Moral dalam iman Kristen tidak hanya berbicara tentang kebijakan seseorang melainkan

Tengetan deui carita pondok nu moncorong di nu poek teangan kecap kecap rundayan anu make rarangken tengah. Tuliskeun ku hidep jeung kalimahna ​.

Buatlah 1 contoh kruna bali berisikan kata kilang kileng​.

1. Bagaimana pandangan Paus Fransiskus tentang Gereja 2. Jelaskan arti esensial dari Gereja 3. Tulislah ciri ciri Gereja sebagai umat Allah 4. Apa saj … a konsekuensi Gereja sebagai persekutuan umat Allah​.

tulislah hukum bacaanya dan alasannya​

Logika pemrograman lebih dari sekadar memahami cara membuat program dalam bahasa pemrograman tertentu. Logika pemrograman adalah kemampuan menggunakan … ilmu pemrograman dalam memecahkan masalah (problem solving). Bagaimanakah sebaiknya saat menggunakan logika?​.

9. Adipati Karna nglepasna Kunta Wijayadanu, lajeng kadospundi wusanane? Wangsulan : 10. Raden Arjuna nglepasna Pasopati, lajeng kadospundi wusanane? … Wangsulan :​.

Singkong memiliki nama ilmiah manihot utilissima genus atau Marga dan spesies jenis dari singkong adalah​.

Treasure berasal dari agensi apa? dan berapa anggota?, sebutkan nama nya teume janlup vote treasure yaa jadiin mereka bahagia di 1st anniv ​.

Mana NU kaasup Kana bubuka,eusi jng panutup Dina biantara perkara "pamuda hebat anti narkoba"​.

apa pak Suratman ora Sida nyilih majalah property (ngoko Alus,Krama lugu, Krama Alus)​

Moral dalam iman Kristen tidak hanya berbicara tentang kebijakan seseorang melainkan

A.  Pengertian Moral

Moral  dalam bahasa Latin disebut “mores”, kata ini dimengerti sebagai moralitas, yaitu mengenai kesusilaan (mores) yang berasal dari “mos” atau “moris” yang artinya kesusilaan atau kebiasaan baik yang berlaku pada suatu kelompok tertentu; kedua adalah ajaran kesusilaan yang dapat dipelajari secara sistematik.

B.  Pengertian Etika

Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”  yang artinya tempat kediaman yang biasa dari seseorang, kebiasaan, kelaziman, adat istiadat, cara mengungkapkan diri, tingkah laku, sikap, kecenderungan kepada kesusilaan. Etika adalah ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.

C.  Pengertian Etika Kristen

Etika Kristen adalah salah satu dari etika yang ada. Oleh karenanya Etika Kristen dapat dipahami setelah kita memahami apa sebenarnya etika itu secara umum, khususnya terletak pada kata Kristen. Etika Kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak atau perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus. Norma yang menjadi acuan Etika Kristen adalah Firman Allah dalam Alkitab. Etika Kristen bukan hanya untuk orang Kristen dan oleh orang Kristen (ekslusif)  tetapi berlaku untuk semua manusia, masyarakat dan semua aspek kehidupan (universal).

D.  Hubungan Iman dan Moral (Etika) Kristen

Kata iman dalam bahasa Ibrani disebut “emunah”. Kata ini hanya terdapat dalam kitab Habakuk yang diterjemahkan dengan kata percaya (band. Hab. 2:4), dan dalam kitab Ulangan diterjemahkan dengan kata kesetiaan (band. Ul. 32:20). Padanan kata emunash dalam perjanjian baru dalam bahasa Yunani adalah kata “pistis” dan diterjemahkan dengan kata iman (band. Rm:1:17; Gal. 3:11; Ibr. 10:38 dsb). Dalam Injil Yohanes kata iman lebih banyak memuat kata kerja “pisteuo” daripada kata benda, yang menekankan arti aktif daripada statis. Bagaimana manusia dapat hidup dengan benar sangar tergantung pada norma/kaidah hukum yang mengaturnya.

