tirto.id - Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan situasi yang cenderung subjektif oleh pengarang. Pengkajian karya sastra seperti cerpen dan novel dapat ditelaah melalui dua unsur tersebut. Show Ahli pendidikan bahasa dan sastra dari Universitas Negeri Yogyakarta, Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa novel dipahami sebagai karya fiksi yang cenderung menawarkan dunia ideal, dunia imajinatif yang dibangun berdasarkan unsur intrinsiknya. Melansir dari Buku Bahasa Indonesia II milik Mokhamad Irman, Tri Wahyu Prastowo, Nurdin, novel ataupun cerpen juga termasuk bentuk dari narasi.
Narasi merupakan cerita yang didasarkan pada urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta tentang riwayat seseorang, riwayat hidup yang ditulis sendiri, ataupun pengalaman. Narasi tersebut disebut narasi ekspositoris. Narasi juga bisa berisi cerita fiksi atau rekaan. Bentuk dari narasi tersebut dikenal dengan nama narasi imajinatif. Dengan begitu, novel ataupun cerpen tidak hanya berisi cerita fiksi saja, tetapi juga bisa berisi fakta. Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik dalam Novel dan Cerpen
1. Unsur Intrinsik dalam novel dan cerpen Unsur intrinsik dalam novel ataupun cerpen merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Kepaduan antar berbagai unsur tersebut, akhirnya membangun inti cerita. Tema Menurut Nurgiyantoro dalam modul 3 Ceritaku Ceritamu, tema merupakan makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Karya sastra yang baik, merupakan karya sastra yang memiliki makna. Tema juga dapat dipahami sebagai gagasan pokok dalam sebuah cerita. Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh dalam novel ataupun cerpen, tidak terbatas dalam wujud manusia saja, tetapi juga bisa berwujud hewan ataupun benda. Tokoh dibedakan dalam beberapa sifat di antaranya, tokoh protagonis atau tokoh dengan sifat positif. Kemudian, tokoh antagonis atau tokoh dengan sifat negatif. Lalu, tokoh tritagonis yang merupakan tokoh dengan sifat penengah atau netral. Sementara penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan terdiri dari karakter tokoh, yang terdiri dari watak, dan ciri fisik tokoh. Latar Latar meliputi, tempat, waktu, maupun keadaan yang menimbulkan terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita. Peristiwa-peristiwa tersebut, terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu. Menurut akademisi Sastra Indonesia, Panuti Sudjiman, secara sederhana latar cerita dapat dikatakan sebagai keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam novel ataupun cerpen. Latar dibagi menjadi dua jenis, yaitu latar fisik dan spiritual. Latar fisik terdiri dari latar waktu dan tempat. Contoh latar tempat adalah nama kota, desa, jalan, sungai, dan sebagainya. Sementara contoh waktu adalah, tahun, tanggal, pagi, siang, malam, dan sebagainya. Sedangkan latar spiritual dalam novel ataupun cerpen berwujud berwujud tata cara, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang berlaku di tempat tersebut. Latar spiritual disebut juga dengan latar sosial. Alur Alur atau plot menjadi kerangka dasar suatu tindakan yang bertalian satu sama lain dalam sebuah cerita novel ataupun cerpen. Umumnya, plot novel ataupun cerpen tidaklah sederhana karena pengarang menyusunnya berdasarkan kaitan sebab akibat. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita. Menurut Buku Bahasa Indonesia berjudul Ceritaku Ceritamu, alur dibedakan menjadi tiga hal. Tiga hal tersebut adalah, alur maju, mundur, dan campuran. Alur maju disebut juga dengan alur progresif. Dengan menggunakan jenis alur tersebut, pengarang akan menyajikan cerita secara berurutan mulai dari tahap perkenalan hingga tahap penyelesaian. Alur mundur merupakan proses cerita yang tidak urut. Alur mundur disebut juga dengan alur regresif. Biasanya, pengarang akan menceritakan kisah mulai dari konflik lalu penyelesaian. Kemudian, pengarang akan menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik. Sementara alur campuran atau gabungan adalah alur yang terdiri dari alur maju, dan alur mundur. Sudut Pandang Sudut pandang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Pengarang akan mengklasifikasikan pencerita atau tokoh yang menyampaikan cerita, melalui sudut pandang orang pertama, maupun sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata “aku”. Sementara sudut pandang orang ketiga menggunakan kata “dia”. Sudut pandang orang pertama dapat muncul sebagai pelaku utama, maupun pelaku sampingan. Sudut pandang orang pertama pelaku utama, mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang dialaminya. Sementara sudut pandang orang pertama pelaku sampingan hadir dalam cerita hanya untuk membawa cerita kepada pembaca. Kemudian, tokoh cerita yang dikisahkan akan dibiarkan untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya di sana. Tokoh yang dibiarkan itulah, yang akan menjadi tokoh utama. Tokoh utama umumnya akan banyak tampil untuk membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Amanat Amanat merupakan pesan moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Amanat dapat disampaikan secara implisit ataupun eksplisit. Secara implisit berarti, amanat sifatnya tersirat atau tidak langsung. Biasanya, pembaca dapat mengambil amanat cerita dari, tingkah laku tokoh menjelang cerita pada novel ataupun cerpen berakhir. Sementara amanah yang bersifat eksplisit berarti pengarang di tengah ataupun akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, ujaran, larangan, dan sebagainya secara langsung. Sehingga, pembaca tidak perlu menganalisis lagi amanat cerita dalam novel ataupun cerpen yang sebenarnya.
