Reformasi yang terjadi dalam tubuh gereja-gereja secara organisasi disebut dengan

KONTRA REFORMASI

I.                   PENDAHULUAN

Pada pertemuan ini, kita akan membahas tentang Kontra Reformasi atau jawaban Gereja Katolik Roma terhadap gerakan reformasi yang terjadi. Reformasi yang dilakukan oleh Martin Luther pada Gereja Katolik Roma (GKR), yaitu memperbarui kehidupan Gereja, telah mengakibtatkan perubahan besar di dalam tubuh GKR.Karena di dalam gereja telah banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan.Oleh karena itu, GKR melakukan pembelaan diri mengingat dirinya merasa terancam.GKR menganggap bahwa tantangan ini perlu di jawab secara besar-besaran, maka inilah yang disebut dengan Kontra Reformasi. Pada kesempatan ini, kita akan membahas mengenai Kontra Reformasi, yaitu GKR terhadap tokoh reformasi.

II.                PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Reformasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Reformasi adalah suatu perubahan radikal untuk perbaikan suatu masyarakat atau Negara (biasanya dalam bidang politik, sosial, dan agama).[1]

2.2  Pengertian Kontra Reformasi

Kontra Reformasi adalah gerakan dalam Gereja Katolik Roma (GKR) untuk mengadakan pembaruan dalam gereja serta memusnahkan atau membatasi perluasan gerakan Reformasi pada abad ke-16.[2] Dalam arti lain, Kontra Reformasi adalah gerakan yang melawan pembaharuan Gereja seperti apa yang telah dilakukan Luther terhadap Gereja Katolik Roma sekitar tahun 1540 yang berdasarkan pada teologi abad pertengahan.[3] Kontra Reformasi adalah suatu pembaharuan dalam tubuh  Gereja Katolik Roma yang berlangsung sejak tahun 1540.[4]

2.3  Latar Belakang Timbulnya Kontra Refromasi

Kontra reformasi bukan berarti bahwa gereja katolik telah berpaling pada pemikiran protestan.Tetapi berupaya mengubah penyimpangan yang merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima oleh gereja katolik.[5]Ketika GKR melihat bahwa telah terjadi pembaharuan oleh para reformator pada tubuh gereja, dimana para reformator menilai bahwa telah terjadi penyimpangan-penyimpangan dari dasar yang sebenarnya.Maka Gereja Katolik perlu membuat tanggapan yang resmi dan defenitif terhadap Luther. Kira-kira tahun 1540 Luther telah menjadi nama yang hampir di kenal di seluruh Eropa.

Tulisan-tulisannya dibaca dan disarikan dengan antusias yang berbeda-beda derajatnya bahkan di lingkungan-lingkungan kegerejaan yang tertinggi di Italia.Maka GKR harus melakukan sesuatu.[6]Ajaran Luther diterima oleh cukup banyak orang dan dimana-mana timbul kelompok-kelompok yang hidup sesuai dengan ajaran Reformasi, maka terpaksalah GKR mencari jawaban terhadap tantangan ini yang disebut Kontra Reformasi.[7]

2.4  Gerakan Kontra Reformasi Katolik Roma

Pembaruan Gereja oleh Luther bukan saja kaum protestan, tetapi juga bagi GKR karena Lutherlah yang telah memaksa Gereja itu menyadari keadaannya dan membersihkan rumahnya sendiri. Ketika mereka mengerti bahwa sebenarnya Gereja berada di persimpangan jalan: Apakah mau bertobat pada injil sejati atau mau berpegang teguh pada moralisme yang telah berabad-abad. Tetapi pada konsili Trente Gereja memilih untuk menutup telinganya terhadap suara panggilan Firman Tuhan, meskipun rupa-rupa aib dan keburukan diperbaikinya.[8]

Kontra Refromasi itu dimulai sekitar tahun 1540, dimana pada tahun ini dapat dilihat berbagai gerakan-gerakan yang dilakukan oleh GKR, yaitu :

a.       Pada tahun itu juga Serikat Yesuit didirikan.

b.      Pada tahun 1542 Paus mengatur kembali Inkwisisi, pengadilan gerejawi, yang bertugas mengusut dan menghukum kaum penyesat.

c.       Pada tahun 1545-2563 diadakan Konsili Trente, yang menetapkan mana ajaran yang diakui oleh Roma dan mana yang sesat.[9]

