Rasulullah pernah menyampaikan surat dakwah kepada Muqauqis dengan mengutus sahabatnya yang bernama

Advertising

Advertising

MALANGTIMES - Jika kita membaca isi surat Nabi Muhammad SAW yang dikirim untuk penguasa-penguasa dunia, kita bisa melihat dengan jelas bahwa Rasulullah SAW adalah seseorang yang ahli berdiplomasi dan sangat pintar bersiasat. Bahkan kita bisa melihat bahwa beliau sangat menghargai dan memuliakan kedudukan mereka sebagai penguasa dunia.

Berikut ini adalah isi dari surat-surat Nabi Muhammad SAW kepada raja kafir untuk mengajak ke jalan kebenaran.

1.Surat Nabi Muhammad SAW untuk Raja Najasyi.

Baca Juga : Seorang Sahabat Porak-porandakan 70 Ribu Pasukan Persia, Begini Kisahnya

Rasulullah SAW mengirim surat kepada Raja Najasyi Asshamah bin Al-Abjar isi suratnya adalah menyuruh sang raja untuk memeluk agama Islam.

Saat surat tersebut sampai di istana, sang raja mengambil surat itu dan membacanya. "Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abbyshinnia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimatNya, yang di sampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari Nya, sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah, dan aku telah sampaikan dan menasehatimu, maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk." 

Setelah di baca lalu surat tersebut diletakkan ke wajahnya, lalu dia turun dari singgasananya. Beliaupun masuk islam melalui Jafar bin Abu Tholib. Setelah masuk Islam, sang raja kemudian membalas surat kepada Rasulullah SAW untuk mengabarkan keislamannya. Raja Najasyi akhirnya meninggal pada bulan Rajab, tahun ke 9 Hijriyah.

Saat mendengar raja ini meninggal, Rasulullah SAW pun melakukan salat gaib untuk sebagai penghormatan terakhir. Nabi juga mengabarkan bahwa Raja Najasyi kelak akan masuk surga.

2. Surat Nabi Muhammad untuk Raja Heraklius - Hercules (Kaisar Romawi)

Rasulullah SAW juga mengirim Surat kepada Heraklius yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi. Ketika mengirim surat kepada Kaisar Heraklius dan menyerukan kepada Islam pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia.

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk. Selain daripada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah akan memberikan pahala bagimu dua kali lipat dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang-orang Romawi."

"Katakanlah : hai ahli kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat yanh tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun. Dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka. "Sksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah." (QS: Al-Imron 64)"

Begitu menerima surat dari Rasulullah SAW, sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran ke-nabian Muhammad SAW.

Lalu Kaisar memerintahkan untuk mendatangkan seseorang dari bangsa Arab ke hadapannya. Abu Sufyan yang saat itu masih kafir, dan rombongannya segera dihadirkan di hadapan Kaisar. Ia pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara, karena memiliki nasat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW.

Rombongan yang lain berdiri di belakang sebagai saksi. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid, maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan.

Kaisar Heraklius adalah Kaisar yang cerdas, dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada seorang Nabi.

Abu Sufyan juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.

Di akhir dialog sang Kaisar mengutarakan pendapatnya, inilah ciri-ciri seorang Nabi menurut pandangannya dan bagaimana telah dia baca di dalam Injil.

Ternyata semua ciri tersebut ada pada diri Rasulullah SAW. Kaisar Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah SAW dan membenarkan keraguan beliau dengan pengetahuan yang lengkap.

Akan tetapi ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya. Ia mengetahui dosa dirinya dan dosa dari rakyatnya sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.

Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran ke-nabian Rasulullah SAW bahkan Kaisar pun menyatakan dia kelak akan mampu menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini. Saat itu Kaisar sedang dalam perjalanan ke Baitul Madis.

Abu Sufyan menceritakan dialog ini setelah masuk Islam. Dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadist ini diterima Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Kholifah al-Kalbi. Dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah SAW, namun ia lebih mencintai tahtanya.

Akibatnya di dunia Allah SWT memanjangkan kekuasaannya namun dia harus mempertanggung jawabkan kekafirannya di akhirat kelak.

3. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Uskup Dhughathir

Selain mengirimkan surat kepada Heraklius, Nabi SAW juga mengirim surat yang ditujukan kepada Uskup terpandang di Romawi yaitu Uskup Dhughathir.

Surat yang diantarkan juga oleh Dihyah tersebut berisi sebagai berikut. "Salam bagi yang beriman, atas dasat itu sesungguhnya Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi dengan kalimatNya yang benar. Di sampaikan kepada Maryam yang suci. Aku beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan anak cucunya serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya. Salam yang mengikuti petunjuk."

Baca Juga : Atur Ulang Jadwal Mudik dan Liburanmu, Berikut Revisi Libur-Cuti Bersama 2020

Setelah membaca surat tersebut, sang Uskup bertanya kepada Dihyah. "Demi Allah kawannya adalah seorang Nabi yang diutus, kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab kami."

Uskup tersebut kemudian meninggalkan Keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Disana banyak orang sedang berkumpul, dihadapan mereka Uskup berkata.

"Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari Muhammad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Mendengar ucapannya tersebut orang-orangpun serempak menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas.

Setelah kejadian itu dihiyah kembali kepada Heraklius, kemudian Heraklius pun berujar. "Aku sudah memberitahukan kepadamu, bahwa kami mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka Demi Allah Uskup Dhughathir lebih mulia daripada aku."

4. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Al-Mundzir Bin Sawa (Bahrain)

Nabi Muhammad SAW mengutus risalah kepada Al Mundzir bin Sawa, yang intinya menyuruh beliau masuk ke agama Islam.

Rasulullah SAW memilih Al Ala bin Adromi untuk menyampaikan risalahnya itu sebagai jawaban Al Mundzir yang telah menulis kepada Rasulullah seperti berikut ini.

"Amma ba'd, Wahai Rasulullah saya sudah membaca surat tuan yang tertuju kepada rakyat Bahrain. Diantara mereka ada yang menyukai Islam dan kagum kepadaNya lalu memeluknya, dan diantara mereka ada pula yang tidak menyukainya. Sementara di negeriku ada orang-orang Majusi dan Yahudi. Maka tulislah surat lagi kepadaku yang bisa menjelaskan urusan tuan."

Maka Rasulullah SAW menulis surat lagi, dengan menyebut nama Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

"Dari Muhammad Rasul Allah kepada Al Mundzir bin Sawa, kesejahteraan bagi dirimu. Aku memuji bagimu kepada Allah yang tiada Illahi selainNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba dan RasulNya. Aku mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla. Barang siapa yang memberi nasihat kepada dirinya sendiri, dan siapa yang menaati utusan-utusanku dan mengikuti mereka, berarti ia telah menaatiku. Barang siapa memberi nasihat kepada mereka berarti dia telah memberi nasihat karena aku. Aku telah memberi syafaat kepadamu tentang kaummu, biarkanlah orang-orang muslim karena mereka telah masuk Islam. Ku maafkan orang-orang yang telah berbuat kesalahan dan terimalah mereka. Selagi engkau tetap berbuat baik, maka kami tidak akan menurunkanmu dari kekuasaanmu."

Siapa yang ingin melindungi orang-orang Majusi atau Yahudi maka, maka dia harus membayar Jizyah."

5. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Al-Muqawqis - Binyamin (Penguasa Mesir)

Nabi Muhammad SAW juga mengirimkan surat kepada Pemimpin Mesir Raja Al-Muqawqis. Melalui perantara salah seorang sahabatnya Hasib bin Albu Batala.

Pada kesempatan tersebut Nabi SAW pun mengutus seorang budak yang telah di merdekakan dan di angkat menjadi anak sahabat Aburaha yang bernama Jirah untuk menemani Hasib. Keduanya menemui Muqawqis, di istana di Iskandaria.

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah. Untuk Al-Muqawqis penguasa mesir yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain daripada itu aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir." tulis suratnya.

Setelah Al-Muqawqis membaca surat Nabi Muhammad SAW, dia membalas surat itu dan memberi dua hadiah kepada baginda Rasulullah.

Hadiah pertama berupa budak bernama Mariah binti Syama'un, yang di merdekakan Nabi Muhammad SAW dan menjadi istri beliau. Darinya Rasulullah SAW mendapat seorang anak yang diberi nama Ibrahim yang wafat semasih kecil. Nama ini di ambil dari nama moyang beliau Nabi Ibrahim.

Hadiah kedua berupa kuda untuk tunganggan baginda Rasulullah SAW.

Dari kisah tersebut bisa disimpulkan bahwa Rasullulah SAW adalah ahli diplomasi pada zaman tersebut. Dengan berbekal surat, beliau sudah bisa mengajak seseorang untuk memeluk Agama Islam dengan seutuhnya. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA