Metode Penilaian Kinerja Karyawan (Performance Appraisal) Show Pada dasarnya, kinerja merupakan sebuah fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, dimana seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Namun, kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja karyawan sangatlah berpengaruh terhadap upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Muncul jawaban berupa salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat penilaian kinerja, yakni penilaian kinerja karyawan. Sasaran yang dituju dalam penilaian ini adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan tolok ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Kini pertanyaannya adalah bagaimana cara mengukur penilaian kinerja tersebut? Bagaimana metodenya? Adapun para ahli mengemukakan metode-metode penilaian yang berbeda, namun secara garis besar memiliki banyak kesamaan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
Metode Penilaian Kinerja Karyawan: Edwin B. Filippo Sudah sangat banyak ahli yang memberikan pendapatnya mengenai metode penilaian kinerja karyawan, salah satunya adalah Edwin B. Flippo. Ada unsur kesamaan dalam metode yang dikemukakan oleh Edwin B. Filippo, Werther dan Davis, serta Gary Dessler, sehingga metode penilaian yang sama tidak akan dijelaskan kembali. #1 Penilaian Secara Kebetulan yang Tidak Sistematis Metode penilaian ini memiliki beberapa karakteristik berikut:
Contohnya, saat ada jabatan kosong dalam organisasi kemudian dilakukan penilaian seketika terhadap para karyawan yang kelihatannya dapat mengisi jabatan tersebut. Metode ini umum dilakukan pada perusahaan yang masih kecil. #2 Penilaian Secara Kebetulan Sistematis Penilaian ini berbeda dengan penilaian secara kebetulan yang tidak sistematis karena terprogram dan dilakukan secara berkala.
#3 Ranking (Penetapan Ranking) Sistem ranking merupakan metode yang tertua dan sederhana, dimana caranya hanya dengan membandingkan karyawan satu dengan karyawan lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik dari yang lainnya. Contoh: Ada 5 karyawan yang hendak dibandingkan prestasinya, A, B, C, D, dan E. Dengan perbandingan terhadap lima karyawan akan menghasilkan jumlah Metode ini juga membandingkan beberapa faktor tertentu, misalnya kepemimpinan, inisiatif, dan keandalan. Untuk skala standarnya, dapat dikembangkan sendiri dengan menilai mutu kepemimpinan mereka yang dikenal di masa sebelumnya. Orang yang menunjukkan tingkat kepemimpinan tertinggi kemudian akan ditempatkan pada skala tertinggi, dan orang-orang lain ditempatkan pada skala yang lebih rendah hingga sampai skala terendah. Pada akhirnya, akan ada sebuah skala dari setiap faktor yang dijadikan pembanding. #5 Grading (Penggolongan Mutu) Grading atau penggolongan mutu adalah definisi dalam tiap kategori yang dibuat secara seksama, misalnya: baik sekali, baik, cukup, kurang. Sistem penggolongan mutu ini bahkan terkadang dimodifikasi menjadi forced distribution system, dimana sudah ditentukan persentase tertentu untuk setiap Dengan demikian, ada penilaian relatif. Akhirnya, grading bisa menimbulkan prestasi, jika saja karyawan terus menerus berada pada tingkat yang rendah. #6 Graphic Scale (Skala Grafik) Merupakan metode yang paling umum dan banyak digunakan, sebab baik tidaknya seorang karyawan akan dinilai berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting dalam perusahaan. Contohnya adalah kuantitas pekerjaan, kualitasnya, sikap, kehandalan, dan sebagainya. #7 Checklist (Daftar Pertanyaan) Untuk meminimalkan beban penilai, sistem daftar pertanyaan dapat Penilai disini hanya memberikan jawaban dalam bentuk ya atau tidak, sehingga tidak memiliki bobot. Adapun contoh checklist dapat dilihat di bawah ini:
Perlu diperhatikan bahwa seluruh pertanyaan harus dinyatakan dalam jenis yang sama. Misalnya, jika satu pertanyaan dinyatakan dalam kalimat negatif, maka semuanya harus negatif. Jika satu positif, semuanya harus positif. Konsistensi inilah yang akan memudahkan pengukuran atau penilaian. Model checklist ini juga dapat diberikan bobot yang diperoleh karyawan, sebagai contohnya:
#8 Forced Choice DescriptionDalam metode yang satu ini, penilai diminta untuk memilih satu pernyataan yang paling sesuai dengan sifat orang yang dinilai. Artinya ia dipaksa untuk memilih yang lebih melukiskan orang yang dinilai. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau menyingkirkan kemungkinan penilai yang berat sebelah. Namun kelemahannya adalah sering kali tidak berkaitan dengan pekerjaan dan feedback-nya sedikit. Merupakan sebuah pendekatan kejadian kritis yang dikaitkan dengan perilaku. BES pada dasarnya merupakan uraian yang membantu penilaian untuk merumuskan perilaku karyawan sebagai unggul, rata-rata atau dibawah rata-rata. Sedangkan BOS, penilai melaporkan frekuensi yang digunakan karyawan dalam perilaku yang dirinci dalam dasar itu (anchor, artinya jangkar atau tindakan yang berantai atau tindakan satu berkaitan dengan tindakan lainnya). Tujuan metode ini adalah mengurangi beberapa subyektivitas dan bias dari pendekatan-pendekatan alat ukur lainnya. BARS digunakan untuk menilai perilaku yang langsung dapat dinilai. BARS meliputi lima langkah yaitu sebagai berikut:
#10 Uraian Merupakan sebuah penjabaran dari penilaian terhadap hasil pekerjaan karyawan sebagai kurang mampu, mampu, atau unggul, dan kemudian menyusun Contohnya adalah Performance Improvement Plan yang digunakan oleh suatu Jadi disini supervisor akan me-ranking performa karyawan sesuai standar dan menyajikan contoh-contoh kritis dan rencana perbaikan yang difokuskan pada #11 Management by Objectives (MBO) Merupakan penilaian prestasi yang dilakukan bersama-sama antara atasan dan bawahan. Mereka kemudian berunding tentang apa yang akan dicapai dari suatu jabatan dan bagaimana sasaran akan dicapai. Tujuannya adalah membuat bawahan terdorong untuk mencapai sasaran. Adapun langkah-langkah MBO adalah sebagai berikut:
Adapun metode penilaian kinerja karyawan menurut Werther dan Davis adalah sebagai berikut: #1 Metode-Metode Penilaian yang BerorientasiMetode penilaian ini mempunyai kecenderungan untuk melihat pegawai pada masa lalu yang tidak dapat diubah lagi. Tujuannya adalah agar memperoleh umpan balik terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan kepada pegawai. Cara ini merupakan upaya langsung untuk mengurangi masalah-masalah yang dijumpai dalam pendekatan-pendekatan lainnya. Namun kembali lagi bahwa tidak ada satu teknik yang sempurna, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. #2 Rating ScaleMerupakan metode penilaian yang tertua, dimana skala ditetapkan dari yang terendah hingga yang tertinggi. Evaluasinya pun berdasarkan pendapat si penilai sendiri. Kelebihannya adalah tidak membutuhkan banyak biaya, mudah dilaksanakan dan dapat diterapkan pada karyawan yang jumlahnya banyak. Sedangkan kelemahan utamanya adalah subjektivitas. #3 Critical Incident MethodMetode ini mengukur berdasarkan banyaknya kejadian-kejadian yang kritis, dan menuntut para penilai untuk merekam pernyataan yang menguraikan perilaku ekstrem (sangat baik atau sangat buruk) dari pegawai. Kemudian akan dilakukan penghubungan antara pernyataan tadi dengan penampilan kerja. Metode ini kerap digunakan sebagai pelengkap ranking technique. #4 Field Review MethodMerupakan metode pengulangan yang dilakukan, dimana bagian kepegawaian akan turun ke tempat kerja untuk langsung menilai. Dengan demikian diperolehfeedback langsung. Metode Penilaian Kinerja Karyawan: Gary DesslerTerakhir merupakan metode penilaian kinerja menurut Gary Dessler, yakni sebagai berikut: #1 Alternation Ranking MethodMetode yang me-ranking karyawan dari yang terbaik sampai terburuk dalam perilaku tertentu. Caranya adalah dengan membuat daftar semua bawahan yang akan di-ranking, kemudian coret nama yang sudah termasuk dalam daftar, seperti ini: #2 Paired Comparison MethodMetode yang me-ranking pegawai dengan membuat tabel dari setiap pasangan kemungkinan pegawai untuk suatu sifat, sehingga menunjukkan mana yang lebih baik daripada yang lainnya. Tanda (+) menunjukkan lebih baik, sedangkan tanda (-) menunjukkan lebih buruk. Contohnya adalah sebagai berikut, dimana dalam contoh Maria mendapatkanranking tertinggi untuk kualitas pekerjaan sedangkan Art mendapat rankingtertinggi untuk kreativitas: #3 Forced Distribution MethodSebenarnya metode ini serupa dengan metode grading yang telah diungkapkan sebelumnya, dimana persentase sudah ditentukan untuk setiap kategori performa setiap pegawai. Contohnya pendistribusian pegawai sebagai berikut:
Adapun Gary Dessler memberi kesimpulan mengenai beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode yang diungkapkannya, sebagai berikut ini: Important Advantages and Disadvantages of Gary Dessler Appraisal Tools
Gunakan Metode yang Sesuai dengan KebutuhanKesimpulannya, memang betul bahwa dibutuhkan sebuah metode yang sistematis untuk dapat menilai prestasi kerja setiap karyawan dalam perusahaan. Dan seperti telah dijabarkan di atas, sangat banyak metode penilaian kinerja karyawan yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan dalam perusahaan Anda. Pilihlah yang memang sesuai, dan gunakan sepenuhnya demi kepentingan perusahaan. Sumber : finansialku.com |