2.4.1        Serikat Yesuit / Societas Jesu (1534)

Serikat kebiaraan yang didirikan oleh Ignatius dari Loyola, bersama enam orang temannya pada tahun 1534 yaitu Fransiskus Xaverius, Alfonso Salmeron, Diego Laynez, dan Nicolas Bobadilla yang berasal dari Spanyol, kemudian Pierre Favre dari Perancis dan Salmao Rodrigues dari Portugis.[10] Di Indonesia, serikat ini disebut dengan Serikat Yesuit.[11]Maksud didirikannya Ordo Yesuit adalah mengerahkan segala tenaga untuk merebut kembali semua daerah yang telah hilang bagi Gereja oleh karena reformasi dan untuk meluaskan kuasa GKR dimana-mana.Mereka berusaha untuk melawan kaum penyesat dan berusaha mengembalikan segala kekuasaan dunia ini kepada kekuasaan GKR.Pada tahun 1540 Serikat Yesuit di sahkan oleh Paus Paulus III yang telah di himpun oleh Ignatius dan enam orang temannya.[12]

Serikat Yesuit disahkan dengan mengeluarkan Bulla yang berjudul “Regimi Militantis Ecclesiae”.Organisasi Serikat Yesuit diatur dengan sangat ketat.Anggota-anggotanya harus taat secara mutlak kepadanya.Mereka dapat diterima sebagai anggota serikat Yesuit sesudah menjalani masa percobaan yang berat dan lama.Kemauan mereka diperkuat oleh latihan-latihan rohani yang harus dijalani selama empat minggu.Calon anggota harus membayangkan siksaan-siksaan neraka sampai merasa ngeri dan kemudian dibimbing kepada Kristus.Calon-calon anggota dibimbing untuk menjadi Laskar Kristus Guna mempertahankan GKR dan untuk menanamkan GKR di tengah bangsa kafir diseluruh dunia.Ignatius sanagt menekankan ketaatan kepada Paus sebagaimana juga kepada Kristus.[13]

Para Yesuit mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :

A.    Membarui Gereja dari dalam (khususnya melalui pendidikan)

B.     Memerangi penyesatan (khususnya protestanisme)

C.     Membawa injil kepada dunia kafir.

D.    Disamping janji yang biasa bagi biarawan, yaitu hidup miskin, taat dan berselibat. Maka yesuit menambahkan yang ke empat: Siap sedia untuk dikirim kemana saja Paus menyuruh mereka untuk menyelamatkan jiwa.[14]

Dalam bukunya Exercitia Spiritualia (karya Ignatius yang terbesar), menjelaskan bagaimana cara membimbing orang krsiten dalam perkembangan rohaninya. Latihan-latihan itu digambarkan sebagai ringkasan dari pengalaman-pengalaman Ignatius sendiri sejak masa pertobatannya semasa ia sakit sampai pada waktu ia tinggal di Perancis. Tujuannya adalah untuk mencari tahu maksud Allah dalam hidup seseorang dan untuk mengabdikan diri sepenuhnya demi pelayanan kepada Yesus Kristus, secara ideal sebagai Yesuit.[15]Karena pekerjaan yang berat dan meletihkan, kesehatannya mulai menurun. Pada tahun 1551, ia meminta mengundurkan diri namun ditolak sehingga ia terus memimpin serikat sampai ia meninggal pada 31 Juli 1556. Ordo Yesuit ini sangat berpengaruh dalam GKR.[16]

2.4.2        Inkwisisi (1542)

Inkwisisi adalah penghapusan ajaran sesat lewat jalan pengadilan Gereja.Pada mulanya, penghapusan dilakukan melaui jalan ekskomunikasi.Awalnya hukuman badan dilarang oleh Gereja, tetapi kadang-kadang para raja menyita harta para penyesat, bahkan menghukum mati.[17]Orang-orang yang dipercayakan oleh Sri Paus untuk menjalankan inkwisisi ini adalah anggota-anggota ordo dominikan yang menjadi pengkhotbah-pengkhotbah yang fasih, yang berkeliling untuk menentang bidat dengan kefasihan, dan mereka menjadi teolog-teolog cerdas, yang melawan bidat dengan karangan-karangan.Orang-orang yang dicurigai menjadi anggota bidat dihadapkan kepadanya.Kalau mereka kedapatan bersalah dalam hal ajaran, dan tidak mau bertobat, mereka dikutuk, dan diserahkan kepada pemerintahan duniawi, yang membantu Gereja dengan menghukum lawan-lawan Gereja itu.[18] Inkwisisi menjaga supaya jangan ada penyimpangan-penyimpangan dari apa yang telah ditentukan di Trente. Badan itu bekerja dengan tidak memandang bulu.[19]

