Mobilitas sosial dipengaruhi faktor-faktor yang ditunjukan oleh nomor

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dipengaruhi oleh hal yang disebut dengan istilah gerak sosial atau mobilitas sosial. Interaksi sosial manusia, baik antar individu maupun kelompok pasti mengalami mobilitas sosial.

Namun, apa itu mobilitas sosial?

Pada dasarnya, mobilitas sosial ini merupakan salah satu fenomena sosial yang kerap terjadi di kehidupan sosial. Pengertian mobilitas sosial dan mobilitas lainnya merupakan suatu gerakan atau perpindahan yang dapat menimbulkan perubahan dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Perpindahan pada pengertian mobilitas sosial biasanya berpindah ke sesuatu yang lebih baik, tapi tak bisa dipungkiri, mobilitas sosial ini bisa dialami ke jenjang yang lebih rendah atau tetap sederajat.

Artinya, mobilitas sosial terjadi ketika individu mengalami mobilitas sosial yang didefinisikan tentang perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.

Baca Juga

Hasil perpindahan status sosial dikarenakan mobilitas sosial ini bisa terjadi dalam bentuk apapun. Bisa lebih tinggi, lebih rendah, atau bahkan tetap sederajat. Pengertian mobilitas sosial juga bisa diartikan sebagai perpindahan status baik secara vertikal maupun horizontal.

Advertising

Advertising

Mobiitas Sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial kepada kedudukan lainnya yang tidak sederajat.

Mobilitas sosial vertikal terbagi lagi dalam dua macam, yakni mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas sosial vertikal turun. mobilitas sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk, yakni peralihan kedudukan individu dari kedudukan rendah pada kedudukan yang lebih tinggi, pada kelompok yang sama dan pembentukan kelompok baru kemudian mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan pada kelompok pembentuknya.

Mobilitas sosial vertikal turun juga mempunyai dua bentuk, yakni peralihan individu pada kedudukan yang lebih rendah dan turunnya derajat kelompok karena ada disintegrasi dalam diri kelompok tersebut.

Terdapat beberapa prinsip penting dalam mobilitas sosial, yakni bahwa hampir tak ada masyarakat yang sifat lapisan sosialnya mutlak tertutup, sehingga setertutup apapun sebuah lapisan sosial pasti akan tetap memungkinkan adanya mobilitas sosial vertikal.

Hubungan yang terjadi antara mobilitas sosial yakni mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam masyarakat.

2. Mobilitas Sosial Horisontal

Sementara mobilitas sosial horisontal merupakan peralihan individu atau objek sosial dari suatu kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial yang lain kedudukannya sederajat.

Baca Juga

Dalam setiap masyarakat, kecenderungan mengalami mobilitas sosial berbedabeda. Ada masyarakat yang dengan cepat dan mudah mengalami mobilitas sosial, tetapi ada pula masyarakat yang cenderung sulit mengalami mobilitas sosial. Mengapa demikian?

Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:

1. Struktural

Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Stukur masyarakat di Indonesia yang terbuka membuat setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan presiden, menjadi lebih besar. Namun, di sisi lain ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduknya juga masih belum imbang. Ini bisa menjadi penyebab individu atau kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun.

2. Individu

Faktor yang satu ini terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika seseorang tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat.

3. Ekonomi

Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, jika kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.

4. Politik

Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosialnya.

5. Kependudukan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan. Oleh karena itu, masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga mobilitas sosial pun terjadi.

Baca Juga

Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu:

1. Kemiskinan

Mengapa kemiskinan menjadi penghambat?

Faktor ekonomi meupakan salah satu penghambat mobilitas sosial karena bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan
pekerjaan terbatas.

Saat ini, negara Indonesia masih memiliki penduduk miskin ± 12%. Hal ini menjadi hambatan dalam mobilitas sosial. Hal itu membuat pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan berbagai cara. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan mobilitas.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Nah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial.

3. Stereotip Gender

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial. Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, karena yang bekerja adalah suami. Perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

Mobilitas sosial dipengaruhi faktor-faktor yang ditunjukan oleh nomor

Ilustrasi mobilitas sosial. (Photo by rawpixel.com on Freepik)

Bola.com, Jakarta - Mobilitas sosial adalah perpindahan atau gerak sosial yang dilakukan seseorang atau sekelompok masyarakat dari satu strata ke strata lain, biasanya dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mobilitas diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak.

