Sebutkan faktor faktor terjadinya peristiwa hijrah ke habasyah yang kedua

Blogspot.com

Ilustrasi

Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, Rombongan muhajir ke Habasyah membawa 11 orang wanita. Ini berarti bahwa wanita Muslim adalah bagian dari dakwah dan jihad di jalan Allah SWT. Mereka tinggalkan kesenangan hidup yang hanya sebentar, berupa harta, anak dan keluarga serta negeri demi Allah.Mereka tinggalkan tanah airnya yang mahal dan berangkat menuju Habasyah, sebuah negeri yang jauh dengan penduduk yang berlainan bangsa, warna dan suku, demi membela akidah yang diimaninya.Tatkala fajar dakwah memancar dari Makkah, maka muhajir pertama bukanlah dua orang laki-laki, tetapi seorang laki-laki dan seorang wanita. Kedua muhajir ini adalah Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Muhammad SAW. Ruqayyah lahir sesudah kakaknya, Zainab. Sesudah kedua orang itu, muncullah Ummu Kultsum yang menemani dalam hidup Rasulullah setelah Zainab menikah. Ketika keduanya mendekati usia perkawinan, Abu Thalib meminang mereka berdua untuk kedua putera Abu Lahab. Allah SWT menghendaki perkawinan ini tidak berlangsung lama, karena melihat sikap Abu Lahab terhadap Islam. Akan tetapi Allah SWT menampilkan Utsman bin Affan kepada kedua puteri itu. Maka dia pun menikah dengan Ruqayyah dan hijrah bersamanya ke Habasyah. Ummu Kultsum tetap tinggal bersama ayah dan ibunya menunggu sesuatu yang ditakdirkan baginya.

Imam Adz-Dzahabi berkata, "Ruqayyah hijrah ke Habasyah bersama Utsman dua kali. Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya kedua orang itu (Utsman dan Ruqayyah) adalah orang-orang yang pertama hijrah kepada Allah sesudah Luth."

Anas bin Malik ra berkata, "Utsman bin Affan keluar bersama istrinya, Ruqayyah, puteri Rasulullah SAW menuju negeri Habasyah. Lama Rasulullah SAW tidak mendengar kabar kedua orang itu. Kemudian datang seorang wanita Quraisy berkata, "Wahai Muhammad, aku telah melihat menantumu bersama istrinya." Nabi SAW bertanya, "Bagaimanakah keadaan mereka ketika kau lihat?" Wanita itu menjawab, "Dia telah membawa istrinya ke atas seekor keledai yang berjalan pelahan, sementara ia memegang kendalinya."

Maka Rasulullah SAW bersabda, "Allah menemani keduanya. Sesungguhnya Utsman adalah laki-laki pertama yang hijrah membawa istrinya, sesudah Luth as."

Ruqayyah kembali bersama Utsman ke Makkah dan mendapati ibunya telah berpulang kepada Ar-Rafiiqil A'laa. Kemudian kaum Muslimin pindah dari Makkah ke Madinah semuanya. Ruqayyah juga ikut hijrah bersama suaminya, Utsman, sehingga dia menjadi wanita yang hijrah dua kali.Penyebab hijrah ke Habasyah adalah takut fitnah dan menyelamatkan agama mereka menuju Allah. Bukan menyebarkan agama Islam, karena negeri Habasyah pada waktu itu menganut agama Masehi dan agama Masehi di sana tidak akan menerima agama baru yang menyainginya, meskipun Habasyah diperintah oleh raja yang tidak menganiaya seseorang. Hijrah ke Habasyah merupakan bagian dari peralihan dan kelanjutan perjuangan, karena hasil yang diharapkan oleh kaum muhajirin dari hijrah mereka ke Habasyah adalah menyelamatkan agamanya ke negeri yang memberi ketenangan bagi mereka di sana. Di negeri itu mereka tidak mengalami kekerasan dan gangguan, sampai ketika saudara-saudara mereka di Makkah ditakdirkan binasa hingga orang terakhir, membawa panji dakwah sebagai penerus.Adapun hijrah ke Madinah, maka penyelamatan agama adalah salah satu sebabnya, tetapi bukan penyebab utama. Penyebab utamanya adalah perubahan dan kelanjutan perjuangan di mana para muhajirin dapat mendirikan sebuah tanah air tempat hijrah mereka. Selama 13 tahun Islam merupakan agama tanpa tanah air dan rakyat tanpa negara. Hijrah yang merupakan tahap kedua di antara tahap-tahap dakwah adalah tahap perjuangan yang paling rumit. Apabila tahap perjuangan ini telah memiliki sifat petualangan, maka sesungguhnya petualangan itu hanyalah semacam perjuangan, bahkan macam perjuangan heroik tertinggi. Tahap perjuangan ini berhasil mendapat kemenangan. Iman mengalahkan kekuatan, roh mengalahkan materi dan kebenaran mengalahkan kebathilan. Sesungguhnya kebesaran dari kemenangan itu sulit digambarkan dan dinilai.Kebebasan dari ketakutan dan perjuangan menuju keamanan. Kebebasan dari perbudakan dan perjuangan menuju kemerdekaan. Kebebasan dari kehinaan dan perjuangan menuju kemuliaan. Kebebasan dari kesempitan dan perjuangan menuju kelapangan. Kebebasan dari kelumpuhan dan perjuangan menuju keaktifan. Kebebasan dari kelemahan dan perjuangan menuju kekuatan. Dan kebebasan dari ikatan-ikatan bicara dan perjuangan menujukebebasan berbicara.

  • sejarah hijrah
  • hijrah ke habasyah

sumber : Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW karya Muhammad Ibrahim Salim.

Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Ketika tekanan terhadap Islam meningkat di Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sekelompok sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Sementara, kaum kafir Quraisy berusaha membuntuti rombongan ini guna menggagalkan misi tersebut.

Setibanya di tempat tujuan, mereka pun diterima Raja Najasi, dalam suatu majelis kerajaan penuh keagungan. Tidak seperti tamu-tamu lainnya, kaum Muslimin memasuki majelis kerajaan tanpa mengikuti kebiasaan rakyat setempat: menunduk dan bersujud di hadapan raja yang beragama Kristen itu.Melihat kesempatan ini, pihak kafir Quraisy yang juga hadir berusaha menjatuhkan posisi kaum Muslimin di hadapan Raja Najasi. Namun, juru bicara kaum Muslimin yang juga sepupu Rasulullah SAW, Ja'far bin Abi Thalib, tampil menjelaskan."Agama kami tidak membenarkan bersujud di hadapan selain Allah SWT," jawab Ja'far, pemuda tampan yang juga kakak dari Ali bin Abi Thalib. Rupanya penjelasan ini dapat diterima raja hingga akhirnya kaum Muslimin cukup lama tinggal di Habasyah.

Islam sangat menekankan umatnya untuk menjaga harga diri mereka dan melarang penghambaan manusia kepada manusia. Ini diteladani Nabi Muhammad SAW yang tak menyukai dirinya dibesar-besarkan secara berlebih-lebihan oleh sahabatnya.

Pernah beliau berkata, "Kalau aku datang, janganlah kalian bangkit berdiri menghormati kedatanganku seperti orang-orang ajam."

Di saat lain beliau berkata, "Janganlah kalian mengagung-agungkan daku seperti orang Nasrani mengagung-agungkan Isa bin Maryam."

Waktu Makkah menyerah kepada umat Muslim, seorang Badui menggigil ketakutan ketika berhadapan dengan Rasulullah SAW. Melihat hal ini beliau berucap, "Anda tak usah gemetar. Aku ini seorang dari suku Quraisy. Makanan ibunya roti kering."Islam menginginkan umatnya untuk hanya takut kepada Allah SWT, dan memuji orang-orang yang berperilaku demikian. "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut." (QS Al-Baqarah [2]: 40).Sesungguhnya Islam mendorong rasa takut kepada Allah SWT dan menyeru kepada-Nya karena yang demikian punya pengaruh dan akibat yang baik dalam kehidupan individu dan jamaah. Adapun takut kepada manusia, maka ia dicela dan dilarang oleh Islam, karena hal itu mencegah manusia berterus terang dengan kebenaran, menghalangi dirinya dari upaya mengubah kemungkaran.

Juga, menjadikan individu sebagai manusia yang plin-plan dan tak bermutu, tidak dapat diharapkan kebaikannya dan tak dapat diamankan dari kejahatannya. "Dan kamu takut kepada manusia. sedang Allah-lah yang lebih berhak kamu takuti." (QS Al-Ahzab [33]: 37).

  • muslim hijrah
  • hijrah ke habasyah
  • raja najasi

Jakarta -

Perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam secara terang-terangan mendapatkan perlawanan keras dari kaum Quraisy. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah ke Madinah.

Peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tak lepas dari gangguan kaum Quraisy terhadap umat Islam. Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah oleh Abdul Hasan al-Ali Hasani an-Nadwi, berikut beberapa alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah:

1. Siksaan Quraisy terhadap umat Islam

Rasulullah SAW menyaksikan bencana yang menimpa para pengikutnya. Bahkan, banyak di antara mereka yang disiksa dalam keadaan hidup. Sedang beliau tidak mampu melindungi mereka.

Lalu, beliau berkata kepada mereka, "Seandainya kalian pergi ke negeri Habsyah. Sesungguhnya, di sana terdapat seorang raja yang tidak akan dianiaya orang yang ada di dekatnya. Negeri Habsyah ialah tanah kebenaran. Kalian sebaiknya berada di sana hingga Allah memberikan kelapangan bagi kalian."

Atas seruan Rasulullah SAW tersebut, akhirnya sekelompok umat Islam yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan pergi ke negeri Habsyah. Ini adalah hijrah pertama umat Islam. Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh'un.

2. Serangan dan gangguan kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW

Alasan kedua mengapa Nabi Muhammad dan para sahabatnya hijraj adalah kaum Quraisy melakukan berbagai upaya untuk menghalangi Rasulullah SAW dalam dakwahnya. Mereka tidak berhasil membuat para pemuda yang masuk Islam untuk kembali pada mereka, sementara dakwah Rasulullah SAW juga tidak mengendur. Maka, mereka membujuk orang-orang bodoh di kalangan mereka untuk mendustakan, menyakiti, mengirimkan sihir, dan tenung perdukunan kepada Rasulullah SAW.

3. Kepentingan dakwah Islam dan meringankan beban Rasulullah SAW

Dalam Sirah Nabawiyah dikatakan bahwa alasan lain yang melatarbelakangi hijrahnya umat Islam ke Mekkah disebabkan oleh kepentingan dakwah Islam. Selain itu, juga menjadi salah satu upaya meringankan beban Rasulullah SAW.

Dari orang yang hijrah dapat diketahui luasnya daerah kemanusiaan, jenis-jenisnya, serta ketercakupannya pada berbagai tingkat dan status sosial masyarakat Mekkah. Ada orang kaya dan miskin, orang tua dan anak-anak, laki-laki dan perempuan di mana mereka merupakan penduduk asli Mekkah.

Hal tersebut menunjukkan dahsyatnya pengaruh, kekuatan, dan kesempurnaan dakwah yang dibawakan Rasulullah SAW.

4. Adanya Baiat dari Kaum Anshar (Madinah)

Sebelum melakukan hijrah untuk kedua kalinya, terjadi baiat dari penduduk Madinah sebanyak dua kali. Baiat pertama terjadi di Bukit Aqaba yang diikuti oleh 13 orang. Mereka berikrar untuk memeluk agama Islam. Peristiwa tersebut disebut dengan Perjanjian Aqabah I.

Lalu, pada tahun 622 M, terjadilah baiat yang kedua atau dikenal dengan Perjanjian Aqabah II. Beberapa riwayat mengatakan baiat ini diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat kepada kaum Anshar untuk membela Islam dan melindungi beliau serta para pengikutnya. Kemudian, beliau memerintahkan para sahabat dan umat Islam di Mekkah untuk pergi ke Madinah.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, Allah 'Azza wa Jalla telah memberikan saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman." Atas perkataan tersebut, mereka berbondong-bondong menuju Madinah. Sementara, Rasulullah SAW tetap tinggal di Mekkah hingga menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.

Namun, hijrah yang kedua ini mendapatkan tekanan yang lebih parah dari kaum Quraisy dibandingkan saat hijrah pertama kali. Dikutip dari buku Hijrah dalam Pandangan Al Quran oleh Ahzami Samiun Jazuli, ketika bertemu kembali dengan Raja Najasy, mereka mendapat perlakuan yang berbeda dari yang pertama.

Adapun kaum muslimin yang turut dalam hijrah kedua lebih banyak dari sebelumnya. Ibnu Ishak menjelaskan, bahwa mereka berjumlah 83 laki-laki termasuk Amr bin Yasir. As-Suhaili mengatakan bahwa itulah pendapat terkuat yang diriwayatkan oleh ahli sejarah seperti Waqidi, Ibnu Uqbah, dan lainnya.

Selain keempat alasan di atas, wafatnya dua orang terdekatnya yakni Siti Khadijah dan Abu Thalib juga menjadi sebab mengapa Nabi Muhammad dan para sahabatnya hijrah ke Yastrib atau Madinah. Tepatnya pada 13 tahun pasca kenabian.

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)