Lembaga Inkwisisi ini dibentuk pada tahun 1232 oleh Paus Gregorius IX untuk menghindari keputusan Kaisar Frederick II bahwa tugas menangkap penyesat-penyesat di percayakan kepada pemerintah. Pejabat Inkwisisi tidak di pilih dari kalangan uskup melainkan dipilih dari kalangan serikat/biarawan, terutama serkat Dominikan dan Fransiskan.[20]Sementara aliran Protestan menguasai Eropa, di Spanyol aliran tersebut justru menjadi sasaran Inkwisisi.Disana buku-buku mengenai protestan dilarang, meskipun beberapa orang yang di eksekusi adalah orang-orang Spanyol, pengalaman tersebut telah membuat banyak orang kembali ke Katolik.[21]

2.4.3        Konsili Trente

Tahun 1539-1541 diadakan berbagai percakapan di Jerman antara teolog-teolog utama dari pihak  Protestan dan Katolik Roma yang berusaha mencapai persetujuan. Kegagalan usaha mendamaikan pihak Protestan membuka tentang peluang bagi pihak Katolik berhaluan keras.Pada tahun-tahun awal reformasi, para paus sangat menentang diadakannya konsili.[22]Kaisar  Karel V sudah lama mendesak paus mengadakan konsili yang dapat mendamaikan pertentangan-pertentangan di Jerman. Tetapi oleh sebab paus bermusuhan dengan kaisar di lapangan politik, konsili-konsili itu ditunda saja.Akhirnya paus menyetujuinya.[23]Karena itu Kaisar Karel mengadakan suatu konsili pada tahun 1545 yang disebut Konsili Trente yang dilakukan di Jerman. Konsili Trente adalah bentuk yang paling menonjol dari reformasi Katolik, menjelaskan  tentang pengajaran Katolik.[24]Trente berada di dalam daerah kekuasaan Jerman, namun cukup dekat ke Roma sehingga konsili masih terkendali oleh paus. Konsili Trente bertemu dalam tiga tahap, yaitu : 1545-1547, 1551-1552, 1562-1563.[25]

Kalangan Gereja Katolik Roma menyebut konsili ini dengan sebutan konsili oikumenis ke-19.Meskipun dikatakan oikumenis/sedunia, dua pertiga dari uskup-uskup yang hadir adalah orang Italia.Jadi dunia Katolik tidak terwakili dengan baik dan jelas bahwa konsili ini tidak terlepas dari pengawasan Paus.Konsili ini dipanggil sehubungan dengan adanya gerakan Reformasi.[26] Konsili mempunyai tugas: Merumuskan doktrin Katolik Roma, berlawanan dengan Protestanisme dan memasukkan pembaruan-pembaruan yang disiplin dalam GKR.[27]

Sidang pertama dimulai pada tanggal 13 Desember 1545. Sidang pertama ini mengahsilkan beberapa keputusan antara lain, pengakuan iman Nicea-Konstantinopel diterima sebagai dasar iman Kristen. Alkitab dan tradisi mempunyai kedudukan yang sama sebagai sumber kebenaran, hanya Gereja yang berhak menafsir Alkitab, Vulgata disahkan sebaagi Alkitab yang sah dan resmi, Kitab-kitab Appokrif (12 buah) mempunyai kedudukan yang sama dengan Alkitab, Tujuh sakaramen ditetapkan oleh Kristus sendiri, sakramen perlu untuk keselamatan.[28]Perkembanagn politik yang baru mengakibatkan ketegangan antara paus dan Karel V sehingga konsili tersebut tersendat-sendat dan ditambah pula merajalela wabah di Trente.Hal ini menyebabkan konsili dipindahkan ke Blogana.Konsili ditunda selama empat tahun hingga Paus Yulius III memanggil lagi untuk bersidang di Trente atas desakan Spanyol.

Keputusan yang terpenting adalah berkaitan dengan ekaristi, pertobatan dan pemberian minyak suci.Ajaran tentang transsubstansiasi disahkan, sedangkan ajaran Martin Luther, Clvin, dan Zwingli tentang ekaristi dikutuk.Timbulnya peperangan antara Jerman dan Perancis menyebabkan terhentinya Konsili dan Paus Paulus III (seorang yang anti-gerakan Reformasi) memandang siding konsili tidak perlu diteruskan.Konsili baru diteruskan lagi sepuluh tahun kemudian oleh Paus Pius IV pada tahun 1562. Keputusan siding ini, antara lain cawan tetap tidak diberikan kepada awam, index buku-buku terlarang ditetapkan, setiap keuskupan membuka seminarinya sendiri, peraturan pemilihan uskup ditetapkan, doa kepada orang kudus, penghormatan terhadap patung, relikwi, dan indulgensia ditetapkan, serta setiap uskup harus tinggal di wilayah keuskupan.[29]

Konsili ini menjadi tolak ukur bagi Kontra Reformasi melawan Protestantisme.Konsili-konsili terdahulu dibaca dan ditafsirkan berdasarkan sikap Konsili Trente. Dengan cara demikian Konsili Trente mendominasi Gereja Katolik Roma selama kurang lebih 400 tahun, yang disebut “Katolisisme gaya Trente”. Keadaan ini berubah pada saat diadakannya Konsili Vatikan II, yang menghasilkan lebih banyak lagi dokumen dari Trente, tetapi bernapaskan jiwa yang berbeda.[30]

Adapun yang menjadi isi dari Perang Tiga Puluh Tahun adalah Perang yang terjadi antara golongan Katolik Roma dan golongan Prostestan di Eropa. Golongan Katolik dengan  gerakan kontra reformasinya berusaha untuk memberantas golongan Protestan. Golongan Protestan di Bohemia dan Palts memberontak melawan kaisar Jerman, dinasti Habsburg, pada tahun 1618 karena meereka tidak dapat menahan penindasan lagi. Pemberontakan berhasil dipadamkan, bahkan pada tahun 1629 kaisar telah menguasai seluruh Jerman Utara.Namun golongan Protestan dapat diselamatkan dengan munculnya Gustaf Adolf, kaisar Swedia, seorang protestan.Ia berhasil memperluas kekuasaanya dan menguasai seluruh daerah Eropa Timur Laut dan menyerang daerah Jerman Selatan. Gustaf tewas dalam pertempuran pada tahun 1632.

Perang ini diakhiri pada tahun 1648 dengan diadakannya Perdamaian Munster.Perdamaian Munster memustuskan memberikan kebebasan kepada golongan Protestan di Jerman.Dengan demikian, baik golongan Calvinis maupun Lutheran memperoleh hak kebebasan untuk hidup.Perdamaian ini juga menetapkan kemerdekaan bagi Belanda dan Swiss.[31]

Konsili ini merupakan yang terpanjang dalam sejarah.Konsili Trente memberikan dasar-dasar yang kuat bagi Gereja Katolik Roma terhadap gerogotan gerakan Reformasi.Konsili ini dibubarkan pada 4 Desember 1563.[32]

2.4.4        Suasana di Spanyol dan Italia

Negeri pemimpin Kontra-Reformasi ialah Spanyol, yang kuasanya juga terasa dilapanagan Politik pada abad ke-XVI dibawah pemerintahan Kaisar Karel V dan anaknya, raja Philips II. Inkwisisi dilakukan oleh Negara atas nama Gereja dengan sangat keras dan bengis terhadapa segala gerakan rohani yang dianggap penyesat. Pembaruan Gereja yang bibitnya barulah mulai tumbuh di Spanyol, terus ditumpas dengan menumpahkan banyak darah.Sampai mistik Katolik Roma sekalipun yang berkembang baik di Spanyol dicurigai oleh Inkwisisi.

Di Italia lain sekalipun suasana pada saat Reformasi (tahun 1520 dan kemudian) itu. Disana mundur sekali hidup kerohanian dan kebajikan Gereja, tetapi disana juga terdapat beberapa golongan yang mengindahkan mistik dan yang mepengaruhi oleh Paulus maupun oleh humanism, dan yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merawat badan Gereja yang saat itu. Terbentuknya beberapa ordo baru membuktikan terbitnya semangat baru dalam Gereja.

Akan tetapi semangat baru itu sama sekali tidak terlihat di istana wakil-wakil Petrus. Paus hidup semata-mata untuk kebenaran duniawi Negara-Gereja dan untuk memperkaya dirinya dan kaum keluarganya.Semangat fanatic Spanyol juga mulai memasuki Italia.Pada tahun 1542 paus memustukan untuk mereorganisasi jabatan inkwisisi dengan menaruhnya dibawah perintah paus sendiri. Sejak itu kota Roma menjadi pusat inkwisis. Demikianlah Gereja atas dasar Firman Allah, sambil membalas kritik itu dengan paksaan dan perang.[33]

2.4.5        Kontra Reformasi di Jerman

Sekitar tahun 1560-an reformasi mulai bergerak dan menyatakan diri di Jerman. Orang Yesuit berserang disegala pusat pengaruh rohani dan politik.Dan yang menjadi pemimpin sekitar Yesuit adalah Petrus Canisius dari Nijmegen di Belanda.Pada saat itu, pemimpin-pemimpin kontra reformasi mendesak raja Katolik Roma untuk menyingkirkan segala orang protestan dari kalangan orang pemerintah, pegawai, guru, pendeta-pendeta Injil diusir.Aksi Yesuit yang sangat aktif itu mengakibatkan tertutupnya suatu daerah demi satu daerah bagi reformasi.Hasil tindakan kontra reformasi terjadi dan makin banyak tempat sehingga Australia dan Jerman Selatan masuk Katolik Roma.[34]

2.4.6        Kontra Reformasi di Inggris

Pada tahun 1587 usaha Roma untuk menjatuhkan Elizabeth memuncak dengan ajakan dan dorongan Katolik Roma diluar negeri bermufakatlah pula segerombolan orang Roma untuk membunuh Elizabeth, supaya Mariz Stuart boleh dinaikkan menjadi ratu, tatkala muflakat jahat itu terbuka, Elizabeth menyuruh Maria dihukum mati pancung. Kematian Maria yang ngeri itu tentulah sangat mendukakan hati Elizabeth, tetapi jalan lain tidak ada lagi ia terpaksa lagi membela diri. Elizabeth bertindak demikian karena Maria Stuart atas tahta inggris sama besar dengan hak Elizabeth. Apalagi Paus telah menentukan Maria jadi ratu Inggris, sebab Elizabeth kahir dari pernikahan yang tidak sah.Dengan itu, Maria Stuart menjadi harapan dan titik tumpu aksi kontra reformasi di Inggris.

Pihak Katolik Roma yang dipimpin dan didesak gagal dan hanya menyebakan rakyat memihak lebih lagi kepada ratunya dan kepada refromasi di Inggris.Philips II dalam amaranya mau membalas dendam. Untuk menghukum Inggris, dan sebagai usaha yang terbesar dan terakhir dari kuasa Romawi-Spanyol untuk merebut kuasa atas seluruh dunia bagi keluarga Habsbrug, maka tahun 1588 saja Philips melengkapi dan mengirim “armada yang tidak terkalahkan”, yakni 130 kapal, yang lurus mendatarkan tentara Spanyol yang besar di Inggris, tetapi oleh serangan-serangan angkatan laut Inggris dan oleh karena ditimpa topan yang hebat, maka armada itu kocar-kacir dan hamper binasa sama kecil. Sejak itu kuasa Kontra Reformasi di Eropa Barat Laut telah patah.[35]

2.5  Tokoh-tokoh Gerakan Kontra Reformasi

2.5.1        Johan Eck (1486-1543)

Johan Eck dilahirkan di Eck, Swabia, pada tahun 1486.Ia menjadi doctor teologi pada usia 24 tahun dan kemudian menjadi maha guru di universitas Ingolstdt, Bavaria. Dua tokoh pembaruan gereja adalah mantan sahabatnya, yaitu Martin Luther dan Hubmaier.Namun, kedua orang itu telah menjadi musuh-musuh yang sangat dibencinya. Johan Eck adalah seorang teolog yang sangat cakap, seorang yang memilikiingatan yang sangat tajam, pandai dalam berdebat dan seorang yang sangat yakin akan kemampuan dirinya. Eck adalah seorang pembela Katolik Roma  yang sangat tangguh.

Pada tahun 1518 Eck menulis suatu risalah yang mengkritik 95 dalil Luther.Hal itu tampak juga dalam perdebatan di Leipzig pada tahun 1519.Eck dipercayakan sebagai juru bicara pihak Gereja Katolik Roma Carlstadt dan Luther.Eck berpendapat bahwa Paus adalah pengganti dari Petrus dan wakil Kristus atas dunia.Pendapatseperti itu bertentangan dengan kitab suci, dengan konsili Nicea dan dengan Gereja purba. Eck adalah orang cerdik dalam berdebat, ia berpendapat bahwa konsili pun tidak luput dari kekeliruan.

Sesudah perdebatan Leipzig Eck pergi ke Roma untuk menyimpulkan rumusan kutukan atas Luther dan pemgikut-pengikutnya.Bulla Ekskomunikasi disahkan pada tanggal 15 Juni 1520. Bulla itu dikenal dengan nama Exsurge Domine (Mengenal Primasi Petrus). Ia meninggal pada tahun 1543.[36]

