Petugas yang membimbing anak – anak saat belajar di taman lalu lintas adalah

Rabu, 16 Oktober 2019 - 12:01 WIB

Show

Petugas Dishub Kota Salatiga saat mengedukasi siswa SD mengenai budaya keselamatan di Taman Bendosari, Rabu (16/10/2019). Foto/SINDOnews/ANGGA ROSA

SALATIGA - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga menggelar sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) di Taman Kota Salatiga di Bendosari, Rabu (16/10/2019). Kegiatan ini bertujuan menanamkan budaya keselamatan ber lalu lintas sejak dini.

Kegiatan ini, digelar selama 6 hari dan diikuti sebanyak 600 orang siswa SD di Salatiga . Kegiatan dimeriahkan dengan permainan ular tangga lalu lintas , pengenalan rambu lalu lintas di Taman Lalu Lintas, permainan otoped dengan memperhatikan rambu serta mengenakan helm serta pembelajaran teori di Taman Kota Salatiga di Bendosari tersebut.

Kepala Dishub Kota Salatiga M Sidqon Effendi menjelaskan, menanamkan budaya keselamatan ber lalu lintas sejak dini juga menjadi tanggung jawab pemerintah. "Berlalu lintas di sini tidak selalu berarti mengendarai kendaraan, tapi sebagai pemakai jalan, misalnya pejalan kaki, ataupun pembonceng kendaraan roda dua," katanya.

Dia mengatakan, dengan pendidikan sejak dini tersebut, diharapkan saat para siswa beranjak remaja dan sudah boleh mengendarai sepeda motor mereka menjadi lebih siap dan lebih paham tentang keselamatan berlalu lintas. "Ini juga merupakan tugas dari pemerintah daerah melalui Dishub untuk membudayakan keselamatan berlalu lintas untuk masyarakat. Karena banyak kasus kecelakaan bermula dari kurangnya kesadaran akan keselamatan berlalu lintas," katanya.

Sementara itu, salah satu guru pendamping Lila Sefriani mengatakan, bahwa pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Dishub atas terselenggaranya kegiatan tersebut. "Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam kegiatan ini. Kegiatan ini membawa manfaat banyak bagi para siswa kami, yang berkesempatan belajar tidak hanya sekedar lewat teori, tapi juga praktik dan berbagai permainan," kata Guru SDN Salatiga 06 ini.

(amm)

Pasca-Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Ada Temuan Penting?

Oleh Ahmad Romadoni pada 09 Okt 2013, 09:06 WIB

Diperbarui 09 Okt 2013, 09:06 WIB

Petugas yang membimbing anak – anak saat belajar di taman lalu lintas adalah

Perbesar

Pendidikan kedisiplinan tak harus dilakukan di tempat yang formal. Bermain sambil belajar di taman khusus anak-anak tepatnya di halaman Mapolres Grobogan, Jawa Tengah juga bisa jadi pilihan.

Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (9/10/2013), anak-anak tak hanya diajak bermain, tapi belajar mengenal aturan dalam berlalu lintas. Petugas kepolisian dari Polres Grobogan langsung membimbing anak-anak dalam mengenal berbagai rambu-rambu lalu lintas.

Mereka dikenalkan dengan beberapa rambu seperti larangan, perintah, atau peringatan di jalan raya. Etika berlalu lintas pun tak lupa diajarkan kepada anak-anak yang didominasi siswa SD ini. Tak berhenti sampai di situ, anak-anak juga diajak naik dan berkendara bersama polisi. Ada yang naik motor, juga ada yang menaiki mobil milik polisi lalu lintas.

Puas bermain di luar, anak-anak ini diajak berkeliling kantor Mapolres Grobogan. Mereka dikenalkan suasana dan situasi di dalam kantor polisi agar tidak merasa takut jika bertemu polisi. Dan yang paling penting, semua sarana edukasi ini gratis. (Don/Sss)

  • Petugas yang membimbing anak – anak saat belajar di taman lalu lintas adalah
    Ahmad Romadoni Author

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya

Bandung, CNN Indonesia -- Teriknya mentari pagi, dan hiruk pikuk penjual mainan merapihkan dagangannya, mungkin telah menjadi pemandangan yang menghampar sebelum memasuki salah satu taman di Kota Bandung ini. Berada tidak jauh dari Gedung Sate, sebuah taman yang didedikasikan sebagai taman edukasi anak, berdiri luas dan rindang, yakni Taman Lalu Lintas Ade Irma.

