Selain penyakit menurun, sifat sifat apa saja yang dapat diturunkan orangtua kepada anaknya

Kesehatan Anak

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 30 Nov 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Selain penyakit menurun, sifat sifat apa saja yang dapat diturunkan orangtua kepada anaknya
Selain penyakit menurun, sifat sifat apa saja yang dapat diturunkan orangtua kepada anaknya

Terdapat beberapa penyakit keturunan yang berasal dari kedua orang tua. Kenali, waspadai, dan segera lakukan upaya pencegahannya!

Selain penyakit menurun, sifat sifat apa saja yang dapat diturunkan orangtua kepada anaknya

Penyakit tidak melulu terjadi akibat faktor dari luar. Kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh faktor dari dalam alias kondisi genetik yang berasal dari kedua orang tua. 

Selain sifat fisik, seperti warna kulit, bentuk tubuh, jenis rambut, dan lain-lain, orang tua juga dapat menurunkan penyakit kepada anaknya. 

Risiko seorang anak mengalami penyakit keturunan pun dapat lebih tinggi apabila memiliki kombinasi faktor risiko, baik lingkungan maupun mutasi gen. 

Agar lebih jelas, berikut ini adalah beberapa contoh penyakit yang bisa diturunkan dari orang tua kepada anaknya:

Anda pasti sudah tahu bahwa tidak merokok, menjaga berat badan, olahraga secara teratur, dan pola makan sehat adalah cara terbaik untuk menjaga fungsi jantung yang optimal.

Sebuah studi tahun 2016 terhadap lebih dari 55 ribu peserta yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan, kebiasaan-kebiasaan tersebut wajib diterapkan oleh orang-orang yang lahir dari garis keturunan penderita penyakit jantung. 

2. Polip Usus Besar

Polip sangat mungkin berkembang di usus besar selama masa remaja, dan dapat berubah menjadi ganas saat mendekati usia 40 tahun. 

Menurut American Cancer Society, sebanyak 1 dari 5 orang yang terkena penyakit tersebut disebabkan oleh faktor genetik.

Artikel Lainnya: Benarkah Asam Urat Merupakan Penyakit Turunan?

Thalassemia adalah penyakit keturunan yang membuat kemampuan tubuh untuk memproduksi hemoglobin darah menjadi sangat terbatas. Kondisi ini dapat berujung pada terhambatnya aliran oksigen ke seluruh tubuh. 

Terdapat 25 persen kemungkinan bahwa anak-anak yang mewarisi gen thalassaemia dari kedua orangtuanya akan terlahir dengan kondisi yang sama. 

Orang-orang yang kemungkinan besar menjadi pembawa gen penyebab menyebabkan Thalassemia adalah keturunan Asia Tenggara, India, Cina, Timur Tengah, Mediterania, dan Afrika Utara.

4. Cystic Fibrosis

Cystic Fibrosis adalah penyakit keturunan kronis yang menyebabkan munculnya lendir kental dan lengket di tubuh pasien. Lendir tersebut menghambat sistem pernapasan, pencernaan, dan reproduksi. 

Seperti Thalasemia, penyakit ini biasanya diturunkan pada tingkat 25 persen jika kedua orang tua anak memiliki gen Cystic Fibrosis. 

Artikel Lainnya: Cegah Penyakit Genetik dengan Diet yang Tepat

Selain gaya hidup tidak sehat, risiko seseorang mengalami kolesterol tinggi juga bisa meningkat akibat faktor genetik.

Hanya saja, masih banyak orang yang gagal mendeteksi dini masalah kesehatan ini sehingga mengalami serangan jantung di usia muda.

Faktanya, orang dengan kelainan genetik yang disebut familial hypercholesterolemia (FH) memiliki tingkat kolesterol jahat (LDL) tinggi sejak lahir. 

Mereka pun 20 kali lebih berisiko terkena penyakit jantung di usia muda, termasuk serangan jantung dan stroke.

6. Penyakit Celiac

Menurut Celiac Disease Foundation, orang yang memiliki orang tua atau saudara pengidap penyakit celiac berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sama di masa mendatang. 

Penyakit ini terjadi ketika pencernaan mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi gluten, protein yang ditemukan pada beberapa jenis serealia, seperti gandum dan jelai (barley).

Artikel Lainnya: Merasa Depresi? Bisa Jadi karena Pengaruh Gen

Meski masih butuh studi lebih lanjut, peneliti menduga bahwa depresi juga termasuk sebagai penyakit yang diturunkan secara genetik. 

Depresi adalah gangguan suasana hati yang membuat penderitanya kehilangan semangat dan motivasi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. 

Depresi yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat memicu keinginan bunuh diri.

8. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)

Sickle cell anemia adalah penyakit keturunan yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini lebih sering diwariskan pada orang-orang keturunan ras sub-Sahara, India, atau Mediterania. 

Anemia sel sabit menyebabkan sel darah merah berubah dari bentuk donat menjadi sabit. 

Hal ini dapat membuat sel darah merah menggumpal dan terperangkap di pembuluh darah sehingga memicu nyeri hebat dan komplikasi serius; seperti infeksi, kerusakan organ, dan sindrom pernapasan akut. 

Artikel Lainnya: 6 Jenis Anemia yang Berhubungan dengan Genetik

Para ilmuwan telah mengaitkan beberapa mutasi gen dengan risiko diabetes yang lebih tinggi. Namun, tidak semua orang yang memiliki kondisi tersebut akan terkena diabetes di kemudian hari. 

Diabetes merupakan suatu kondisi kronis yang terkait dengan kadar gula darah (glukosa) tinggi. Insulin yang diproduksi oleh pankreas memiliki fungsi untuk menurunkan glukosa darah. 

Apabila tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik, gula darah akan cenderung tinggi sehingga mencetuskan penyakit diabetes.

10. Kanker

Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali yang dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. 

Ada lebih dari 200 jenis kanker, dan gejala awalnya berupa kelelahan, penurunan berat badan, nyeri, perubahan kulit, perdarahan yang tidak biasa, demam, benjolan, atau munculnya massa jaringan.

Waspadai kemungkinan penyakit yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Lakukan pemeriksaan sedini mungkin, dan terapkan gaya hidup sehat agar dapat menurunkan risiko penyakit genetik tersebut.

Ketahui lebih lanjut mengenai penyakit keturunan dengan bertanya langsung kepada dokter menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

KOMPAS.com- Seorang anak yang mirip ayahnya, ibunya, atau gabungan keduanya, adalah hal yang biasa kita jumpai.

Tak heran, ini karena genetik disebut-sebut sebagai pelaku utama yang membuat seorang anak biasanya mirip atau bahkan serupa sekali dengan orangtuanya.

Namun ternyata kemiripan wajah dan postur bukan satu-satunya “warisan” yang bisa diturunkan dari orangtua ke anak. Ada juga hal-hal lainnya, dan beberapa di antaranya adalah:

1. Risiko penyakit

Tubuh manusia itu unik karena terdiri atas triliunan sel penyusun. Dalam setiap sel tersebut, terdapat struktur inti atau nukleus yang di dalamnya berisi kromosom. Masing-masing kromosom dilengkapi dengan untaian asam deoksiribonukleat atau DNA. Nah, gen adalah bagian dari DNA yang nantinya diturunkan dari orangtua ke anak.

Setiap anak normalnya memiliki dua salinan gen dari kedua orangtua. Ketika nantinya DNA yang telah diturunkan ini mengalami kerusakan, maka strukturnya akan berubah.

Kerusakan pada struktur DNA ini bisa dipicu oleh berbagai hal, salah satunya paparan bahan kimia. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya penyakit pada tubuh. Nah, struktur DNA yang rusak tersebut bisa menurun pada anak.

Terlebih jika gen tersebut cukup kuat, sehingga akan mengalahkan gen lainnya yang tidak membawa penyakit. Otomatis saat dilahirkan, kemungkinan besar anak sudah memiliki risiko penyakit keturunan yang dialami oleh orangtuanya.

Baca juga: Disfungsi Ereksi? Jangan-jangan Genetik Penyebabnya

2. Ciri fisik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gen bisa dibilang sebagai bagian dari DNA yang membawa semua informasi seputar ciri khas orangtua untuk diwariskan pada anaknya.

Tubuh setiap orang memiliki lebih dari 20.000 gen penyusun, di mana semua gen tersebut memiliki dua salinan berbeda yang didapat dari kedua orangtua.

Sedangkan DNA, menyumbang sebanyak 23 pasang kromosom untuk masing-masing tubuh anak. Dengan kata lain, ayah dan ibu akan menyumbang masing-masing 23 kromosom, yang akhirnya membentuk 46 buah kromosom total alias 23 pasang kromosom.

Di dalam setiap kromosom tersebut ada beragam informasi dari gen yang berperan untuk menentukan tampilan fisik seorang anak. Oleh karena tubuh memiliki dua pasang kromosom berbeda dari ayah dan ibu, otomatis pasangan gennya juga tidak sama.

Sepasang gen tersebutlah yang nantinya bertanggung jawab terhadap pembentukan ciri atau tampilan fisik khas seseorang. Alhasil, anak pun memiliki ciri khas tertentu karena diturunkan dari orangtua.

Itulah mengapa sebagian ciri fisik seorang anak biasanya mirip dengan ibu, sementara beberapa bagian tubuh lainnya menyerupai ayah.

Bahkan, bisa saja seorang anak lebih cenderung serupa dengan ayah atau ibunya saja. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan DNA anak merupakan kombinasi dari kedua orangtuanya.

Akibatnya, warna rambut, warna bola mata, bentuk hidung, ketebalan alis, lentiknya bulu mata, dan hal lainnya pada anak mirip sekali dengan orangtuanya.

3. Tinggi badan

Mengutip dari Genetics Home Reference, para peneliti meyakini bahwa sekitar 80 persen tinggi badan seorang anak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Atau dengan kata lain, tubuh anak bisa tinggi atau pendek yakni karena mewarisi “bakat” dari orangtuanya.

Ada berbagai variasi gen yang bertugas untuk menentukan ukuran tinggi badan anak. Itu sebabnya, tidak mengherankan ketika melihat ada anak yang sangat yang tinggi, sementara ada juga yang biasa saja atau cenderung pendek.

Hal tersebut biasanya akan dengan mudah terjawab ketika melihat postur tubuh orangtuanya. Dalam arti, fisik tubuh anak yang tinggi sebenarnya diperoleh karena diturunkan dari orangtua dengan fisik yang serupa.

Namun, lain lagi ceritanya ketika antar saudara kandung ternyata memiliki tinggi badan yang berbeda. Ini bisa dikarenakan adanya kombinasi gen kedua orangtua yang berbeda, sehingga ukuran tinggi badan antara kakak dan adik biasanya juga tidak sama.

Baca juga: Seberapa Besar Faktor Keturunan Memengaruhi Tinggi Badan Anak?

4. Ukuran payudara

Bukan hal baru lagi jika selama ini faktor genetik atau keturunan disebut-sebut sebagai salah satu penentu seberapa besar ukuran payudara wanita. Nyatanya, hal tersebut benar adanya.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam BMC Medical Genetics, menemukan bahwa variasi genetik orangtua, khususnya ibu, menentukan ukuran payudara anak perempuannya. Artinya, anak perempuan yang lahir dari seorang ibu dengan payudara besar, kemungkinan akan memiliki ukuran payudara yang besar pula.

Sebaliknya, jika ibu dari anak perempuan memiliki ukuran payudara yang sedang atau bahkan kecil, kemungkinan pertumbuhan ukuran payudara anaknya juga tidak terlalu besar.

Didukung oleh hasil penelitian dari jurnal Twin Research and and Human Genetics, bahwa sekitar 56 persen besar kemungkinannya ukuran payudara diturunkan dari orangtua ke anak. Hasil tersebut didapat dengan membandingkan ukuran cup bra pada sekitar 16.000 wanita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Editor: Wisnubrata