2.5.2        Ignatius Loyola (1491-1556)

Ignatius dilahirkan dalam keluarga bangsawan di istana Loyola, Basque, Provinsi Quipuzcoa, Spanyol pada tahun 1491.[37] Ignatius dari Loyola adalah pejuang Basque yang bertemperamen berapi-api dan mempunyai kecintaan yang romantic akan kesatriaan.[38]Ignatius adalah seorang yang sangat bersemangat serta memiliki tekat yang keras sekali.Ia memasuki dinas ketentaraan dan sudah menjadi perwira pada pasukan Kaisar Karel V. Pada tahun 1521 timbul pertempuran di Pamplona. Ignatius turut dalam peperangan ini. Walaupun kakinya sudah patah, namun ia masih berharap untuk terus menjadi tentara. Dokter segera mengoperasi kakinya, tetapi dokter melakukan kesalahan.Dokter mematahkan kembali kakinya dan sekali lagi dioperasi. Ignatius rela karena hanya dengan jalan itu ia akan memperoleh kesembuhan dan kembali lagi ke medan perang. Namun terjadi kesalahan lagi dan kakinya dipatahkan lagi.Tetapi akhirnya, bahwa Ignatius sembuh juga, namun tetap pincang.[39]

Sementara dirawat, ia menginginkan dua hal. Yang pertama adalah keinginan untuk menjadi kesatria.Angan-angannya yang kedua adalah menjadi pengikut Kristus dalam segala kesulitan dan meneladani kehidupan para kudus.Ia menyimpulkan bahwa cita-citanya untuk mengikut Kristus didorong oleh roh kebaikan, sedangkan cita-citanya untuk menjadi kesatria didorong oleh roh kejahatan. Perbedaan yang sangat tajam inilah yang mendorongnya untuk mulia bertobat.Ia menghabiskan waktu delapan bulan untuk doa dan latihan meditasi. Selama proses “Latihan Rohaninya” sendiri ia membuat catatan-catatan yang kemudian ia kembangkan untuk membimbing orang lain dalam berbagai latihan rohani. Catatan-catatan inilah yang akhirnya menjadi buku Latihan Rohani.

Latihan rohaninya dibagi dalam dalam empat minggu, yaitu :

1.      Minggu pertama membahas bagaimana membiarkan Tuhan membuka mata kita atas kesalahan kita supaya kita tahu akan dosa dan kelemahan kita dan sadar bahwa Tuhan itu mencintai kita apa adanya.

2.      Minggu kedua ditujukan untuk mengikut Kristus, mengenal Dia lebih dekat dan mencintai_Nya.

3.      Minggu ketiga kita diajak untuk merasakan kesengsaraan dan wafat Yesus Kristus.

4.      Minggu keempat kita diajak untuk bersukacita karena kebangkitan_Nya.[40]

Karya Ignatius terbesar, Exercitia Spiritualia, yang dianggap salah satu karya spiritual yang unggul, yang diselesaikan sendiri, sejak masa pertobatannya semasa ia sakit sampai ia meninggal di Perancis. Tujuan dari latihan-latihannya adalah untuk mencari Allah tahu maksud Allah dalam hidup dan untuk mengabdikandiri sepenuhnya demi pelayanan kepada Kristis, secara ideal sebagai Yesuit.[41]

2.5.3    Teresa dari Avila (1515-1582)

Nama aslinya adalah Teresia de Cepeda y Ahumada.Ia lahir do Avila, Spanyol tahun1515. Karena itu, dia dikenal denagn nama Teresia dari Avila. Ayahnya adaalh seorang aristocrat yang terkenal di kota dan seorang Katolik yang taat. Ibunya meninggal pada tahun1528 ketika ia masih berumur 13 tahun.[42]Pada tahun 1531 Teresa dikirim ayahnya belajar di sekoloah Kesusteran Augustin di Avila. Di biara, Teresa mulai tertarik pada kehidupan kebiaraan dan ia memustuskan untuk menjadi seorang biarawati. Ayahnya tidak setuju kalau anaknya menjadi seorang biarawati, namun keinginan Teresa sudah bulat. Oleh karena itu, ia lari dari rumah dan memasuki Serikat Karmelit di Avila pada tahun 1535. Didalam biara Teresia sangat rajin membaca pengakuan-pengakuan, karangan Agustinus yang terkenal itu dan karangan itu sangat mempengaruhinya.[43]

Pada tahun 1555 Teresa mendapat pengalaman rohani yang indah. Yaitu ketika sedang tenggelam dalam doa ia mengalami kesatuan dengan Allah dan Teresia juga mendapat penglihatan. Pada tahun 1559 seorang malaikat membakar hatinya.Kini Teresa menyerahkan kehidupannya kepada pengakuannya.Tetapi pengalamannya itu kedalam kitab yang berjudul Kehidupan yang diselesaikan pada athun 1562. Serikat ini sangat menekankan kesucian, kemiskinan, dan doa kontemplatif. Para biarawan hidup dari sumbanagn dan usaha sendiri.Serikat ini juga berkarya di Indonesia.[44]

