Sebutkan tiga hal yang harus terkandung dalam alur cerita

Cerpen adalah cerita pendek yang memiliki alur tulisan yang ringkas dan jelas. Perbedaan cerpen dengan prosa atau karangan fiksi adalah konflik atau permasalah cerita. Cerpen hanya terdiri dari satu konflik saja. Selain itu tokoh dalam cerita umumnya berisi 3 sampai 5 orang.

Mengutip dari buku Unsur Pembangun Cerpen bahasa Indonesia karya Sutardi, cerpen adalah rangkaian cerita yang menjadi satu konflik antar tokoh atau dalam diri tokoh sendiri. Cerita bisa berhubungan dengan tempat, waktu, dan hubungan antar tokoh.

Dari penjelasan diatas cerpen berisi imajinasi, prosa, gagasan, pemikiran, dan pengalaman penulis yang membentuk sebuah peristiwa.

Ciri-ciri cerpen yaitu jumlah kata kurang dari 10.000 kata dan memiliki unsur pembangun. Ada dua unsur pembangun dalam cerpen antara lain unsur intrinsik dan ekstrinsik, seperti cerita fiksi.

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen itu sendiri. Intrinsik juga ada di dalam karya sastra yang memiliki ciri konkret.

Mengutip dari buku Konsep Dasar Kesusastraan: Paling Mutakhir, ciri-ciri unsur intrinsik menurut Pradopo meliputi pikiran, perasaan, genre sastra, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan struktur karya sastra.

Unsur intrinsik terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar waktu, gaya, bahasa, sudut pandang, dan amanat.

Tema biasanya tidak dijelaskan dalam sebuah cerpen. Anda harus membaca terlebih dahulu alur cerita sehingga mengenali rangkaian peristiwa di dalamnya.

Tema adalah gagasan dasar yang menjadi latar belakang keseluruhan cerita. Tema bisa bersifat umum misalnya mengangkat permasalahan di lingkungan, pengalaman pribadi penulis, tema pendidikan, sejarah, dan masih banyak lagi.

Tokoh merupakan unsur penting untuk mengembangkan cerita cerpen. Tokoh dalam cerita menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik, dan gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh.

Cerpen biasanya memakai alur maju. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Alur dibagi menjadi alur maju, mundur, dan alur campuran.

Rangkaian peristiwa dalam alur diawalai dengan perkenalan tokoh atau cerita, konflik, penyelesaian, dan keputusan.

Dalam sebuah alur adalah konflik yang muncul bersamaan dengan tokoh. Konflik adalah permasalahan yang terjadi pada tokoh utama. Konflik ini mengakibatkan pertentangan antar tokoh utama dengan tokoh lain.

Sudut pandang adalah segi pandang penulis sebagai pengamat di luar cerita. Pengarang bisa memakai kata ganti orang ketiga untuk menceritakan peristiwa atau tokoh utama. Pengarang bisa mengganti tokoh utama dengan sebutan aku yang memakai kata ganti pertama.

Gaya bahasa berguna untuk menciptakan nada atau suasana persuasif. Gaya bahasa ini memperlihatkan dialog dan interaksi antar tokoh. Penulis perlu memakai bahasa yang cermat untuk menceritakan suasana dan imajinasi pembaca.

Latar biasanya berhubungan dengan suasana, waktu, dan tempat terjadinya cerita. Dalam novel akan dijelaskan dimana, kapan, dan bagaimana penggambaran suasana tokoh dalam lingkungannya.

Latar dalam cerita bisa berupa imajinasi atau faktual. Latar ini dipakai untuk memperkuat keyakinan pembaca dalam jalannya sebuah cerita.

Pesan biasanya disampaikan oleh penulis pada pembaca tentang nilai moral dalam sebuah cerpen. Amanat ini berupa perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat.

Amanat dalam cerpen bisa disampaikan secara tersembunyi (implisit) atau eksplisit (tersurat). Pesan bisa juga disampaikan dalam bentuk ucapan antar tokoh. Amanat ini bisa dipahami oleh pembaca melalui serangkaian peristiwa yang disajikan.

Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak langsung bisa mempengaruhi sebuah karya sastra. Menurut Nurgiyantoro, unsur ini berasal dari luar cerita.Meski demikian unsur ekstrinsik bisa mempengaruhi isi dan jalan cerita.

