Nabi yakub tinggal di rumah pamannya yang bernama

Jakarta -

Nabi Yaqub AS adalah cucu Nabi Ibrahim AS dari putranya Nabi Ishak AS. Ia dikenal dengan sosok ayah yang bijaksana dan penyayang.

Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 163,

۞ إِنَّآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ كَمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّۦنَ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيْمَٰنَ ۚ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًا

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud."

Dikisahkan dalam buku Kisah Teladan dan Menakjubkan 25 Nabi karangan Ariany Syurfah, pada suatu ketika putra Nabi Ishak AS, Iishuu dan Yaqub sering bertengkar.

Lalu, Ishak AS meminta putranya, Yaqub AS untuk pergi menemui pamannya yang bernama Laban. Pamannya tinggal di wilayah Babylon, Irak.

Nabi Yaqub AS pun dibesarkan oleh pamannya. Ia tumbuh dengan kemuliaan akhlak. Ia dikenal rajin bekerja dan cekatan. Hal itu membuat keluarga Laban senang padanya.

Perjuangan Yaqub AS Menikahi Istrinya

Diceritakan bahwa Laban memiliki dua putri cantik, Layya dan Rahiel. Saat keduanya tumbuh dewasa, ia menjodohkan putri pertamanya, Layya dengan Yaqub AS.

Namun, ternyata Yaqub AS lebih memilih Rahiel. Untuk itu, pamannya memintanya bekerja selama tujuh tahun baru kemudian dia bisa menikah dengan Rahiel.

Tujuh tahun sudah Yaqub AS menjadi penggembala kambing. Akhirnya ia bisa menikah dengan Rahiel. Setelah itu, Yaqub AS pun berniat untuk menikahi Layya.

Lagi-lagi pamannya memberikan syarat padanya. Ia harus bekerja selama tujuh tahun lagi untuk bisa menikahi Layya.

Yaqub AS pun menyanggupi. Hingga akhirnya ia bisa menikahi Layya. Selama 14 tahun ia harus berjuang untuk bisa menikahi putri dari pamannya itu.

Selain menikah dengan Layya dan Rahiel, Nabi Yaqub AS juga menikahi Zulfa dan Baihah yang kerap membantu Layya dan Rahiel.

Dari pernikahannya dengan 4 wanita itu Allah SWT mengaruniai 12 putra. Salah satu di antaranya kelak menjadi seorang nabi, yakni Nabi Yusuf AS.

Kebijaksanaan Yaqub AS dalam Mendidik Anak-anaknya

Nabi Yaqub AS mendidik ke-12 putranya dengan penuh kasih sayang. Ia mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang diwasiatkan oleh kakeknya, Nabi Ibrahim AS.

Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah ayat 132,

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam."

Nabi Yaqub AS juga selalu memberikan nasihat kepada putra-putranya. Sebagaimana yang berada dalam firman-Nya pada Q.S Yusuf ayat 67,

وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ

Artinya: " Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."

Dikisahkan pada suatu ketika, terjadi kecemburuan kesepuluh putranya terhadap Yusuf AS. Pada suatu perjalanan, mereka memasukkan Nabi Yusuf AS ke dalam sumur.

فَلَمَّا ذَهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَجْمَعُوٓا۟ أَن يَجْعَلُوهُ فِى غَيَٰبَتِ ٱلْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمْرِهِمْ هَٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Artinya:" Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." (Q.S Yusuf: 15)

Kakak-kakak Yusuf AS mengatakan kepada ayahnya, Yaqub bahwa adiknya telah diterkam binatang buas.

Allah berfirman dalam Q.S Yusuf ayat 17,

قَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَآ إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ ۖ وَمَآ أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صَٰدِقِينَ

Artinya:" Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."

Hingga pada suatu ketika kezaliman anak-anaknya terhadap saudaranya sendiri terungkap. Akhirnya Nabi Yaqub AS memohonkan ampun kepada Allah SWT atas perbuatan putranya. Hal ini disebutkan dalam Q.S Yusuf ayat 98,

قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّىٓ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: "Yaqub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Allah SWT menjadikan Nabi Yaqub AS sebagai orang yang shaleh. Dia menjadikan Nabi Yaqub AS sebagai pemimpin yang senantiasa menjalankan perintah-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S al-Anbiya ayat 73,

وَجَعَلْنَٰهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ ٱلْخَيْرَٰتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءَ ٱلزَّكَوٰةِ ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عَٰبِدِينَ

Artinya: " Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah."

Itulah tadi kisah Nabi Yaqub AS. Ia tetap menyayangi putra-putranya walaupun di antara mereka telah berbuat yang tidak baik terhadap saudaranya sendiri.