2. Unsur Ekstrinsik dalam Novel dan Cerpen
Unsur ekstrinsik merupakan situasi yang cenderung subjektif oleh pengarang. Dalam hal ini, pengarang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang akan diutarakan dalam novel ataupun cerpen. Menurut kritikus sastra Rene Wellek dan Austin Warren unsur ekstrinsik dalam novel ataupun cerpen dibedakan ke dalam empat hal, di antaranya:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
UNSUR INTRINSIK
atau
tulisan menarik lainnya
Ega Krisnawati
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 24 MEMBANDINGKAN DUA TEKS KARYA SASTRA (CERPEN)
Kunci Jawaban: A Pembahasan Soal di atas menanyakan kesamaan dua teks cerpen ditinjau dari unsur intrinsik. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level penalaran. Kompetensi yang diuji adalah mampu membandingkan kedua penggalan teks berdasarkan unsur intrinsik teks dengan tepat BACA BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA Kesamaan kedua teks cerpen di atas yaitu unsur intrinsik yang berhubungan dengan latar (Jawaban A). Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (KBBI). Latar yang dominan pada kedua teks tersebut adalah latar tempat dan latar waktu. Pada teks cerpen 1 latar tempat adalah di gang sempit, di sekolah ini, dan kelas. Latar waktu dalam kutipan cerpen 1 adalah sepuluh tahun dan setiap pagi. Latar tempat pada kutipan cerpen 2 adalah di dekat pasar, di jalan kampungku, sebuah surau tua, dan kolam ikan. Latar waktu pada kutipan cerpen 2 adalah beberapa tahun yang lalu. RINGKASAN MATERI UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM CERPENUnsur Intrinsik Cerpen – Cerpen (cerita pendek) merupakan diantara jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Cerpen yang biasa juga dinamakan dengan prosa atau karangan fiksi, memiliki isi pengisahan yang hanya berfokus pada sebatas satu permasalahan atau konflik. Secara singkatnya, jalan cerita pendek hanya berpusat pada satu konflik saja. Ciri-Ciri Cerpen Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang mesti dipahami agar kita dapat membedakannya dengan karya tulis lainnya, diantaranya adalah: · Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata. · Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel. · Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. · Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya. Karena dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah intinya saja. · Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya. · Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya. · Bersifat Fiktif. · Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus. · Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. · Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut. Unsur Intrinsik Cerpen Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut. Salah satu poin saja hilang, maka bangunan tersebut akan roboh. Begitupun dengan unsur intrinsik, jika salah satu unsur ini hilang, maka karya tulis tersebut tidak bisa disebut sebagai cerpen. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya: 1. Tema Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah cerpen tema merupakan ruh atau nyawa dari setiap karya cerpen. Dengan kata lain tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain. 2. Tokoh dan Penokohan
Unsur intrinsik cerpen yang kedua
adalah tokoh. Tokoh atau penokohan adalah salah satu bagian yang wajib ada
dalam sebuah cerpen. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Sedangkan penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah. Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain: · Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.
·
Antagonis:
Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh · Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana. · Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita. Penokohan watak dari 4 tokoh diatas akan disampaikan dengan 2 metode, diantaranya: Analitik, yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai sifat atau watak tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti : keras kepala, penakut, pemberani, pemalu dan lain sebagainya. Dramatik, yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara tersirat. Biasanya disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita. 3. Alur (Plot) Unsur intrinsik yang ketiga adalah alur. Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya: · Tahap perkenalan · Tahap penanjakan · Tahap klimaks · Anti klimaks · Tahap penyelesaian Tahap-tahap alur tersebut harus ada di dalam sebuah cerita. Hal ini bertujuan agar cerita tidak membingungkan orang yang membacanya. Ada 2 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni: · Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya. · Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi. 4. Setting (Latar) Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita tersebut. Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan suasana. 5. Sudut Pandang Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita. 6. Gaya bahasa Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya. 7. Amanat Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut. Unsur Ekstrinsik Cerpen Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen antara lain: 1. Latar Belakang Masyarakat Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut: · Ideologi Negara · Kondisi Politik · Kondisi Sosial · Kondisi Ekonomi 2. Latar Belakang Penulis Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya adalah: · Riwayat Hidup Penulis · Kondisi Psikologis · Aliran Sastra Penulis 3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Dan nilai-nilai tersebut diantaranya adalah: · Nilai Agama · Nilai Sosial · Nilai Moral · Nilai Budaya Posted in UN 2017/2018 SMA/MA on October 16, 2017 by MuhZuhri | Leave a comment |