Mengutip dari buku Bahasa Indonesia 1, ditulis oleh Yohanni Johns dan Robyn Stokes unsur ekstrinsik disampaikan dari latar belakang orang atau masyarakat yang diceritakan.

Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan lingkungan pengarang, subjektivitas pengarang, dan keadaan psikologi.

Unsur ekstrinsik bisa berhubungan dengan nilai moral, budaya, dan agama yang dianut masyarakat.

Unsur ini bisa menjelaskan informasi terkait pengarang yang berpengaruh. Ciri khas unsur ekstrinsik terdapat pada penggambaran pemikiran, budaya, dan latar belakang dari pengarang. Berikut penjelasan tentang bagian unsur ekstrinsik.

Latar belakang masyarakat bisa terdiri dari ideologi negara kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi.

Unsur ekstrinsik berupa latar belakang penulis seperti riwayat hidup, kondisi psikologis, dan aliran sastra.

Dalam sebuah cerpen mengandung nilai penting seperti nilai agama, nilai sosial, dan nilai moral.

Contoh Unsur Intrinsik

  • Umumnya cerpen memakai kata bersifat deskriptif untuk menggambarkan karakter antar tokoh, tempat dan suasana. Contoh kalimat deskriptif yaitu,

Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang. Bahkan, kamarnya sekarang sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur rapi dan tertata dengan baik.

  • Setiap kalimat memakai fungsi keterangan waktu. Contoh kata yang memakai keterangan waktu yaitu ketika itu, telah terjadi, beberapa tahun yang lalu.
  • Cerpen juga memakai kata kerja untuk menggambarkan perasaan karakter antar tokoh. Contoh kata kerja banyak dipakai dalam cerpen yaitu menginginkan, merasakan, mengalami, mengharapkan, mendambakan, dan masih banyak lagi.
  • Percakapan dialog dalam cerpen memakai tanda petik ganda dan kata kerja. Fungsi tanda petik untuk untuk membedakan antara kalimat biasa dengan dialog secara langsung antar tokoh. Contohnya percakapan dialog yaitu:

“Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
"Mereka pergi kemana?" tanya ibu pada adik. Alam berkata,“Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
“Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya

  • Kata kerja yang dipakai secara tidak langsung menceritakan perkataan tokoh atau pengarah. Contoh kata kerja yaitu mengatakan, bahwa, mengungkapkan, menuturkan, menanyakan, menyatakan.

Tyas Wening Kamis, 4 Juni 2020 | 07:10 WIB

Sebutkan tiga hal yang harus terkandung dalam alur cerita

Ilustrasi menulis naskah drama (Pixabay)

Bobo.id - Apakah teman-teman pernah menonton pertunjukan drama? Atau ada film yang menjadi favoritmu?

Dalam sebuah pertunjukan drama, pementasan seni, atau film dibutuhkan naskah.

Naskah adalah karya tulis atau rancangan yang ditulis tangan oleh seseorang.

Nah, peran naskah drama dalam sebuah film atau pementasan adalah untuk acuan para pemain atau pemeran dalam memainkan perannya.

O iya, teman-teman juga bisa membuat naskah drama sendiri yang nantinya bisa dimainkan menjadi sebuah drama.

Untuk membuat sebuah naskah drama, setidaknya ada tiga unsur dalam pembuatan naskah drama yang harus diperhatikan.

Apa saja, ya, unsur-unsur dalam pembuatan naskah drama?

Baca Juga: 3 Kata yang Menggambarkan Pipiyot dalam Petualangan Oki dan Nirmala: Pesta Balon, Materi Belajar dari Rumah TVRI 3 Juni 2020


Page 2


Page 3

Sebutkan tiga hal yang harus terkandung dalam alur cerita

Pixabay

Ilustrasi menulis naskah drama

Bobo.id - Apakah teman-teman pernah menonton pertunjukan drama? Atau ada film yang menjadi favoritmu?

Dalam sebuah pertunjukan drama, pementasan seni, atau film dibutuhkan naskah.

Naskah adalah karya tulis atau rancangan yang ditulis tangan oleh seseorang.

Nah, peran naskah drama dalam sebuah film atau pementasan adalah untuk acuan para pemain atau pemeran dalam memainkan perannya.

