Panduan belajar mengaji kemenag ri

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Watampone, (Humas-Bone) - Pembelajaran Al-qur’an memilili banyak metode, namun pada dasarnya belajar mengaji Al-qur’an harus ditekuni. Setiap pendidik mempunyai strategi masing-masing dalam mengajarkan sehingga diperlukan banyak inovasi agar anak tidak jenuh dalam belajar. Pembiasaan membaca Al Quran membuat anak menjadi terbiasa dan mudah untuk menghafalkan apalagi jika murojaahnya setiap hari. Orang tua tentunya bangga jika anaknya bisa menghafalkan ayat Al Quran. Oleh karena itu, dengan mengaji sebelum memulai pembelajaran diharapkan dapat melahirkan kebiasaan baru, menambah hafalan, dan membuat anak mengingat kembali hafalannya.

Pembagian hafalan surah dimulai sejak kelas I dengan target hafalan Surah Al Fatihah hingga Surah Quraisy. Kelas 2 dengan target hafalan Surah Al-Fil hingga Al-Adiyat Sedangkan kelas 3 dengan target hafalan Surah Al-Zalzalah sampai Surah Al-Qadr.

Bagi siswa kelas 1-3 dilakukan dengan cara guru membaca Al Quran dan siswa mengikuti. Mengapa cara ini perlu dilakukan? sebab pada usia-usia seperti itu, anak menganggap Al-quran adalah bahasa asing. Dimana secara kognitif anak, bahasa harus diterjemahkan sebanyak dua kali. Sedangkan untuk siswa kelas 4-6, siswa membaca sendiri secara bersama dengan temannya dengan target hafalan untuk kelas 4 mulai Surah Al-Alaq hingga Surah Al-Insyirah, kelas 5 dengan target hafalan Surah Ad-Dhuha hingga Surah Al-Balad, sedangkan kelas 6 dengan target hafalan mulai Surah Al-Fajr hingga Al-A’la.

Target hafalan boleh melebihi target yang diberikan sekolah. Alhamdulillah, ada beberapa siswa yang sudah hafidz Juz 30, Juz 1, dan Juz 2. “Kebiasaan ini memudahkan siswa pada pembelajaran Al Quran hadits sesuai dengan indikator keterampilan menghafal. Oleh karena itu, sinergi guru mapel dan guru kelas sangat diperlukan dan harapan kami  ke depannya semoga dapat membuka kelas tahfidz dan semoga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan minat membaca dan menghafal Al Quran,” pungkas Bu Wildana selaku guru Al Quran hadits. (29/9/2021)

(Wia/Ahdi)


Ungaran – Alqur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW sebagai pegangan hidup. Untuk itu, sudah seharusnya sebagai seorang guru PAI yang notabene adalah ustadznya sekolah, harus mampu menjadi pionir dalam mengajarkan anak didiknya belajar membaca Alqur’an sejak dini. Sadar akan hal tersebut, KKG PAI Kab.Semarang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Semarang mengadakan kegiatan Training Of Trainer (TOT) Pembelajaran Baca Alqur’an Secara Cepat Dengan Metode Tarsana di PP PAUDNI Ungaran, Kamis (16/03).

Kegiatan yang dilaksanakan mulai jam 08.00 WIB ini diikuti oleh 536 guru PAI se-Kab.Semarang mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Dengan menghadirkan Trainer KH.Syamsudin Mustaqim dari Ngawi Jawa Timur, tampak peserta training antusias mendengarkan materi yang disampaikan.

Metode Tarsana adalah metode belajar membaca Alqur’an yang terdiri dari unsur tartil, sari’ dan nagham. Tartil sendiri adalah membaca dengan jelas dan tenang, mengeluarkan huruf dari makhrojnya dengan memberikan sifat asli maupun sifat yang berubah serta memperhatikan makna ayat. Lebih jelasnya, membaca tartil adalah membaca dengan tidak tergesa-gesa.

Selanjutnya, metode sari’ artinya cepat. Karena metode Tarsana dimulai dengan pengenalan huruf satu persatu yang diucapkan oleh ustadz kemudian ditirukan oleh para siswa, di situ otak kiri bekerja. Kemudian otak kanan digerakkan dengan memberikan irama lagu Alqur’an pada huruf-huruf yang dibaca tadi. Dengan begitu, para siswa lebih mudah memahami dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan sekaligus belajar lagu Alqur’an dengan cepat dan benar. Sedangkan Nagham artinya lagu atau irama. Dengan variasi nada suara yang teratur dan harmonis tanpa menyalahi hukum bacaan tajwid, pembelajaran menjadi semakin menarik dan menyenangkan.

Taufiqurrahman selaku Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam sekaligus mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten  Semarang pada kegiatan tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang dipelopori oleh KKG PAI ini. Menurutnya, semakin menarik dan mudah mempelajari Alqur’an, semakin besar kemauan siswa untuk mau belajar membaca dan menulis Alqur’an.

“Dengarkan, rasakan dan praktekkan,” pesan Taufiqurrahman. (shl/gt)

Tampil Sebanyak : 493