Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam mengakibatkan

Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam mengakibatkan

Indonesia adalah negara tropis, dimana salah satu ciri wilayah tropis adalah hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasa terjadi sekitar bulan April hingga September, sedangkan musim hujan terjadi pada Oktober hingga Maret.
Saat musim hujan tiba, hujan dapat turun setiap saat. Hujan merupakan salah satu dari Siklus hidrologi yaitu siklus perputaran air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi dan berlangsung secara terus menerus. Ada beberapa jenis hujan namun secara garis besar perbedaan jenis- jenis hujan ini didasarkan pada dua hal, yakni berdasarkan proses terjadinya dan berdasarkan bentuknya.

Hujan berdasarkan proses terjadinya dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu hujan siklonal, hujan senithal, hujan orografis, hujan frontal, hujan muson, hujan buatan. Sedangkan berdasar bentuknya ada Hujan gerimis, Hujan salju, Hujan batu es dan Hujan deras. 
Namun dari kedua jenis tersebut ada satu jenis yang merupakan akibat dari kegiatan erupsi gunung berapi dan aktifitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan, pembangkit tenaga listrik, atau pabrik-pabrik. Hujan tersebut dinamai fenomena hujan asam.


Pengertian Hujan Asam Mengutip dari dosenpendidikan.co.id fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17.Hal ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“. Selanjutnya istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Pada awalnya lebih dikenal dengan deposisi asam. Deposisi asam sendiri ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan makhluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out sehingga saat ini disebut sebagai hujan asam. 

Secara garis besar sebuah hujan disebut sebagai hujan asam apabila memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6 dari pH normal sekitar 6. Kandungan hujan asam ini adalah karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

Karakteristik Hujan Asam Seperti jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik khusus yang akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan yang lainnya. Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya dapat kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai berikut:  a. Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7

b. Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada

    di dalam polusi udara.
c. Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida   

    dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
d. Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru-

    paru e. Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah

f. Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh

    yang rendah


Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan karakteristik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut dan juga dampak yang mungkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.

Penyebab Terjadinya Hujan Asam
Berdasarkan dari sumbernya, penyebab hujan asam terbagi menjadi dua

a)    Penyebab alami
Berbagai aktivitas dari gunung berapi melalui berbagai gas yang dikeluarkannya dapat terakumulasi dan tertahan di atmosfer. Kebakaran hutan yang terjadi secara alami – terutama saat musim kemarau, menghasilkan berbagai gas melalui asap yang diakibatkan oleh kebakaran.

b)    Antropogenik 
Disebut sebagai antropogenik, merupakan sumber pencemaran yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi tuntutan kebutuhannya. Mulai dari penyediaan sandang, pangan, dan tempat tinggal, yang membutuhkan berbagai kegiatan pendukung lainnya mulai dari pengadaan listrik, alat transportasi dan industri, termasuk pertanian dan peternakan hewan ruminansia, semuanya dapat menjadi sumber pencemaran melalui emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Ketika gas-gas yang dihasilkan – baik terjadi secara alami maupun oleh kegiatan manusia – maka pada akhirnya akan terkumpul dan tertahan di atmosfer. Saat terjadi hujan, maka gas-gas tersebut akan bereaksi dengan air (H₂O) dan menghasilkan asam, yang konsentrasinya bergantung kepada seberapa besar gas-gas tersebut berhasil direaksikan dengan air. Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi (baca: penyebab gunung berapi meletus), kebakaran hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.

Selain fenomena alam maupun berbagai aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tentang apa saja gas- gas yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:

a)    Karbondioksida atau CO₂. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebabkan karbon dioksida ini antara lain adalah pernapasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor (baca: penyebab polusi udara), dan lain sebagainya.

b)    Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbon dioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut: pernapasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya

c)    Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanaskan oleh sinar matahari.

d)    Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran atau pemanasan belerang.

e)    Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Itulah beberapa gas yang terlibat dalam pembuatan atau terjadinya hujan asam. Hujan asam ini terjadi setelah beberapa gas tersebut akan menghasilkan hujan asam ketika sudah bertemu antara uap air, sebagai contoh karbondioksida dan karbondioksida dengan uap air, serta hidrogen sulfida dan sulfur dioksida dengan uap air.