Setelah ia menulis tulisannya yang berjudul Kehidupan hampir pada waktu yang bersamaan ia menulis tulisan yang berjudul Jalan Menuju Kesempurnaan mengenai pokok kehidupan doa. Naskah pertama selesai tahun 1566. Dalam buku ini ia memberi komentar mengenai Doa Bapa Kami dan juga membela “Berdoa Secara Mental”. Pada tahun 1557 iamenulis buku ketiga yang berjudul “Benteng Batin” dan buku ini adalah buku Teresa yang paling unggul tentang doa.[45] Teresa terus-menerus menjalankan hidup berkontemplatif sampai ia meninggal pada tanggal 4 Oktober 1582.[46]

2.5.4    Robert Bellarminus (1542-1621)

Robert Bellarminus adalah seorang teolog besar dalam GKR pada akhir, masa kontra reformasi.Ia dilahirkan di Montepulcaiano, 4 okktober 1542.Bellamirnus menjadi anggota Serikat Yesuit pada tahun 1560. Pada tahun 1570, ia ditahbiskan menjadi imam. Robert bellamirnus diangkat menjadi seorang guru dalam bidang teolog controversial di Kolose, Roma.Disini dia mengahasilkan sebuah tulisannya yang sangat terkenal yang berjudul Disputationes de controversies Christianaae Fidei Adversus Hujus Temporis Haereticos (perdebatan-perdebatan mengenai kontroversi-kontroversi sekitar iman Kristen melawan penyesat-penyesat masa kini). Dalam tulisan-tulisannya tersebut ia menguraikan ajaran Katolik secara sistematis dalam rangka melawan ajaran para pemimpin Reformasi pada saat itu.[47] Pada tanggal 17 September 1621 ia meninggal dunia di Roma karena kesehatannya yang semakin memburuk.[48]

2.6  Intoleransi Pada Abad ke-16 dan ke-17 di Eropa

Pada abad ke-16 dan ke-17 intoleransi merajalela di Eropa.Dan pada abad ke-18 penghambatan-penghambatan mereda. Dasar tindakan kejam pihak Katolik Roma itu adalah bahwa tindakan kejam pihak Katolik Roma itu adalah bahwa seorang “penyesat” dianggapnya sebagai seorang penjahat, yang “membunuh jiwa orang” dan patut dihukum sama seperti seorang penjahat biasa. Sikap ini yang memberi kebebasan beragama (berpikir), kita sebut “intoleransi”, sikap yang berlawanan adalah toleransi. Kaum protestan tidak sependapat satu sama lain dalam hal ini. Luther membela toleransi namun Calvin bersifat lebih intoleran.Tetapi karena orang-orang menerima imamat dan semua orang percaya, dengan sendirinya mereka lebih cenderung pada kebebasan perorangan daripada gereja Roma, yang menghendaki agar segala sesuatu takluk kepada Paus dan Imam.

Intoleransi juga berlaku di bidang ilmu pengetahuan, sebagaimana Luther telah memutarbalikkan dunia agama dengan bertolak dari suatu puast yang baru, begitu pula Nikolaus Kopernikus (1473-1543) dari Polandia merombak Ilmu Pengetahuan secara khusus ilmu alam dengan melancarkan teori bahwa bumi berputas mengitari matahari dan bukan sebaliknya. Teori yang pada saat itu belum dapat dibuktikan sehingga mendapat perlawanan dari para teolog Katolik maupun Protestan, perlawanan ini memuncak dalam hukuman atas Galileo Galilea yang pada tahun 1633 oleh Inkwisisi yang dipaksa menarik kesimpulan-kesimpulan yang telah ditariknya dari penelitian ilmiahnya yang dimana telah membuktil penggabungan data teori Kopelius. Tetapi teori Kopelius dan kesimpulan.

Galilea bertentangandengan pandangan dunia yang telah sebagai hasil penggabungan data ilmu Yunani-Romawi dengan data dari Alkitab. Yang menjadi membela toleransi ialah kaum humarisme, pengaruh pemikiran humanism ini menjadi bahwa Negara sebaiknya tidak mencapuri soal-soal agama, dan harus membiarkan berdiri sebagai lembaga gerejawi yang dimana tidak menyenangkan huum-hukum Negara (1698) namun wawasan Negara yang netral itu lama-kelamaan diterima umum di Eropa.[49]

2.7  Dampak Kontra Reformasi

Dampak dari kontra reformasi yaitu: Gereja terguncang dan kehidupan masyarakat pun ikut terguncang karena reformasi di dukung oleh kuasa-kuasa politik seperti raja-raja, kaum bangsawan dan pemerintah kota-kota, sehingga timbul ketegangan politik antara yang menyetujui reformasi dan yang menolaknya.[50]Gerejapun menjadi lemah karena adanya perang agama dan percecokan didalamnya.

