Pattani berasal dari kata Al Fattani yang berarti

Pattani berasal dari kata Al Fattani yang berarti
Pattani berasal dari kata Al Fattani yang berarti
Sumber www.peninggalan-thailand.com

dakwatuna.com – Thailand biasa disebut juga Muangthai Risabah, atau Siam, atau Negeri Gajah Putih. Terletak disebelah utara Malaysia, dan sering dilukiskan sebagai bunga di atas tangkai. Thailand adalah negeri di Asia yang tak pernah dijajah oleh kekuasaan barat atau negara lain.

Banyak sekali sejarawan dan perbedaan pendapat serta penjeleasan yang dapat kita temui tentang sejarah bagaimana masuknya islam di negeri Gajah Putih.

Mengingat kebanyakan penduduk Thailand yang menganut agama Budhisme, muslim di negara ini masih tergolong minoritas dibandingkan dengan keseluruhan penduduknya, dapat kita bayangkan bagaimana saudara muslim kita memperjuangkan agamanya disini, akan tetapi karena kebijakan pemerintah di negara ini mereka semua saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Bagaimana tidak, lain dengan muslim yang berada di Eropa, muslim juga menjadi minoritas di sana namun pemerintahan di Eropa yang mengadakan intervensi karena umat muslim dianggap mendiskriminasi perempuan di Inggris. Islam lahir dan tumbuh di negeri Siam tak ada yang tau kapan dan bagaimana pastinya namun garis besar dari semua yang telah terjadi karena daerah ini menjadi jalur perdagangan, dan berangkat dari pedagang Arab yang mukim di Siam dan mendapat izin dari Sang Raja untuk mendirikan masjid dan mereka melakukan interaksi dengan penduduk lokal non-muslim.

Karena Islam tumbuh di negara ini menurut sejarawan para muslim ikut andil dalam pertahanan kota Ayudya dari serangan tentara Birma. Hanya sebagian kecil Siam yang belum dikuasai oleh Birma namun di bawah pimpinan Phya Cakri dan kaum muslimin Ayudya dapat direbut kembali dan dibangun menjadi kota Bangkok.

Penduduk Muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di Propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyah Pattani. Proses masuknya Islam di Thailand bermula sejak Kerajaan Siam mengambilalih (acquisition) Kerajaan Pattani Raya. Pattani berasal dari kata Al-Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah banyak lahir ulama dan cendikiawan muslim terkenal.

Pada abad ke-2 Pattani, Yala, Narrawita merupakan wilayah kesultanan Pattani awal kerajaan tertua di Semenanjung Malaya. Sebagai wilayah otonom perdagangan di pattani berkembang pesat. Karena letak negara yang mudah dijangkau yang menjadi jalur perdangan juga penyebaran agama hal ini memudahkan seorang utusan yang pada masa khalifah Umar bin Khatab untuk mensiarkan agama islam di kawasan Asia Tenggara (teori Arab).

Suatu ketika raja Pattani Phya Tu Nakpa (Sultan Ismail Shah) yang dikabarkan sakit tak kunjung sembuh yang pada ahirnya diobati oleh seorang tabib, dengan syarat apabila raja sembuh harus memeluk Islam. Layaknya cerita dongeng Islam lahir di Pattani namun begitu adanya sejarawan mencatat.

Hubungan diplomatik terjalin dengan kerajaan Islam lainnya. Dan Pattani jadi satu titik penting dalam perdagangan selat malaka. Berangkat dari hal ini kawasan ini menjadi meningkat dan menjadi satu entitas sosio-politik relegius, dan terus menikmati identitas penuh yang terpisah dari kerajaan Thai-Budha yang berdiri di Utara.

Umat Islam memang memiliki sejarah yang panjang dalam kerajaan Thailand, hubungan pedagang muslim yang datang dari pesisir arab dengan masyarakat Thailand dan peran mereka pun dapat ditelusuri juga pada kerajaan Ayyuthaya. Hal ini bermula pada dua orang bersaudara dari Persia, yaitu Syaikh Ahmad dan Muhammad Syaid yang jugadisebut Khaek Chao Sen, yang bermukim di Kerajaan dan mendakwahkan agama Islam di sekitar Kerajaan. Perdagangan merupakan faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan Ayyuthaya.

Islam di Thailand memiliki kemajuan. Pastinya hal ini atas perjuangan panjang masyarakat muslim di Thailand, dimana pada ahirnya pemerintahan Thailand memperbolehkan warga muslim Thailand untuk menyelenggarakan pendidikan Islam. Kesempatan ini tidak dilewatkan oleh umat muslim di Thailand untuk menyelenggarakan pendidikan Islam. Sejauh ini tercatat 200 pendidikan Islam dan kisaran 2000 masjid berdiri di Thailand. Bahkan beberapa dari 200 lembaga itu menggunakan sistem pendidikan pesantren seperti yang ada di Indonesia.

Dalam kemajuan Pendidikan Islam di Thailand mahasiswa pun turut berperan aktif, dengan mengadakan kegiatan untuk anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu muslim Thailand, seperti seminar keagamaan atau majelis-majelis ilmu dalam setiap minggunya. Masyarakat dan pelajar Islam Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngajikhun.