Kehadiran rambu atau tanda lalu lintas yang umumnya kita temui di jalan dapat terlihat di setiap ujung jalannya. Ada rambu stop yang berada di pertigaan, tanda pejalan kaki yg terletak di dekat zebra cross, dan bahkan sebuah papan besar terpajang di tengah-tengah taman bermain. Papan besar menyerukan langkah-langkah untuk menyebrang. Lengkap dengan ilustrasi anak mengenakan seragam merah putih, menambah visual komunikasi yang memikat anak. Pemilihan kalimat di dalamnya juga tidak berbelit-belit. Tak jauh dari papan, berdiri seorang guru memberikan penjelasan mengenai isi papan tersebut.

Guru yang disapa dengan panggilan Bu Eis Tatat ini, merupakan guru yang mengajar di salah satu Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Ketapang. Saat ditemui, ia sedang beristirahat sambil menatap ke arah taman bermain, tepatnya di gedung aula dan kantor Taman Lalu Lintas. Terlihat pula beberapa orang tua murid yang tengah duduk dan merapihkan barang bawaan mereka. Guru yang mengajar kelas 3 SD ini, sedikit malu ketika di sapa. Namun, sikap malunya ini berubah saat ditanyai kedatangannya hari ini ke taman Yayasan Ade Irma. “Datang ke sini agar anak-anak belajar mengenal tanda lalu lintas sambil bermain,” jawabnya sambil sedikit tertawa. Alasan kedatangannya hampir tidak berjauh dari kebanyakan sekolah yang melakukan kunjungan ke taman ini. Terlebih libur bulan puasa dan hari raya yang akan menyambut dipertengahan bulan Mei nanti, membuat desakan untuk berkumpul dengan orang tua dan murid, agar tercapainya komunikasi yang baik. Alasan sederhana ini cukup mengerakan sekolah untuk melakukan perjalanan dari Ketapang.

Revitalisasi sebagai tanda

Pemandangan taman yang luas dipenuhi dengan beraneka wahana dan rambu-rambu ini, tidak dapat menutupi megahnya sebuah ruangan dengan kaca transparan. Ruangan berbentuk aula ini terlihat sepi. Di satu sisi, terdapat papan-papan yang membingkai foto dan rambu lalu lintas. Aula ini mungkin sepi, tetapi ruangan yang menempel di sebelahnya tidak, tepatnya kantor Taman Lalu Lintas. Kantor kecil ini terbuka bagi tiap pengunjung yang ingin mendapatkan informasi serta tamu bagi Taman Lalu Lintas ataupun Yayasan Ade Irma. Dalam ruangan yang memiliki struktur dan tinggi langit yang sama dengan aula di sebelahnya, Daantje Syaiful menyapa ramah dari balik jendela kaca. Pemandangan ruang kantor ini tepat menatap taman bermain depan gerbang Taman Lalu Lintas. Daantje Syaiful adalah Pengawas Lapangan Taman Lalu Lintas. Kewajibannya adalah mengawasi keadaan taman, kerja petugas taman, dan tak terkecuali pengunjung. Mengingat taman yang juga memiliki taman kanak-kanak ini, selalu dipadati dengan anak-anak yang bermain. Kesibukan ini kemudian bertambah sejak November 2016 lalu, yang mengawali tanda-tanda lain bermunculan di Taman Lalu Lintas. “Bahasan serta berita revitalisasinya sudah dari Maret, tapi pembangunannya baru bergerak November tahun lalu” jawabnya santai. Proyek ini menjadi sebuah tanda lain di balik rambu-rambu jalannya, yang mengusung pembaharuan di Taman Lalu Lintas. Revitalisasi ini didukung penuh oleh pemerintah Kota Bandung. Proyek yang bekerja sama dengan PT Labo, yang juga menjadi pihak pengembangnya, melakukan renovasi dan pembaharuan pada bagian taman kota. Pembaharuan ini ditandai dengan penambahan nuansa pegunungan di salah satu sisi taman. Tujuannya untuk membangun berbagai rupa suasana di dalam taman. Adanya proyek ini, sempat menjadi permasalahan kecil, terutama kepada para pengunjung yang datang ke taman yang tutup setiap hari Jumat ini. “Kaget sih lihat keadaan taman jadi seperti ini” katanya sedikit kecewa. Ia tidak tahu-menahu tentang proyek revitalisasi ini. Ia menambahkan, bahwa dirinya sempat mendengar akan ada sebuah proyek berjalan di Taman Lalu Lintas. Namun, ia tidak mendapat informasi kepastian tanggal dan panjangnya proyek. Permasalahan kurangnya informasi ini, tidak membuat Daantje dan rekan-rekan petugas Taman Lalu Lintas larut. Daantje kembali tersenyum, mengingat agenda-agenda revitalisasi taman nantinya juga demi kebaikan pengunjung. Agenda ini mencangkup keamanan serta keselamatan, seperti penebangan dahan-dahan pohon dan pemasangan penangkal petir, yang juga akan dibantu oleh PT Labo, untuk menghindari ancaman cuaca buruk. Tak hanya menangkal cuaca buruk, keamanan dan keselamatan pengunjung juga dimaksimalkan, mengingat tengah berlangsungnya pembangunan seperti di dekat wahana stasiun kereta dan taman kolam. Pengamanan ini tidak hanya terdiri dari pemasangan tiang dan spanduk pemisah saja, tetapi juga dari kepedulian para petugas Taman Lalu Lintas. “Ya kami, bantu ingatkan dan kasih informasi jelas kepada para pengunjung” jawab Dikdik, salah satu petugas keberishan Taman Lalu Lintas. Ia juga menambahkan, bahwa bentuk kepedulian ini tidak hanya dengan saling mengingatkan rekan atau pengunjung yang ada, tetapi juga dengan menyebarkan informasi mengenai keadaan taman saat ini. Ia merasa, penting untuk menyampaikan informasi, agar informasi yang benar dapat diketahui lebih luas.

