Perbedaan teori produksi dalam Islam dan konvensional

Mohon Bantuannya,Untuk Menjawab Pertanyaan Dari Soal Ekonomi.Pertanyaan Nya Sebagai Berikut: Cari 1 Masalah Ekonomi Yang Ada Dalam Lingkungan Kalian,S … ertakan Penjelasan, Penyebab,Contoh&Cara Mengatasinya?Sekian Dan Terima Kasih​

tuliskan 5 contoh kebutuhan dan keinginan berserta alasanya​

jelaskan mengapa pendapatan perkapita harus dihitung jelaskan dan berikan contohnya? tolong bantu jawab jangan ngasal ya:)​

Jelaskan manfaat pendapatan nasional dan berikan contohnya?tolong bantu jawab jangan ngasal ya:)​

pernahkah kalian berpikir dari mana kalian mendapatkan makanan dan minuman?? ​

Jelaskan menurut pendapatmu tentang konsep pendapatan nasional dan berikan contohnya?tolong bantu jawab jangan ngasal ya:)​

menuliskan hasil penyelidikan baik lisan maupun tulisan seperti halnya membuat tabel dan bagan termasuk dalam kegiatan A pengamatan B Membuat inferens … i mengomunikasikan D menyimpulkandiberi penjelasan jangan asal jawab anj​

tolong bantu jawab jangan ngasal ya:)​

apakah PDB danpendekatan pengeluaran itu sama? ​

Buatlah studi yang menyebabkan kelangkaan terhadap manusia untuk memenuhi kebutuhan​

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 6 are not shown in this preview.

Amin, Muhammad, Kontribusi Tafsir Kontemporer Dalam Menjawab Persoalan Ummat, Jurnal Substantia Vol.15 No 1 April 2013 Aziz, Abdul, Etika Bisnis Perspektif Islam, Cet I, Bandung: Alfabeta, 2013. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Edwin Nasution, Mustafa dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Efendi, Rustam Produksi dalam Islam, Yogyakarta: Megistra Insania Press, 2003. Ekosuprayitno, Ekonomi Makro Perspektif Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008 Hakim, Lukman, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, PT. Gelora Aksara Pratama, 2012. Idri, Hadis Ekonomi : Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Gruop, 2015. Kadir, Amirudin, Konsep Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Syari’ah, Jurnal Ilmu Ekonomi. Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Khaf, Monzer, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995 Mannan, M. Abdul, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1997. Syarif Chaudry, Muhammad, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.


Page 2

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata produksi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris yaitu "production" yang secara linguistic dapat diartikan penghasilan. 

Sedangkan secara umum produksi adalah menghasilkan, menciptakan, dan membuat. Ketersediaan bahan baku merupakan komponen utama dalam kegiatan produksi, jika tidak ada bahan maka tidak ada proses produksi yang berlangsung. 

Dalam melakukan kegiatan produksi diperlukan tenaga manusia, sumber daya alam, modal, dan keterampilan. Semua komponen tersebut merupakan faktor-faktor produksi.

  • Produksi menurut ekonomi konvensional

Salah satu ekonom di dunia barat yang terkemuka adalah John Maynard Keynes, dalam tulisan ini pemikirannya menjadi representasi konsep produksi dalam perspektif konvensional. 

Menurut Keynes kegiatan produksi dan kepemilikan faktor-faktor produksi masih dapat dilimpahkan kepada pihak swasta, namun bukan berarti pemerintah lepas tanggung jawab dalam masalah perekonomian, pemerintah wajib mengatur kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian. 

