Sebutkan nomor akun yang digunakan untuk mencatat sub golongan aktiva tetap berwujud

Chart Of Account atau dapat disebut dengan bagan akun merupakan istilah yang tidak asing lagi Anda dengar dalam ilmu akuntansi. Chart Of Account  ini sangat penting bagi dunia bisnis khususnya untuk pebisnis yang pastinya meninginkan pembukuan yang rapih. Dengan Chart Of Account ini merupakan awal dari pembuatan pembukuan laporan keuangan dalam bisnis Anda.

 Selain itu pun dalam kegiatan bisnis tidak luput dari adanya konsep dasar akuntasi sebagai dasar dalam proses mencatat, meringkas, mengolah , dan lain sebagainya.

Chart Of Account dapat mempermudah Anda dalam membuat laporan keuangan Anda.

Mengingat dalam ilmu akuntansi yang merupakan sebuah aktifitas dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan, hal ini menjadi landasan munculnya pelaporan standar akuntansi pemerintah kepada pihak yang berkepentingan tersebut.

Definsi Chart Of Account

Definisi Chart Of Account adalah suatu daftar rangkaian akun-akun yang sudah disusun secara sistematis dan teratur dengan menggunakan simbol-simbol huruf, angka, atau paduan antara keduanya.

Tidak sedikit orang yang salah mengartikan Chart Of Account. Dalam kegiatan setiap harinya Chart Of Account mayoritas menyebutnya dengan kode akun. Namun sebenarnya istilah dalam kode akun yang benar itu adalah account code.

Jadi dapat diakatakan Chart of account (COA) atau yang dikenal dengan bagan akun itu sendiri adalah sebuah daftar yang diatur dan disusun secara sistematis dalam struktur akun tertentu yang terdiri atas nama akun dan kode akun.

Jenis akun yang ada dalam sistem informasi akuntansi harus diberi kode atau nomor yang bisa dikelompokan ke dalam 6 kategori utama, antara lain:

1. Aset atau harta.

2. Liabilitas atau kewajiban.

3. Ekuitas atau modal.

4. Pendapatan.

5. Harga pokok penjualan (HPP).

6. Beban-beban.

Jenis – Jenis Chart Of Account

Setelah memperdalam definisi dan manfaat dari Chart of Account, berikut Adapun jenis – jenis Chart Of Account yaitu:

1. Angka (numerik)

Jenis Chart Of Account yang pertama ini adalah berupa Angka yang merupakan simbol yang dimana selalu dipakai dalam pembuatan kode akun di dalam chart of account atau bagan akun.

Contoh Chart Of Account: 100-000 (asset atau aktiva), 200-000 (utang), 300-000 (modal), 500-000 (harga pokok penjualan), dan lain sebagainya.

2. Huruf (alphabet)

Huruf adalah jenis chart of account yang kedua yang dimana dapat diartikan simbol yang tidak sering  digunakan dalam pembuatan kode akun di chart of account.  

secara general, huruf selalu digunakan untuk kode nama perusahaan, nama supplier, nama pelanggan atau pembeli, nama wilayah atau daerah, nama bank, dan lain sebagainya.

sebagai Contoh: RCPC (kode nama untuk perusahaan PT Ricky Pacific), TSPC (PT. Tempo Pasific, tbk)

3. Campuran Angka Dan Huruf

Jenis chart of account yang ketiga ini adalah Simbol campuran angka dan huruf yang biasanya dipakai pada saat simbol huruf yang sudah digunakan untuk nama bank, kode nama wilayah, kode nama daerah, nama pelanggan, nama supplier, maupun nama perusahaan, tapi masih dibutuhkan pembagian lanjutan supaya kode lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pihak yang terkait.

Syarat Pembuatan Chart Of Account

Untuk pembuatan Chart Of Account tidak semudah yang Anda bayangkan. Tentunya dalam pembuatan Chart Of Account ini harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku ada di Indonesia

Ada hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kode akun diantaranya:

1. Nomor harus dibuat seunik mungkin (artinya setiap nomer hanya dipakai untuk satu akun perkiraan saja).

2. Akun perkiraan di masukkan kedalam kelompok atau sub kelompok. sebagai contohnya kas, piutang dan peralatan dimasukkan kedalam aktiva lancar.

3. Perkiraan yang berkaitan hendaknya disusun secara berurutan. Contohnya: piutang dagang dengan piutang lain-lain.

4. Pemberian nomor usahakan tidak terlalu ketat, karena akan mempermudah jika terjadi penambahan sejumlah akun baru. Contohnya : kelompok beban diberi nomor 600. 605 beban angkutan. 610 beban lainya. Kalau adanya penambahan dapat disisipkan antara 605 -610.

5. Nama akun rekening diharuskan singkat dan jelas. Contohnya: Beban perjalanan luar kota  untuk direksi lebih baik daripada Beban perjalanan dinas.

Chart Of Account Perusahaan Jasa

Berikut adalah pengelompokan akun dalam Chart of Account perusahaan jasa:

100 Aktiva Lancar

101 Kas

102 Persediaan Barang Dagang

103 Piutang Usaha

104 Penyisihan Piutang Usaha

105 Wesel Tagih

106 Perlengkapan

107 Iklan Dibayar Dimuka

108 Sewa Dibayar Dimuka

109 Asuransi Dibayar Dimuka

11 Investasi Jangka Panjang

111 Investasi Saham

112 Investasi Obligasi12 Aktiva Tetap

121 Peralatan

122 Akumulasi Penyusutan Peralatan

123 Kendaraan

124 Akumulasi Penyusutan Peralatanan Kendaraan

125 Gedung

126 Akumulasi Penyusutan Gedung

127 Tanah

13 Aktiva Tetap Tidak Berwujud

131 Hak Paten

132 Hak Cipta

133 Merk Dagang

134 Goodwill

135 Franchise

14 Aktiva Lain-Lain

141 Mesin Yang Tidak Digunakan

142 Beban Yang Ditangguhkan

143 Piutang Kepada Pemegang Saham

144 Beban Emisi Saham

20 Kewajiban

201 Utang Usaha

202 Utang Wesel

203 Beban Yang Masih Harus Dibayar

204 Utang Gaji

205 Utang Sewa Gedung

206 Utang Pajak Penghasilan

21 Kewajiban Jangka Panjang

211 Utang Hipotek212 Utang Obligasi

213 Utang Gadai

30 Ekuitas

301 Modal/Ekuitas Pemilik

302 Prive

40 Pendapatan

401 Pendapatan Usaha

410 Pendapatan Diluar Usaha

50 Beban

501 Beban Gaji Toko

502 Beban Gaji Kantor

503 Beban Sewa Gedung

504 Beban Penyesuaian Piutang

505 Beban Perlengkapan Kantor

506 Beban Perlengkapan Toko

507 Beban Iklan

508 Beban Penyusutan Peralatan

509 Beban Penyusutan Gedung

510 Beban Bunga

511 Beban Lain-Lain

Chart Of Account Perusahaan Dagang

Chart Of Account pada perusahaan dagang ini sedikit tidak sama dengan perusahaan jasa dengan Chart Of Account pada perusahaan dagang.

Pada perusahan dagang terdapat pula saldo normal akun, yang dalam pengertiannya saldo normal akun adalah sebuah pengelompokan  terhadap suatu akun yang merupakan salah satu dari prinsip pembukuan yang berpasangan.

Untuk saldo normal akun pada perusahaan dagang sebetulnya secara keseluruhan sama dengan pada saldo akun untuk perusahaan jasa, namun hanya saja pada perusahaan dagang terdapat akun persediaan barang dagang yang merupakan kelompok dari aktiva atau asset. Pastinya saja dengan dasar aktiva adalah mempunyai saldo normal akun di sisi debit.

Baca juga : Penjelasan Akuntansi Keuangan Daerah dan Metode Pencatatannya

Berikut adalah akun-akun yang tidak ada pada perusahaan jasa namun ada pada perusahaan dagang. Akun Persediaan (dicantumkan dalam kelompok aset)

Persediaan Bahan Baku

Persediaan Bahan Pembantu

Persediaan Suku Cadang

Persediaan Barang Dalam Proses

Persediaan Barang Jadi

Akun Biaya Produksi (ditulis dalam kelompok harga pokok)

Biaya Bahan Baku

Biaya Upah Langsung

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Barang Dalam Proses (Awal dan Akhir)

Barang Jadi (Awal dan Akhir)

Barang Jadi Standar

Chart of Account Perusahaan Manufaktur

Setelah diperjelas di bagian awal tulisan ini, pada dasarnya kode akun atau daftar akun  perusahaan manufaktur dengan perusahaan jasa dan dagang tidak jauh berbeda, bahwa chart of account terdiri dari 5 bagian yaitu:

Bagian Aset (Aktiva):

Aset Lancar, seperti: Kas dan Setara Kas, Persediaan, Piutang Usaha

Aset Tetap, seperti: Tanah, Gedung, Kendaraan.

Bagian Utang (Liabilitas):

Utang Lancar

Utang Jangka Panjang

Utang Lain-lain

Bagian Modal (Ekuitas):

Modal Disetor

Laba Ditahan

Bagian Penerimaan (pendapatan)

Bagian Biaya (beban):

Biaya Gaji

Biaya Administrasi dan Umum

Biaya Transportasi

Biaya Air

Biaya Listrik

Biaya Telpon

Biaya Lain-lain.

Sedangkan perusahaan manufaktur punya beberapa akun khusus yang tidak dipunyai oleh perusahaan dagang dan jasa.

Contoh Chart of Account Perusahaan Manufaktur

Berikut ini contoh chart of account perusahaan manufaktur dengan klasifikasi akun dalam chart of account, yang terdiri dari 5 bagian utama yaitu:

A: Daftar Akun (chart of account list) bagian Balance Sheet (Neraca/ Laporan Posisi Keuangan):