Semangat reformasi bangsa Indonesia telah melahirkan kesadaran baru bahwa pendidikan secara umum dan pendidikan agama khususnya kurang berhasil. Salah satu indikatornya, ialah moralitas peserta didik dan atau mahasiswa tidak menunjukan terjadinya perubahan yang signifikan antara pengetahuan yang tinggi, tingkat kedewasaan menurut usianya dan khususnya pengaruh pada kualitas moralnya. Kenyataannya ada banyak mahasiswa yang terlibat dalam masalah moral contohnya menjadi model dalam foto dan video porno yang beredar di internet, aksi tawuran, perkelahian, tindak kriminalitas yang tinggi, pengedar dan pengguna obat terlarang, bahkan ada juga yang membunuh pacarnya karena hamil di luar nikah.

E.   Kesadaran Etis

            Tahap-tahap perkembangan moral menurut psikolog Kohlberg terdiri dari : prakonvensional, konvensional, pasca-konvensional, masing-masing dibagi menjadi dua jenjang, sehingga seluruhnya menjadi enam jenjang:

  1. Jenjang pertama, kesadaran etis yang beriorientasi pada hukum.
  2. Jenjang kedua, tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional, tidak mekanistis membabi buta, sudah mulai menghitung-hitung dan meilih-milih.
  3. Jenjang ketiga, kesadaran etis lebih berorientasi untuk menjadi anggota kelompok yang baik.
  4. Jenjang keempat, kesadaran etis yang menunjuk kepada suatu prinsip atau hukum yang lebih tinggi, yakni hukum objektif yang tidak hanya berlaku untuk satu-satu kelompok tetapi hukum yang mempunyai keabsahan yang lebih luas.
  5. Jenjang kelima, kesadaran etis yang berorientasi pada akal, hukum/peraturan secara kritis, akal manusia mempunyai fungsi kreatif, ia menciptakan yang lebih benar dan lebih baik. Dalam kehidupan beragama itu berarti bahwa tradisi dan dogma gereja saja yang paling penting tetapi dengan keyakinan iman ia dapat menilai posisi dogma dan tradisi greja itu masih benar.
  6. Jenjang keenam, pemikiran moral seseorang mencapai puncaknya, yaitu moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan keyakinan tentang yang baik dan benar bagaikan seorang nabi dalam Alkitab.

Pembahasan teori Kohlberg tentang perkembangan moral dan setiap individu, setidaknya menyadarkan kita agar tidak terlalu cepat menilai moralitas orang lain, karena perkembangan moral seseorang itu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahapnya. Disisi lain, menurut teori Kohlberg ini dapat dicari contoh-contoh dampak negated (dekstruktif) dari era global untuk dikritisi dan didiskusikan dengan menggunakan teori Kohlberg tadi.

F.   Etika Perjanjian Lama

Titik tolok etika perjanjian lama adalah anugerah Allah terhadap umatNya dan tuntunan dan perintahNya yang terikat pada tindakanNya demi keselamatan manusia.Hall inilah yang juga menyebabkan konsep etika perjanjian lama selaras dengan sebuah etika teonom yang berlandaskan hubungan antara Allah dan umatNya. Berdasarkan konsep tersebut, maka dasar etika perjanjian lama dapat disorot dari empat sisi :

  1. Menanggapi perbuatan Allah dimana bangsa Israel harus memiliki dorongan untuk mengarah pada kelakuan etis dalam wujud tanggap terhadap tindakan Allah dalam sejarah kehidupan mereka.
  2. Mengikuti teladan Allah dimana bangsa Israel wajib memperlihatkan sifat Allah melalui tingkah laku mereka.
  3. Hidup dibawah pemerintahan Allah maksudnya adalah manusia harus taat dan tunduk pada kedaulatan Allah sebagai Raja yang memerintah.
  4. Menaati semua perintah Allah

Etika perjanjian lama pada dasarnya tidak terlepas dari moralitas manusia pertama. Manusia diciptakan segambar dengan Allah bahkan manusia juga memiliki kesamaan moral dengan Allah yang mahasuci sebelum manusia dalam hal ini Adam dan Hawa , jatuh dalam dosa. Selanjutnya manusia diberikan moral yang dapat memilih apa yang harus mereka lakukan, entah menaati perintah Allah atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena manusia adalah pribadi yang bebas dan memiliki kehendak bebas. Namun kehendak bebas itu harus disertai dengan tanggungjawab. Ketika Adam dan Hawa dicobai mereka tidak lagi menghiraukan perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan. Ketika Allah mengetahui perbuatan dosa mereka Allah bertindak. Tindakan ini merupakan inisiatif Allah yang mencerminkan sikap kasih Allah pada manusia.

