Proses pengasapan termasuk jenis pengawetan secara

» Kelas VIII Prakarya BS Sem 1

» Keterampilan Tangan Keterampilan Teknik Kelengkapan Busana Kelengkapan Suatu Benda

» Kelengkapan RumahBangunan Kelengkapan Keperluan RitualUpacara Adat

» Polymer Clay dan Plastisin Fiberglass Lilin dan Parain Gips Sabun

» Kerajinan Keramik Kerajinan Bahan Lunak Alam

» Kerajinan Kulit Kerajinan Bahan Lunak Alam

» Kerajinan Adonan Tepung Flour Clay

» Kerajinan Getah Nyatu Kerajinan Bahan Lunak Alam

» Kerajinan Lilin Kerajinan Bahan Lunak Buatan

» Kerajinan Fiberglass Kerajinan Bahan Lunak Buatan

» Kerajinan Gips Kerajinan Bahan Lunak Buatan

» Kerajinan Sabun Kerajinan Bahan Lunak Buatan

» Kerajinan Polymer Clay Kerajinan Bahan Lunak Buatan

» Perencanaan Pelaksanaan Contoh Proyek Kerajinan Bahan Lunak

» Evaluasi Contoh Proyek Kerajinan Bahan Lunak

» Kemasan Produk Kerajinan Bahan Lunak Releksi

» 3000 SM 2900 SM 500 SM 105 M 2. 4.

» Kentongan Kentongan digunakan di Indonesia Daun Lontar Pada zaman yang sedikit lebih maju, Lonceng Lonceng atau genta adalah suatu peralatan sederhana yang

» Burung Merpati Merpati pos adalah adalah burung merpati Prasasti Prasasti adalah piagam atau dokumen Terompet dari Tanduk Hewan Dahulu bunyi terompet digunakan Terompet Keong Terompet keong sejak dahulu telah Asap Secara umum sinyal asap digunakan untuk

» Surat KabarKoran Surat kabar dikenal pertama kalinya tahun 59 SM pada masa Radio Penemuan radio diawali dengan ditemukannya gelombang radio Televisi Televisi adalah sebuah alat penangkap

» Faksimili Faksimili atau biasa juga dikenal dengan Telepon Telepon merupakan alat komunikasi Handphone Sejak 3 April 1973 telah dikenal Handy Talky Handy talky adalah alat komunikasi menggunakan sinyal frekuensi KomputerLaptop Komputer adalah seperangkat

» Rangkuman Peralatan dan Bahan Untuk Pembuatan Peralatan TIK

» Perencanaan 3. 5. 7. 9. Peralatan dan bahan Persiapan

» Pelaksanaan Perancangan dan Pembuatan Peralatan TIK

» Kelinci Hias Hamster Jenis-Jenis Ternak kesayangan

» Burung Merpati Burung Kicauan

» Pemeliharaan Kandang Pemilihan Bibit Pemberian Pakan Pencegahan Hama dan Penyakit

» Perencanaan Persiapan Sarana Produksi Proses Budi Daya Ternak Kesayangan

» Hamster Contoh Budi Daya Ternak kesayangan

» Releksi Tahapan Memelihara Hamster

» Releksi Rangkuman Kelas VIII Prakarya BS Sem 1

» Serealia Kacang-kacangan Kacang-kacangan adalah biji berukuran lebih besar dibandingkan

» Beras Jenis Serealia dan Manfaatnya

» Gandum Sorgum Jenis Serealia dan Manfaatnya

» Kacang Tanah Kacang Hijau

» Ubi Jalar SingkongUbi Kayu Ketela Pohon

» Talas Jenis Umbi dan Manfaatnya

» Kentang Jenis Umbi dan Manfaatnya

» Teknik Merebus Boiling Teknik Merebus Menutup Bahan Pangan Poaching Teknik Merebus dengan Sedikit Cairan Braising Teknik MenyetupMenggulai Stewing

» Teknik Menggoreng dengan Minyak Banyak Deep frying Teknik Menggoreng dengan Minyak Sedikit Shallow frying Teknik Menumis Sauteing

» Teknik Memanggang Baking Teknik Membakar Grilling

» PelaksanaanPembuatan PenyajianPengemasan Tahapan dan Contoh PembuatanPengolahan

» Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam Prinsip kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung Prinsip bahan makanan dapat dimakan artinya bahan makanan Prinsip panas artinya setiap hidangan makanan disajikan masih Prinsip alat

» Rasa manis ditimbulkan oleh sukrosa, glukosa, fruktosa, dan lain-lain Rasa asam dibentuk oleh asam sitrat, asam laktat, asam asetat, Rasa asin dibentuk oleh sodium klorida yang menunjukkan bahwa Rasa pahit dibentuk oleh komponen alkoloid, naringenin, kafe

» Alat penyajian tradisiona l Alat penyajian modern Kemasan tradisional Kemasan modern Penyajian dan kemasan yang dimodiikasi

» Refleksi Rangkuman Kelas VIII Prakarya BS Sem 1

» Pengertian Kelas VIII Prakarya BS Sem 1

» Beras Jagung Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Serealia

» Gandum Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Serealia

» Ubi Jalar SingkongUbi Kayu

» Talas Kentang Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Umbi

» Pengawetan dengan Suhu Rendah Pengawetan dengan Suhu Tinggi

» Pengawetan dengan Pengeringan Pengawetan Secara Fisik

» Fermentasi Enzim Pengawetan Secara Biologis

» Penggunaan Pengawet Alami Pengawetan Secara Kimiawi

» Pengawet Sintetis Bahan Tambahan Makanan

» Pengasapan Pengawetan Secara Kimiawi

» Kerupuk Rengginang Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Kerupuk produk berbentuk potongan pipih tebal dan tipis

» Tempe Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Kerupuk produk berbentuk potongan pipih tebal dan tipis

» Jagung Pipil Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Jagung Pipil dan Beras Tiwul Instan

» Tiwul Instan Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Jagung Pipil dan Beras Tiwul Instan

» Refleksi Kelas VIII Prakarya BS Sem 1

Show more

                Apa saja cara pengawetan yang kamu ketahui? – Pengawetan merupakan salah satu cara yang digunakan agar makanan tetap awet dan memiliki daya simpan lebih lama, serta mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan.

                Pada umumnya, ada dua cara dalam mengawetkan makanan, yaitu secara fisik serta biologi dan secara kimia:

Pengawetan makanan secara fisik merupakan paling bervariasi jenisnya, diantaranya:

a. Pemanasan

Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tapi tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein. Contoh: pembuatan terasi dan roti.

b. Pendinginan

Dilakukan dengan cara memasukkan makanan ke dalam lemari es atau kotak es. Contoh: susu dan daging.

c. Pembekuan

Pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air.

d. Pengasapan

Teknik ini merupakan perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan. Contoh: biji jagung, ikan asap. Pengasapan dibagi menjadi dua yaitu pengasapan panas (hot smoking) suhu 65OC-100oC dengan waktu berjam-jam dengan hasil yang bisa langsung dikonsumsi; dan pengasapan dingin (cold smoking) suhu 50oC dengan waktu berminggu-minggu dengan hasil yang harus diolah kembali jika ingin mengonsumsinya.

e. Pengalengan

Proses pengasapan termasuk jenis pengawetan secara

Cara ini menggabungkan teknik kimia (penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang hampa dalam kaleng). teknik kimia karena biasanya diperlukan sejumlah zat pengawet yang harus dicampurkan ke dalam makanan dan teknik fisika karena makanan tersebut nanti akan dimasukkan ke dalam kaleng kedap udara. Zat pengawet yang digunakan biasanya mengandung garam, asam, atau gula dan disimpan ke dalam kaleng aluminium. Contoh: sayur, ikan, buah, susu, kopi, teh, dsb.

f. Pembuatan acar

Sering dilakukan pada sayur dan buah. Bakteri akan mati jika terendam dalam larutan asam cuka 4-8%. Untuk memperbaiki rasa dari pengawetan teknik ini, biasanya diberi garam, gula, dan bumbu lain. Jenis cuka yang biasa digunakan yaitu cuka beras (rice vinegar), cuka apel (cider vinegar), cuka anggur merah (red wine vinegar), cuka balsam (balsamic vinegar).

g. Pengentalan

Dilakukan untuk mengawetkan bahan cair.

Baca juga: Macam dan Fungsi Zat-zat Aditif pada Makanan

h. Pengeringan

Teknik ini dilakukan untuk mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme, biasanya dlakukan pada bahan padat yang mengandung protein dan karbohidrat. Cara pengeringan dilakukan dengan menjemur atau memanaskan makanan.

i. Pembuatan tepung

Teknik ini banyak diterapkan pada bahan karbohidrat.

j. Irradiasi

Teknik ini digunakan untuk menghancurkan mikroorganisme dan menghambat perubahan biokimia.

Pengawetan makanan secara biokimia secara umum dengan tambahan senyawa pengawet, yaitu:

a. Penambahan enzim, seperti papain dan bromelin.

b. Penambahan bahan kimia, seperti asam sitrat, garam, dan gula.

c. Pengasinan

Proses pengasapan termasuk jenis pengawetan secara

Teknik mengawetkan makanan yang lebih umum sebelum adanya pendinginan modern. Pengasinan menjaga makanan dengan menarik air keluar dari makanan, mencegah bakteri tumbuh dan merusak makanan. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan. Contoh: daging, telur, ikan, dan buah-buahan.

Alasan mengapa garam? Karena garam mengeluarkan kelembapan dari makanan. Makanan cenderung rusak karena kelembapan yang menyebabkan mikroorganisme merusak makanan. ketika daging terpapar garam dalam jumlah tepat, sekitar 20% salinitas, garam mulai menarik uap air dari sel, tidak hanya pada makanan, tetapi juga bakteri yang ada dalam makanan.

d. Pemanisan

Merupakan teknik pengawetan yang mirip dengan pengasinan. Makanan dikeringkan dan dikemas dengan gula. Gula bisa berupa kristal dalam bentuk meja atau gula mentah, atau berupa cairan dengan kepadatan gula tinggi seperti madu, sirup, atau molase.

Caranya, memasukkan makanan ke dalam zat mengandung gula dengan kadar konsentrasi 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Apabila kadar konsentrasinya dinaikkan jadi 70%, maka dapat mencegah terjadinya kerusakan makanan. Contoh: susu, manisan buah, agar-agar, dsb.

Gula juga digunakan dalam teknik pengalengan dan pembekuan buah-buahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan mempertahankan warna dan bentuk alami.

e. Pemberian bahan pengawet

Biasanya pada bahan cair atau yang mengandung minyak.

Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan karsiogenik.

Bahan pengawet tradisional yang tidak berbahaya yaitu garam pada ikan asin dan telur asin, dan sirup karena larutan gula kental dapat mencegah pertumbuhan mikrob.

Kalsium propionat atau natrium proprionat untuk menghambat pertumbuhan kapang.

Asam sorbat untuk menghambat pertumbuhan kapang dalam keju, sirup, dan buah kering.

Baca juga: Kenali Bahan Pewarna yang Dipakai dalam Makanan dan Minuman

Pada umumnya, prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu:

  • Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan.
  • Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan, termasuk serangan hama.
  • Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial. Bahan kimia yang digunakan dalam pengawetan juga diharapkan dapat mengganggu kondisi optimal pertumbuhan mikrob.

Dari beberapa teknik pengawetan di atas, mana yang belum kamu ketahui sebelumnya? Semoga artikel Indonesian Chef Association  bermanfaat.

Referensi:

Kompasiana, Liputan6