Kapanlagi.com - Surat Al Kafirun adalah salah satu surat yang ada di dalam Al Quran dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di Mekkah. Surat ini menjadi salah satu surat pendek, karena hanya berisi 6 ayat, dan sering menjadi salah satu surat yang dibaca dalam ibadah sholat. Bagi kalian yang ingin mengetahui lebih mengenai surat Al Kafirun, ada beberapa penjelasan tentang sejarah surat tersebut. Bagaimana surat Al Kafirun turun dan keutamaan yang kita dapat bila sering membaca surat Al Kafirun secara rutin. Tentu saja penjelasan ini akan memberikan kita ilmu untuk lebih dekat pada Allah SWT. Untuk itu dilansir dari brilio.net dan berbagai sumber, inilah isi surat Al Kafirun beserta dengan arti dan keutamannya. Â
1. Sejarah Surat Al Kafirun
Ilustrasi (credit: Freepik) Surat Al Kafirun menjadi salah satu surat pendek yang sering dibaca oleh umat muslim di saat melakukan sholat. Karena menjadi sebuah surat yang sering dibaca, tentu kalian juga harus mengetahui bagaimana surat ini bisa turun ke bumi. Surat Al Kafirun termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad sedang berada di Mekkah dan diturunkan setelah surat Al Maun. Al Kafirun merupakan surat ke-109 yang terdiri dari 6 ayat. Surat ini berisi tentang toleransi dalam keimanan dan peribadahan. Surat Al Kafirun turun pada saat kaum kafir Quraisy berusaha memengaruhi Nabi Muhammad SAW. Kaum tersebut menawarkan kekayaan kepada Nabi Muhammad agar beliau menjadi seseorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan menikah dengan perempuan yang beliau inginkan. Namun para kaum kafir memiliki syarat, yaitu Rasulullah harus menyembah berhala yang telah menjadi Tuhan mereka dalam waktu satu tahun. Secara umum, surat Al Kafirun mengandung pernyataan bahwa Nabi Muhammad tidak akan menyembah Tuhan selain dari Allah dan tidak akan mengikuti apa yang diserukan oleh orang-orang kafir. Hal ini menjadi penegas dan pembeda antara agama Islam dan agama yang dianut oleh orang-orang kafir. Itulah mengapa surat ini akhirnya turun, dan menjadi salah satu surat yang sering dibaca hingga saat ini.
2. Surat Al Kafirun Beserta Artinya
Ilustrasi (credit: Freepik) Dan berikut ini bacaan dari surat Al Kafirun beserta dengan artinya: 1. Qul yaa ayyuhal-kaafirun Artinya: "Katakanlah: "Hai orang-orang kafir"
Artinya: "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."
Artinya: "Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah."
Artinya: "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah."
Artinya: "Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah."
Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
3. Keutamaan Surat Al Kafirun
Ilustrasi (credit: Freepik) Berikut beberapa keutamaan dari membaca surat Al Kafirun tersebut: 1. Memperkuat keimanan Karena surat Al Kafirun berisikan tentang ketundukan dan kepatuhan umat muslim kepada Allah, maka dengan membaca dan mengamalkannya setiap hari dapat memperkuat fondasi keimanan seorang muslim. Di dalam ayat-ayat Al Kafirun menunjukkan bahwa seorang itu adalah orang yang berikrar dan bersaksi hanya kepada Allah SWT. 2. Ditakuti iblis Surat Al Kafirun adalah surat yang ditakuti oleh iblis. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, menurutnya tiada surat yang sangat ditakuti iblis kecuali surat Al Kafirun. "Tidak ada dalam Al Quran yang lebih menakutkan bagi iblis daripada Qul Ya Ayyuhal-Kafirun, sebab ia adalah tauhid dan pembebas dari kemusyrikan." 3. Mendapat pahala seperti seperempat Alquran Menurut Syeikh Ibnu 'Abbaz membaca empat kali surat Al Kafirun sama dengan mengkhatam Al Quran. Hanya saja, bukan berarti tidak perlu lagi membaca Al Quran, sebab seorang muslim hendaknya membaca Alquran setiap hari. 4. Terbebas dari kemusyrikan Jika seorang muslim rutin membaca surat Al Kafirun terutama saat sebelum tidur maka dirinya akan terbebas dari kemusyrikan. Seperti dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda: "Bacalah Qul ya Ayyuhal-kafirun kemudian tidurlah di akhirnya, sesungguhnya ayat tersebut membebaskan dari kemusyrikan." (HR Abu Dawud dari Farwah bin Naufal). 5. Mengajarkan toleransi Dalam kehidupan pasti terdapat perbedaan dalam keyakinan pasti akan terjadi di antara masyarakat. Namun, surat Al Kafirun ayat ke-6 menjelaskan bahwa 'Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku", artinya dengan keyakinan terhadap Allah, umat Islam harus menjalankan kehidupan toleransi yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu hanya menyembah kepada Allah. 6. Membangun keberanian menghadapi orang kafir Di dalam surat Al Kafirun terdapat makna bahwa umat muslim harus siap melawan dan menentang orang-orang kafir, bahwa agama Islam tidak bisa disamakan dengan agama mereka. Orang-orang Islam dan orang-orang kafir tentunya berbeda dan hal ini ditunjukkan dalam surat Al Kafirun. 7. Pembela antara Islam dan kafir Surat Al Kafirun menjadi pembeda antara Islam dan kafir. Hal ini ditunjukkan oleh ayat tersebut bahwa apa yang disembah, diikuti dan apapun yang menjadi aturan Islam tidak sama dengan apa yang mereka (orang kafir) yakini. Mereka tidak dapat menjadi seorang muslim dan muslim tidak bisa menjadi mereka. Inilah keutamaan ayat ini sehingga menjadi identitas dan pembeda antara muslim dan bukan. 8. Membangun keoptimisan Islam Surat Al Kafirun dalam sejarah dulu juga menjadi suatu penyemangat dan pembangun optimisme agar umat Islam tidak takut dan gentar dalam melawan kekafiran. Semuanya dilakukan agar Islam menang dan dapat memberikan rahmatan lil alamin bagi semesta alam. Itulah isi surat Al Kafirun beserta dengan arti dan juga keutamannya. Semoga semua hal tentang pembahasan surat Al Kafirun di atas dapat bermanfaat untuk kalian semua. Yuk, simak jugaKandungan Surat Al Kafirun ayat 1-6, keutamaan, asbabun nuzul dan tafsirnya tentang toleransi beragam. (Foto: Freepik) Kastolani Senin, 29 November 2021 - 17:26:00 WIB