G.  Hukum Taurat

Istilah taurat berasal dari bahasa ibrani yaitu Torah yang artinya ajaran. Istilah Torah diartikan pengajaran tetapi bias juga diartikan mengarahkan atau mengajar. Hukum taurat Musa dapat dibagi dalam tiga kelompok:

  1. Hukum  Moral yang membicarakan peraturan-peraturan Allah bagi umat Israel untuk hidup kudus, mengasihi Allah dan mengasihi sesama yang tertulis dalam sepuluh perintah Tuhan (Kel. 20:1-17)
  2. Hukum perdata atau hukum social yang membahas kehidupan hukum dan social kemasyarakatan bangsa Israel (Kel. 21:1-23)
  3. Hukum peribadatan yang membicarakan bentuk dan upacara penyembahan umat Israel kepada Tuhan dan mengenai sistem persembahan korbandan kehidupan agama (Kel 24:12-31)

H.  Etika Perjanjian Baru

Etika perjanjian baru adalah sebuah petunjuk-petunjuk sikap dan kelakuan orang-orang Kristen. Oleh karena itu, etika perjanjian baru saling terkait dengan kelakuan orang-orang Kristen yang pertama dan dengan kehidupan mereka sehari-hari

I.      Ajaran Etik Yesus Kristus

Ajaran etik Yesus Kristus diantaranya terdapat dalam injil-injil sinoptis (Matius, Markus, Lukas) Salah satu ajaran tersebut adalh khotbah dibukit (Luk 6:20-49). Dalam khotbah tersebut Yesus membahas masalah etika orang farisi yang berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat dan kitab para nabi. Yesus mengatakan bahwa “jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan menjadi umat Allah” (Mat 5:20). Yesus juga mengajar manusia untuk menjadi seorang manusia yang bersifat ilahi dalam arti menjadi seseorang yang lebih baik dari yang lain. Contohnya dalam Matius 5:39-41.

J.    Etika Gereja Mula-mula

            Pada masa gereja mula-mula, perkembangan etika dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dimana hal milik pribadai dan hak milik bersama selalu diperdebatkan dan menjadi masalah yang cukup besar. Oleh karena permasalahan ini muncul pendapat dari beberapa tokoh gereja mula-mula yaitu Clements dari Roma, Ignatius dari Antiokhia, dan Agustinus.

Beliau adalah orang yang disebut Paulus sebagai sahabat setia dalam perjuangan permberitaan injil. Clements dikenal karena ia memiliki hubungan dengan surat paulus kepada jemaat di korintus. Ketika terjadi kericuhan di korintus Clements menasihatkan kepada jemaat agar mereka hidup dalam pesekutuan yang rukun dalam kasih, rendah hati, dan hidup suci  meniru teladan Kristus. Clements menyatakan bahwa Allah membenci kekacauan. Dalam pandangan teologi Clements mengikuti telogi Paulus terutama mengenai pembenaran oleh iman. Mengenai etika, Clements menyatakan bahwa sikap hidup jemaat mula-mula seharusnya tidak terfokus pada materi, hal ini untuk menentang pengajaran kaum gnostik yang menganggap tingkat kekayaan adalah tolak ukur tingkat kehidupan seseorang. Permasalahan Moral mengenai kekayaan Clemens tuliskan dalam sebuah tulisan

“ Who is The Rich Man That Shall Be Saved” Clemens coba menyelidiki maksud dari cerita mengenai orang kaya sukar masuk kerajaan Allah (Mar 10:17-27). Menurut Clemens tidak ada masalah dengan kekayaan, yang menjadi masalah adalah sikap kita.

