Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan iman dan taqwa.

Brebes, NU Online

Kecerdasan dan kecanggihan manusia harus dilandasi keimanan dan ketakwaan, Insyaallah akan membawa manfaat dan keberkahan pada diri sendiri dan umat lain. Namun apabila, tidak ada landasan yang kuat, justru akan merusak dan merugikan orang lain. 

Demikian disampaikan KH Nasir Abdul Azis penceramah dari Banyumas, Jawa Tengah saat peringatan Isra Mi’raj di halaman pondok pesantren Majelisul Mutaalimin Desa Kutamendala Tonjong, Brebes, Ahad (1/5) lalu. 

Menurutnya, orang yang cerdas dan memiliki kecanggihan teknologi bila tidak punya iman justru berbuat yang bisa meluluhlantakan kehidupan manusia. Karena sifat serakahnya lebih menguasai ketimbang nuraninya. Sehingga apapun dilakukan dengan menghalalkan segala cara. “Peganglah iman dan takwa sebagai landasan kehidupan,” ajaknya.

Sebagai orang NU, lanjutnya, juga harus mempedomani Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), jangan sampai jadi  warga NU terpengaruh dengan aliran-aliran menyesatkan. Dengan demikian bisa berfastabiqul Khoirat, atau berlomba-lomba kebagusan dalam beramal untuk mencapai ridlo Allah SWT.

Kepada Banser, Ansor harus pula memegang teguh NKRI adalah harga mati, sebagai bukti pengamalan mempertahankan NKRI.

Dihadapan 600 orang lebih pengunjung, Kiai Nasir berharap semoga peringatan Isra' Mi'raj yang mengusung tema "Kita tingkatkan ibadah kita" mudah-mudahan hadirin selalu diberikan keimanan, keislaman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 

Pengajian yang diprakarsai Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Tonjong itu, juga dihadiri pengasuh ponpes Maejlisul Muta’alimin Kutamendala Tonjong KH Khoeron Syatibi, Camat Tonjong Sumarno, Kades Kutamendala Johar, sejumlah tokoh agama. Tokoh masyarakat, Fatayat NU, Banser, Ansor, Santri dan alim ulama desa Kutamendala dan Kecamatan Tongjong. (Wasdiun/Fathoni)

Latihan 3.1 PR Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan penduduk Indonesia! 2. Terangkan perbandingan pen … duduk Indonesia dengan dunia tahun 201 5 Bagaimana rumus kepadatan penduduk itu? 4. Tuliskan pendapatmu tentang kepadatan penduduk DKI Jakarta tahun 2015 3. Apa manfaat komposisi penduduk berdasarkan pendidikan?​

Australia merupakan negara maju. Produk ekspor utama Negara Australia adalah....​

Mengapa AS mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Inggris sejak awal kelahirannya hingga sekarang​

jelaskan mengapa keberagaman budaya yang di miliki Indonesia menjadi faktor yang menguntungkan​

Apa keterkaitan Indonesia dengan Eropa? ​

tolong bantu ya smoga kalian bisa​

tolong dong kk,besok dikumpulkan​

mengapa transportasi laut lebih unggul di banding transportasi darat​

tolong dong kk plis,besok dikumpulkan​

Jelaskan apa perubahan ruang interaksi di benua Asia dan lainnya​

Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar

Istimewa

Anak-anak sedang belajar (ilustrasi)

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Faozan Omar

Tak bisa dimungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar mulai dari ayunan sampai ke liang kubur, bahkan sampai ke negeri Cina. Islam memberikan pahala bagi setiap umatnya yang melangkahkan kakinya untuk belajar.

Rasulullah Muhammad SAW sangat menyukai umatnya yang lelah karena mempelajari ilmu pengetahuan dan mengajarkannya (QS Ali Imran 79) sehingga memberi manfaat tidak hanya untuk dirinya tetapi juga orang lain. Allah menjanjikan akan mengangkat derajat setiap hamba-Nya karena iman dan ilmu pengetahuan yang dikuasainya (QS ar- Ra'du: 11).

Itulah sebabnya para pendiri bangsa ini telah dengan tegas menjelaskan dalam mukadimah UUD 1945 bahwa tujuan Indonesia merdeka salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hanya bangsa yang rakyatnya cerdas yang akan menjadi maju dan makmur.