Proses Terjadinya Hujan Asam
Seperti halnya hujan pada umumnya yang terbentuk karena melalui beberapa tahapan atau proses terjadinya hujan, hujan asam pun juga demikian. Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara urut yakni:

a)    Di Bumi terdapat berbagai aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.

b)    Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.

c)    Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.

d)    Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.

e)    Kemudian kandungan yang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.

f)     Ketika sudah sampai di atas, gas yang bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yang menjadi hujan.

Hujan inilah yang yang dinamakan sebagai hujan asam
Itulah kronologi atau tahapan proses terjadinya hujan asam. Tahapan- tahapan yang telah disebutkan di atas disajikan secara urut sehingga membentuk suatu kronologi. Untuk mengetahui lebih jelas dan lebih mendetail mengenai proses terjadinya hujan asam, disamping adalah visualisasi dari proses terjadinya hujan asam ini. Dalam gambar tersebut tampak asap yang dihasilkan sisa pembakaran pabrik yang keluar dari cerobong asap menuju ke arah atas udara. Kemudian bercampur dengan uap air, yang pada akhirnya menghasilkan hujan. Hujan ini turun di tempat yang jauh dari sumbernya karena telah terbawa oleh angin.


Sifat Hujan Asam
Setelah kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan mengetahui fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan asam, yakni sebagai berikut:

a)       Hujan asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat ketika terjadi revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak menimbulkan atau memicu terjadinya hujan asam adalah industri yang melakukan pembakaran atau yang mempunyai cerobong asam dan menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap sisa pembakaran.

b)       Penggunaan cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di permukaan Bumi (khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong asap ini justru akan menambah kontribusi pada penyebaran hujan asam sendiri.

c)        Hujan asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber atau penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling banyak mengalami hujan asam adalah di daerah gunung atau pegunungan. Hal ini karena daerah pegunungan mempunyai curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah atau kawasan yang ada di sekitarnya.

d)       Pengaruh dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau beberapa hal, antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di danau. Selain itu, efek yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan.

e)       Dari hujan asam pula kita juga dapat menemui berbagai nutrisi akan hilang. Hal ini akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara dingin dan juga tidak tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur

f)         Hujan asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi lambat. Dan manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena adanya hujan asam ini.
Itulah beberapa informasi mengenai hujan asam ini. Informasi yang telah disebutkan di atas menjadi bagian dari sifat yang dimiliki oleh hujan asam ini.

Dampak Negatif Hujan Asam a. Menyebabkan jumlah ikan di perairan menurun

Hujan asam mempunyai sifat yang berbeda dengan jenis hujan pada umumnya. Meskipun dari segi warna dan juga rasa hujan ini seolah tidak berbeda dengan hujan yang lainnya, namun hujan ini mempunyai kandungan pH yang tidak sama dengan jenis hujan yang lainnya. Kandungan dari hujan asam ini akan menyebabkan jumlah ikan yang ada di laut menjadi berkurang. Pengurangan jumlah ikan ini karena ikan- ikan tersebut mati oleh kandungan yang terdapat pada hujan asam ini. Tidak hanya ikan saja, bahkan binatang perairan yang lainnya juga bisa terkena dampak dari hujan asam ini. Binatang- binatang perairan ini mudah untuk mati dengan cepat karena tidak terbiasa dengan kandungan asam yang dimiliki air hujan tersebut.

b. Merusak lapisan lilin yang ada di permukaan daun tumbuhan

Hujan asam juga mempunyai dampak negatif yakni merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan tersebut. Terkadang kita menjumpai beberapa jenis pepohonan yang mempunyai daun yang dilapisi oleh lapisan lilin. Lapisan lilin ini pastinya berguna untuk menjaga pohon. Adanya hujan asam ini dapat merusak lapisan lilin tersebut. Akibatnya daun-daun yang dimiliki oleh pepohonan tersebut akan rusak.