Ignatius berasal dari Siria. Sebelum menjadi Kristen ia adalal seorang kafir yang diduga turut menganiaya orang Kristen. Menurut tradisi, Ignatius adalah uskup dari Antiokhia yang merupakan murid rasul Yohanes. Ia hidup pada masa pemerintahan kaisar Trajanus. Pada masa itu kaisar mengancam orang-orang Antiokhia untuk mau mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa jika tidak mereka akan dihukum mati. Perintah ini tidak dipatuhi Ignatius dan tetapi ia tetap teguh pada iman karena dia tidak mau menyangkal  Yesus. Karena tindakan itu ia dijatuhi hukuman mati dengan dibuang ke Koloseum di Roma dengan tangan terantai. Menurut Ignatius, permasalahan etika pada masa gereja mula-mula adalah banyaknya orang yang tidak memperhatikan kasih.

Agustinu adalah murid Paulus. Pemikiran etis Agustinus terkhusus mengenai seksualitas dan materi. Pemikiran etis Agustinus mengenai seksualitas diawali dengan pemahaman etika individudan sosialnya mengenai pertikaian kebaikan. Menurutnya, kebaikan akan memimpin orang kedalam hidup yang bahagia yang didapat dari tiap orang melalui cinta kasih yang sempurna dari Allah. Baik dan buruknya moral seseorang ditentukan dari cintanya terhadap orang lain. Kekayaan dan materi tidak jadi masalah asal itu dipergunakan untuk memuliakan Allah. Tetapi jika menyembah Allah hanya untuk kekayaan itulah yang salah.

K. Etika Kristen Abad 20

Salah satu tokoh dalam perkembangan etika abad 20 adalah Reinhold Niebuhr yang memberikan sebuah ajaran etis mengenai dosa asal atau dosa warisan. Ia berpendapat bahwa dosa warisan itu adalah sifat universal manusia yang cenderung memilih untuk berdosa. Hal itu karena manusia kekurangan kebebasan dalam mengambil keputusan yang bermoral. Selain itu, Karl Barth juga memberikan pandangannya yang menyatakan etika bersumber dari kasih karunia Allah yang ditunjukan melalui Kristus Yesus. Karena itu manusia tidak dapat menghindar dari keputusan bebas dari kasih Allah yang meletakan  Yesus Kristus ke dalam hubungan dengan manusia.

L.   Etika Kristen Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tema etika orang Kristen tidak kalah penting dengan tema-tema yang membahas tentang mujizat, kesembuhan ilahi, terobosan hidup atau hal-hal spektakuler lainnya yang ada didalam kekristenan. Di waktu-waktu ini banyak orang Kristen yang katanya sudah lahir baru, aktif melayani dan banyak tahu firman Tuhan, tetapi didalam kehidupan sehari-hari masyarakat sering kali lupa bahkan mengabaikan dengan yang namany etika. Hal yang sering menjadi alasan mengapa orang Kristen mengabaikan etika adalah mereka beranggaan bahwa apa yang dikerjakan di muka bumi ini sudah tidak akan mempengaruhi keselamatan atau status mereka sebagai anak Allah. Sekalipun keselamatan tidak ada hubungannya dengan perbuatan yang kita kerjakan tapi hl beretika adalah hal yang penting untuk dilakukan, karena hanya dengan menjadi orang percaya yang beretikalah maka kita bias menjadi saksi-saksi Allah yang hidup.

Firman Tuhan berkata bahwa, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Terang yang dimaksud disini adalah perbuatan dan tingkah laku hidup kita sebagai orang percaya, yang selalu menjunjung tinggi  nilai-nilai yang tidak hanya berlaku umum di masyarakat, akan tetapi juga nilai-nilai yang sesuai dengan firman Tuhan, sekalipun tampak sulit. Salah satu tanda orang beriman adalah orang tersebut senantiasa berpegang dan menjunjung tinggi etika kekristenan dalam pergaulan kita sehari-hari.

Pertanyaan :

  1. Apa manfaat mempelajari ETIKA dan MORAL dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab :  Etika dan moral dipelajari agar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang benar dan baik melalui pandangan masyarakat terlebih pandangan Allah.