Antisipasi serta Dukungan

Sebuah spanduk bertuliskan waktu selesainya revitalisasi, yakni Juni 2017, menutupi lahan luas Taman Lalu Lintas. Penanda waktu dari enam bulan mulainya proyek revitalisasi, tetap tidak dapat menyembunyikan kesenangan anak-anak yang bermain di dalamnya. Anak-anak tetap berlari mengelilingi taman, ada juga yang bermain dengan ungkat-ungkit serta ayunan. Suasana ini juga didukung dengan antisipasi Eis. “Kami sudah senang bila anak-anak senang” katanya. Ia awalnya sedikit kecewa saat mendapati taman edukasi favorit murid-murid SD-nya tengah dibangun. Ia juga tidak mendapati banyak pilihan wahana serta keamanan, setelah melihat adanya pembangunan yang bersebrangan dengan taman bermain. Menurutnya, meski taman tengah dibangun, anak-anak tetap akan senang bermain dan belajar di sini, hal ini menjadi salah satu antisipasinya terhadap hasil proyek revitalisasi ini. “Ke depannya, dukungan ini akan bermanfaat juga bagi kami,” jawab Daantje bersemangat, saat mengetahui ada pengunjungnya yang juga tengah menunggu hasil proyek revitalisasi ini. Pengadaan proyek tidak sepenuhnya melumpuhkan wahana yang tersedia, taman bermain, wahana kereta, serta wahana karosel tetap dibuka untuk umum, sehingga pengunjung yang datang tetap dapat menikmati wahana yang ada di dalam taman.

Di akhir temunya, Daantje kembali melihat keluar sambil menunjuk spanduk yang bertuliskan ‘Juni 2017’. Ia mengharapkan dengan adanya pembaharuan ini, taman kesayangannya tetap dapat memberikan edukasi mengenai rambu-rambu lalu lintas, serta memberikan pengalaman dan wahana baru bagi pengunjung ke depannya. Harapan lainnya juga ia kemukakan, yakni agar Taman Lalu Lintas Ade Irma dapat dikenal lebih luas dan menerima pengunjung dari berbagai nusantara, sebagai wisata berlibur keluarga yang lengkap dengan edukasi untuk si kecil.