Contohnya, pemerintah berperan dalam stabilisasi perekonomian melalui kebijakan-kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan untuk mengatur besarnya permintaan agregat sehingga dapat mempertahankan full employment dan menghindari inflasi maupun deflasi. Peranan pemerintah dalam stabilisasi perekonomian dibutuhkan jika terjadi gangguan dalam menstabilkan perekonomian, berikut gangguan yang dimaksud:

  • Lambannya pertumbuhan ekonomi
  • Tingginya pengangguran dan kemiskinan
  • Inflasi dan defisit anggaran
  • Melambungnya utang luar negeri

Menurut Keynes tujuan akhir dari suatu produksi adalah untuk memuaskan konsumen. Waktu yang telah dihabiskan, terkadang mengeluarkan biaya oleh produsen dan pembelian output oleh konsumen akhir. Sementara para pengusaha dan investor dituntut untuk membentuk ekspektasi kedepan yang berkaitan dengan kebutuhan konsumen yang akan dibayar ketika produsen siap memproduksi barang setelah melewati waktu yang tidak singkat. Hal tersebut diperlukan agar waktu yang digunakan dapat diimbangi oleh hasil output yang dikeluarkan.

Menurut Keynes kelebihan produksi secara umum bisa terjadi. Kelebihan produksi terjadi disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap barangbarang dan jasa tidak cukup kuat. Permintaan yang ada tidak cukup untuk menyerap barang dan jasa yang ditawarkan.

Kemungkinan kekurangan produksi pada umumnya keputusan rumah-tangga untuk konsumsi cukup stabil. Jumlah konsumsi biasanya berubah (naik) jika pendapatan rumahtangga naik. Sedangkan keputusan perusahaan untuk investasi biasanya sukar diterka. Oleh karenanya, gejolak pengeluaran investasi inilah yang sangat menentukan gejolak GDP dan kesempatan kerja. 

Kondisi seperti ini dapat dihentikan jika ada keseimbangan antara permintaaan dan penawaran, serta memungkinan bagi pemerintah untuk andil dalam menggambarkan serta memperkirakan pengeluaran rumah tangga dan banyaknya investasi yang beredar di pasar barang, agar dapat dimanfaatkan untuk informasi tambahan bagi para pelaku bisnis dan investor. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan produksi.

Keynes berpendapat bahwa produksi terjadi lewat peranan tiga unsur yang saling berhubungan yaitu sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja. Sebagian ahli lain menambahkan unsur disiplin. 

Perbedaan teori produksi dalam Islam dan konvensional

Teori Produksi Konvensional.

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills). Tujuan produksi dalam konvensional adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya.

Produksi menurut Kahf dalam prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materilnya, tetapi juga moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Perintah produksi dalam Islam terdapat dalam QS. Yasin ayat 33-35. Tujuan utama produksi dalam Islam adalah memaksimalkan maslahah. Produsen tidak hanya mengejar keuntungan maksimum saja, tetapi juga mengejar tujuan yang lebih luas yaitu falah dunia dan akhirat.

Teori Konsumsi Konvensional

Konsumsi adalah kegiatan manusia menggunakan atau memakai barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Mutu dan jumlah barang atau jasa dapat mencerminkan kemakmuran konsumen tersebut, semakin tinggi mutu dan jumlahnya berarti semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya, dan sebaliknya. Tujuan konsumsi adalah untuk mencapai kepuasan maksimum dari kombinasi barang dan jasa yang digunakan.

Konsumsi dalam prespektif Islam, adalah pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang memberikan maslahah/ kebaikan dunia dan akhirat bagi konsumen itu sendri. Pola konsumsi dalam islam yaitu: mengutamakan akhirat dari pada dunia, konsisten dalam prioritas dan pemenuhannya, serta memperhatikan etika dan norma.

Prinsip-prinsip konsumsi dalam Islam yaitu:

4)      Prinsip Kemurahan Hati

Dalam berkonsumsi, Islam mengajarkan untuk memastikan barang atau jasa tersebut dijamin kehalalannya, toyyib yakni bermanfaat lebih dan terhindar dari kemudharatan, serta larangan berlebih-lebihan (israf) yang mengakibatkan mubadzir dan menghambur-hamburkan uang.

Karim, Adiwarman A. 2002. Ekonomi Mikro Islam. Edisi ke III. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad. 2014. Ekonomi Mikro dalam Prespektif Islam. Yogyakarta: BPFE

Diolah oleh Tim forshei materi