  1. Apa penyebab kurangnya ETIKA dan MORAL dalam kehidupan sehari-hari?

Jawab : Kurangnya etika dan moral dalam kehidupan sama saja dengan lahirnya kejahatan didalam hidup bermasyarakat. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat pada salah satu ayat Firman Tuhan yang menekankan penyebab berkurangnya etika dan moral pada kehidupan sehari-hari adalah pada  1 Timotius 6:10 yang berbunyi : “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”

  1. Sebutkan tahapan-tahapan perkembangan ETIKA dan MORAL dalam kehidupan secara universal !

Jawab :

  1. 1.      Jenjang pertama, kesadaran etis yang beriorientasi pada hukum.
  2. 2.      Jenjang kedua, tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional, tidak mekanistis membabi buta, sudah mulai menghitung-hitung dan meilih-milih.
  3. 3.      Jenjang ketiga, kesadaran etis lebih berorientasi untuk menjadi anggota kelompok yang baik.
  4. 4.      Jenjang keempat, kesadaran etis yang menunjuk kepada suatu prinsip atau hukum yang lebih tinggi, yakni hukum objektif yang tidak hanya berlaku untuk satu-satu kelompok tetapi hukum yang mempunyai keabsahan yang lebih luas.
  5. 5.      Jenjang kelima, kesadaran etis yang berorientasi pada akal, hukum/peraturan secara kritis, akal manusia mempunyai fungsi kreatif, ia menciptakan yang lebih benar dan lebih baik. Dalam kehidupan beragama itu berarti bahwa tradisi dan dogma gereja saja yang paling penting tetapi dengan keyakinan iman ia dapat menilai posisi dogma dan tradisi gereja itu masih benar.
  6. 6.      Jenjang keenam, pemikiran moral seseorang mencapai puncaknya, yaitu moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan keyakinan tentang yang baik dan benar bagaikan seorang nabi dalam Alkitab.
  7. Apa yang harus dilakukan oleh pemuda/i Kristen untuk mencegah adanya tindaklanjut dari pemuda/i yang tidak bermoral ?

Jawab : Sebagai manusia tidak baik jika kita harus saling menghakimi. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama kita bahkan musuh kita sekalipun. Tindakan yang mungkin dapat dilakukan sebagai respon dari penyimpangan moral pada pemuda/i zaman sekarang adalah menjadikan hidup kita sebagai kesaksian yang hidup yang menjalankan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Maksudnya adalah bagaimana kita menunjukan sikap hidup kita kepada orang-orang sekitar kita dengan tidak mengikuti hal-hal duniawi yang merusak moral dan etika kita sebagai ciptaan Allah yang mulia. Kita sebagai umat Kristen yang taat harus mampu menjadi terang ditengah-tengah kegelapan para orang berdosa. Seperti tertulis dalam Firman Tuhan ” Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Mat 5:16)“. Bukan hanya itu saja tetapi yang terpenting adalah kita harus saling mengingatkan, menguatkan dan mendoakan satu sama yang lain agar segala sesuatu yang baik dan yang berkenan kepada Allah tetap terjaga tanpa dikotori dengan tindakan-tindakan yang tidak bemoral dan tidak beretika yang menyakiti hati Allah.

  1. Bagaimana cara mendorong pemuda/i Kristen untuk tidak terjerumus kepada hal-hal duniawi (tidak bermoral) ?

Jawab : Mengikuti teladan Yesus , tidak hanya mengajar di rumah ibadah tentang Firman Allah  tetapi Ia juga meneladankan kehidupan yang tidak berbuat dosa walaupun Ia sendiri bergaul dengan para orang berdosa. Cara inilah yang bisa kita pakai untuk mendorong pemuda Kristen yaitu dengan menjadi seperti Yesus ditengah zaman sekarang yang lebih cenderung berbuat dosa. Walau bergaul dengan orang berdosa tetapi tetap menjaga  dan meneladankan kekudusan, bukan dengan kata-kata tetapi dengan tindakan.

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ETIKA KRISTEN !

Jawab : Etika Kristen adalah suatu ajaran yang mengatur tabiat serta tingkah     laku manusia dengan memakai norma-norma dari Allah melalui Yesus Kristus. Norma atau peratura yang menjadi acuan dari Etika Kristen adalah Firman Allah yang tertulis dalam Alkitab. Etika Kristen ini bukan hanya untuk orang Kristen dan oleh orang Kristen (ekslusif)  tetapi berlaku untuk semua manusia, masyarakat dan semua aspek kehidupan (universal).

