nilai nilai yang dapat diteladani dari dr. sutomo

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
nilai nilai yang dapat diteladani dari dr. sutomo
Ilustrasi Bung Tomo saat sedang berpidato. Foto: Freepik

Sutomo atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Tomo merupakan salah satu sosok pahlawan yang berpengaruh terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920, semangat patriotisme Bung Tomo sudah diasah sejak dini.

ADVERTISEMENT

Kiprah Bung Tomo dimulai dari anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Bahkan, di usianya yang baru menginjak 17 tahun, Bung Tomo sudah bergabung menjadi Sekretaris Partai Indonesia Raya Cabang Tembok Duku, Surabaya.

Perjuangan Bung Tomo turut membakar semangat pemuda Indonesia untuk berjuang. Bentuk perjuangannya adalah ketika menentang kembalinya penjajah Belanda yang membonceng tentara NICA.

Bung Tomo merupakan tokoh populer pada peristiwa Pertempuran 10 November di Surabaya. Bung Tomo turut membakar semangat perjuangan rakyat Surabaya untuk bisa bertempur sampai titik darah penghabisan.

Melihat rekam jejak perjuangannya dalam membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah, Bung Tomo memang memiliki sikap-sikap yang dapat diteladani oleh generasi muda.

Lantas, apa saja sikap-sikap Bung Tomo yang dapat diteladani? Berikut penjelasannya yang dirangkum dalam berbagai sumber.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Bung Tomo. Foto: Dok. Perpustakaan Negara

Tulislah Sikap-Sikap Bung Tomo!

Mengutip buku Kisah Bung Tumo karangan Abdul Wahid (2019: 70), berikut sikap-sikap yang dimiliki Bung Tomo semasa memperjuangkan rakyat Indonesia dari belenggu penjajah.

ADVERTISEMENT

1. Tekun sejak kecil

Dunia jurnalistik telah dirambah Bung Tomo sejak usia 17 tahun yang semakin menempa semangat juangnya. Karirnya dalam dunia penulisan pertama kali berada di harian Oemoem, Surabaya.

Jabatan tertingginya sebagai wartawan adalah sebagai seorang Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, di tahun 1945.

2. Keberanian dalam orasi

Bung Tomo adalah sosok pahlawan yang paling mampu menggerakkan massa melalui orasi. Lewat kemampuan orasinya, kalimat patriotik yang dilontarkannya mampu membakar semangat perjuangan rakyat, khususnya warga Surabaya.

Orasi Bung Tomo pula yang menyebabkan pertempuran rakyat Surabaya melawan Belanda, 10 November 1945 menjadi pertempuran terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.

3. Mempertahankan harga diri bangsa

Bung Tomo membangkitkan semangat rakyat melawan penjajah dalam peristiwa 10 November 1945. Hal ini selaras dalam nilai-nilai sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Bung Tomo rela berjuang mati-matian demi mempertahankan harga diri bangsa yang telah diproklamirkan sejak 17 Agustus 1945.

4. Berjiwa pemimpin

Kebiasaan memengaruhi orang lain mengantarkan Bung Tomo tumbuh menjadi yang berjiwa pemimpin di mana saja dan kapan saja.

Saat berkecimpung dalam sebuah komunitas, nalar berpikirnya selalu ingin membuat perubahan. Ambisinya selalu membangun demi kepentingan orang banyak.

5. Tetap ramah dan mampu mencairkan suasana

Berdasarkan buku Penunjang Mata Pelajaran IPS oleh Drs. Dg. Mapata, M.M (2017; 25), Bung Tumo juga dikenal sebagai pribadi yang banyak tawa dan ramah.

Walaupun Bung Tumo adalah pejuang yang berkarakter keras, tegas, dan lugas, ia sebenarnya juga memiliki kebiasaan baik setiap kali berbicara.

Dalam setiap obrolannya, Bung Tomo selalu menyelipkan candaan dan bicara dengan nada yang meriah. Meskipun begitu, Bung Tomo tidak pernah menciptakan kekakuan dan tetap dalam suasana yang sangat menyenangkan.

ADVERTISEMENT

(VIO)

Apa bukti Bung Tomo punya sikap tekun sejak kecil?
Bung Tomo telah aktif berorganisasi sejak usia dini. Buktinya, dunia jurnalistik telah dirambah Bung Tomo sejak usia 17 tahun yang semakin menempa semangat juangnya.
Kapan Bung Tomo lahir?
Bung Tomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920.
Apa bukti orasi Bung Tomo membakar semangat perjuangan Indonesia?
Orasi Bung Tomo pula yang menyebabkan pertempuran rakyat Surabaya melawan Belanda, 10 November 1945 menjadi pertempuran terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.