c. Hilangnya berbagai nutrisi yang dimiliki tumbuhan

Hujan asam juga menyebabkan hilangnya nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan. Nutrisi- nutrisi tersebut seperti yang kita ketahui bersama sangatlah penting bagi tumbuhan tersebut. Sehingga apabila nutrisi hilang dari tumbuhan maka hal ini akan mengakibatkan tumbuhan menjadi rentan terserang penyakit, seperti tidak tahan dengan cuaca yang dingin serta mudah terkena serangan hama, virus, serangga, dan juga jamur. Selain itu, hujan asam juga akan memberikan dampak negatif yang lainnya pada tumbuhan. Dampak tersebut adalah tumbuhan menjadi cepat layu, dan juga kering, akibatnya tumbuhan cepat mengalami kematian.

d. Pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih lambat

Efek atau dampak dari hujan asam selanjutnya bagi tanaman adalah membuat akar menjadi lambat untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya, tanaman menjadi sulit dan cenderung lambat untuk berkembang.

e. Menyebabkan manusia mudah terserang berbagai penyakit, terutama penyakit kulit

Hujan asam ini ternyata tidak hanya berdampak buruk pada alam, tumbuhan dan juga binatang saja. Bahkan manusia juga merupakan salah satu yang mendapatkan dampak buruk dari hujan asam tersebut. Dampak buruk hujan asam terhadap manusia ini diantaranya pada penyebaran atau kemunculan penyakit tertentu. Penyakit yang muncul karena adanya hujan asam ini antara lain adalah penyakit paru- paru dan juga penyakit kulit, seperti luka bakar pada kulit.

f. Membuat berbagai jenis logam menjadi mudah berkarat

Itulah beberapa dampak negatif dari hujan asam yang dapat kita peroleh. Apabila dilihat dari jenis dampaknya, maka hujan asam ini sangat membahayakan. Oleh karena itulah kita sebagai manusia yang menghuni Bumi ini harusnya bisa menjaga agar hujan asam ini tidak jatuh atau tidak terjadi di Bumi karena sangat berbahaya.

Cara Mencegah Terjadinya Hujan Asam
Setelah membandingkan dampak positif dan juga dampak negatif dari hujan asam ini, ternyata dampak negatif jauh lebih banyak daripada dampak positifnya. Oleh karena itulah lebih baik hujan asam ini jangan dibiarkan untuk turun di wilayah negara kita. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam ini. beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:

a)   Menggunakan bahan bakar yang mengandung kadar belerang yang rendah
Bahan bakar yang mengandung kandungan belerang yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi.

b)   Mengaplikasikan prinsip 3R : Reuse, Recycle, dan Reduce
Upaya- upaya tersebut memanglah terlihat kecil, namun apabila dilakukan secara rutin upaya- upaya tersebut dapat mengurangi terjadinya hujan asam, sehingga kita lebih aman dan terbebas dari resiko terkena turunnya hujan asam yang dapat menyebabkan berbagai bahaya.

c)   Menggunakan bahan bakar dan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar dapat meningkatkan kenaikan angka emisi karbondioksida di udara. Begitupun dengan kendaraan yang menggunakan bensin atau minyak bumi juga turut menyumbangkan kenaikan pencemaran udara terutama karbondioksida. Beberapa sumber energi alternatif terbarukan seperti penggunaan surya panel dan kincir angin perlu semakin disemarakkan tidak hanya sebagai untuk pembangkit tenaga listrik dalam skala besar tapi juga diimplementasikan dalam lingkungan hunian. Penggunaan tenaga matahari atau Fotovoltaik perlu dikembangkan juga penggunaanya untuk berbagai kepentingan lainnya seperti kendaraan dalam rangka memperkecil cemaran terhadap udara.

(Dikutip berbagai sumber)