1.         Harta

1.1       Harta Lancar

1.1.1    Kas

1.1.1.1  Kas Kecil

1.1.1.2  Kas IDR

1.1.1.3  Kas USD

1.1.1.4  Kas USD Exchange

1.1.1.5  Undeposited Funds

1.1.2     Bank

1.1.2.1  Bank ABC

1.1.2.2  Bank XYZ

1.1.3     Piutang Usaha

1.1.3.1  Piutang Usaha IDR

1.1.3.2  Piutang Usaha USD

1.1.3.3  Piutang USD Exchange

1.1.3.4  Piutang Usaha Lain-lain

1.1.4      Persediaan

1.1.4.1  Persediaan Bahan Baku

1.1.4.2  Persediaan Bahan Pembantu

1.1.4.3  Persediaan Bahan Dalam Proses

1.1.4.4  Persediaan Barang Jadi

1.1.5     Pembayaran Dimuka

1.1.5.1  Sewa dibayar dimuka

1.1.5.2  Asuransi dibayar dimuka

1.1.6     Biaya Dibayar Dimuka

1.1.6.1  PPN Masukan

1.1.6.2  Pajak 22 dibayar dimuka

1.1.6.3  Pajak 23 dibayar dimuka

1.1.6.4  Pajak 25 dibayar dimuka

1.1.7     Uang Muka Pembelian

1.1.6.1  Uang Muka Pembelian USD

1.1.6.2  Uang Muka Pembelian IDR

1.1.9     Harta Lancar Lainnya

1.2        Harta Tidak Lancar

1.2.1     Tanah

1.2.2     Nilai Buku Gedung

1.2.2.1  Gedung Kantor

1.2.2.2  Gedung Pabrik

1.2.2.3  Akumulasi Penyusutan Gedung Kantor

1.2.2.4  Akumulasi Penyusutan Gedung Pabrik

 1.1.3    Nilai Buku Mesin

1.2.3.1  Mesin Pabrik

1.2.3.2  Mesin Kantor

1.2.3.3  Akumulasi Penyusutan Mesin Pabrik

1.2.3.4  Akumulasi Penyusutan Mesin Kantor

1.1.4     Nilai Buku Kendaraan

1.2.3.1  Kendaraan Pabrik

1.2.3.2  Kendaraan Kantor

1.2.3.3  Akumulasi Penyusutan Kendaraan Pabrik

1.2.3.4  Akumulasi Penyusutan Kendaraan Kantor

1.3        Harta Tidak Berwujud

1.3.1     Merk Dagang

1.3.2     Hak Cipta

1.3.3     Goodwill

1.3.4     Aktiva Tetap dalam proses

2.          Utang

2.1        Kewajiban Lancar

2.1.1     Kredit Bank

2.1.1.1  Credit Card Bank ABC

2.1.1.2  Giro Kredit Bank XYZ

2.1.2     Utang Usaha

2.1.2.1  Utang Usaha IDR

2.1.2.2  Utang Usaha USD

2.1.2.3  Utang terima barang

2.1.2.4  Utang usaha lain-lain

2.1.3     Utang PPN

2.1.3.1  PPN Masukan

2.1.3.2  PPN Keluaran

2.1.3.3  Utang PPN

2.1.4     Income Tax Payable

2.1.4.1  Utang PPH 21

2.1.4.2  Utang PPH 22

2.1.4.3  Utang PPH 23

2.1.4.4  Utang PPH 29

2.1.4.5  Utang Pajak Lain-lain

2.1.5     Utang Biaya

2.1.5.1  Utang Gaji dan Upah

2.1.5.2  Utang Iklan

2.1.5.3  Utang Utilitas

2.1.5.4  Utang Biaya Lain-lain

2.1.6    Uang Muka Penjualan

2.1.6.1  Uang Muka Penjualan IDR

2.1.6.2  Uang Muka Penjualan USD

2.1.7      Utang Lancar Lainnya

2.2         Kewajiban Jangka Panjang

2.2.2      Utang Bank

2.2.3      Utang Jangka Panjang Lainnya

3             Modal

3.1         Modal Saham

3.1.2      Modal Saham ABC

3.1.3      Modal Saham XYZ

3.2         Laba Ditahan

3.2.2      Laba Ditahan tahun X

3.2.3      Laba Ditahan tahun Y

3.2.4      Laba Ditahan

3.2.5      Laba Tahun berjalan

3.2.6      Selisih saldo awal

B: Daftar Akun/ Kode Akun (chart of account list) Bagian Laporan Laba Rugi (Income Statement/ Statement of Profit Loss):

4             Penjualan

4.1         Penjualan Produk

4.1.2      Penjualan Produk A

4.1.3      Penjualan Produk B

4.1.4      Penjualan lain-lain

4.2         Retur dan Potongan Penjualan

4.2.2      Retur Penjualan

4.2.3      Potongan Penjualan

4.3         Pendapatan Usaha Lainnya

5             Harga Pokok Penjualan

5.1         Barang Jadi Awal

5.2         Biaya Produksi

5.2.2      Biaya Bahan Baku

5.2.3      Biaya Tenaga Kerja Langsung

5.2.4      Biaya Overhead Pabrik

5.2.5      Barang dalam proses awal

5.2.6      Barang dalam proses akhir

5.3         Barang Jadi Akhir

5.3.2      HPP Barang Jadi

5.3.3      Work In Process (WIP) Barang Jadi

5.4         HPP lainnya

5.4.2      HPP Bahan Baku

5.4.3      HPP lainnya

6             Beban Usaha

6.1         Beban Penjualan dan Pemasaran

6.1.2      Beban Gaji Penjualan

6.1.2.1  Gaji Penjualan

6.1.2.2  Komisi dan Bonus Penjualan

6.1.2.3  Gaji Upah Penjualan Lain-lain

6.1.3      Beban Transportasi Penjualan

6.1.3.1  Transportasi Penjualan

6.1.3.2  Entertaint Penjualan

6.1.3.3  Negosiasi Penjualan

6.1.3.4  Transportasi Penjualan Lainnya

6.1.4      Beban Promosi atau Iklan

6.1.4.1  Iklan di internet

6.1.4.2  Beban promosi lainnya

6.1.5      Beban Marketing Lainnya

6.1.5.1  Beban Penjualan Lain-lain

6.2         Beban Adm dan Umum

6.2.2      Beban Gaji Adm dan Umum

6.2.2.1  Gaji Adm Umum

6.2.2.2  Tunjangan dan Insentif Adm Umum

6.2.2.3  Bonus Adm umum

6.2.2.4  Gaji adm dan umum lain-lain

6.2.3      Beban Transportasi Adm dan Umum

6.2.3.1  Transport Adm Umum

6.2.3.2  Pemeliharaan

6.2.3.3  Transportasi Umum Lainnya

6.2.4      Beban Utilitas

6.2.4.1  Listrik

6.2.4.2  Telp

6.2.4.3  Air

6.2.4.4  Internet

6.2.4.5  Beban Utilitas Lainnya

6.2.5      Beban Adm dan Umum lainnya

6.2.5.1  Beban Kerugian Piutang

6.2.5.2  Beban Adm Umum Lain-lain

7             Pendapatan Diluar Usaha

7.1         Pendapatan Bunga

7.1.2      Pendapatan Bunga

7.1.3      Pajak Bunga Bank

7.2         Pendapatan Sewa

7.3         Selisih Kurs

8           Biaya Diluar Usaha

8.1         Beban Bunga

8.2         Beban Adm Bank

8.3         Pajak Penghasilan Badan

Daftar akun di atas dapat dijadikan chart of account dengan template excel.

Bagaimana cara menambah nomor akun di chart of account?

Untuk menambah chart of account adalah dengan menambahkan kode akun yang belum ada di daftar akun.

Berikut Caranya :

Kode akun digit #1: Nomor akun utama, contohnya: (1) untuk aset

Kode akun digit #2: Nomor akun sub dari akun utama, misalnya; (1)(1) untuk sub akun aset.

Kode akun digit #3: Nomor akun sub sub dari akun utama, dan seterusnya.

Dan setelah Anda lebih memahami apa iti Chart Of Account, Contoh Chart Of Account, contoh Chart Of Account dalam perusahaan jasa, dagang dan manufaktur dan seiring perkembangan teknologi anda dapat dibantu dengan sebuah software akuntansi yang dapat mempermudah Anda untuk mencatat setiap keuangan pada bisnis Anda tersebut. Jangan sampai bisnis Anda memiliki profit namun Anda tidak bisa menggunakan profit itu sendiri dan keuangan bisnis Anda menjadi acak-acakan.

Untuk mencatat keuangan dengan baik dan rapi perlu suatu sistem pencatatan keuangan yang tidak hanya sekedar mencatat saja, namun sistem tersebut mampu secara fleksibel bisa digunakan dan cocok pada bisnis yang Anda jalankan saat ini. Sistem pencatatan keuangan tersebut Harmony Smart Accounting Solution.

Berawal dari rumitnya membuat sebuah pencatatan keuangan yang dibutuhkan masyarakat, Harmony Smart Accounting Solution kini sudah menjadi kebutuhan primer bagi pebisnis dinamis dalam membantu mereka melakukan pencatatan keuangan bisnis yang sedang dijalankan.

Dengan teknologi tinggi dan user friendly, Harmony menjadi salah satu pilihan para ribuan pebisnis yang telah terbantu dalam hal laporan keuangan, seperti yang diinformasikan melalui konferensi tahunan kami di  FinTax Fair 2019 . Mulai gunakan Harmony untuk membereskan pembukuan bisnis Anda dan dapatkan Gratis 30 Hari disini dengan mendaftarkan akun bisnis/ perusahaan Anda. Dan nikmati perkembangan dunia akuntansi dan laporan keuangan berbasis teknologi dalam genggaman Anda hanya di Harmony Smart Accounting Solution.