Home/Artikel/Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak ArtikelKeluargaTausiyah Peran Ayah Dalam Pendidikan AnakUstadz Abu Rufaydah, Lc., MA. 108 5 minutes read Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak bimbingan islam Peran Ayah Dalam Pendidikan AnakAl-Quran menyebutkan beberapa kisah ayah bersama anaknya. Diantaranya adalah kisah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Yaqub dalam surat Al- Baqoroh 132-133, QS. Luqman 12-19, QS. Yusuf. Jika contoh diatas ada pada Nabi dan Rasul. Maka beda halnya dengan Luqman. Beliau adalah hamba Allah yang shalih. Berkat keshalihannya Allah berikan padanya kata-kata hikmah yang menghiasi lembaran Al-Quran. Nasihat Luqman, ia berikan kepada anaknya dan menjadi pelajaran bagi kita. Bahkan untuk pendidikan anak perempuan sekalipun, hendaknya pria tidak melemparkan tanggung jawab kepada wanita. Contohnya adalah bagaimana kesuksesan Nabi Zakaria dalam mendidik dan membesarkan Maryam. مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Keterlibatan ayah dalam pendidikan anak memenuhi gambaran sejarah Islam. Diantaranya adalah : 1. Abu Bakar Ahmad bin Kamil bin Khalaf bin Syajarah al-Baghdadi (350H) Rahimahullah, misalnya, senantiasa memantau pendidikan putrinya, Amat as-Salam (Ummu al-Fath, 390 H) di tengah kesibukannya sebagai hakim. Diriwayatkan oleh al-Atiqi, hafalan hadits Amat as-Salam bahkan selalu dicatat oleh sang ayah. 2. Syaikhul Islam Abu Abbas Ahmad bin Abdillah al-Maghribi al-Fasi (560 H) Rahimahullah juga tercatat mengajari putrinya 7 (tujuh) cara baca al-Quran, serta buku-buku hadits seperti Bukhari dan Muslim. Walaupun ada yang mengatakan bahwa beliau terlalu sibuk dengan dakwah sehingga tidak pernah punya waktu untuk putrinya, namun hal ini dibantah oleh Imam al-Dzahabi yang mengatakan bahwa sulit dipercaya jika ada ulama yang berperilaku seperti ini, sebab perbuatan seperti ini merupakan keburukan yang bertentangan dengan ajaran Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Sang teladan bagi umat manusia ini biasa menggendong cucunya bahkan ketika sedang shalat. 3. Contoh lain bisa kita dapati dari riwayat pakar pendidikan Islam Ibnu Sahnun (256H) Rahimahulah. Disebutkannya, Hakim Isa bin Miskin selalu memanggil dua putrinya setelah shalat Ashar untuk diajari al-Quran dan ilmu pengetahuan lainnya. Demikian pula dengan Asad bin al-Furat, panglima perang yang menaklukkan kota Sicily, ternyata juga mendidik sendiri putrinya. Nama lain yang tercatat dalam sejarah adalah Syaikh al-Qurra, Abu Dawud Sulayman bin Abi Qasim al-Andalusi (496H) dan Imam Ala al-din al-Samarqandi (539H)Rahimahumullah. Melihat contoh-contoh diatas masihkah sebagian ayah beranggapan bahwa mendidik anak-anak adalah tanggung jawab ibu saja, tidak ada kewajiban baginya, kecuali menjamin kebutuhan materi bagi istri dan anak-anaknya. Baca Juga : Pembakaran Bendera Tauhid Yang Menyisakan Kesedihan Bahkan sebagian ayah berlalu seperti orang bisu, tidak ada waktu untuk berdialog, bercanda dan bermain dengan anak-anaknya. Padahal dalam al-Quran dialog antara ayah dengan anaknya disebutkan sebanyak 14 kali. Sedangkan dialog ibu dan anaknya sebanyak 2 kali dan dialog dengan keduanya sebanyak sekali. Syaikh Khalid Ahmad Asy-SyantutRahimahullah berkata: Sebenarnya, seorang ayah itu memiliki peran dalam pendidikan anak yang secara sederhana dimulai sejak dua bukan atau tiga dari masa kelahiran anak. Perannya akan semakin meningkat seiring pertumbuhan anak, sehingga beranjak dewasa, lebih-lebih ketika istri sibuk dengan kelahiran anak berikutnya. Related Articles
Ketika anak telah mencapai usia empat tahun, sang ayah sebaiknya mengajak anaknya ke masjid, pasar, atau berkunjung ke kerabat dan temannya. Mengajak anak agar mendampingi ayah akan menumbuhkan jiwa sosial yang baik, dan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak. Rasulullah adalah sosok teladan dalam segala hal. Ia adalah ayah terbaik bagi anak-anaknya. Suami terbaik bagi istri-istrinya. Kakek terbaik bagi cucu-cucunya. Guru terbaik bagi murid-muridnya. Pemimpin terbaik bagi umatnya, dan seterusnya. Diantara hadits-hadits yang menjelaskan kebersamaan Nabi bersama cucunya adalah :. 1. Dalam Shahihain dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah pernah shalat sambil membawa umamah binti Zainab binti Rasulullah. Zainab adalah istri dari Abul Ash bin Ar-Rabi. Bila berdiri, beliau menggendongnya, sedangkan bila sujud, beliau meletakannya. Hal itu dilakukan oleh beliau adalah shalat wajib 2. Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah mencium hasan bin Ali dan disisi beliau ada Al-Aqra bin Haris. Al-Aqra pun berkata : Saya memiliki sepuluh anak, namun saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka. 3. Nabi juga pernah mencandai Hasan dan Husain. Beliau bergurau dan duduk bersama mereka berdua. Beliau pernah menggendong mereka berdua di punggung beliau. Beliau juga pernah menjulurkan lidahnya ke Husain, dan apabila Husain melihat, ia pun tertawa. Beliau juga pernah menyimpan air di mulut beliau, lalu menyemprotkannya ke wajah Hasan, dan ia pun tertawa. 4. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab Radhiallahu Anhu pernah berjalan merangkak, sedangkan anak-anaknya naik di punggungnya sambil bermain. Umar berjalan seperti kuda. Orang-orangpun masuk dan melihat Khalifah mereka sedang melakukan hal itu. Mereka berkata : Apa engkau pantas melakukan hal itu, Wahai Amirul Mukminin? Seorang ayah hendaknya memberikan pembelajaran kepada anaknya bisa kapan saja. Bisa saat dalam perjalanan, di mobil, dan tidak terfokus didalam rumah. Terutama mengajari anak-anaknya perkara agama. Maka menjadi suatu keharusan bagi seorang ayah untuk mengetahui permasalahan agama, paham halal dan haram, memahami berbagai kiat mendidik, prinsip-prinsip akhlak, dan kaidah-kaidah syariat. Apabila dia telah mengetahui hal tersebut, maka dia harus mempelajari berbagai persoalan agama. Hal ini dimaksudkan agar ayah dapat beribadah kepada Allah berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar. Ketika anak masih kecil, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk. Yang ada dalam dirinya adalah perasan senang yang mendorongnya untuk mengetahui orang yang mengarahkan dan membimbingnya hingga anak hidup dalam pengaruh orang yang membimbingnya. Apabila pengaruh pembimbing dan pengarah perilakunya tidak ada, maka anak akan tumbuh dalam kebingungan, motivasi, dan kepribadian yang lemah. Syaikh Dr. Shalih bin FauzanHafizhohullah menjelaskan bahwa ayah sebagai penanggung jawab terbesar dalam rumah tangga berkewajiban mendidik keluarga serta putra-putrinya untuk mentaati Allah. Ia berkewajiban menumbuh kembangkan semua anggota keluarganya berdasarkan asas ketaatan kepada Allah. Dan senantiasa untuk mengiringinya dengan doa. Sebab di antara doa-doa yang dilantunkan oleh para nabi, adalah doa khusus untuk kebaikan anak-anak dan keturunananya. Di rumah peran Ayah ibarat kepala sekolah, dan ibu sebagai guru. Ayah berperan sebagai seorang konseptor yang merancang kurikulum dan ibu sebagai guru pelaksana. Sehingga lahir para alumni yang baik. BACA JUGA
Demikian artikel peran ayah dalam pendidikan anak, semoga bermanfaat. Disusun oleh: Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA.حفظه الله Baca Juga : Inilah Rasul Yang Terakhir Tags ustadz abu rufaydahUstadz Abu Rufaydah, Lc., MA. 108 5 minutes read |