Show Pernahkah kamu bertanya, "Mengapa terjadi perbedaan aktivitas penduduk di daerah yang keadaan bentuk muka buminya berbeda?" Kalau iya, sebentar lagi kamu akan memperoleh jawabannya. Keadaan bentuk muka bumi disebut sebagai keadaan fisiografis (cabang ilmu geografi yang mempelajari suatu daerah berdasarkan segi fisiknya). Keadaan Fisiografis IndonesiaBerdasarkan buku Ilmu Pengetahuan Sosial, Sugiharsono, dkk., (2008:2), keadaan fisiografis Indonesia meliputi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan, berikut penjelasannya: Mengapa Terjadi Perbedaan Aktivitas Penduduk di Daerah yang Keadaan Bentuk Muka Buminya Berbeda?, Foto: PixabayPantai merupakan dataran yang berbatasan langsung dengan lautan dan berbentuk landai (semakin mendekati laut, akan semakin sama rata dengan laut). Suhu di pantai pada siang hari sangat panas dengan angin yang cukup kencang. Sedangkan pada malam hari, suhunya cenderung turun menjadi normal. Para penduduk yang mendiami dataran pantai umumnya beraktivitas utama sebagai nelayan. Hal itu terjadi karena dekatnya tempat tinggal mereka ke lautan. Mengapa Terjadi Perbedaan Aktivitas Penduduk di Daerah yang Keadaan Bentuk Muka Buminya Berbeda?, Foto: PixabayDataran rendah adalah permukaan bumi yang terletak di ketinggian 0 sampai 200 meter di atas permukaan laut. Penduduk yang menghuni daerah ini umumnya beraktivitas utama sebagai petani yang menanam padi, tidak bisa menanam stroberi atau teh, karena cuacanya kurang sejuk. Hal itu terjadi karena para penduduk di dataran rendah mudah untuk melakukan pergerakan atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain itu, tanah yang berada di dataran rendah juga memiliki kesuburan yang sangat cocok untuk kegiatan pertanian. Suhu di dataran rendah juga normal, tidak terlalu panas seperti pantai dan tidak terlalu dingin seperti dataran tinggi atau bahkan pegunungan, jadi membuat para penduduknya nyaman untuk melakukan pergerakan. Mengapa Terjadi Perbedaan Aktivitas Penduduk di Daerah yang Keadaan Bentuk Muka Buminya Berbeda?, Foto: PixabayDataran tinggi adalah dataran yang memiliki ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Aktivitas utama yang dilakukan para penduduknya adalah berkebun stroberi atau teh, karena tanahnya yang subur dan cuacanya yang sejuk sangat mendukung kegiatan tersebut. Selain itu, karena wilayahnya cukup sejuk (meskipun tidak sedingin pegunungan), dataran tinggi juga sering dijadikan sebagai objek wisata alam. Contohnya dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, Indonesia. Dengan begitu, penduduk setempat bisa membuka penginapan dan restoran atau menjadi tour guide. Mengapa Terjadi Perbedaan Aktivitas Penduduk di Daerah yang Keadaan Bentuk Muka Buminya Berbeda?, Foto: PixabayDataran pegunungan di Indonesia memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut. Material gunung berapi dapat menyuburkan tanah, didukung dengan cuaca yang sejuk, tanah pegunungan dapat dimanfaatkan oleh para penduduknya sebagai lahan perkebunan teh atau stroberi. Selain itu, mereka juga bisa menjadikan dataran pegunungan sebagai tempat wisata, sehingga bisa mencari nafkah dari usaha menjadi tour guide atau membuka penginapan. Namun, daerah pegunungan sangat rentan terdampak oleh bencana alam, terutama letusan gunung. Oleh karena itu, para penduduk pegunungan harus siap sedia jika terjadi bencana alam. Mengapa Terjadi Perbedaan Aktivitas Penduduk di Daerah yang Keadaan Bentuk Muka Buminya Berbeda?Nah, dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa terjadinya perbedaan aktivitas penduduk di daerah yang keadaan bentuk muka buminya berbeda disebabkan oleh keharusan setiap penduduk untuk beradaptasi dengan keadaan tanah, peluang, dan cuaca dataran yang dihuni. Sekarang kamu sudah paham mengapa terjadi perbedaan aktivitas penduduk di daerah yang keadaan bentuk muka buminya berbeda, kan?(BRP) Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
A. Dataran Rendah Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
B. Bukit dan Perbukitan Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk. Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi. Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah. Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
C. Dataran Tinggi Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk. Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air).Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. D. Gunung dan Pegunungan Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi sebagai tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah terjadinya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau. Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata. Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus kita waspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya-upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita dapat mengerti bagaimana perbedaan-perbedaan aktivitas penduduk dengan berbagai bentuk permukaan bumi, seperti aktivitas penduduk di dataran rendah, aktivitas penduduk di daerah perbukitan, aktivitas penduduk di dataran tinggi dan aktivitas penduduk di daerah pegunungan.Untuk menambah lagi pengetahun kita tentang bentuk muka bumi daratan, silahkan pelajari artikel ini. Adapun bentuk muka bumi di dasar laut dapat dipelajari di artikel ini. catatan : dpal = di atas permukaan air laut |