Sayur asem bisa bertahan berapa lama

Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi memasak sayuran

KOMPAS.com - Beberapa dari kita tentu pernah memanaskan makanan. Entah itu agar makanan kembali hangat atau perasaan sayang jika makanan yang kemarin dibuat terbuang sia-sia.

Banyak dari kita beranggapan, memanaskan makanan dapat membuat makanan menjadi lebih wangi dan lebih nikmat karena dimakan saat hangat.

Selain itu, makanan yang disimpan di kulkas dianggap dapat lebih cepat dikonsumsi setelah dipanaskan.

Itu dari sisi awam. Sementara dari sisi medis, ada beberapa hal yang dikritisi para ahli gizi tentang menghangatkan makanan.

Dr dr Tan Shot Yen, M. Hum mengatakan, makanan sisa yang disimpan kembali kemudian dipanaskan berpeluang menjadi tempat tumbuhnya bakteri, parasit, dan debu tak kasat mata.

Baca juga: Daftar Makanan yang Harus dan Tidak Boleh Dicuci sebelum Dimasak

"Makanya, makanan yang lekas basi itu sebenarnya bukan seperti anggapan awam, karena tidak pakai pengawet (jadi cepat basi). Namun bisa jadi proses pembuatannya tidak bersih, tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," ungkap Tan dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Penerapan PHBS dalam memasak meliputi segala proses yang dilakukan untuk mengolah suatu makanan. Mulai dari memproses, mengemas, dan apakah orang yang memasak mengobrol atau tidak.

"Saat mengobrol, percikan air liur bisa muncrat kemana-mana, termasuk masuk dalam makanan," imbuh Tan.

Tan juga menjelaskan, bila makanan dipanaskan kembali, nutrisi di dalamnya akan berubah. Perubahan nutrisi dalam makanan berbeda, tergantung pada jenis makanannya.

Oleh sebab itu, perlu diketahui makanan mana yang bisa dihangatkan dan mana yang tidak.

Lihat Foto

FREEPIK

Ilustrasi isi kulkas.

KOMPAS.com – Saat membuat atau memesan makanan dengan porsi terlalu besar, tak jarang kita tak sanggup menghabiskannya.

Karena dibuang pun sayang, tentu kebanyakan orang akan memutuskan untuk menyimpan makanan tersebut dalam sebuah wadah tertutup dan memasukannya ke dalam lemari es untuk dimakan keesokan harinya.

Namun, sebenarnya berapa lama makanan sisa bisa disimpan di dalam lemari es sehingga tetap aman dikonsumsi dan tidak membuat kita keracunan?

Ternyata, jawabannya berbeda.

Melansir Healthline, berapa lama makanan sisa dapat tetap aman dimakan sangat bergantung dari berbagai faktor, seperti persiapan makanan, penyimpanan yang baik, dan tipe makanannya.

Baca juga: Cara Menyimpan Daging di Kulkas Tanpa Merusak Kesegarannya

Dan untuk mengetahui bagaimana cara menyimpan makanan sesuai jenisnya, cara berikut bisa disimak.

Bacon, ham, hot dog, sosis yang telah dimasak

Jika ingin menyimpan jenis makanan ini, kita bisa menyimpannya selama satu minggu di lemari es, dan satu bulan di dalam freezer.

Roti

Roti dapat disimpan di dalam lemari es selama tiga hingga lima hari dan satu hingga tiga bulan bila di dalam freezer.

Kamu masak kebanyakan dan tidak habis? Sayang kalau dibuang, lebih baik dimakan untuk hari-hari berikutnya. Menyimpan makanan bisa jadi salah satu cara untuk menghemat dana dan tenaga saat tidak ada makanan di rumah. Tinggal dipanaskan, beres!

Agar makanan sisa bisa lebih awet tanpa ditumbuhi bakteri, tentu kita simpan di lemari es. Akan tetapi, berapa lama kita bisa menyimpan makanan sisa sebelum tidak layak konsumsi lagi?"

Kalau terlalu lama, meskipun dipanaskan, makanan sisa bisa berbahaya untuk kesehatan, lo!

ilustrasi menyimpan hidangan sisa (nbcnews.com)

Nah, berapa lama makanan tetap aman dalam penyimpanan tergantung dari beberapa faktor, seperti teknik penyimpanan dan jenis makanannya. Pertama, kita akan membicarakan dulu tentang apa makanan yang kamu simpan.

Tergantung jenis hidangan, ini menentukan berapa lama makanan tersebut bisa disimpan di dalam kulkas. Ini karena bahan-bahan makanan bisa memiliki senyawa patogen yang bisa membuat sakit. Jika tidak yakin, jangan ambil risiko dan segera singkirkan makanan yang sudah lebih dari 3 hari!

Tidak jarang saat menyimpan, kita mencampurkan makanan, jadi sudah tidak tahu lagi mana yang aman atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk memilah dulu mana makanan yang bisa tahan lama buat disimpan atau tidak.

1. Makanan dengan risiko rendah

ilustrasi menyimpan makanan sisa di kulkas (flickr.com/U.S. Department of Agriculture)

Makanan dengan risiko rendah biasanya tidak perlu didinginkan (kecuali sudah dibuka dari kemasan) dan memiliki kandungan gula dan garam atau asam dan/atau memiliki kandungan air yang rendah. Makanan berisiko rendah adalah sayur-mayur dan buah serta roti.

Semua sayur dan buah mentah harus dibilas bersih sebelum dikonsumsi, dan makin awal dikonsumsi, makin bagus. Jika dicuci dan dibersihkan, buah umumnya bertahan 3-5 hari.

Biasakan untuk menyimpan hidangan sayuran di lemari es dalam wadah kedap udara agar dapat bertahan 3-7 hari. Hidangan dari sayuran kaleng biasanya dapat bertahan 7-10 hari jika disimpan dengan metode yang tepat.

Sayangnya, buah dan sayur dengan kandungan air yang tinggi seperti tomat, timun, dan stroberi lebih cepat busuk dibandingkan buah dan sayur dengan kadar air rendah seperti kangkung, kentang, dan pisang.

ilustrasi roti tawar (freepik.com/KamranAydinov)

Selain sayur dan buah, hidangan berisiko rendah lainnya adalah roti. Menyimpan roti di kulkas akan membantu memperpanjang umurnya sekitar 3-5 hari. Namun, perlu diingat bahwa roti pun akan kehilangan kualitasnya makin lama disimpan.

Jika membuat roti ala rumah, hidangan tersebut mungkin dapat bertahan sekitar 3 hari pada suhu ruangan. Sementara, roti yang dibeli di toko aman untuk dimakan selama sekitar 5-7 hari. Perhatikan apakah sudah tumbuh jamur pada roti. Jika iya, jangan dimakan.

ilustrasi menyimpan makanan sisa (franciscanhealth.org)

Hidangan pasta, barli, dan quinoa umumnya dapat bertahan hingga 3 hari jika disimpan dengan benar. Jika kamu membekukannya untuk disimpan, umumnya hidangan-hidangan tersebut akan bertahan selama 3 bulan sebelum mulai kehilangan kesegarannya.

Selain ketiga hidangan tersebut, makanan pencuci mulut atau dessert dan hidangan manisan biasanya bertahan sekitar 3-4 hari di kulkas.

3. Makanan dengan risiko tinggi

ilustrasi makanan sisa di kulkas (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

This is article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media.

Makanan dengan risiko keracunan makanan lebih tinggi adalah yang memiliki protein dan air lebih tinggi. Itulah dua karakteristik yang memungkinkan mikroba tertentu untuk tumbuh lebih cepat.

Makanan-makanan dengan risiko tinggi untuk disimpan adalah:

  • Nasi
  • Daging dan unggas
  • Boga bahari atau seafood
  • Sup dan semur

Meskipun tidak memiliki protein dan kadar air tinggi, beras dapat menjadi inang spora Bacillus cereus. Bakteri tersebut dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Dinginkan nasi dan simpan dalam waktu 1 jam setelah dimasak. Agar aman, habiskan nasi dalam 3 hari!

ilustrasi makanan sisa (foodsafetynews.com)

Daging giling dan unggas yang telah dimasak dengan suhu yang aman dapat bertahan di kulkas sekitar 1-2 hari. Syaratnya, harus disimpan di bawah suhu 5 derajat Celsius.

Hidangan daging seperti steak, fillet, chop, dan daging panggang dapat bertahan 3-4 hari di kulkas. Setelah dikeluarkan dari kulkas, masak daging dalam 2 hari. Sebagai catatan, jika dikeluarkan dari lemari es, jangan letakkan daging es di atas meja begitu saja!

Selain itu, kamu juga dapat menghangatkan daging beku menggunakan microwave, tetapi pastikan untuk segera memakannya. Daging luncheon atau deli yang sudah dibuka dari kemasannya harus segera dikonsumsi dalam waktu 3-5 hari setelahnya. Demikian pula salad dengan daging deli dingin seperti salad telur, tuna, atau ayam.

ilustasi udang hidangan seafood (pexels.com/Dana Tentis)

Dengan kandungan protein dan air yang tinggi, telur adalah makanan berisiko tinggi. Bahan makanan universal ini dapat membawa bakteri Salmonella. Jika sudah direbus matang, telur dapat dikupas dan dikonsumsi serta disimpan di kulkas selama 7 hari.

Seafood amat sensitif untuk disimpan. Ini karena boga bahari seperti kerang dan ikan memiliki banyak patogen dan racun yang membuatmu sakit. Jika menyisakan seafood, hidangan tersebut dapat dimasukkan ke dalam kulkas dan harus dikonsumsi dalam 3 hari.

Terakhir, sup dan semur, dengan atau tanpa daging atau bahan bahari, biasanya dapat bertahan 3-4 hari di kulkas.

Baca Juga: 7 Bakteri Paling Umum yang Ditemukan di Makanan

Hidangan restoran vs rumahan, mana yang lebih awet?

ilustrasi makanan bungkusan dari restoran dalam styrofoam (grist.org)

Selain jenis-jenis makanan yang disebutkan tadi, kamu juga harus mempertimbangkan saat menyimpan makanan yang dibungkus dari restoran. Masalahnya, kita tak pernah tahu kesegaran bahan-bahan yang diolah di dapur restoran, bukan?

Oleh karena itu, kamu harus memakan makanan bungkusan dari restoran dibandingkan saat mengonsumsi makanan sisa buatan sendiri.

Jadi, kami sarankan untuk memakan makanan bungkusan restoran dalam waktu 3-4 hari. Akan tetapi, jika sisa makanan restoran tersebut mengandung bahan ikan atau sayuran mentah (seperti sushi atau salad), segera makan dalam waktu 24 jam!

Bagaimana cara tahu makanan sudah tidak layak makan?

ilustrasi roti berjamur (delish.com)

Ketahuilah tanda-tanda kebusukan pada makanan. Tanda-tanda ini dapat dilihat dan tercium. Kalau rupanya sudah amburadul dan baunya sudah tidak sedap, jangan dicoba, ya!

Pertama, cari perubahan tekstur makanan atau tumbuhnya jamur. Jamur bisa tumbuh dalam berbagai warna seperti putih, hijau, oranye-merah, merah muda, hingga hitam. Jamur menunjukkan bahwa makanan sudah tidak layak makan dan harus dibuang. Kalau melihat jamur pada makanan, jangan mengendusnya! Spora pada jamur bisa membawa bakteri yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.

Makanan seperti daging luncheon yang membentuk lapisan lendir juga harus dibuang. Jika sisa makananmu bau anyir, jangan coba-coba makan. Demikian pula jika makanan berubah warna, kemungkinan besar itu tidak lagi aman untuk dikonsumsi.

Tidak jarang makanan sudah keburu busuk namun tidak terlihat atau tercium. Jadi, kamu keburu menggigit sisa makanan dan baru menyadari bahwa sudah busuk, segera buang. Jika memungkinkan, muntahkan makanan tersebut.

Risiko mengonsumsi hidangan yang sudah tidak layak makan

Memakan makanan sisa yang tidak dipanaskan dengan benar dapat memicu infeksi Salmonella (newfoodmagazine.com)

Dua penyebab utama keracunan makanan yaitu memasak makanan dengan tidak benar di suhu yang semestinya, dan tidak menyimpan makanan dengan prosedur yang tepat. Hal tersebut menyebabkan banyak jenis patogen berkembang pada makanan sisa dan menyebabkan keracunan makanan. Contoh bakteri patogen paling umum di antaranya:

  • Listeria monocytogenes: Daging luncheon, telur setengah matang, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, serta makanan laut asap.
  • Ciguatoxin: Ikan tropis dan subtropis, seperti kerapu dan kakap merah.
  • Bacillus cereus: Nasi, kacang-kacangan, kentang, pasta, daging, sayuran, dan ikan.
  • Staphylococcus aureus: Daging luncheon, salad dingin, isian pastry, puding, dan sandwich.
  • Salmonella: Telur, buah dan sayuran, selai kacang, serta daging dan unggas.
  • Escherichia coli: Daging yang kurang matang, buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan baik (terutama sayuran berdaun hijau), serta produk susu yang tidak dipasteurisasi.

Risiko keracunan makanan lebih besar pada makanan sisa. Bakteri pada makanan sisa dapat menyebabkan jamur berkembang dan menghasilkan mikotoksin yang menyebabkan mual, muntah, diare, dan kombinasi dari gejala-gejala tersebut.

ilustrasi bakteri Listeria (newscientist.com)

Ibu hamil harus sangat waspada tentang memasak, menyimpan, dan memanaskan makanan. Mereka sangat rentan terhadap keracunan makanan, terutama dari Listeria. Bakteri Listeria dapat melewati plasenta dan membahayakan tumbuh kembang janin.

Orang yang berusia di atas 65 tahun atau mereka yang dengan sistem imun lemah juga harus sangat berhati-hati dalam menyiapkan dan menyimpan makanan dengan aman. Ini termasuk mereka yang hidup dengan kondisi berikut:

  • HIV/AIDS
  • Multiple sclerosis
  • Penyakit Crohn
  • Kanker

Tips menyimpan makanan agar tahan lama

ilustrasi menyimpan makanan sisa di kulkas (flickr.com/jessica)

Catat baik-baik! Bakteri berkembang biak di lingkungan suhu 4-60 derajat Celsius. Inilah yang dikenal sebagai "zona bahaya". Jadi, trik pertama adalah dinginkan atau bekukan sisa makanan dalam waktu dua jam. Kalau ingin makan, panaskan dengan suhu 74 derajat Celsius. Kuah dan saus juga harus dipanaskan hingga mendidih!

Kedua, simpanlah makanan panas dalam wadah kecil dan dangkal yang kedap udara. Dengan begitu, makanan akan mendingin lebih cepat dan merata. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa bakteri seperti Listeria monocytogenes dapat berkembang di suhu dingin.

Oleh karena itu, kamu harus ingat berapa lama menyimpan hidangan sisa di kulkas. Agar tidak lupa, berilah label tanggal dan waktu pertama masak dan prakiraan kedaluwarsa pada hidangan sebelum disimpan.

Kemudian, urutan penyimpanan hidangan di kulkas juga berpengaruh. Simpan makanan siap saji dan mentah di rak paling atas, dan daging atau unggas mentah di rak bawah. Dengan begitu, tetesan bakteri dari daging mentah tidak menempeli dan mencemari makanan sisa.

ilustrasi tips menyimpan makanan sisa (food.unl.edu)

Lewat penjelasan di atas, sudah mengerti, kan, cara menyimpan makanan sisa yang baik dan benar?

Itulah beberapa pertimbangan mengenai durasi yang direkomendasikan untuk menyimpan makanan sisa. Sejatinya, makanan lebih baik dimakan selagi segar dan panas. Namun, kalau tidak habis, kamu bisa tetap menyimpannya dan memakannya sebelum tidak layak makan dengan mengacu pada panduan di atas.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Infeksi Salmonella, Bakteri yang Ada dalam Makanan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA