Penularan tb paru melalui apa saja

Kasus penularan TBC di fasilitas kesehatan sangat sering terjadi, khususnya di negara berkembang, seperti Afrika Selatan dan Asia Tenggara.

Kondisi ini umumnya disebabkan karena fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas, terlalu ramai dipadati orang, sehingga risiko penularan pun lebih tinggi.

Masih dari jurnal yang sama, penularan penyakit di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya ini 10 kali lebih tinggi dibanding tempat lainnya.

2. Penularan di rumah

Apabila Anda tinggal satu rumah dengan penderita TBC, penularan pun lebih mudah terjadi. Hal ini dikarenakan Anda terpapar bakteri dalam durasi yang lebih lama. Ada kemungkinan pula bakteri hidup lebih lama di udara dalam rumah Anda.

Diperkirakan, kemungkinan seseorang untuk tertular TBC apabila tinggal bersama penderita dapat mencapai 15 kali lipat lebih besar dibanding penularan di luar rumah.

3. Penularan di penjara

Di penjara, baik tahanan maupun petugasnya, sama-sama memiliki risiko yang cukup tinggi tertular TB paru. Risiko tersebut semakin tinggi di penjara-penjara yang berada di negara berkembang.

Umumnya, kondisi di penjara yang tidak dilengkapi dengan ventilasi yang cukup membuat sirkulasi udara memburuk. Hal inilah yang menyebabkan penularan TBC lebih mudah terjadi.

Berdasarkan sebuah studi pada jurnal South African Medical Journal mengenai kasus TBC di penjara di Afrika Selatan, persentase risiko penularan TBC di penjara dapat mencapai sekitar 90 persen.

Penting untuk Anda ketahui bahwa cara penularan TBC hanya terjadi melalui penyebaran di udara. Ini artinya, Anda tidak akan tertular hanya dengan menyentuh penderita yang mengidap penyakit ini.

Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa bakteri TBC tidak ditularkan lewat:

  • Makanan atau air
  • Melalui kontak kulit, seperti bersalaman atau berpelukan dengan penderita TBC
  • Duduk di kloset
  • Berbagi sikat gigi dengan penderita TBC
  • Mengenakan pakaian penderita TBC
  • Melalui aktivitas seksual

Lain lagi ceritanya jika Anda berdekatan dengan penderita dan tidak sengaja menghirup udara yang mengandung droplet dari tubuh penderita. Droplet tersebut dapat menyebar di udara ketika penderita bersin atau batuk, bahkan mungkin saat berbicara.

Sayangnya, stigma mengenai cara penularan penyakit TBC masih cukup tinggi di negara-negara berkembang, terutama yang masih belum mendapatkan edukasi mengenai TBC secara mendalam.

Akibatnya, banyak orang yang masih percaya bahwa penularan dapat terjadi melalui makanan, minuman, kontak kulit, atau bahkan keturunan.

Faktor keterpaparan meningkatkan risiko penularan TBC

Batuk menerus

Dilansir dari Central for Disease Control and Prevention, keterpaparan seseorang terhadap penularan bakteri TBC ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Kedekatan atau jarak antara penderita dengan orang yang sehat: semakin dekat jarak kontak antara orang yang sehat dengan penderita, semakin besar peluang terinfeksi bakteri TBC.
  • Frekuensi atau seberapa sering Anda terpapar: semakin sering orang sehat berinteraksi dengan pasien, maka semakin berisiko tertular TBC.
  • Durasi atau seberapa lama paparan terjadi: semakin lama orang sehat berinteraksi dengan pasien, maka risiko penularan TBC semakin tinggi.

Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai jika berinteraksi dengan orang yang menunjukkan gejala TBC seperti:

  • Batuk terus-menerus (selama lebih dari 3 minggu).
  • Sesak napas
  • Sering berkeringat di malam hari

Bagi penderita TB paru aktif, Anda bisa membuat orang sehat jadi lebih berisiko tertular jika:

  • Tidak menutup hidung dan mulut saat sedang batuk.
  • Tidak menjalani pengobatan TBC dengan tepat, misalnya tidak sesuai dosis atau berhenti sebelum habis.
  • Menjalani prosedur medis seperti bronkoskopi, induksi dahak, atau menerima obat-obatan aerosol.
  • Adanya kelainan saat dicek dengan radiografi dada.
  • Hasil pemeriksaan TBC yaitu kultur dahak menunjukkan adanya bakteri M. tuberculosis.

Lalu, bagaimana cara mencegah penularan TBC?

Berbaring di kasur karena anak batuk terus

Mengetahui cara mencegah penularan TBC sangat penting untuk menjaga kesehatan sekaligus menghindari penyebaran penyakit lebih luas.

KOMPAS.com - Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis.

Bakteri penyebab TBC umumnya menginfeksi paru-paru. Terkadang, penyakit ini juga menyerang kelenjar getah bening, tulang, ginjal, otak, atau organ lainnya.

Berikut penjelasan lebih lanjut terkait fakta seputar penularan TBC yang perlu diketahui.

Baca juga: Mengapa Penderita TBC Mengalami Penurunan Berat Badan?

Melansir laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegah Penyakit (CDC) AS, TBC termasuk penyakit menular.

Ketika seseorang menghirup bakteri TBC, bakteri tersebut dapat menetap di paru-paru dan berkembang biak.

Dari sana, bakteri dapat berpindah melalui darah ke bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, sampai ke otak.

Penyakit TBC yang berkembang di paru-paru, tenggorokan, atau saluran pernapasan bisa sangat menular dari satu penderita ke orang di sekitarnya.

Namun, TBC yang menyerang kelenjar getah bening, ginjal, atau tulang belakang biasanya tidak menular.

Penderita TBC paling mungkin menularkan penyakitnya kepada orang sekitar yang menghabiskan waktu bersama paling sering setiap hari. Seperti anggota keluarga, teman dekat, rekan kerja, atau teman sekolah.

Baca juga: TBC Kelenjar: Gejala, Cara Mengobati, Cara Mencegah

Dilansir dari MedicineNet, kuman penyebab TBC bisa menular ketika penderita batuk, bersin, bicara, atau bernyanyi.

Penyakit menular ini termasuk penyakit airborne atau bisa menular lewat udara. Orang lain yang tidak sengaja menghirup bakteri aerosol ini bisa terinfeksi.

Baca juga: Sakit Punggung Bisa Jadi Ciri-ciri TBC Tulang

Perlu diketahui, TBC tidak menular lewat:

  • Salaman atau jabat tangan
  • Berbagi makanan atau minuman
  • Menyentuh seprai, kursi, atau bekas meja penderita
  • Berbagi sikat gigi
  • Berciuman

Beberapa orang yang terinfeksi TBC tapi tidak menunjukkan gejala karena tubuhnya bisa mencegah pertumbuhan organisme TBC disebut memiliki TBC laten.

Selama penderita TBC laten bisa mengontrol bakteri penyebab penyakit berkembang biak, penderita tidak dapat menularkan penyakitnya.

Namun, ketika penderita TBC laten tidak mampu lagi menekan pertumbuhan bakteri penyebab TBC di tubuhnya, seseorang dapat menularkan penyakitnya.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan selama beberapa saat di tubuh orang yang sudah meninggal.

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Emfisema yang Bisa Merusak Paru-paru

Kapan penyakit TBC dapat menular?

Masa ketika penyakit masuk ke tubuh sampai muncul gejala TBC bisa berlangsung antara dua sampai 12 minggu.

Risiko untuk mengembangkan penyakit ini paling tinggi dalam kurun waktu dua tahun sejak terinfeksi.

Penyakit TBC bisa menular apabila tidak diobati. Beberapa pasien TBC sudah tidak menularkan penyakitnya setelah dua minggu menjalani pengobatan intensif.

Tapi ada juga penderita yang butuh waktu berbulan-bulan minum obat TBC sampai kuman penyebab TBC sudah tidak aktif di dalam tubuh dan mereka tidak bisa menularkan penyakitnya.

Terapi obat TBC baik untuk infeksi aktif maupun infeksi laten umumnya berlangsung selama enam bulan sampai sembilan bulan.

Lewat pemeriksaan medis, dokter dapat memantau kemajuan pengobatan TBC.

Termasuk kapan perlu ganti obat, melanjutkan terapi obat, atau menyatakan pengobatan sudah tuntas dan penderita sudah tidak lagi menularkan penyakitnya.

Apakah TBC bisa menular lewat sentuhan?

Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik (seperti berjabat tangan) atau menyentuh peralatan yang telah terkontaminasi bakteri TB. Selain itu, berbagi makanan atau minuman dengan penderita tuberkulosis juga tidak menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.

Penyakit paru

Infeksi paru-paru disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Penyebab infeksi paru-paru tersebut dapat menular melalui udara saat penderitanya batuk, bersin, atau melakukan kontak dekat dengan orang lain.

Apakah penyakit TB paru dapat menular?

TB adalah penyakit yang dapat menular secara droplet, yaitu ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah dari orang lain pengidap TB. paling sering melalui batuk atau bersin, sehingga risikonya cukup tinggi. Baca juga: Tak Hanya Paru, TBC Juga Bisa Menyerang Bagian Tubuh Ini!

Bagaimanakah risiko tertinggi terjadinya penularan TB Paru?

Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.