Penulisan skenario adalah salah satu aktivitas pada tahap praproduksi dalam proses pembuatan film.[1] Tahap praproduksi merupakan tahapan awal di mana ide cerita diciptakan.[2] Selain ide, aktivitas pada tahap praproduksi adalah menyiapkan perekaman, serta para pemeran dan kru film mulai bekerja. Menulis naskah skenario merupakan kegiatan menuliskan ide dan isi dari suatu cerita dalam bentuk yang sudah ditentukan dengan tujuan akhir bisa divisualisasikan dalam bentuk pengambilan gambar.[3] Bentuknya bisa berupa skenario televisi (tv-play) atau naskah film. Tujuan dari format pembuatan naskah skenario untuk memudahkan ketika pembuatan film. Agar terbiasa membaca format naskah skenario, bisa mempelajarinya terlebih dahulu melalui naskah skenario yang sudah jadi. Namun, bukan formatnya yang penting tetapi isi naskahnya. Seperti fungsinya, format hanyalah suatu ketentuan teknis yang digunakan agar membantu dalam setiap proses pembuatan film.[3] Skenario adalah rangkaian cerita yang ditulis secara utuh oleh seorang penulis.[4] Hasil akhir dari sebuah tulisan itu berupa visualisasi dalam rupa gambar yang berisi adegan-adegan dari isi cerita. Orang yang mempunyai pekerjaan menulis naskah film itu dinamakan scriptwriter. Untuk pembuatan film, naskah yang selesai ditulis bisa langsung divisualisasikan dalam reka adegan, sedangkan dalam pembuatan film animasi, proses selanjutnya setelah penulisan skenario adalah penggambaran storyboard, pembuatan art concept, character and environment modeling, rigging, animating serta diakhiri dengan proses compositing dan editing.[4] Show Ukuran Kertas Ukuran kertas yang digunakan untuk menulis naskah skenario yaitu 8,5 x 11 (Letter). Jumlah baris maksimal yaitu 60 baris/lembar, dengan pengaturan margin kiri 1,0 dan margin kanan 7,4, Margin atas dan bawah masing-masing 0.5.[4] Font Font yang digunakan pada sat menulis naskah film yaitu Courier atau Prestige Pica dengan ukuran 12 point.[4] Scene Headings Nama lain dari Scene Headings yaitu Shot headings atau Slug Line. Diatur dengan jarak sebelah kiri 1,7 dari kiri dan 1,1 dari kanan. Scene heading mempunyai fungsi untuk membuat nomor urutan pada setiap scene[4]. Nama Karakter Dalam menulis naskah skenario, nama karakter ditulis dengan menggunakan huruf kapital yang diletakkan tepat berada di bawah Scene Headings.[4] Dialog Format dalam penulisan dialog, ditulis dengan margin kiri 2,7 dan margin kanan 2,4, berada tepat dibawah nama tokoh/karakter.[4] Parenthetical Parenthetical berfungsi untuk menunjukkan ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam pengucapan setiap dialog.[4] Scene Transisi Sesuai namanya, Scene Transisi mempunyai fungsi sebagai peralihan dari satu scene ke scene berikutnya. Istilah yang digunakan pada saat melakukan Scene transisi yaitu CUT TO dan FADE OUT.[4] Aplikasi untuk Menulis Naskah SkenarioSuntingFormat yang digunakan untuk menulis naskah skenario mempunyai aturannya tersendiri. Agar tidak terjebak oleh aturan yang banyak dan rumit, ada beberapa aplikasi yang bisa membantu untuk memudahkan dalam menulis naskah skenario, aplikasi tersebut di antaranya:
Istilah dalam Penulisan SkenarioSunting
Komponen ProduksiSuntingProses penulisan naskah skenario mempunyai peran sangat penting bagi proses pembuatan film.[14] Hal ini berkaitan dengan komponen produksi yang juga turut serta menjadi bagian penting dalam pembuatan film. Komponen produksi yang dimaksud mencakup: Komponen Manajemen[14]
Kelompok Penyutradaraan[14]
Kelompok Artistik[14]
Hubungan naskah skenario dengan manajemen mencakup waktu pelaksanaan shooting, prasarana, dan personel yang diperlukan, serta biaya yang diperlukan. Kompenen-komponen tersebut diperici lagi menjadi lokasi wilayah, deskripsi bangunan, set, properti, dan kostum.[3] Sutradara mempunyai tugas untuk menginterpretasikan isi cerita dari naskah skenario yang mencakup plot adegan (scene plot) dan plot lokasi (location plot). Plot adegan disusun sesuai nomor adegan yang mencakup deskripsi adegan, deskripsi suasana, deskripsi set, dan plot lokasi. Jenis lokasi seperti rumah, bangunan, atau alam dilihat dari sifat interior dan exterior[3]. Dari skenario yang telah dibuat, sinematografi membunya peran untuk membantu masalah penentuan waktu dan tempat. Waktu mencakup malam dan siang. Tempat shooting mencakup interior dan eksterior[3]. Kelompok lab mempunyai tugas suara atau musik, dan efek khusus untuk visual dari setiap adegan. Editor dapat melakukannya sesuai arahan yang tercantum dalam skenario yang disusun oleh komponen penyutradaraan.[3] ReferensiSunting
|