Jelaskan hal hal yang dievaluasi dalam simbol pertunjukan teater

Home » Kelas XII » Simbol dan Nilai Estetis dalam Seni Teater

Pada dasarnya semua karya seni, termasuk karya teater diekspresikan menggunakan bahasa simbol. Pengertian simbol di dalam seni, termasuk seni teater dapat dipahami sebagai benda, bentuk,unsur seni yang mengandung nilai atau makna yang terkandung di dalamnya. Semua yang nampak, semua yang terucap dan semua yang terdengar adalah simbol yang dapat ditanggapi oleh penonton. Efektivitas penggunaan jenis-jenis sarana simbolis dalam mengkomunikasikan gagasan sangat bergantung pada pengetahuan dan kemampuan teknik para pemain.

1. Simbol Teater Apa yang terungkap dalam pergelaran teater adalah seperangkat simbol yang dikomunikasin kepada penonton. Komunikasi terjadi manakala penonton memahami makna yang terkandung dibalik sarana simbol. Penonton dituntut berpikir untuk menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi tentang pergelaran teater. Para penggarap teater berusaha keras untuk menghadirkan media ungkap simbolik yang sesuai dengan kesepakatan budaya.

Jika sarana simbol yang digunakan di luar konsensus masyarakat penonton, maka penonton akan sulit mencerna makna gagasan yang dimaksudkan seniman. Sungguhpun sebenarnya karya teater atau karya seni lainnya dihadirkan di depan penonton bukan untuk dimengerti, melainkan untuk dinikmati. Walaupun penonton tidak mengerti, tetapi dia menikmati, maka tujuan penciptaan seni sudah tercapai. Namun penonton pada tingkatan yang lebih tinggi, disamping menikmati juga diharapkan mengerti akan maksud yang digagas para seniman sehingga penonton dapat menanggapi dan mengkritisi untuk kemajuan di masa datang. Simbol-simbol yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam teater meliputi: 

  1. Simbol visual adalah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton, meliputi seluruh wujud bentuk dan warna termasuk tubuh para pemain. Simbol visual berupa benda-benda, bentuk-bentuk, warna- warna dari barang-barang perkakas pendukung pementasan serta perilaku para ekting para pemain. 
  2. Sombol verbal adalah simbol yang diungkapkan dengan kata-kata, baik oleh para pemain, narator, maupun dalang. Simbol verbal berupa kata-kata yang diucapkan dalam dialog dan monolog para pemain. Kata-kata itu berasal dari teks naskah yang diciptakan pengarang. 
  3. Simbol auditif adalah simbol yang ditimbulkan dari bunyi-bunyi yang didengar oleh penonton. Bunyi-bunyi itu dapat dibuat oleh para pemain untuk menghasilkan kesan tertentu, atau bunyi yang dihasilkan dan dibuat sengaja sebagai tataan musik ilustrasi, karena musik pada dasarnya adalah simbol.

Jelaskan hal hal yang dievaluasi dalam simbol pertunjukan teater

Misalnya pada pementasan teater lakon "Wek-Wek" saduran D. Djajakusuma, dimainkan oleh Kelompok REL Surakarta bercerita tentang Petruk, seorang buruh angon bebek telah dituduh oleh Bagong, sang majikan, menggelapkan bebek dan telornya hingga persoalan ini harus diselesaikan secara hukum di kantor Kelurahan. Dalam persidangan Petruk dibantu oleh Cempluk , seorang pukrul bambo

No.Bentuk SimbolContoh
1.Simbol VisualTimbangan dapat di pahami sebagai alat timbang biasa, dan jika timbangan seimbang makna sombolnya adalah keadilan. Jika timbangan tidak seimbang maka makna simbolnya adalah ketidakadilan.
2.Simbol VerbalSejauh mata memandang sawah-sawah luas terbentang namun tak sebidang tanahpun yang menjadi milikiku. Padi-padi yang sudah ditanam juga aku yang menanam, namun tak segenggampun yang aku miliki. Bebek tiga puluh ekor semuanya juga bertelur, namun tak sebutirpun yang menjadi miliki merupakan simbol penderitaan yang terjadi pada pementasan tersebut.
3.Simbol AuditifNyanyian woro-woro jos, merupakan simbol kemenangan

Nilai Estetis teater

Teater sebagai suatu seni pertunjukan tentu mempunyai nilai-nilai estetika. Nilai-nilai estetika ini terletak di setiap bagian baik sebelum pementasan, pada saat pementasan, maupun setelah pementasan ketika pertunjukan tersebut telah diabadikan dalam suatu media dokumentasi. Namun, nilai estetika yang paling kuat dapat kita jumpai pada saat pertunjukan, yaitu pada saat kita dapat menyaksikan jalannya pementasan secara langsung. Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton. Nilai-nilai estetis dalam teater itu antara lain:

  1. Nilai Emosional. Banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang dibangun oleh struktur emosi. Suasana itu dapat sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang, mencekam, dan sebagainya.
  2. Nilai Intelektual. Penonton teater seringkali merasa mengalami pencerahan setelah menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak memberikan nilai-nilai informasi tentang kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya.
  3. Nilai Visual. Penonton teater kerap merasa takjub melihat peristiwa pentas dengan segala perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif para pekerja teater.
  4. Nilai Verbal. Banyak penonton yang kagum pada ungkapan kata-kata dari para pemain dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis.

Nilai Seni, menurut The Liang Gie (1976) jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: (a) Nilai keindahan, nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian, yaitu: keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual), keindahan dalam arti estetis murni, keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya. (b) Nilai pengetahuan. (c) Nilai kehidupan.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 9:24 PM

Home » Kelas XII » Memaknai Simbol Dalam Karya Teater

Teater adalah seni pertunjukan yang sarat dengan simbol-simbol. Peristiwa panggung bukanlah peristiwa yang sebenarnya, melainkan peristiwa simbolis yang diangkat dari pengalaman kehidupan manusia. Apa yang terjadi di atas pentas semata-mata adalah simbolisasi dari pesan-pesan seniman penggarap teater untuk mengkomunikasikan gagasangasasan atau ide-ide keseniannya. Simbol-simbol dalam teater adalah sarana untuk menghantarkan makna pesan penggarap. Adapun pesan adalah nilai-nilai yang dikomunikasikan kepada publik atau penonton untuk mendapat tanggapan dan apresiasi.

Di balik sarana simbol ada makna yang ditafsirkan penonton tentang apa yang dimaksudkan oleh seniman. Teknik penyampaian gagasan dalam teater dan juga seni lainnya, tidak secara gamblang dan jelas seperti halnya pidato atau ceramah. Seni selalu mengusung nilainilai secara terselubung dalam balutan simbol hingga menarik untuk dicerna. Keindahan menonton teater, manakala kita mampu menerjemahkan apa yang diungkapkan lewat sarana simbol dan mengasosiasikannya pada pengalaman kita.

A. Jenis Simbol dalam Teater

Seniman teater menafsirkan teks naskah yang kemudian ditransformasikan ke dalam bahasa ungkap teater secara simbolik. Simbol berfungsi menghantarkan makna yang terkandung dalam seperangkat gagasan para seniman. Jenis simbol dalam teater pada dasarnya hanya ada tiga, yaitu simbol visual, verbal, dan auditif.

  1. Simbol visual adalah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton. Simbol visual meliputi seluruh wujud bentuk dan warna termasuk tubuh para pemain. Segala sesuatu yang nampak di atas pentas akan mengirimkan pesan makna kepada penonton. Misalnya, pemain yang memerankan tokoh cerita tertentu adalah simbol karakteristik tokoh cerita ciptaan sutradara. Mulai dari gesturnya, gerakannya, kostumnya, ekspresi wajahnya, serta perkakas pendukungnya yang ada di atas pentas. Tata cahaya juga akan memperkuat simbol visual, seperti terang, redup, merah, jingga, kuning, biru dan sebagainya. Semua gerak laku pemain, bentuk dan warna benda-benda artistik akan memberikan kesan simbolis pada penontonnya.
  2. Simbol verbal adalah simbol yang diunkapkan dengan kata-kata, baik oleh para pemain, narator, maupun dalang. Kata-kata para pemain baik melalui dialog maupun monolog, ataupun narasi yang dibacakan narator atau dalang adalah simbol. Makna pesan verbal sangat bergantung pada kata-kata yang diucapkan, cara mengucapkan, nada bicara, serta irama berbicara. Semua ungkapan kata-kata akan mengirimkan pesan makna kepada penonton teater. Simbol melalui kata-kata atau simbol verbal adalah simbol yang relatif mudah dicerna oleh penonton. Oleh karena sifatnya yang langsung mengatakan sesuatu dan penonton langsung memaknai apa yang dimaksud di balik kata-kata itu.
  3. Simbol auditif adalah simbol yang berbunyi atau simbol yang ditimbulkan oleh bunyi.  Setiap bunyi selalu punya arti dan setiap nada senantiasa punya makna dalam pertunjukan teater. Sebab semua bunyi, semua nada, lirik dan lagu secara sengaja dicipta untuk memperkuat komunikasi makna. Hentakan kaki tokoh cerita ketika sedang marah, atau bunyi derap langkah seperti orang berbaris adalah simbolis untuk mengesankan sesuatu. Lagu syahdu dalam adegan romantis adalah juga simbol yang akan memperkuat adegan yang dimaksud.

Jelaskan hal hal yang dievaluasi dalam simbol pertunjukan teater

B. Fungsi Simbol dalam Komunikasi

Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan tentang kehidupan, tentang norma, tentang kebaikan, keburukan, kejahatan, dan berbagai watak karakter manusia untuk ditampilkan di atas panggung. Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Fungsi simbol dalam komunikasi antara lain sebagai berikut.

  1. Simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton. Kualitas komunikasi ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi, proses latihan, dan penjiwaan. Bahasa verbal adalah sarana simbolis dalam proses komunikasi.
  2. Bahasa nonverbal sangat membantu proses komunikasi ketika bahasa kata-kata terbatas oleh perbendaharaan dan struktur kalimat yang diucapkan. Mitra komunikasi akan paham tentang apa yang dimaksudkan melalui gerakan anggota tubuh ketika berkomunikasi. Bahkan diam pun dalam teater adalah komunikasi. Duduk termenung di sudut ruangan tanpa kata-kata adalah komunikasi,
  3. Ketika memaknai bahasa ungkap teater baik visual, verbal, maupun nonverbal, maka sarana simbol itu akan menghantarkan makna budaya. Sehingga dapat menafsirkan pesan-pesan yang disampaikan melalui bahasa ungkap tersebut.

C. Ragam Teknik Ungkapan Simbolik

Teknik pengungkapan gagasan dalam teater sangat beragam. Media ungkap yang digunakan biasanya multimedia yang meliputi audio dan visual. Bahasa atau kata-kata yang diucapkan dan musik kategori audio, sedangkan bahasa tubuh, warna, dan bentuk termasuk kategori visual. 

Para penggarap teater senantiasa melakukan teknik pengungkapan secara efektif mengingat panggung

merupakan ruang yang sangat terbatas, tetapi harus mengesankan berbagai hal. Jika panggung harus mengesankan suasana pantai, karena peristiwa cerita terjadi di pantai, tidak mungkin suasana pantai yang sebenarnya dipindahkan ke atas panggung. Ragam teknik ungkapan simbolik dalam teater antara lain sebagai berikut.

  1. Penggarap teater biasanya hanya menghadirkan benda-benda yang khas dan dapat mewakili suasana pantai. Jika tidak dapat menghadirkan benda-benda pantai dengan sesuatu alasan tertentu, sarana simbol dapat menggunakan bunyi deru ombak atau desir pasir tertiup angin laut menyentuh dedaunan yang berada di sekitar pantai.
  2. Jika cara di atas tidak bisa dilakukan, ada cara instan yang biasa digunakan para penggarap teater, yaitu dengan lukisan atau print out foto pantai pada kanvas besar atau pada layar belakang. 
  3. Untuk memperkuat suasana pantai tersebut biasanya dipertegas oleh media lain, misalnya sistem pencahayaan, warna dan desain kostum para pemain, serta akting para pemain yang seolah-olah seperti perilaku orangorang pantai. Kejelian penggarap dalam menghadirkan benda-benda, warnawarna, bentuk-bentuk, serta bunyi-bunyi dan perilaku-perilaku untuk mengesankan suasana tertentu adalah nilai kreativitas yang sangat tinggi.

D. Ungkapan Simbolik dalam Kreasi Naskah Drama

Seorang pengarang akan menuangkan ide- ide ceritanya melalui kata-kata yang terhimpun dalam sebuah teks naskah drama. Teks naska drama adalah simbol-simbol verbal sebagai sarana mengkomunikasikan gagasan cerita. Ungkapan simbolik dalam naskah drama dapat dituangkan melalui idiom kata, diksi, serta gaya bahasa.

  1. Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.  Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
  2. Diksi (pemilihan kata, kebahasaan). Kata-kata yang digunakan dalam drama harus dipilih sedemikian rupa sehingga terungkap semua gagasan dan perasaan pengarang serta mudah diterima oleh pembaca, pendengar, atau penonton.
  3. Idiom merupakan gabungan kata yang memiliki makna yang bukan makna dari unsur kata-kata pembentuknya. Artinya ungkapan memiliki makna baru setelah dua kata atau lebih menyatu. Idiom dapat dibentuk dari gabungan kata yang dapat digunakan sebagai penggambaran makna yang ingin diungkapkan. 

E. Ungkapan Simbolik dalam Penampilan Teater

Penampilan teater pada dasarnya merupakan proses pemanggungan sebuah lakon. Naskah drama yang berisi kata-kata diterjemahkan ke dalam bahasa pentas maka itulah pertunjukan teater. Proses penterjemahan bahasa ungkap yang dipanggungkan adalah transformasi. Beberapa contoh ungkapan simbolik dalam penampilan teater antara lain sebagai berikut.

  1. Kata “tidak” dalam teks naskah dapat menggunakan bahasa tubuh dengan cara menggelengkan kepala. Dapat juga kata “tidak” divisualkan dengan gerakan tangan yang seolah-olah menolak atau mungkin dapat menggunakan seluruh media ungkap, baik visual maupun verbal serta audio agar betul-betul lengkap.
  2. Kata "ya' dalam naskah drama dapat menggunakan bahasa tubuh dengan anggukan kepala menandakan persetujuan.
  3. Simbol kemenangan ditunjukan dengan menaikan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf  V.

Hakikat belajar adalah menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi. Apa yang ditafsirkan adalah makna-makna dibalik sarana simbol yang digunakan. Semakin banyak memahami makna sesuatu dibalik simbol, maka akan semakin cerdas. Segala sesuatu itu adalah simbol termasuk manusia.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 9:20 PM