ini adalah Nabi Daud 'alaihissalam pada abad ke 10 SM di daerah Yerusalem. Kitab Zabur diturunkan sebagai pedoman untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini ditulis dengan bahasa Qibti. Kitab Zabur atau Mazmur berisikan nyanyian pujian kepada Allah SWT atas semua nikmat yang Allah berikan. Sama seperti kita Taurat, kitab Zabur juga disebutkan dalam Al-Quran yaitu surat Al-Isra Ayat 55. Baca Juga: Tata cara Sholat Dhuha, bacaan doa, jumlah rakaat, dan waktu melaksanakannyatirto.id - Rukun Iman ketiga dalam Islam yaitu mengimani kitab-kitab Allah. Allah telah memberikan kitab suci kepada para rasul-Nya. Salah satunya adalah Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud untuk Bani Israel. Berdasarkan urutan turun serta para rasul yang menerimanya, secara lengkap kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah dan termasuk Rukun Iman bagi umat Islam tersebut terdiri dari:
Mengenal Kitab Zabur (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});Kitab Zabur diamanahkan Allah kepada Nabi Daud untuk menjadi pedoman hidup bagi bangsa Bani Israel. Kitab ini diturunkan setelah kitab Taurat yang diberikan pada Nabi Musa. Zabur ditulis menggunakan bahasa Qibti. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Kemdikbud 2014), keterangan mengenai turunnya kitab Zabur pada Nabi Daud telah disinggung Allah melalui firmannya pada surah Al Isra ayat 55 dan surah Annisa ayat 163. Selain itu, keterangan tentang Zabur ditemukan pula pada surah Ali Imran ayat 184, Al Anbiyaa' ayat 105, dan Saba' ayat 10.
“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.“ (QS. Al-Isra: 55) "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS Annisa: 163) Sebagian ulama menyamakan kitab Zabur dengan sebutan Mazmur. Kata "zabur" sama dengan kata dalam bahasa ibrani "zamir", yang bermakna lagu atau musik. Kitab Zabur memiliki muatan isi berupa zikir, pengajaran, dan hikmah. Kitab ini menjadi petunjuk atau wahyu Allah untuk diturunkan bagi umat Bani Israel. Dilansir laman NU, dalam Zabur tidak terdapat hukum-hukum syariat karena Nabi Daud diperintahkan mengikuti syariat yang dibawa Nabi Musa. Dalam Zabur terdapat 150 nyanyian (mazmur) yang dilagukan oleh Nabi Daud. Nyanyian itu mengungkapkan pengalaman selama hidupnya. Misalnya yaitu pengakuan dosa, kisah kejatuhannya, pengampunan dosa, sukacita terhadap kemenangan menghadapi musuh Allah, kemuliaan Allah seperti dinyatakan alam, hukuman Allah, hingga kemuliaan Messiah yang akan datang yakni kehadiran nabi Muhammad. Menurut situs Sumber Belajar Kemdikbud, Nabi Daud diberikan kemudahan Allah untuk menguasai isi kitab Zabur dan mendakwahkannya. Bahkan, Nabi Daud sering menyelesaikan bacaan dalam Zabur tatkala mempersiapkan pelana kuda. Kisah ini diceritakan Nabi Muhammad dalam sabdanya: "Pembacaan Zabur dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana siap diletakkan. Dan dia tidak akan makan selain hasil dari kerjanya sendiri. Barakallah." (HR Bukhari).
Baca juga: Sejarah Kitab Taurat: Nabi Penerima, Makna, & Isi Pokok Ajarannya
Sejarah Turunnya Kitab Zabur
Turunnya kitab Zabur terjadi setelah Nabi Daud mampu membunuh Jalut. Jalut (Goliath) adalah pria sombong yang tidak mengimani Allah. Dia menjadi pimpinan pasukan Palestina saat itu. Daud yang usianya masih muda, suatu kali ikut dalam barisan tentara Bani Israel untuk melawan pasukan pimpinan Jalut. Ketika masih muda, Daud menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Raja Thalut melawan pasukan bangsa Palestina yang dipimpin Jalut (Goliath). Laman P2K Universitas Muhammadiyah Surabaya menerangkan, Daud berhasil membunuh Jalut. Dia pun dielukan setelah itu sebagai pahlawan perang. Sepeninggal Raja Thalut, Daud pun diangkat sebagai pengganti raja. Suatu hari Daud mengasingkan diri sekaligus bertaubat pada Allah. Dalam pengasingannya, Daud memperbanyak lisannya untuk memuliakan Allah dengan bertasbih. Lalu, dia diangkat sebagai nabi dan diturunkan padanya kitab Zabur dari Allah.saat memuliakan Allah dengan bertasbih. Peristiwa ini diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 250-251). Allah berfirman: "Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. " (QS. Al-Baqarah: 250-251).
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
KITAB ZABUR
atau
tulisan menarik lainnya
Ilham Choirul Anwar
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Zabur ditulis menggunakan bahasa Qibti. |