Simak Video "Ikhtiar dan Tawakal, Paket Lengkap untuk Dapat Pertolongan Allah"


[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Yang termasuk sebab-sebabmewaqafkan bacaan di bawah inikecuali...a. ketidaktahuanb. untuk mengujic. disengajad. terpaksatolong jawab terimakasih ​

Manfaat dari kisah nabi Ibrahim

tolong di jawab dengan benar no 2 dan 5 saja​

tolong dijawab. :(carilah izhar halqi, idgam, iqlab, ikhfa, dari Q.s an-Nisa ayat 146, Al-Baqarah ayat 153 dan Ali Imran ayat 134.​

berikut ini adalah cara berbuat baik kepada saudara seagama yang sesuai dengan hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam kecuali...a. apabila berte … mu dengan saudaranya diamlahb. apabila diundang penuhilah undangannya c. apabila sakit tengoklah d. apabila meninggal dunia maka iringilah dia​

۰۸ الخبر من الجملة في نمرة (7) يعني ا. جانب غرفة المذكرة ب. مكتبة كنت ,ج. مجلاة كثير​

Allah SWT memerintahkan untuk berbuat baik kepada saudara atau kerabat dekat, sesuai dengan firman Allah dalam surat...a An Nisa ayat 36b An Nisa ayat … 63 c Al Baqarah ayat 161d Al Maidah ayat 16tolong ya...​

memecahkan pelaksanaan salat Jumat adalah??​

Jelaskan sebab-sebab turunnya surah alfil​

kekuasaan Abbasiyah mengalami kelemahan dan Pancuran pada tahun 656 Hijriyah sampai 1258 Hijriyah hal ini juga diakibatkan dengan adanya serangan dari … kosan a Turki B Berbar C Yunani D Mongol ​

Nabi yakub tinggal di rumah pamannya yang bernama
Ilustrasi kisah Nabi Yakub. (Foto: Okezone)

Kastolani Sabtu, 21 November 2020 - 07:51:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Nabi Yakub (Ya'qub) alaihisalam patut dijadikan contoh bagi para orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak.

Nama Yakub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya. Nabi Yakub diangkat Allah menjadi seorang rasul. Ia juga disebut Israil, karena Nabi Yakub sering kali melakukan perjalanan di malam hari.

Nabi Yakub AS termasuk yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai, al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim (HR al-Bukhari) ketika memuji keturunan Nabi Yusuf AS.

Karena keempat-empat nama tersebut adalah silsilah empat orang nabi yang tidak terputus. Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia, Yusuf anak Yakub anak Ishaq anak Ibrahim Alaihimussalam.

Nabi Yakub merupakan putra Nabi Ishaq bin Ibrahim as.

Kelahiran Yakub telah disampaikan oleh para tamu Nabi Ibrahim yang terdiri atas beberapa malaikat dari istrinya Sarah. Saat itu. Para malaikat diutus untuk memberitahukan ke Nabi Luth tentang azab yang akan ditimpakan ke kaumnya karena berbuat di luar batas dengan berperilaku seks menyimpang menyukai sesama jenis.

Kisah Nabi Yakub ini terangkum dalam Alquran di antaranya Surat Maryam, Surat Hud, Surat Al Anbiya, Surat Shad, Surat Al Ankabuut, dan Surat Ash Shofat.

Allah SWT berfirman

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۙوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا

Artinya: Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yaqub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (QS. Maryam: 49)

Dalam surat lain disebutkan:

وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ

Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:"Selamat". Ibrahim menjawab:"Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. (QS. Hud: 69)

فَلَمَّا رَاٰىٓ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata:"Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth". (QS. Hud: 70)

وَامْرَاَتُهٗ قَاۤىِٕمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ

Dan isterinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Yaqub. (QS. Hud: 71)

قَالَتْ يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا ۗاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ

Istrinya berkata:"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (QS. Hud: 72)

قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

Para malaikat itu berkata; "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah". (QS. Hud: 73)

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ash Shoffat: 112)

وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ

Artinya: Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata. (QS. Ash Shoffat: 113)

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ وَاٰتَيْنٰهُ اَجْرَهٗ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan padanya balasan di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al Ankabuut: 27)

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ

Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yaqub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. (QS. Al Anbiya: 72)

وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَۙ

Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebaikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al Anbiya: 73).

Satu ketika Nabi Yakub berselisih dengan saudara kembarnya itu. Ibunda mereka berdua menasihati si bungsu untuk pergi menjauhkan diri ke tempat saudara bapaknya di Harran, Iraq.

Keluarga Nabi Ishaq AS ketika itu tinggal menetap di Palestina. Ini bermakna, Nabi Yakub pergi ke tempat asal datuk baginda, Nabi Ibrahim AS.

Tiba di Harran, Yakub muda berjumpa dengan saudara bapaknya yang bernama Laban ibn Batuil, saudara lelaki bunda beliau. Di rumah Laban, Ya’qub tertarik hatinya dengan anak perempuan bungsu Laban yang bernama Rahil (Rachel).

Yakub lalu mengutarakan hasratnya dan gayung pun bersambut dengan syarat harus bekerja dengan Laban selama tujuh tahun. Yakub menyanggupi. Maka selama 7 tahun Ya'kub bekerja di situ demi bisa memetik buah hatinya.

