Prinsip kerajinan Bahan Keras yang berhubungan dengan nilai nilai produk kerajinan adalah

Prinsip kerajinan Bahan Keras yang berhubungan dengan nilai nilai produk kerajinan adalah

A. Prinsip Kerajinan Bahan Keras

    Pengetahuan dalam keragaman bahan dan alat serta teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bahan keras merupakan cermin dari kepiawaian perajin dalam penciptaan karyanya. Perkembangan dari pemanfaatan bahan, cara pembuatan, maupun penampilan bentuk sebuah karya yang muncul, menunjukkan adanya kemampuan daya serap perajin untuk mengadaptasi segala perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.

1. Keunikan Bahan Kerajinan

    Bahan dasar yang dapat digunakan sebagai kerajinan sudah Kamu pelajari sejak kelas VII, yaitu dapat dibuat dari bahan alam, bahan buatan, bahan limbah organik, dan bahan limbah anorganik. Semua bahan dapat diperoleh dari alam, maupun diolah sendiri, bahkan hingga memanfaatkan bahan limbah yang ada di lingkungan sekitar. 

2. Keragaman Muatan Nilai dalam Produk Kerajinan

a) Produk dengan nilai fungsional

b) Produk dengan nilai informatif

c) Produk dengan nilai simbolik

d) Produk dengan nilai prestise (wibawa)

3. Aspek Rancangan dalam Produk Kerajinan

    Adapun faktor-faktor permasalahan objektif yang diperukan untuk diketahui sebelum perancangan adalah sebagai berikut:

a) Faktor Teknis

metode produksi yang handal

penerapan daya mesin atau manual

tingkat kemahiran sumber daya manusia

b) Faktor Ekonomis

pemasaran yang tahan persaingan 

sistem pemasokan atau distribusi

kebijakan pencipta (hak cipta)

nilai jual dan keberadaan suku cadang

selera masyarakat terhadap produk

c) Faktor Ergonomis

kenyamanan

keamanan\

kesesuaian 

kepraktisan

d) Faktor Sains dan Teknologi

Terdapat unsur kebaruan atau temuan baru

selalu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi

e) Faktor Estetika

menampilkan bentuk keindahan

memiliki daya pikat

terjadi keserasian

penggarapan yang rinci

perupaan atau pewarnaan

kesan atau gugahan yang ditampilkan

f) Faktor Kondisi Lingkungan

nilai budaya

kondisi lingkungan atau wilayah setempat

B. Jenis dan Karakteristik Kerajinan Bahan Keras

1. Bahan Keras Alam

    Bahan keras alam adalah bahan untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan merupakan sumber daya alam baik hutan, bumi, maupun perairan Indonesia. Sifatnya pejal, solid, kuat, padat dan tidak mudah berubah bentuk. Contoh bahan keras alam yang kita kenal adalah kayu, bambu, rotan, dan sebagainya.

1. Kayu

    Pengertian kayu di sini adalah bahan yang diperoleh dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian Mana yang lebih banyak dimanfaatkan an-nisa suatu tujuan penggunaan baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri, maupun kayu bakar.

    Pengguna kayu perlu mengenal jenis serta sifat-sifat kayu hehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu sesuai dengan yang diinginkan.

a. jenis kayu

1) Kayu Jati

2) Kayu Merbau

3) Kayu Bangkirai (Yellow Balau)

4) Kayu Kamper

5) Kayu Kelapa (Glugu)

6) Kayu Meranti Merah

7) Kayu Karet

8) Kayu Gelam

9) Kayu Ulin

10) Kayu Akasia

b. Sifat Umum Kayu

Secara umum, sifat-sifat kayu adalah sebagai berikut.

1). Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki 8 tipe bermacam-macam, susunan dinding selnya terdiri atas senyawa kimia berupa selulosa hemiselulosa (karbohidrat) dan lignin (non-karbohidrat).

2). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial, dan tangensial).

3). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air atau kelembaban sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekelilingnya. 

4). Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit serta dapat terbakar terutama dalam keadaan kering. 

c. Sifat Fisik Kayu

1). Berat dan Berat Jenis

2). Keawetan

3). Warna

4). Tekstur

5). Arah Serat

6). Kesan Raba

7). Bau dan Rasa

8). Nilai Dekoratif

9). Higroskopis

10). Sifat Kayu terhadap Suara

        a) Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.

       b) Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik seperti Kulintang, Gitar, dan Biola.

11). Daya Hantar Panas

12). Daya Hantar Listrik

d. Kelebihan dan Kekurangan Kayu

    Kelebihan kayu, antara lain sebagai berikut:

1) Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.

2) Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.

3) Relatif mudah dikerjakan dan diganti.

4) Mudah didapat dan relatif murah.

5) Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat diabaikan.

6). Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah sehingga baik untuk partisi.

7) Memiliki sisi keindahan yang khas.

    Kekurangan kayu, antara lain sebagai berikut:

1) Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidakseragaman), cacat kayu atau mata kayu dan retak.

2) Beberapa jenis kayu kurang awet.

3) Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis, kelembapan dan pengaruh waktu pembebanan.

4) Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin berskala besar dan tinggi.

5) Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaannya terbatas atau langka.

2. Bambu

a. Jenis Bambu

1). Bambu Tali

2). Bambu Wulung

3). Bambu Ampel 

4). Bambu Petung 

5). Bambu Kuning 

6) Bambu Tulup

3. Rotan

a. Jenis-Jenis Rotan

1). Rotan Balukbuk 

2). Rotan Manau

3). Rotan Mantang/Seuti

4). Rotan Jernang Besar

5). Rotan Dahanan

6). Rotan Semambu

7). Rotan Jermasin

8). Rotan Buyung

9). Rotan Taman

10). Rotan Irit

2. Bahan Keras Buatan

    Bahan keras buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan bahan tertentu sehingga menjadi keras, dan memiliki sifat kuat serta tahan lama. Contoh bahan keras buatan adalah kaleng, kaca, dan sebagainya.

C. Prinsip Perancangan, Pembuatan, dan Penyajian Produk Kerajinan Kayu, Bambu, dan Rotan

1. Prinsip Perancangan

a. Mencari Ide

    Berbeda dengan karya kerajinan yang pembuatannya ditentukan oleh daya kreativitas seseorang. Ide untuk merancang karya kerajinan dari kayu bambu dan rotan banyak dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang sudah banyak dibuat sebelumnya. Ide yang dibutuhkan dalam proses ini lebih banyak berupa ide memodifikasi suatu bentuk untuk memperoleh bentuk yang baru.

b. Membuat Gambar atau Sketsa

    Setelah menemukan ide, baik original atau modifikasi segera tuangkan dalam bentuk gambar atau sketsa. Gambarkan ide-ide rancanganmu pada sebuah buku atau lembaran kertas dengan menggunakan pensil, spidol, atau bolpoin. Gambarkan ideas asli atau modifikasi berupa variasi produk, satu produk yang memiliki fungsi sama namun dengan bentuk yang berbeda produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda dan sebagainya.

c. Memilih Ide Terbaik 

 Setelah menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulailah mempertimbangkan ide yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat. Tentukan salah satu ide untuk dipraktekkan pembuatannya.

d. Perencanaan Produksi

    Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan yang akan dibuat titik Tuliskan prosedur dan langkah-langkah kerja secara jelas dan detail.

e. Pembuatan Kerajinan

    Pembuatan kerajinan dimulai dengan tahap persiapan tempat kerja, bahan dan alat.  Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat.

2. Prinsip Pembuatan

a. Prinsip Integrasi

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat mengintegrasikan seluruh faktor produksi (bahan, tenaga Kerja, dan mesin/peralatan) sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis.

b. Prinsip Memperpendek Gerak

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang tidak membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu mesin atau peralatan mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang lain.

c. Prinsip Memperlancar Arus Pekerjaan

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat menjamin kelancaran arus bahan dalam proses tanpa adanya hambatan.

d. Prinsip Penggunaan Ruangan Produksi yang Efisien dan Efektif

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi ditempatkan sesuai dengan luas ruangan produksi yang dimiliki perusahaan.

e. Prinsip Keselamatan dan Kepuasan Kerja

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi pada ruangan produksi yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan kerja dari tenaga kerja.

f. Prinsip Keluasan

    Penerapannya berupa penempatan mesin/peralatan produksi yang dapat disesuaikan jika sewaktu-waktu dibutuhkan adanya perubahan.

g. Prinsip Proses Produksi yang Berkesinambungan

    Penempatan mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi mesin atau peralatan produksi yang digunakan perlu senantiasa dilakukan perawatan agar proses produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

    Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.

2. Kenyamanan (Comfortable)

    Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.

3. Keluwesan (Flexibility)

    Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.

    Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.

    Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih disbanding beda yang biasa–biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya dari bentuk, hiasan atau ornament dan bahan bakunya.