Tari merupakan salah satu bentuk karya seni yang menggunakan media gerak agar dapat dinikmati keindahannya. Keindahan yang diciptakan terbentuk dari dua macam unsur dalam seni tari, yaitu unsur pokok/utama dan unsur pendukung tari. Unsur pokok/utama adalah unsur yang tidak boleh ditinggalkan dalam membuat sebuah tarian. Sedangkan unsur pendukung adalah unsur yang sifatnya untuk mendukung dalam pembuatan atau pertunjukan tari. Dimana antara unsur pokok/utama dengan unsur pendukung saling berkaitan satu sama yang lain dan tidak bisa dipisahkan. Perpaduan unsur tersebut sebagai pendukung menjadi dasar penilaian hasil dari pantulan logika, estetika, dan praktek. 2.1.5.2.1 Unsur pokok tari Ada beberapa unsur utama untuk menyusun sebuah tarian yang indah dan ritmis. Diantara unsur utama tari harus saling mendukung dan tidak boleh ditinggalkan salah satunya. Berikut ini adalah unsur-unsur utama tari: (1) Gerak Manusia hidup identik dengan gerak, oleh karena itu gerak merupakan pencerminan dari adanya suatu aktivitas kehidupan.Gerak sebagai aktivitas kehidupan manusia erat dengan unsur ruang, semakin sempit ruang yang ada semakin terbatas gerak yang dapat dilakukan dan begitu juga sebaliknya semakin luas semakin leluasa gerak yang dapat dilakukannya. Dalam seni tubuh digunakan sebagai media untuk mengungkapkan gerakan-gerakan yang mencerminkan perasaan, imajinasi dan gagasan dari penciptanya. Dari uraian diatas dapat disebutkan bahwa unsur utama tari adalah gerak. Gerak dalam tari ditimbulkan dengan adanya tenaga yang memerlukan ruang dan membutuhkan waktu pada saat proses gerak berlangsung. Gerak tari selalu melibatkan anggota badan manusia seperti: jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku, muka dan kepala, bahu, leher, lutut, pergelangan kaki, jari kaki, dada, perut, lambung, mata, alis, mulut dan hidung (Purwatiningsih, 2002 : 31). Jadi gerak tari merupakan proses stilirisasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan). (2) Tenaga (energy) Tenaga merupakan hal yang penting untuk mewujudkan suatu gerak. Gerak yang ditimbulkan oleh tenaga digunakan untuk kekuatan melakukan suatu gerak mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerakan berdasarkan emosional atau rasa yang penuh pertimbangan. Dengan demikian, akan dapat memenuhi gerak tari yang sesuai dan selaras, sehingga mempengaruhi kualitas dari gerakan (Muryanto, tanpa tahun:13). Kebutuhan gerak tari ini meliputi volume gerak, kuat lemahnya gerak, panjang pendeknya gerak, cepat lambatnya gerak, lebar dan sempitnya ruang. Menurut (Rachmi, 1992:6.8), ada tiga aspek pengaruh tenaga terhadap gerakan yaitu intensitas, intensitas adalah banyak sedikitnya penggunaan tenaga, sehingga menghasilkan tingkat ketegangan. Contohnya seperti intensitas melakukan gerakan terbang pada tari Kupu-kupu, lebih kecil dari pada melakukan gerakan melompat pada tari Kelinci; aksen/tekanan, aksen adalah perubahan penggunaan tenaga yang dilakukan secara tiba-tiba dan kontras. Contohnya seperti pada tari Kupu-kupu, waktu gerakan terbang dengan gemulai dan ketika lari kecil bersamaan dengan gerakan terbang seakan-akan terbang dengan cepat; kualitas, kualitas adalah efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau penyaluran tenaga. Contohnya seperti gerak mengayun, gerak menahan, dan gerak bergetar. (3) Ruang (space) Ruang merupakan dimensi panjang, lebar, yang berfungsi sebagai tempat, sekaligus unsur dalam mengungkapkan bentuk gerak. Unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak yang disebut juga sebagai desain ruangan. Pengaturan dan penugasan ruang agar dapat selaras harus mengetahui kondisi ruang tempat berlatih. Jadi, penari bergerak semata-mata karena adanya ruangan. Menurut Rachmi (2008:6.10), ruang dalam tari ada dua macam yaitu ruang yang diciptakan oleh penari disebut juga pola lantai yaitu ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yaitu batas paling jauh yang dijangkau oleh tangan dan kaki penari; ruang pentas adalah dimana penari melakukan gerak dalam wujud ruang secara nyata atau sebenarnya. Contohnya seperti panggung dan arena. Ruang pentas sendiri meliputi unsur garis, volume, arah, level dan fokus. Garis adalah kesan yang ditimbulkan setelah penari membentuk garis tubuh diluar garis tubuhnya (diagonal dan zig-zag); volume adalah kapasitas atau jangkauan gerak yang tergantung pada ruangan yang digunakan penari untuk menari (langkah kedepan, kesamping dan kebelakang); arah adalah arah hadap penari ketika melakukan gerakan; level adalah tinggi rendahya penari pada saat melakukan gerakan tari; fokus adalah sudut pandang suatu perfektif penonton yang dilakukan dalam melakukan tarian. (4) Waktu (time) Waktu adalah rangkaian yang diperlukan seorang penari mengungkapkan bentuk-bentuk suatu gerakan tari diatas panggung atau ruang tertentu. Ruang dalam arti tempat dan media tubuh, sehingga tercapai ungkapan bentuk dan perpaduan gerak dalam waktu dan tempo tertentu. Rata-rata dalam menari durasi waktu yang digunakan mencapai 5 sampai 10 menit. Untuk tari anak-anak durasinya tidak sampai lebih dari 5 menit. Menurut Pekerti (2008: 5.25), ada tiga hal yang berkaitan dengan gerakan penari yaitu sebagai berikut cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak dari masing-masing anggota tubuh akan menimbulkan kesan dinamis pada gerak tari; panjang pendeknya ketukan (ritme) penari dalam melakukan gerak tari agar enak dipandang; lamanya (durasi) penari melakukan gerakan tari. Dengan adanya penugasan unsur gerak meliputi aspek tenaga, ruang dan waktu, maka akan tercapai apa yang dinamakan wiraga, wirama, dan wirasa. 2.1.5.2.2 Unsur Pendukung Tari Menurut Purwatiningsih (2002:33), unsur pendukung tari terdiri dari: (1)Tata rias (make up) Tata rias (make up) berarti mempersiapkan seorang pelaku aktor atau aktris dengan perhiasan seperti : pakaian, rambut, serta memoles cat atau bedak pada wajah. Tata rias merupakan hal utama yang diperhatikan oleh penonton untuk mengetahui siapa penarinya dan siapa tokoh/pemerannya. Tata rias berfungsi sebagai pengubah karakter dan ekspresi wajah penari, yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Tata rias bukan sekedar membuat penari supaya lebih cantik dan tampan, akan tetapi membantu merubah wajah penari sesuai peranan yang dibawakan penari dan menambah daya tarik penampilan. Ada dua macam bentuk tata rias yaitu tata rias panggung terbuka dan tata rias paggung tertutup. Tata rias panggung tertutup dianjurkan lebih tegas, lebih tebal dan terlihat garis-garisnya karena penonton melihat dari jarak jauh. Tata rias panggung terbuka tidak harus tebal melainkan terlihat halus dan rapi, karena penonton cenderung melihat dari jarak dekat. Pada intinya tata rias dalam pertunjukan tari harus mencerminkan karakter tokoh/peran, rapi dan bersih, jelas garis-garis yang dikehendaki dan ketepatan pemakaian desain rias. (2) Tata busana Tata busana disebut juga dengan kostum, yaitu pakaian yang dikenakan penari yang disesuaikan