Sedangkan secara etimologism mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu 'mobilis' yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

Mobilitas yang dilakukan oleh seseorang akan menempatkan seseorang tersebut pada suatu kelas sosial yang berbeda dari sebelumnya.

Proses mobilitas sosial umumnya dialami masyarakat yang lapisan sosialnya bersifat terbuka. Pada masyarakat tertutup seperti masyarakat berkasta, proses mobilitas sosial sulit terjadi.

Itulah mengapa, mobilitas sosial sangat terkait dengan stratifikasi sosial. Pada stratifikasi sosial terdapat pengelompokan kelas-kelas yang disebut dengan class system.

Adanya pengelompokkan tersebut untuk menempatkan mereka masuk pada kelas yang sesuai dengan kondisi yang mereka miliki.

Sementara itu, mobilitas sosial di lingkungan masyarakat ada beberapa jenis.

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis mobilitas sosial, faktor penyebab, dan dampaknya, dilansir dari sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, Kamis (26/8/2021).

1. Mobilitas Horisontal

Mobilitas Horisontal yaitu perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.

Contoh:

Ariel, seorang presenter dari TV9, pindah kerja ke TV10 sebagai presenter juga. Perpindahan Ariel ini tidak memengaruhi status sosialnya di mana Ariel tetap sebagai presenter.

2. Mobilitas Vertikal

Mobilitas Vertikal yaitu perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terdiri dari mobilitas naik (social climbing) dan mobilitas turun (social sinking).

Dewo seorang karyawan yang rajin kemudian diangkat sebagai manajer pemasaran.

Seorang pengusaha sukses yang terjebak pada pergaulan dengan rekan sejawatnya yang hobi berjudi, dia jatuh bangkrut. Kini yang tersisa hanya baju yang dipakainya.

3. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan.

Contohnya:

Kakek dan neneknya seorang petani, kemudian ayah dan ibunya juga seorang petani, sedangkan anaknya berprofesi sebagai guru.

4. Mobilitas Intragenerasi

Mobilitas intragenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan mobilitasnya dapat naik dan turun.

Contoh mobilitas yang turun:

Deri dan Doni kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang sama. Deri sebagai direksi, sedangkan Doni sebagai karyawan biasa.

5. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis yaitu perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain, seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Di daerah asalnya seseorang sebagai warga biasa, tetapi setelah di tempat tinggal yang baru menjadi kepala desa.

Contohnya:

Sekelompok orang yang bertransmigrasi dari daerah Ponorogo ke daerah Lampung, kemudian di antara orang tersebut satu di antaranya berhasil menjadi kepala desa.

Setelah memahami beberapa jenis mobilitas sosial yang terjadi di sekitar kita, kini mari kita telusuri bagaimana proses terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial, di antaranya:

1. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya. Apabila seseorang tidak puas dengan status sosialnya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.

Misalnya anak seorang kuli bangunan karena giat belajar, kini berhasil menjadi seorang guru teladan.

2. Kondisi Ekonomi

Banyak orang yang hidup serbakekurangan karena daerahnya tandus. Akhirnya mereka melakukan urbanisasi untuk memperbaiki kehidupannya.

Di daerah tempat tinggal yang baru, seseorang telah berhasil mendapatkan penghasilan yang cukup besar. Dengan penghasilannya itu dia kemudian dipandang baik oleh masyarakat sekitar dan kini dia digolongkan sebagai orang kaya.

3. Situasi Politik

Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat memengaruhi penduduk untuk meninggalkan negaranya, meski tanahnya subur.

4. Pertambahan Penduduk

Laju pertambahan penduduk yang pesat akan berdampak pada kehidupan masyarakat, seperti lapangan pekerjaan menjadi sulit, pemukiman padat, dan lahan pertanian makin terbatas.

Kondisi tersebut bisa mengubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin, ada yang mendapatkan jabatan tertentu, tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.

5. Petualangan

Adanya keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru.

Bila dia berhasil, akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil maka status sosialnya akan menurun.

Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis, akan menimbulkan benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga berkembang menjadi konflik. Ada tiga konflik sebagai dampak dari mobilitas sosial, yakni:

1. Konflik Antarkelas Sosial

Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial maka dapat memicu terjadinya konflik antarkelas sosial.

2. Konflik Antarkelompok Sosial

Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Apabila satu di antara kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain, akan timbul konflik.

3. Konflik Antargenerasi

Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.

Sumber: Kemdikbud