Karena itu, ikhtiar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus terus-menerus dilakukan. Dukungan semua pihak diperlukan agar bangsa Indonesia yang besar dan multikultural ini terus beranjak maju menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai Tuhan.

Sahabat Ali bin Abi Thalib RA mengatakan, "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka akan hidup tidak pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian." Maknanya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu bersifat dinamis, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan.

Karena itu, materi yang diajarkan, cara mengajar, dan alat pembelajarannya juga harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan zaman sehingga selalu relevan dan kontekstual dengan kebutuhan. Kini sebanyak 2/3 penduduk bumi telah terhubung internet. Demikian pula Indonesia. Menurut data APJII (2018), dari 264 juta penduduk, sudah 170 juta yang terhubung internet.

Hal ini berarti 65 persen sudah penduduk kita hidup sebagai connected society. Bahkan, bukan hanya manusia yang terhubung melainkan juga benda-benda di sekitar kita. Semua saling terhubung dan bisa digerakkan dari jarak jauh dan diberdayakan (Kasali, 2019).

Salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencerdaskan bangsa adalah program digitalisasi sekolah. Dengan program ini, pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), sehingga dapat merasakan pengalaman yang luar biasa dengan belajar melalui media digital.

Karena itu, ikhtiar memeratakan pendidikan melalui digitalisasi sekolah tidak hanya melaksanakan tugas konstitusi untuk mencerdaskan bangsa, tetapi juga sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian, SDM unggul dapat diraih dan Indonesia dapat menjadi negara yang maju karena penguasaan ilmu pengetahuan maupun teknologi.

Apalagi, jika disertai dengan penguatan iman dan takwa, generasi muda yang unggul dalam imtak dan iptek, sebagaimana yang pernah digagas Presiden BJ Habibie, dapat terwujud. Semoga. Wallahualam

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan iman dan taqwa.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan iman dan taqwa.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam hidup ini tidak telepas dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan teknologi Dan IMTAQ(Iman dan Taqwa, Iptek dapat dispesifikasikan sebagai ilmu/berilmu sedangkan Imtaq sendiri sebagai Iman/Beriman, keseimbangan yang maksud disini contohnya dalam mengoperasikan teknologi yang ada untuk mengolah suatu Ilmu maka disinilah Iptek berperan adapun peran Imtaq dalam hal ini sebagai suatu pengaturan jiwa sehingga melahirkan moralitas yang etis, contohnya dalam mengolah ilmu tadi dengan menggunakan teknologi sesuai kebutuhan pengolahan tentunya membutuhkan kesabaran atau kebesaran jiwa dalam menghadapi segala tantangan,kendala-kendala,atau hambatan dalam menyelesaikannya. kita ke contoh yang lebih spesifik lagi . sebagai penyandang status penuntut ilmu/mahasiswa tentunya yang menjadi tantangan dalam dunia mahasiswa adalah penyelesaian tugas baik tugas awal,pertengahan,da akhir selama mengikuti perkuliahan sesungguhnya membutuhkan kesabaran yang kuat, dan kesabaran ini dapat kita sadari ketika mindset kita tentang hubungan kita kepada-Nya, bagaimana kita berfikir positif terhadap segala ujian yang diberikan baik itu ujian berupa musibah maupun ujian berupa kesenangan. masih terkait dengan kesabaran kita menghadapi tantangan dalam dunia mahasiswa tentu peran kita sebagai agen of change. sangat berperan dalam keilmuan lebih peka terhadap realitas kehidupan , dan yang menjadi pondasinya adalah keimanan atau Imtaq itu sendiri dengan kita memiliki jiwa yang taat dan yakin keberadaan sang pencipta , niscaya kita akan selalu menjadi magnet keberkahan dan hidayah. dalam surah Ar-Rahman ayat 33 dijelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk melintasi bumi dan langit, dan melakukan itu manusia harus memiliki kekuatan: baik kekuatan keilmuan (Iptek) maupun kekuatan keimanan (Imtaq) sungguh jelas maksud dari ayat tersebut bahwa kedua komponen ini tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan demi mencapai kesejahteraan manusia dunia dan akhirat.

Writer : By Mirnawati Sapar