dengan kebutuhan tariannya. Fungsi tata busana adalah untuk mendukung isi atau tema tari dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Tata busana dikatakan berhasil apabila mampu memberikan bobot yang sama dengan unsur-unsur yang lainnya. Pemakaian tata busana juga dapat mencerminkan identitas/diri khas dari suatu daerah pada tari tradisional, sekaligus dapat menunjukkan dari mana asal daerah tarian tersebut. Contohnya saja kostum warna mencolok seperti merah, kuning, hijau biasanya dipakai oleh penari dari daerah pesisir utara. Sedangkan kostum warna kalem seperti coklat, hitam, putih biasanya dipakai oleh penari dari pedesaan. (3) Tema Tema merupakan rangkaian dari awal hingga akhir penampilan yang dapat dicerna lewat ungkapan bentuk gerak tari. Semua jenis tari baik tradisional atau klasik maupun kreasi mempunyai tema percintaan; kepahlawanan; pergaulan; gembira atau pantomime. Penampilan tari ditinjau dari segi tema dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat tematik dan nontematik. Tari tematik adalah sebuah tarian yang mengutamakan dan menonjolkan isi. Tari ini berorientasi pada cerita yang disajikan dapat dipahami penonton. Dalam penyajiannya akan dijumpai beberapa tema yang disajikan diantaranya sebagai berikut tema baik buruk; tema kebahagian dan kesedihan, tema patriotik pengkhianatan; tema kekecewaan; tema kekerdilan. Tari nontematik adalah tari yang lebih mengedepankan kesempurnaan tampilan dari pertunjukan. Keberhasilannya tergantung teknik, musikalitas, kondisi fisik yang prima dan penguasaan teknik. (4) Tempat Pentas Tempat pentas adalah suatu ruang yang digunakan penari untuk melakukan kegiatan tari. Tempat pentas ada dua macam yaitu tempat pentas tertutup adalah dimana pertunjukan dilakukan di ruang tertutup seperti di dalam gedung yang disertai dengan panggung (panggung tertutup). Tempat pentas terbuka adalah ruang untuk menari yang tidak tertutup dan bisa dilihat dari penjuru arah, seperti tanah lapang, halaman, panggung terbuka, dan pendopo. Metode panggung untuk pentas tarian juga bermacam-macam seperti Proscenium biasanya penonton hanya bisa menonton dari depan saja; tapal kuda (bentuknya seperti tapal kuda), penonton bisa melihat dari samping kanan, depan dan samping kiri; pendopo hampir sama seperti tapal kuda, hanya letaknya lebih tinggi. (5) Iringan Iringan/musik adalah suara yang digunakan untuk mengiringi tarian sebagai ungkapan emosi dan penguat ekspresi seorang penari. "Musik dikenal dapat membangkitkan emosi yang kuat pada masyarakat dan emosi dapat diekspresikan melalui gerakan tubuh. Jadi tidak mengherankan bila gerakan tari bisa melambangkan kepribadian seseorang," ujar Dr Geoff Luck dariUniversity of Jyvaskyla di Finlandia Pada pertunjukan tari dibagi lagi menjadi dua yaitu sebagai musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang berasal dari diri penari sendiri dan bukan dari alat musik. Contohnya seperti tepukan tangan, hentakan kaki dan suara dari mulut. Musik ekstrernal adalah musik yang berasal dari suara alat musik modern maupun tradisional. Contohnya seperti piano, gitar, rebana, seruling dan lain-lain. Fungsi iringan dalam sebuah tarian ada tiga yaitu sebagai pengiring tari, mengiringi tarian dari awal sampai akhir; sebagai pemberi suasana tari, yaitu untuk memberi suasana gembira, sedih, tegang, romantik dan sebagainya; sebagai ilustrasi atau pengantar tari, yaitu memberikan gambaran dimana tarian itu berada atau terjadi. Macam iringan untuk mengiringi sebuah tarian dibagi menjadi dua yaitu iringan langsung (live) dan iringan tidak langsung. Iringan langsung (live) adalah musik yang bersumber langsung dari alat musik dan langsung mengiringi penari saat menari. Iringan tidak langsung adalah musik yang berasal dari hasil rekaman seperti kaset tape recorder dan kaset VCD. (6)Tata Lampu Tata lampu biasa disebut dengan lighting adalah bentuk penyinaran yang ada di atas panggung pada saat pertunjukan tari berlangsung. Tata lampu diperlukan pada saat pertunjukan tari pada malam hari dan di panggung tertutup. Dalam sebuah pertunjukan tari, tata lampu sangat diperlukan untuk menentukan suasana yang ditampilkan. Sebuah penataan lampu dikatakan berhasil apabila dapat memberikan konstribusi kepada obyek-obyek didalam pentas, sehingga apa yang ada di pentas menjadi tampak lebih hidup dan mendukung penyajian tari. Pentingnya kemampuan dan kepekaan dalam mengolah warna efek warna-warna yang dikehendaki dalam sebuah pertunjukan akan lebih menarik yaitu warna merah biasanya digunakan dalam suasana marah/tegang; warna ungu atau biru untuk suasana sedih dan mencekam; warna kuning agak putih untuk suasana gembira atau kebahagiaan. (7) Tata Suara Penataan suara pada prinsipnya hampir sama dengan penataan musik pengiring. Perbedaanya terletak pada waktu pementasan di panggung. Kalau musik pengiring selalu diperdengarkan dari awal sampai akhir, namun kalau dalam tata suara diperdengarkan dalam waktu tertentu saja. Contohnya suara petir, suara ombak, suara orang sedang berjalan, suara klakson mobil dan masih banyak lagi. Sebuah penataan suara dikatakan berhasil apabila dapat menjadikan jembatan komunikasi antara pertunjukan dengan penonton, artinya penonton dapat mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apapun sehingga terasa nyaman. (8) Property/perlengkapan tari Pertunjukan tari tidak akan terlepas dari perlengkapan dan selalu membutuhkan. Perlengkapan tari adalah alat yang dibawa atau diperlukan pada saat menari. Contohnya seperti keris, pedang, tameng, payung, boneka, cundrik, gendewa, anak panah dan masih banyak lagi. Perlengkapan juga tidak terlepas dari kostum tari, karena sering disatu padukan antara satu dengan yang lain. Sedangkan perbedaan antara kostum dan perlengkapan adalah kostum dipakai dan selalu melekat pada tubuh penari dari pertunjukan awal sampai akhir. Sedangkan perlengkapantari hanya sekedar dibawa saja, bisa dilepaskan dan diambil kembali. Perlengkapan tari yang baik adalah dimana perlengkapan itu bisa bersatu padu dan membawa penampilan penari menjadi menari oleh penonton. Permainan dalam membawa perlengkapan tari, seorang penari harus bisa sepenuhnya dari awal sampai akhir pertunjukan. 2.1.6 Karakteristik Anak SD Anak-anak usia SD (6-12 tahun) merupakan masa dimana anak-anak terlibat dengan dua dunia yaitu dunia bermain dan belajar. Maka seorang guru perlu memahami sifat khas yang dimiliki siswa baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Jadi, seorang guru dituntut memahami perkembangan tugas apa yang perlu dilakukan anak pada masa usia SD, sehingga guru dapat memperlakukan anak dengan tepat dalam proses pembelajaran. Pengetahuan guru tentang karakteristik, fase dan perkembangan tugas anak usia SD sangat diperlukan untuk pembelajaran pendidikan seni tari di kelas. Hal ini dikarenakan dengan mamahami karakteristik, fase dan perkembangan tugas anak usia SD, guru dapat memberikan tugas sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. |