Proses pembuatan biji kapas kemudian dibersihkan lalu dicampur dan hasilnya berupa lap disebut

Sebenarnya kaos yang bermutu tinggi seharusnya terbuat dari bahan katun atau kapas karena sudah kita ketahui bersama bahwa katun ini sangat mudah menyerap keringat sehingga cukup nyaman dipakai. Jika anda ingin mendapat barang yang bagus coba dicari di toko kaos yang setidaknya sudah anda kenal atau sudah direkomendasikan oleh teman anda walaupun harga yang ditawarkan relatif lebih tinggi tapi akan sebanding dengan kualitas yang didapatkan. Berikut adalah proses pengolahan kapas menjadi kaos:

  • Buah bunga/kapas (boll) yang sudah matang siap dipetik dari pohonnya. Memetik bisa dilakukan secara manual ataupun dengan mesin. Jika pemetikan secara manual, maka daun tidak akan ikut terpetik dan buah yang dipetik hanya benar-benar yang sudah matang saja. Sedangkan mesin tidak bisa memilih buah yang dipetik. Jenis dan bentuk kapas pun berbeda-beda di setiap daerah.
  • Setelah dipetik dari pohonnya, kapas tersebut harus dipisahkan dari bijinya. Proses ini biasa disebut dengan ginning. Pada proses ini kapas disedot ke dalam tabung untuk dimasukkan ke dalam mesin pengering agar kelembaban kapas berkurang dan kualitas serat kapas menjadi lebih baik. Lalu kapas akan melalui alat pembersih yang membersihkan daun, tangkai dan biji yang masih menempel pada serat kapas. Kapas yang telah dibersihkan ini dipadatkan menjadi bal setinggi 1,5 meter yang beratnya mencapai 227 kg. Bal-bal kapas ini siap untuk diproses lebih lanjut di pabrik pemintalan.
  • Bal-bal kapas dibuka kembali dan dimasukkan ke dalam mesin pemetik (picker). Kapas yang padat dilonggarkan kembali dengan tongkat pemukul, lalu melalui beberapa macam penggilingan agar bulu-bulunya naik kembali. Hal ini bermaksud untuk menghilangkan sifat tumbuhan dan menjadikan seratnya lebih halus dan lembut. Kapas yang sudah halus ini biasa disebut dengan lap.
  • Proses berikutnya biasa disebut dengan carding. Carding adalah proses mekanis untuk membuka gumpalan-gumpalan serat lalu meluruskannya agar sejajar satu sama lain. Proses ini dapat difungsikan juga untuk menciptakan tekstil kombinasi (blends). Pada proses ini jenis serat yang berbeda dapat disatukan, misal serat kapas dicampur dengan serat sutera. Ataupun digunakan untuk mengkombinasi beberapa warna serat yang berbeda.
  • Tahapan berikutnya adalah combing. Combing adalah proses memisahkan serat-serat yang lebih pendek, sehingga benang yang dihasikan nantinya lebih kuat dan baik. Sebenarnya tahapan ini dapat dilewati, namun jika ingin hasil yang lebih baik maka sebaiknya tetap melalui tahapan combing ini. Kebanyakan merk pakaian menengah keatas memakai kualitas combed cotton atau kapas yang disisir. Serat yang sudah melewati proses carding dan combing akan berbentuk untaian yang panjang yang biasa disebut silver.
  • Proses selanjutnya adalah drawing atau proses penarikan. Pada tahap ini beberapa silver digabungkan sehingga menghasilkan untaian serat kapas yang sangat tebal. Untaian ini lalu disebut dengan roving. Lalu dua roving dipilih yang menghasilkan berat yang dibutuhkan untuk diproses lebih lanjut menjadi benang. Selanjutnya penggabungan dan pemilihan ini atau disebut juga dengan istilah slubbing, menghasilkan ketebalan dan ukuran benang yang diinginkan. Keseluruhan proses di atas umumnya disebut juga dengan spinning (pemintalan). Secara lebih detail lagi sebenarnya banyak tahapan lain yang dapat ditambahkan dalam proses pemintalan ini, sesuai dengan hasil kualitas (ukuran, ketebalan, warna) benang yang ingin dihasilkan.
  • Setelah proses pemintalan atau spanning, maka hasilnya adalah benang. Benang hasil pemintalan ini akan masuk proses berikutnya yang disebut soft winder. Soft winder adalah proses penggulungan benang dari hasil pemmintalan. Benng yang telah digulung melalui soft winder, akan masuk ke proses pencelupan benang. Tujuannya adalah untuk membeli warna pada benang sebelum ditenun menjadi kain. Jadi warna dikain itu berasal dari proses pencelupan benang ini . setelah proses pencelupan benang selesai kemudian benang dikeringkan.
  • Proses selanjutnya setelah pencelupan atau pewarnaan pada benang adalah proses weaving, weaving biasa juga disebut dengan proses penenunan, yaitu proses mengolah benang menjadi kain. Sebelum masuk ke proses penenunan atau weaving, benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Proses ini mempersiapkan benang hingga terbentuk anyaman benang yang siap masuk ke mesin tenun. Setelah itu baru masuk ke proses dalam proses weaving atau penenunan.
  • Setelah proses penenunan selesai maka hasilnya adalah lembaran-lembaran kain. Kain-kain dari hasil mesin tenun ini kemudian masuk ke proses pemeriksaan atau disebut shiage. Di proses ini kain akan dicek dan ditentukan gradenya. Bila dari pemeriksaan ditemukan kecacatan maka kain dikirim ke bagian perbaikan. Di proses ini juga dilakukan proses klasifikasi kain sesuai dengan jenisnya. Untuk jenis t-shirt biasanya hasilnya berupa bahan cotton carded, cotton combed, atau teteron cotton. Sementara untuk polo shirt, biasanya terbuat dari jenis cotton pique yang berpori-pori lebih besar. Lulus dari proses pemeriksaan atau shiage. Kain akan masuk ke proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan (handling) disebut dengan proses dyeing.
  • Proses ini merupakan proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku kapas atau polyester hingga menjadi kain. Sebelum kain dikirim ke pasaran ada proses terakhir yaitu proses penggulungan dan pengepakan kain sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Sampai tahap ini selesailah proses produksi kain di pabrik. Kemudian kain akan dipasarkan ke pelanggan-pelanggan atau distributor dan pusat-pusat grosir kain. Dari pusat-pusat grosir inilah bisanya industri garmen mendapatkan supply bahan baku kain. Industri-industri garmen ini meliputi industri konveksi, sablon atau percetakan hingga ke level industri rumah tangga.sampai di level konveksi atau industri garment, kain-kain tersebut dipotong sesuai pola kaos atau polo shirt.