JAKARTA, iNews.id - Surat Al Kafirun ayat 1-6, kandungan, keutamaan & tafsir penting diketahui Muslim. Surat Al Kafirun merupakan surat ke-109 dalam Alquran. Surat Al Kafirun berjumlah 6 ayat termasuk dalam surat Makkiyah karena diturunkan oleh Allah SWT ketika Nabi Muhammad SAW tinggal di Kota Mekah atau sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Surat ini turun sesudah Surat Al-Ma'un. Kata al-Kafirun diambil dari ayat pertama yang berarti orang-orang kafir. Berikut bacaan Surat Al Kafirun ayat 1-6: قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6) Artinya: Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.” Kandungan Surat Al Kafirun Kandungan Surat al-Kafirun merupakan dasar sikap toleransi dalam Islam. Pada ayat yang terakhir dijelaskan bahwa agama Islam menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk suatu agama. Islam menjunjung tinggi sikap toleransi dalam bidang sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam bidang akidah dan ibadah. Surah al-Kafirun juga menjelaskan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Adapun isi pokok dari Surat al-Kāfirūn adalah sebagai berikut: a. Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa kita tidak menyembah apa yang mereka b. Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati c. Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah Asbabun Nuzul Asbabun Nuzul atau sebab-sebab turunnya Surat Al Kafirun. Diriwayatkan bahwa Surat Al Kafirun diturunkan oleh Allah SAWT kepada Hal ini bermula, ketika dakwah Nabi Muhammad SAW mengalami perkembangan yang lebih baik sehingga banyak di antara penduduk Mekah yang memeluk agama Islam. Melihat kenyataan demikian, para pemimpin Quraisy, Walid Ibnu Mughirah dan Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dan meminta Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya dengan memberikan imbalan berupa harta kekayaan dan takhta (kedudukan). Namun, semua itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW. Para pemimpin Quraisy terus berusaha untuk menghentikan dakwah Rasulullah Mendengar ajakan para pemimpin Quraisy tersebut, pada awalnya Rasulullah saw bimbang atas tawaran tersebut. Allah SWT lalu menurunkan Surah Al Kafirun yang menyatakan dengan tegas dan melarang mengikuti ajakan mereka untuk kompromi dalam hal akidah dan ibadah serta menyembah tuhan mereka. Keutamaan Surat Al Kafirun Keutamaan Surat Al Kafirun untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala bentuk kemusyrikan. Syirik merupakan dosa paling besar dan tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Karena itu, Muslim harus benar-benar menjaga diri dari perbuatan syirik. Muslim juga dianjurkan untuk rutin membaca Surat Al Kaafirun tiap salat Subuh dan sebelum tidur. Salah satu keutamaan membaca surat itu sebelum tidur bisa menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang bisa menjerumuskan ke kemusyrikan. «اقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ» Artinya: Bacalah surat Qul Ya Ayyuhal Kafirun, kemudian tidurlah bila telah selesai, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan". Dalam hadits lain juga disebutkan dengan hal yang sama: «إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ اللَّيْلِ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ» Artinya: Apabila engkau telah berada di peraduanmu di malum hari, maka bacalah Qul Ya Ayyuhal Kafirun, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan. Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat salat Subuhnya. Imam Turmuzi mengatakan bahwa dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Alquran. Tafsir Surat Al Kafirun: Allah SWT berfirman: {قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ} Katakanlah, "Hai orang-orang kafir.” (Al-Kafirun: 1) Ayat ini mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah Saw untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun. {لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ} Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun: 2) Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa "Tuhan" yang mereka sembah bukanlah "Tuhan" yang ia sembah, karena mereka menyembah "Tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan. Sedang Nabi saw menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri. {وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ} Artinya: Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 3) Selanjutnya Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut. {وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ } Artinya: Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 4) Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedangkan "Tuhan" yang mereka sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. {وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ} Artinya: Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5) Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimah Islam ialah 'Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.' Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. {لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ} Artinya: Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6) Tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan. Wahai orang kafir, untukmu agamamu, yakni kemusyrikan yang kamu yakini, dan untukku agamaku yang telah Allah pilihkan untukku sehingga aku tidak akan berpaling ke agama lain. Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan. Wallahu A'lam Sumber: Tafsir Kemenag, Mari Mengaji Surah Al Kafirun Cendekia.Kemenag.go.id Editor : Kastolani Marzuki |