Pengaruh teknologi terhadap karakter generasi milenial

BANDUNG,LK -  Berkembangnya teknologi dan masuknya dunia digital ke hampir semua lini kehidupan, mengubah banyak hal, tak terkecuali perilaku manusia. Era digitall mengubah banyak hal dan secara langsung mengubah pola pikir seseorang saat sedang melakukan sesuatu.

Dalam acara Studium Generale KU 4078 yang diadakan kemarin (12/2), Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Muhammad Iqbal., M.Si., Ph.d mengungkapkan generasi muda Indonesia perlahan mulai meninggalkan karakter bangsanya. Bahkan, ia menilai karakter generasi muda saat ini sangat bergantung pada trend yang beredar melalui digital termasuk media sosial.

“Tantangan negeri ini cukup berat. Dengan berbagai kasus yang menimpa perilaku masyarakatnya, memperlihatkan bahwa negeri ini terancam karakter kebangsaannya. Banyak kasus kekerasan, pornogradi, kemiskinan, minimnya ketahanan keluarga, korupsi dan bahkan narkoba. Dan mengerikannya, saat ini pornografi pun dengan mudahnya diakses di era digital. Inilah ancaman sebenenarnya yang bahkan sama berbahayanya dengan narkoba itu sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, dengan tantangan yang begitu banyak, menjadi PR besar bagi bangsa Indonnesia untuk tetap bisa membangun karakter bangsa ini pada setiap generasi calon pemimpin bangsa ke depannya. Terlebih, gadget yang dengan mudahnya didapatkan oleh siapa saja, memberikan akses yang tidak terbatas pada siapa pun, bahkan anak-anak. Ia menilai bahwa gadget inilah permulaan masuknya berbagai hal yang bisa mengubah perilaku manusia.

Pengaruh teknologi terhadap karakter generasi milenial

Permasalahannya, semakin maju teknologi memang membuat generasi muda menjadi cerdas secara kognitif namun lemah secara afektif. Hal ini tampak pada keseharian, dimana membully, menghina dengan terang-terangan di media sosial, perilaku kekerasan, hingga karakter seksual menyimpang tak lagi menjadi hal yang tabu atau bahkan malu untuk diperlihatkan. Tanpa disadari, kata Iqbal, gadget dan media sosial membuat banyak generasi-generasi penggunanya menjadi manusia yang manipulatif, seolah-olah tidak sesuai dengan kenyataannya.

Di tengah berkecamuknya dampak-dampak tersebut, solusi pendidikan yang berkarakter kebangsaan dan dibentengi dengan keyakinan pada nilai-nilai norma ketuhanan dan sosial, menjadi solusi yang tidak mudah untuk ditegakkan. Terlebih era revolusi industri 4.0 memaksa manusia untuk berubah, seiring dengan perubahan penemuan teknologi baru yang semakin cepat.

“Kembali lagi, bahwa penguatan karakter kebangsaan dan akhlak yang baik sedari dini, sejak di lingkungan keluarga sangat perlu ditekankan. Jangan sampai dengan kemajuan teknologi ini, handphone pintar tapi manusia bodoh, smart-phone, dump-people,” pungkasnya.

SALATIGA – Pendidikan karakter bagi generasi muda khususnya anak sekolah sangat penting dilakukan. Agar generasi milenial ini mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak dan terhindar dari pengaruh negatifnya.

” Sebagai generasi muda yang hidup di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, sangat perlu  menyesuaikan diri agar bisa mengikuti perkembangan zaman. Namun perkembangan teknologi informasi tadi harus bisa disikapi dengan baik, karena akan membawa dampak yang luar biasa. Dengan adanya internet seolah-olah kita diberi kemudahan dalam berbagai hal dengan sekali sentuh saja,” Ujar Asisten 1 Sekda Kota Salatiga Drs. Gati Setiti, M.Hum saat mewakili Walikota Salatiga pada pembukaan Seminar Pendidikan dengan tema pembentukan karakter di era digital dan media sosial(medsos) di Ruang Kaloka Lantai IV, Gedung Setda Kota Salatiga, Sabtu (12/5).

Menurutnya, pengaruhnya media sosial harus disikapi dengan baik agar pengaruh positifnya bisa memberikan manfaat, sedangkan anak-anak sekolah juga harus bisa menyikapi pengaruh negatif  yang ditimbulkannya dengan baik. Karena hal tersebut sangat berbahaya untuk generasi muda.

” Saya tekankan dalam menggunakan internet khususnya media sosial harus terkontrol. Maka adanya budaya acuh, bully, minim empati, tidak ada saling hormati adalah contoh pengaruh negatifnya.  Kita harus pagari anak-anak kita ini agar berperilaku  baik,” Tambah Gati.

Lanjutnya, dirinya mengajak bapak dan ibu guru untuk memberikan perhatian kepada anak didiknya. Siswa didik kita adalah para generasi muda dan masa depan bangsa. Menurutnya, mereka sepatutnya mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang benar.

” Kita berkewajiban untuk mengarahkan, mendidik anak-anak untuk menggunakan teknologi secara bijak. Bapak ibu guru harus bisa menjadi teladan dalam penggunaan media sosial dengan baik,” Pungkasnya.

Senada yang dikatakan oleh Asisten 1 Setda, Gati Setiti, Drs. Zaenuri, M.Pd selaku Ketua PGRI Kota Salatiga mengatakan bahwa perkembangan teknologi harus bisa diimbangi dengan pendidikan karakter yang baik untuk siswa didik,  agar pengaruhnya bisa berguna dan tidak berpengaruh buruk kepada sikap dan perbuatannya. Kata dia, saat ini muncul berbagai macam berita yang dapat kita akses dengan cepat  melalui telepon pintar, dan anak-anak kita mungkin bisa mengaksesnya. Oleh karena itu, kita sebagai pengajar harus bisa mengawasinya baik-baik.

”  Guru yang tergabung dalam PGRI wajib mengawasi, mendampingi dan memberikan bimbingan kepada anak didik kita.  Mana-mana  yang baik dan yang buruk, agar tidak memberikan dampak yang negatif,” Jelas Zaenuri.

Zaenuri menambahkan bahwa di era digital ini, kita sebagai orang tua disekolah harus bisa mengarahkan dan membina anak agar dalam pemanfaatan teknologi dengan tepat guna. Karakter dan kepribadian harus kita bina dengan baik sehingga memberikan pendidikan, wawasan dan pengetahuan yang tepat kepada siswa.

Seminar pendidikan ini diikuti oleh 225 peserta. Mereka adalah guru dari TK-RA, SD-MI, SMP-MTS, SMA-MA di Kota Salatiga. Selain itu juga menghadirkan narasumber yakni masing-masing dari rektor IAIN Salatiga dengan materi pendidikan karakter di era milenial, kemudian pembicara kedua dari Dekan FTI UKSW, Wiwin Sulistyo dengan materi pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial yang beretika, kemudian yang ketiga adalah Kapolres Salatiga dengan materi pengenalan tindak pidana siber.

— 

Pengaruh teknologi terhadap karakter generasi milenial

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Pengaruh teknologi terhadap karakter generasi milenial

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Pengaruh teknologi terhadap karakter generasi milenial

Generasi millennial sangatlah mahir dalam menggunakan teknologi berbasis internet. Adanya teknologi digital ini membuat kita semua yang terhubung ke sosial media yang lama-kelamaan menjadi candu bagi para remaja di generasi Z maupun generasi millennial. Kecanduan ini membuat mereka betah berlama-lama membuka sosial media melalui smartphone ataupun tablet. Sosial media yang sering digunakan remaja saat ini antara lain adalah Instagram, Facebook, Twitter, Line, dan lain-lain.

Sosial media adalah sebuah media online yang dapat menghubungkan para penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan menciptakan konten. Karena itulah muncul istilah content creator, orang yang membuat konten di media sosial baik dalam bentuk video, foto, atau tulisan. Sosial media memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang karena platform ini mampu menghadirkan interaksi interaktif antar dua orang yang terpisah jarak sangat jauh sekalipun.

Meski disukai dan digunakan oleh hampir semua orang, ternyata media sosial menyimpan sisi gelap. Ada sejumlah dampak negatif dari media sosial yang sulit untuk dihindari.

  1. Memicu cyber-bullying

Secara tidak langsung media sosial membuat kaum remaja merasa dituntut untuk mengubah karakter atau penampilannya sesuai dengan standar ideal kebanyakan orang. sudah banyak orang terkenal yang kerap menjadi korban cyber-bullying karena tidak memenuhi standar atau harapan tertentu dari netizen. Hal ini sangat buruk dampaknya terhadap sisi psikologis seseorang karena bisa menyebabkan depresi yang parah.

  1. Mengganggu kegiatan lain

Pada umumnya remaja harus belajar dan mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Namun sosial media sering menjadi distraksi yang sangat mengganggu. Banyak siswa yang menjadi malas melakukan berbagai kegiatan lain karena terlalu asyik bermain dengan media sosialnya.

  1. Menjadi antisosial

Terlalu banyak berinteraksi secara virtual dapat membuat kita seakan lupa bagaimana caranya berinteraksi dengan orang di dunia nyata. Kalau kita tidak hati-hati, bisa jadi media sosial membuat orang tidak bisa membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sekitarnya.

  1. Kejahatan di dunia maya

Cybercrime adalah hal yang makin sering terjadi belakangan ini. Di media sosial banyak orang yang ditipu karena sang penjahat memakai akun palsu atau bersikap ramah untuk menggali informasi tertentu. Saat ini ada begitu banyak cara baru untuk melakukan kejahatan sehingga kita perlu waspada dalam menggunakan media sosial.