Acara ini dilaksanakan di berbagai wilayah di Thailand. Dan juga tidak hanya dilakukan dalam negeri saja melainkan banyak kader-kader yang dikirim ke Luar Negeri, dengan itu Program pengembangan pendidikan Islam di Thailand sudah mencapai lebih dari sekedar nasional dan regional. Umat Islam Thailand bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan Negara lain, baik nasional maupun internasional untuk mengadakan seminar, atau memberikan kuliah gratis ke luar negeri kepada kader-kadernya ke berbagai universitas dunia, seperti Al-Azar, Mesir dan Universitas Madinah, Saudi Arabia.

Demikianlah kehidupan Islam di Negeri Gajah Putih. Barangkali kita tidak pernah berfikir bahwasannya ada beberapa saudara kita seiman yang terus berjuang hidup sambil mempertahankan aqidahnya di manapun mereka berada. Semoga hal ini dapat membuat kita untuk senantiasa bersyukur dan juga semakin bersemangat menuntut ilmu. Mereka dengan segala keterbatasan ruang gerak, masih terus berusaha untuk mencari dan memahami kebenaran dinul Islam. Semoga Allah selalu menjaga kita dan senantiasa meridhai dan memberikan petunjuk kepada kita. (ayuha/dakwatuna.com)

Thailand biasa disebut juga Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau Siam, atau negeri Gajah Putih, terletak di sebelah utara Malaysia, dan sering dilukiskan sebagai bunga yang mekar di atas sebuah tangkai. Thailand berarti negeri yang merdeka, karena memang merupakan satu-satunya negeri di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh kekuasaan Barat atau negara lain. Di Thailand, negeri yang mayoritasnya beragama Budha, terdapat lebih dari 10% penduduk muslim dari seluruh populasi penduduk Thailand yang berjumlah kurang lebih 67 juta orang. Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di Propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat, dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyah Pattani.

Islam masuk ke Thailand sejak pertengahan abad ke-19. Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakuisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thai sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari  kata Al-Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal.

Baca Juga:  Dalil Mengharuskan Berpergian Wanita dengan Mahram

Perkembangan  Islam di Thailand semakin  pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun  beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga muslim bahkan mampu menggalang  dana dan mendirikan masjid sebagai sarana  ibadah, sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1949 oleh warga Indonesia dan komunitas muslim asli Thailand. Tanah wakaf masjid ini adalah milik almarhum Haji Saleh, seorang warga Indonesia yang bekerja di Bangkok.

Islam sudah ada di daerah yang sekarang menjadi bagian Thailand Selatan sejak awal mula penyebaran Islam dari jazirah Arab. Hal ini bisa kita lihat dari fakta sejarah, seperti lukisan kuno yang menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah di Thailand. Dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah Pattani menjadi bukti bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan Thai. Lebih dari itu, penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara merupakan satu kesatuan dakwah Islam dari Arab di masa khalifah Umar Bin Khaththab. Meski tidak diketahui secara pasti daerah mana yang lebih dulu didatangi oleh utusan dakwah dari Arab, akan tetapi secara historis, Islam sudah menyebar di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka, Aceh (Nusantara), serta Malayan Peninsula termasuk daerah Melayu yang ada di daerah Siam (Thailand). Secara garis besar, masyarakat muslim Thailand  dibedakan menjadi 2: masyarakat muslim imigran (pendatang) yang berlokasi di kota Bangkok dan Chiang Mai ( Thailand tengah dan utara), dan masyarakat muslim penduduk asli, yang berada di Pattani (Thailand selatan).

Baca Juga:  Evaluasi Pendidikan Islam

Masjid Jawa adalah masjid lain yang juga didirikan oleh komunitas warga muslim Indonesia di Thailand. Sesuai namanya, pendiri masjid ini adalah warga Indonesia suku Jawa yang bekerja di Thailand. Namun  demikian, keturunan dari para pendiri masjid ini tetap berbicara dalam bahasa Thai  dan Inggris saat menceritakan tentang asal mula berdirinya Masjid Jawa ini. Masjid Indonesia dan Masjid Jawa hanyalah sebagian dari puluhan masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru  Bangkok.

Baca Juga:  Hadits Larangan Berduaan Tanpa Mahram

Pemerintah juga membolehkan warga muslim Thailand menyelenggarakan pendidikan Islam. Kesempatan ini tidak dilewatkan begitu saja oleh umat Islam untuk mengembangkan pendidikan Islam di sana. Proses pendidikan Islam di Thailand sudah mengalami perkembangan dan kemajuan. Hal itu bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh beberapa lembaga Islam, seperti pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu, TPA/TKA dan kajian mingguan mahasiswa. Masyarakat dan pelajar muslim Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian NgajiKhun, yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Thailand. Pemerintah Thailand juga membantu penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa Thai, serta membolehkan warga muslim mendirikan masjid dan sekolah muslim. Kurang lebih tercatat lebih dari 2000 masjid dan 200 sekolah muslim di Thailand. Umat Islam di Thailand bebas mengadakan pendidikan dan acara-acara keagamaan. Tidak hanya itu saja, program pengembangan pendidikan Islam di Thailand juga sudah mencapai level yang lebih luas, tidak sekedar bersifat nasional dan regional.

Sumber: academia.edu