Hal ini menjadikan banyak orang merasa jemu akan kehidupan gerejawi dan para cendikiawan meninggalkan gereja.[51]Banyak  daerah di Eropa Barat pecah konflik dan perang. Tujuannya adalah untuk merebut kuasa politik serta kebebasan untuk ajaran yang dianut.Berturut-turut terjadilah perang agama di Swiss, Perancis Belada, dan Jerman.Tahun 1650 Eropa Barat dibagi dalam daerah-daerah Katolik Roma dan Protestan.Batas-batas antara gereja ditentukan, dan reformasi maupun Kontra Reformasi selesai.[52]

III.             KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kontra reformasi adalah gerakan yang melawan pembaharuan gereja dan dipelopori oleh Luther pada abad 16 atau sekita tahun1540 dan selesai kira-kira tahun 1650.Tetapi pada saat itu serentak juga hal merupakan suatu pembaharuan Gereja Katolik Roma itu sendiri dimana pada tahun itu juga Serikat Yesuit didirikan.Tahun 1542 Paus mengatur kembali inkwisisi, pengadilan gereja yang bertugas menghasut dan menghukum kaum penyesat.Dan dampak dari kontra reformasi itu adalah menguncang keadaan gereja dan masyarakat serta membuat gereja semakin lemah dan orang-orang menjadi jemu dengan keadaan gereja sehingga meninggalkan gereja.Didalam Gereja Katolik Roma juga ada beberapa tokoh yang memiliki peran penting seperti Teresa adri Avila, Robert Bellamirnius, Johan Eck, Ignatius Loyolla, dan Fransiskus Xaverius.

IV.             DAFTAR PUSTAKA

……….KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Barry, William A., Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu, Yogyakarta: Kanisius, 2000

Curtis, A, Kenneth., 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah, Jakarta: BPK-GM, 2012

End, Th. Van den., Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 1986

End, Th. Van den., Ragi Cerita 1, Jakarta: BPK-GM, 2011

Enklaar, H. Berkhof  & I. H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011

Hadiwijono, Harun.,Teologi Reformasi Abad ke-20, Jakarta: BPK-GM, 2004

Jonge, C. De., Pembimbing Ke dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011

Lane, Tony.,Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta: BPK-GM, 2010

McGrath Alister E., Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK-GM, 2011

Wellem, F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011

Wellem, F. D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2009


[1] ……….KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 827

[2] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 249

[3] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 195

[4] Th. Van den End, Ragi Cerita 1, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 43

[5] A, Kenneth Curtis, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah, (Jakarta:BPK-GM, 2012), 83

[6] Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 146

[7] C. De. Jonge, Pembimbing Ke dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 70

[8] H. Berkhof  & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 177-178

[9] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 195

[10]William A. Barry, Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 15 (http://id.wikipedia.org/wiki/Yesuit)

[11] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 434

[12] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 185

[13] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 105

[14] Tony Lane, Runtut Pijar, 185

[15] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 106

[16] Tony Lane, Runtut Pijar, 186-187

[17] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 188

[18] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 124-125

[19] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 199

[20] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 188

[21] Kenneth Curtis, Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 72

[22] Tony Lane, Runtut Pijar, 187

[23] H. Berkhof  & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 179

[24] Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 14

[25] Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 187

[26] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 244

[27] Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, 187

[28] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 244

[29] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 245

[30] Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, 187-189

[31] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 353-354

[32] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 245

[33] H. Berkhof  & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 179

[34] H. Berkhof  & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 194

[35] H. Berkhof  & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 192-193

[36] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 69-70

[37] F. D. Wellem, Riwayat Hidup SingkatTokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja,  104-105

[38] William A. Barry, Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu, 15

[39] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, 105

[40] William A. Barry, Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu, 15-17

[41] Tony Lane, Runtut Pijar, 185

[42] Tony Lane, Runtut Pijar, 189

[43] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 178

[44] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 179

[45] Tony Lane, Runtut Pijar, 190

[46] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 179

[47] Tony Lane, Runtut Pijar, 185

[48] Tony Lane, Runtut Pijar, 32-33

[49] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 1986), 200-201

[50] C. De. Jonge, Pembimbing ke Dalam Sejarah Gereja, 78

[51] Harun Hadiwijono, Teologi Reformasi Abad ke-20, (Jakarta: BPK-GM, 2004), 44

[52] C. De. Jonge, Pembimbing ke Dalam Sejarah Gereja, 78


Page 2