  1. Jelaskan perbedaan ETIKA KRISTEN menurut perjanjian lama dan perjanjian baru !

Jawab :

Perjanjian Lama : Etika perjanjian lama adalah suatu anugerah Allah terhadap umatNya dan tuntunan dan perintahNya yang terikat pada tindakanNya demi keselamatan manusia.Hal inilah yang juga menyebabkan konsep etika perjanjian lama selaras dengan sebuah etika teonom yang berlandaskan hubungan antara Allah dan umatNya.Etika perjanjian lama pada dasarnya tidak terlepas dari moralitas manusia pertama. Manusia diciptakan segambar dengan Allah bahkan manusia juga memiliki kesamaan moral dengan Allah yang mahasuci sebelum manusia dalam hal ini Adam dan Hawa , jatuh dalam dosa. Selanjutnya manusia diberikan moral yang dapat memilih apa yang harus mereka lakukan, entah menaati perintah Allah atau sebaliknya.

Perjanjian Baru : Etika perjanjian baru adalah sebuah petunjuk-petunjuk sikap dan kelakuan orang-orang Kristen. Banyak ajaran-ajaran dalam kitab PB ini yang membahas tentang etika Kristen. Oleh karena itu, etika perjanjian baru saling terkait dengan kelakuan orang-orang Kristen yang pertama dan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kita sebagai orang Kristen alangkah baiknya jika ada norma-norma yang dalam hal ini adalah firman Tuhan untuk mengatur jalannya kehidupan kita. Moral dan etika sangat berperan penting karena moral dan etika adalah penggambaran bagaimana karakter seseorang, apakah bermoral dan beretika atau sebaliknya.  Tingkat moral seseorang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahapnya.  Dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru banyak membahas tentang etika dan moral pada manusia. Lebih banyak mempelajari ajaran-ajaran Tuhan Yesus dalam alkitab akan sangat membantu kita untuk mengetahui bagaimana kita menjalankan nilai-nilai kehidupan yang baik yang sesuai dengan perkenanan Tuhan.

Saran

Kita harus menyadari bahwa kita diberi kemampuan untuk bertindak jauh lebih baik dari orang lain dalam menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang Tuhan Yesus ajarkan dalam firmanNya. Jadi ,kita harus tetap menjunjung tinggi etika kekristenan dalam hidup kita tanpa terpengaruh dengan penyimpangan-penyimpangan moral zaman sekarang agar nama Allah tetap permuliakan. Akan jauh lebih baik apabila kita minta tuntunan Roh Kudus agar kita mampu menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah.

Tuhan Yesus Memberkati

Daftar pustaka

  1. Wiesye M.S. Nangoy, S.Th, M.Teol, Pendidikan Agama Kristen: Moralitas (Tondano, 2012). Bab III. Hlm 56-61.
  2. Lakoro Firdaus, S.Th. M.Si, dkk. Pendidikan Agama Kristen (Manado : Stigma Xaksi, 2007)
  3. J. Verkuyl. Etika Kristen bag. Umum (Jakarta: BPK Gunung Mulia 1993) Hlm 15-17.
  4. Norman L. Geisler. Etika Kristen (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2000). Hlm.17
  5. Verne H. Fletcher. Lihatlah Sang Manusia (Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 1990) Hlm. 124-125, 160.
  6. Karel Sosipater. Etika Perjanjian Lama (Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2000) Hlm. 9-12
  7. Henk Ten Napel. Jalan yang Lebih Utama Lagi: Etika Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991) Hlm. 5-7
  8. J. A. B. jongeneel. Hukum Kemerdekaan: Buku Pegangan Etik Kristen, jilid 1: Bagian Umum (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980) Hlm 84.
  9. Richard A. Burridge. Imitating Jesus an Inclusive approach to New Testament Ethics. (Grand Rapids: Wm. B Eermands, 2007) Hlm 40
  10. Bernhard Kieser. Moral Dasar: Kaitan Iman dan Perbuatan (Yogyakarta: Kanisius, 1987) Hlm. 54
  11. Philip Wogaman. Christian Ethics: A Historial Introduction (USA: Westminster/Jhon Knox Press, 1993) Hlm. 23-36, 218-221
  12. F. D. Wellem. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993) Hlm. 82-83
  13. George Wolfgang. History of Christian Ethics (Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1979) Hlm. 165