O iya, teman-teman juga bisa membuat naskah drama sendiri yang nantinya bisa dimainkan menjadi sebuah drama.

Untuk membuat sebuah naskah drama, setidaknya ada tiga unsur dalam pembuatan naskah drama yang harus diperhatikan.

Apa saja, ya, unsur-unsur dalam pembuatan naskah drama?

Baca Juga: 3 Kata yang Menggambarkan Pipiyot dalam Petualangan Oki dan Nirmala: Pesta Balon, Materi Belajar dari Rumah TVRI 3 Juni 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Jakarta -

Drama adalah jenis karya sastra yang terdiri dari banyak komponen pembentuk. Sebelum membuat teks drama, ada beberapa unsur drama yang harus dipenuhi agar dapat menghasilkan cerita yang baik.

Drama adalah cerita yang menggambarkan kehidupan atau watak manusia melalui tingkah laku atau akting yang dipentaskan. Drama adalah karya seni yang memiliki ciri utama, yaitu merupakan cerita berbentuk dialog dengan tujuan dipentaskan.

Istilah drama ternyata sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dulu, lho. Ada beberapa istilah familiar yang pengertiannya hampir sama seperti pengertian drama. Diantaranya seperti lakon, sandiwara, tonil, sendratari, dan tablo.

Sebelum membuat teks drama, sebaiknya detikers mengetahui unsur-unsur drama yang berlaku.

Berikut unsur drama yang dirangkum dari buku Bahasa Indonesia oleh tim Kemendikbud:

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar pembuatan drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, penindasan, patriotisme, ketuhanan, dan lain-lain.

2. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama terdiri dari 1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan konflik, dan 4) penyelesaian.

3. Tokoh

Tokoh adalah orang yang berperan di dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menurut sifat dan perannya.a. Berdasarkan sifat, dibagi menjadi 3:- Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita- Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita

- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis dan antagonis

b. Berdasarkan peran, dibagi menjadi 3:- Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral adalah penyebab terjadinya konflik, yaitu protagonis dan juga antagonis.- Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral, bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.

- Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan

4. Penokohan

Unsur drama selanjutnya adalah penokohan/perwatakan. Ini adalah penggambaran sifat batin seorang tokoh dalam cerita. Perwatakan bisa digambarkan dengan dialog, ekspresi, atau tingkah laku.

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi atau watak dimensional yaitu:a. Keadaan fisik, seperti umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, dan suku bangsab. Keadaan psikis, seperti watak, kegemaran, standar moral, dan mental

c. Keadaan sosiologis, seperti jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, dan agama

Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung, yaitu:a. Secara langsung atau analitik, pengarang menampilkan watak tokoh langsung dijelaskan di dalam teks cerita.

b. Secara tidak langsung atau dramatik, pengarang menampilkan watak tidak langsung lewat dialog, percakapan tokoh, pikiran tokoh, reaksi atau tanggapan tokoh lain, lingkungan, dan keadaan fisik tokoh.

5. Dialog

Ciri naskah drama adalah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dialog:

  • Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-hari
  • Ragam bahasa adalah bahasa lisan yang komunikatif
  • Diksi atau pilihan kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
  • Dialog dalam naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
  • Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan
  • Memiliki kramagung, atau petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan tokoh. Dalam naskah drama, kramagung ditulis dalam tanda kurung atau biasanya bercetak miring.

6. Latar

Latar biasa disebut juga sebagai setting. Latar cerita dibagi menjadi tiga yaitu keterangan tempat, waktu, dan suasana. Latar dapat dinyatakan melalui percakapan para tokoh. Jika di pementasan, maka latar dinyatakan dalam tata panggung atau tata cahaya.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa dalam cerita.Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita, apakah dia bertindak langsung atau sebagai pengobservasi di luar cerita. Sudut pandang terdiri dari:a. Sudut pandang orang pertama atau aku-an- Aku sebagai tokoh utama

- Aku sebagai tokoh sampingan

b. Sudut pandang orang ketiga atau dia-an- Orang ketiga serba tahu

- Orang ketiga terbatas atau pengamat

8. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, sementara konflik internal adalah konflik di antara tokoh dengan dirinya sendiri.

9. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema dan ceritanya. Amanat juga menyangkut nilai yang ada di masyarakat, dan disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu diantaranya nilai moral, estetika, sosial, dan budaya.

Jika dibuat dalam bentuk pementasan, ada beberapa unsur drama lainnya. Seperti sarana pementasan, yaitu panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.

(pal/pal)


Page 2

Jakarta -

Drama adalah jenis karya sastra yang terdiri dari banyak komponen pembentuk. Sebelum membuat teks drama, ada beberapa unsur drama yang harus dipenuhi agar dapat menghasilkan cerita yang baik.

Drama adalah cerita yang menggambarkan kehidupan atau watak manusia melalui tingkah laku atau akting yang dipentaskan. Drama adalah karya seni yang memiliki ciri utama, yaitu merupakan cerita berbentuk dialog dengan tujuan dipentaskan.

Istilah drama ternyata sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dulu, lho. Ada beberapa istilah familiar yang pengertiannya hampir sama seperti pengertian drama. Diantaranya seperti lakon, sandiwara, tonil, sendratari, dan tablo.

Sebelum membuat teks drama, sebaiknya detikers mengetahui unsur-unsur drama yang berlaku.

Berikut unsur drama yang dirangkum dari buku Bahasa Indonesia oleh tim Kemendikbud:

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar pembuatan drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, penindasan, patriotisme, ketuhanan, dan lain-lain.

2. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama terdiri dari 1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan konflik, dan 4) penyelesaian.

3. Tokoh

Tokoh adalah orang yang berperan di dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menurut sifat dan perannya.a. Berdasarkan sifat, dibagi menjadi 3:- Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita- Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita

- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis dan antagonis

b. Berdasarkan peran, dibagi menjadi 3:- Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral adalah penyebab terjadinya konflik, yaitu protagonis dan juga antagonis.- Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral, bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.

- Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan

4. Penokohan

Unsur drama selanjutnya adalah penokohan/perwatakan. Ini adalah penggambaran sifat batin seorang tokoh dalam cerita. Perwatakan bisa digambarkan dengan dialog, ekspresi, atau tingkah laku.

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi atau watak dimensional yaitu:a. Keadaan fisik, seperti umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, dan suku bangsab. Keadaan psikis, seperti watak, kegemaran, standar moral, dan mental

c. Keadaan sosiologis, seperti jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, dan agama

Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung, yaitu:a. Secara langsung atau analitik, pengarang menampilkan watak tokoh langsung dijelaskan di dalam teks cerita.

b. Secara tidak langsung atau dramatik, pengarang menampilkan watak tidak langsung lewat dialog, percakapan tokoh, pikiran tokoh, reaksi atau tanggapan tokoh lain, lingkungan, dan keadaan fisik tokoh.

5. Dialog

Ciri naskah drama adalah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dialog:

  • Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-hari
  • Ragam bahasa adalah bahasa lisan yang komunikatif
  • Diksi atau pilihan kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
  • Dialog dalam naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
  • Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan
  • Memiliki kramagung, atau petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan tokoh. Dalam naskah drama, kramagung ditulis dalam tanda kurung atau biasanya bercetak miring.

6. Latar

Latar biasa disebut juga sebagai setting. Latar cerita dibagi menjadi tiga yaitu keterangan tempat, waktu, dan suasana. Latar dapat dinyatakan melalui percakapan para tokoh. Jika di pementasan, maka latar dinyatakan dalam tata panggung atau tata cahaya.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa dalam cerita.Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita, apakah dia bertindak langsung atau sebagai pengobservasi di luar cerita. Sudut pandang terdiri dari:a. Sudut pandang orang pertama atau aku-an- Aku sebagai tokoh utama

- Aku sebagai tokoh sampingan

b. Sudut pandang orang ketiga atau dia-an- Orang ketiga serba tahu

- Orang ketiga terbatas atau pengamat

8. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, sementara konflik internal adalah konflik di antara tokoh dengan dirinya sendiri.

9. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema dan ceritanya. Amanat juga menyangkut nilai yang ada di masyarakat, dan disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu diantaranya nilai moral, estetika, sosial, dan budaya.

Jika dibuat dalam bentuk pementasan, ada beberapa unsur drama lainnya. Seperti sarana pementasan, yaitu panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.

(pal/pal)