Tujuh tahun berlalu, hari pernikahan pun ditetapkan. Akan tetapi Laban memberi tahu Ya’qub bahwa adat istiadat di sana tidak boleh seorang adik mendahului nikah sebelum kakaknya. Jadi Ya’qub mesti nikah dengan kakak Rahil dahulu yaitu Laya (Leah).

Laban merencanakan jika Yakub mau tetap nikah dengan Rahil maka dia harus bekerja tujuh tahun lagi. Ini pun disanggupi Yakub. Ketika itu belum ada larangan menikahi adik beradik dan ini dimasukhkan oleh Kitab Taurat kelak pada zaman Nabi Musa AS.

Bahkan Yakub kemudian dihadiahi budak oleh Laya dan Rahil sehingga baginda mempunyai empat orang istri di Harran.

Bertahun-tahun kemudian, Yakub memiliki harta kekayaan yang berlimpah di negeri Harran karena selalu berpegang teguh kepada perintah-perintah Allah di mana pun berada. Nabi Yakub juga tidak mengikuti kebiasaan penduduk negeri di sekitarnya.

Nabi Yakub dalah seorang ayah yang patut dijadikan teladan. Yakub mendidik anak-anaknya dengan pendidikan dan hikmah yang baik, memberikan nasihat kepada mereka dan menyelesaikan masalah mereka.

Nabi Yakub as memiliki dua belas  anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbat (keturunan Ya’qub) dalam Alquran. Dari Rahil lahirlah Nabi Yusuf AS dan Bunyamin. Dan dari Laya lahirlah Rubil, Syam’un, Lawi, Yahuda, Isakhar dan Zabilon.

Dari budak milik Rahil lahir dan Naftali, serta dari budak milik Laya lahir Jad dan Asyir. Nabi Yakub juga mempunyai seorang anak perempuan bernama Dinah.

Dari 12 anak itu, Nabi Yakub memberi perhatian lebih terhadap Yusuf yang kelak meneruskan risalahnya menjadi nabi.

Nabi Yusuf lahir di Syam dari rahim Rahil, istri kedua Nabi Ya'qub AS. Yusuf dikenal orang yang bijaksana, tampan, dan bisa menafsirkan mimpi.

Dalam Surat Yusuf ayat 4, Allah SWT berfirman:

اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ

Artinya: Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Ulama tafsir telah membahas tentang makna mimpi ini, bahwa ungkapan sebelas bintang dimaksudkan adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang jumlah keseluruhannya ada sebelas orang; jumlah anak Nabi Yaqub ada dua belas orang termasuk Nabi Yusuf.

Takwil mimpi Nabi Yusuf ini baru terealisasi sesudah selang empat puluh tahun kemudian, pendapat lain mengatakan sesudah delapan puluh tahun. Yang demikian itu terjadi ketika Nabi Yusuf mempersilakan kedua orang tuanya untuk menduduki kursi singgasananya, sedangkan semua saudaranya berada di hadapannya.

Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf "Wahai ayahku, inilah tabir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.”(Yusuf: 100)

Rasulullah Saw bersabda:
"Setelah Yusuf melihat mimpinya itu dan ia menceritakannya kepada ayahnya Ya’qub, maka Ya’qub berkata kepadanya, "Ini merupakan suatu perkara yang berpecah belah, lalu Allah menghimpunkannya kembali sesudah itu.” Matahari adalah ayahnya, sedangkan bulan adalah ibunya.

Allah SWT berfirman:

قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًا ۗاِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Ayahnya berkata "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5)

Allah Swt menyebutkan tentang perkataan Nabi Yaqub kepada anaknya yaitu Nabi Yusuf setelah menceritakan kepadanya apa yang telah dilihatnya dalam mimpinya itu. Mimpi itu berarti bahwa kelak semua saudara Yusuf akan tunduk dan menghormatinya dengan penghormatan yang sangat besar; karena kelak mereka akan bersujud kepadanya demi menghormati, mengagungkan, dan memuliakannya.

Mendengar penuturan Yusuf, ayahnya Yaqub merasa khawatir bila Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya, karena mereka pasti akan merasa dengki terhadapnya, lalu mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakannya.

Kasih sayang Ya'qub kepada Yusuf membuat iri hati saudara-saudaranya. Hal ini dikisahkan dalam Alquran.

"Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.

"Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja. dan sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik.”

Seorang di antara mereka berkata, "Janganlah kalian bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kalian hendak berbuat.”

Setelah mereka bersekongkol untuk mengambil Yusuf dan akan membuangnya ke dasar sumur lalu mereka datang menghadap ayah mereka (yaitu Yaqub a.s.) dan mereka berkata:

"Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. (Yusuf: 11)

Berkata Yaqub, "Sesungguhnya kepergian kalian bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kalian lengah darinya.”

Menurut suatu pendapat, sesungguhnya Yaqub a.s. ketika melepas Yusuf pergi bersama mereka terlebih dahulu memeluk, menciumi, dan mendoakannya.

Wallahu A'lam Bishshawab.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Kisah Nabi Yusuf Kisah Nabi Ibrahim AS Kisah nabi Yakub as

Nabi yakub tinggal di rumah pamannya yang bernama