Perbedaan PENALARAN, deduktif dan induktif beserta contohnya

Penalaran deduktif dan penalaran induktif adalah dua proses penalaran yang berlawanan. Keduanya digunakan dalam kombinasi dalam metode ilmiah.

Perbedaan utama antara penalaran deduktif dan induktif adalah bahwa penalaran deduktif melibatkan perpindahan dari pengamatan umum ke kesimpulan khusus, sedangkan penalaran induktif melibatkan perpindahan dari pengamatan khusus ke penjelasan umum.

Apa itu Penalaran Deduktif?

Ini adalah proses penalaran yang dimulai dari pernyataan-pernyataan umum untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Ini melibatkan pemikiran dari umum ke khusus. Metode ini kadang juga disebut pendekatan top-down. Kami menggunakan penalaran deduktif dalam metode ilmiah untuk membuktikan premis dan hipotesis.

Silogisme adalah contoh yang baik untuk menjelaskan penalaran deduktif. Ini menggunakan pernyataan bersyarat untuk membentuk kesimpulan dengan menggabungkan hipotesis satu pernyataan dengan yang lain. Sebagai contoh,

  1. Bayangan adalah seekor anjing.
  2. Semua anjing adalah mamalia.
  3. Oleh karena itu, bayangan adalah mamalia.

Kita dapat mengevaluasi argumen deduktif dalam hal validitas dan kesehatannya. Agar suatu argumen valid, kesimpulannya harus benar jika premisnya benar. Tetapi penting untuk dicatat bahwa sebuah argumen dapat valid bahkan jika satu atau lebih premis salah. Lebih jauh lagi, sebuah argumen masuk akal jika itu valid dan premis-premisnya benar. Menariknya, ada argumen deduktif yang valid secara logis tetapi tidak masuk akal.

Apa itu Penalaran Induktif?

Ini adalah proses penalaran yang bergerak dari pengamatan khusus ke generalisasi yang lebih luas. Oleh karena itu, ini kebalikan dari penalaran deduktif. Kami juga menyebutnya logika bottom-up. Dalam proses penalaran ini, kita melakukan banyak pengamatan, menentukan pola, membuat generalisasi, dan menghasilkan penjelasan/teori.

Misalnya, bayangkan ada sekantong kerikil. Anda memasukkan tangan Anda ke dalamnya dan mengambil kerikil. Kerikil ini ternyata berwarna biru. Anda mengeluarkan kerikil lagi, dan itu juga kerikil biru. Kerikil berikutnya yang Anda ambil juga berwarna biru. Kemudian, Anda sampai pada kesimpulan bahwa semua kerikil di dalam tas ini berwarna biru.

Perbedaan Antara Penalaran Deduktif dan Induktif

Definisi

  • Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang dimulai dari pernyataan umum untuk mencapai kesimpulan logis.
  • Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bergerak dari pengamatan khusus ke generalisasi yang lebih luas.

Umum vs Khusus

  • Penalaran deduktif melibatkan perpindahan dari umum ke khusus.
  • Penalaran induktif melibatkan perpindahan dari khusus ke umum.

Pendekatan

  • Penalaran deduktif melibatkan pendekatan top-down.
  • Penalaran induktif melibatkan pendekatan bottom-up.

Keabsahan

  • Dalam penalaran deduktif, kesimpulan harus benar jika premisnya benar.
  • Dalam penalaran induktif, kebenaran premis tidak serta merta menjamin kebenaran kesimpulan.

Penggunaan

  • Kita biasanya menggunakan penalaran induktif dalam kehidupan kita sehari-hari karena cepat dan mudah digunakan.
  • Penalaran deduktif relatif lebih sulit karena kita membutuhkan fakta yang pasti benar.

Kesimpulan

Singkatnya, penalaran deduktif dan penalaran induktif adalah dua proses penalaran yang berlawanan. Perbedaan utama antara penalaran deduktif dan induktif adalah bahwa penalaran deduktif melibatkan perpindahan dari pengamatan umum ke kesimpulan khusus, sedangkan penalaran induktif melibatkan perpindahan dari pengamatan khusus ke penjelasan umum. Oleh karena itu, penalaran deduktif melibatkan pendekatan top-down, sedangkan penalaran induktif melibatkan pendekatan bottom-up.

  • Perbedaan Apoenzim dan Holoenzim

    Perbedaan Utama - Apoenzim vs Holoenzim. Enzim adalah katalis biologis yang mengkatalisis reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel. Enzim…

  • Perbedaan Implisit dan Eksplisit

    Implisit dan eksplisit adalah dua kata sifat yang kebanyakan orang cenderung gunakan secara bergantian. Namun, ini adalah antonim, yaitu, mereka…

  • Perbedaan Konjungsi dan Transisi

    Baik konjungsi maupun transisi adalah kata dan frasa yang menghubungkan ide bersama. Konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua frasa atau…

  • Perbedaan Apoenzim dan Holoenzim

    Perbedaan Utama - Apoenzim vs Holoenzim. Enzim adalah katalis biologis yang mengkatalisis reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel. Enzim…

  • Perbedaan Apoenzim dan Holoenzim

    Perbedaan Utama - Apoenzim vs Holoenzim. Enzim adalah katalis biologis yang mengkatalisis reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel. Enzim…

Jelaskan perbedaan proses berpikir Induktif dengan proses berpikir deduktif, lengkapi dengan contoh masing-masing!  

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

oleh : Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed.* dan Mustakim, S.Pd.,MM**

Kalau binatang mempunyai kemampuan menalar, maka bukan harimau Jawa yang dilestarikan, melainkan manusia Jawa. Upaya pelestarian dipimpin oleh seekor professor Harimau (Andi Hakim Nasution).

Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia selalu dihadapkan untuk memilih baik-buruk, indah-jelek, jalan benar-jalan salah. Dalam melakukan pilihan ini, manusia berpaling pada pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun terbatas untuk survival. Manusia mengembangkan pengetahuan untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya.

Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena 2 hal :

  1. Punya bahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan pilihan-pilihan yang melatarbelakangi informasi tersebut. (Bertrand Russel : Tak ada anjing yang berkata : ”Ayahku miskin, tapi jujur ”).
  2. Kemampuan berpikir menuntut suatu alur kerangka pikir tertentu, atau penalaran. Instink binatang lebih peka dari manusia, namun binatang tidak bisa bernalar.

Hakikat Penalaran

Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Ciri-ciri Penalaran :

  1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
  2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.

Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

  1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme
  2. Induktif yang berujung pada empirisme

Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih

Contoh :

  • Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
  • Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya:
    • ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
    • ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
    • ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga

Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?

Logika deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual). Sedangkan logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.

Contoh :

  • Semua makhluk punya mata ( premis mayor )
  • Si Adam adalah seorang makhluk ( premis minor )
  • Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )

Kriteria kebenaran :

3+4=75+2=76+1=7

Menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar.

Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar.

Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koherensi.

========================

Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed.*

Wakil Rektor I UHAMKA Jakarta / Mahasiswa Program Doktoral (S3) Administrasi Pendidikan –UPI Bandung .

Mustakim, S.Pd.,MM**

Guru SMP Negeri 2 Parungpanjang Kabupaten Bogor. / Mahasiswa Program Doktoral (S3) Administrasi Pendidikan –UPI Bandung .

Referensi :

  • Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
  • Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
  • Ismaun.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
  • Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka
  • Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta : Univesitas Terbuka

===============

-7.002979 108.457279

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA