Menurut saudara apa saja tahapan pada formulasi strategi yang ada pada kegiatan bisnis?

You're Reading a Free Preview
Pages 8 to 13 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 18 to 27 are not shown in this preview.

Nama : Citra Rahma Suci NIM : 171010500877 Manajemen C.211 PERTEMUAN 5 FUNGSI, MANFAAT DAN TUJUAN MANAJEMEN STRATEGI Jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini ! 1. Menurut saudara mengapa manajemen itu penting dalam kegiatan bisnis? 2. Berikan penjelasan pentingnya menerapkan sebuah strategi dalam manajemen ? 3. Hal apa saja yang ingin dicapai oleh sebuah manajemen strategi pada kegiatan bisnis? 4. Buatlah analisa korelasional antara manajemen strategi dengan pencapaian visi misi pada kegiatan bisnis. Jawaban : 1. Menurut saya pribadi sangat penting karna setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik, karena manajemen strategi dapat membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan atau ancaman-ancaman yang timbul dan tidak siap di antisipasi oleh perusahaan dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Manajemen bisnis juga membantu para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sehingga dapat menghindari adanya resiko mengalami kerugian dalam bisnis yang mereka jalankan. 2. sangat penting karna manajemen strategi membuat perusahaan dapat melaksanakan semua aktivitas operasional dengan lebih efisien dan efektif. Perusahaan jadi mudah untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi. Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable daripada perusahaan yang tidak menerapkannya. Rencana masa depan bagi setiap perusahaan adalah dengan harapan ke depannya akan lebih baik, namun karena masa depan tidak bisa di prediksi dengan pasti, untuk menghadapi ketidakpastian masa depan tersebut, perlu dibuat suatu perencanaan stratejik untuk ke depan. Manajemen strategi menyangkut dalam banyak keputusan. 3. Dalam melaksanakan sebuah bisnis, setiap perusahaan harus menetapkan sasaran bisnis sebagai target kinerja yang ingin dicapai sekaligus untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan program kerja yang telah ditetapkan. Untuk perusahaan baru, sasarannya lebih ditujukan pada pengenalan produk dan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Sementara untuk perusahaan yang telah dikenal masyarakat, sasarannya umumnya ditujukan pada pertumbuhan dan peningkatan pendapatan perusahaan. 4. Visi, misi, dan tujuan perusahaan mempunyai korelasi dengan strategi perusahaan. Korelasi ini dapt dilihat dari peran Visi yang mencerminkan alasan kuat tentang keberadaan suatu perusahaan, Misi yang merupakan pernyataan manajemen mengenai gambaran seluruh perusahaan, sedangkan tujuan merupakan pernyataan yang berhubungan dengan standar produksi, pasar, dan keuangan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dari ketiga instrument ini akan menghasilkan suatu strategi perusahaan yang meliputi bauran produk, target pelanggan, metode produksi, dan berbagai keputusan-keputusan manajerial lainya.

Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian manajemen strategi menurut Hadar Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan) yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.

Manajemen strategi adalah seni dan sains dalam memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi dapat memeroleh tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan penngembangan, serta sistem informasi untuk memeroleh kesuksesan organisasi. Tujuan manajemen strategi adalah menemukan dan menciptakan kesempatan yang baru serta berbeda untuk esok atau tujuan jangka panjang.

Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Pada tulisan kali ini akan membahas tahap pertama proses manajemen strategi yaitu formulasi strategi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian formulasi strategi?
  2. Apa saja hal yang patut dipertimbangkan dalam formulasi strategi?
  3. Bagaimana tahapan formulasi strategi?
  4. Apa saja tingkatan formulasi strategi?
  5. Apa itu pilihan strategi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian formulasi strategi?
  2. Apa saja hal yang patut dipertimbangkan dalam formulasi strategi?
  3. Bagaimana tahapan formulasi strategi?
  4. Apa saja tingkatan formulasi strategi?
  5. Apa itu pilihan strategi?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Formulasi Strategi

Menurut James Brian Quinn, strategi merupakan “pola atau rencana yang mengintregasika  tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam keseluruhan yang terkait”. Menurut William Hence mendefinisikan strategi sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi keunggulan kompetitif”.

Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik. Sedangkan formulasi adalah bentuk penyederhanaan situasi nyata menjadi bentuk matematis.

Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

Formulasi strategi adalah tahapan pertama dari proses manajemen strategis. Formulasi strategi mencakup pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi kesempatan dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menciptakan tujuan jangka panjang, memulai strategi alternatif, dan memilih strategi khusus untuk dicapai. Isu-isu formulasi strategi mencakup penentuan bisnis baru yang akan dimasuki dan bisnis baru yang akan dihindari, apakah akan memperluas operasi atau mendiversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan menggabungkan usaha atau membentuk joint venture, dan cara menghindari pengambilalihan paksa.[1]

Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas-aktivitas tersebut bisa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu analisis strategi, perencanaan strategi, dan pemilihan strategi. Untuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan di mana formulasi strategi membutuhkan data atau informasi dari analisis lingkungan.

B. Hal Yang Patut Dipertimbangkan dalam Formulasi Strategi

Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, diantaranya adalah:[2]

  1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objective perusahaan sehingga dapat mengetahui ke arah mana perusahaan akan dibawa serta bagaimana caranya untuk menuju ke arah tersebut.
  2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada saat ini. posisi perusahaan itu bisa berupa panga pasar yang dikuasai, posisi laba/rugi perusahaan, kondisi internal seperti kompetensi orang-orang yang berada dalam perusahaan, dan lain-lain. Pemahaman tentang hal ini sangat berkaitan dengan poin nomor satu, poin nomor dua dijadikan pegangan atau starting point, sedangkan nomor satu berbicara tentang arah/tujuan. Dari kombinasi keduanya, akan diketahui gap atau lubang antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan, dan lubang tersebut harus ditutup.
  3. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan (internal maupun eksternal) yang sedang dihadapi perusahaan pada saat ini. dengan mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut akan memudahkan dalam memahami keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.
  4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien di masa yang akan datang. Semakin banyak solusi yang relevan yang bisa ditawarkan bisa juga menunjukkan kemampuan yang selalu berkembang atau selalu diasah dari orang-orang yang berada dalam organisasi atau perusahaan, atau mungkin juga bisa menunjukkan inovasi dari mereka untuk selalu mengikuti perubahan yang terjadi dan kemampuan untuk megantisipasi perubahan tersebut, meskipun hal tersebut mungkin tidak bisa ditunjukkan secara langsung sebagai hubungan sebab akibat.

C. Tahapan Formulasi Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah untuk masa depan perusahaan, yang bertujuan untuk membangun visi dan misi perusahaan, menetapkan tujuan strategis serta merancang strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam rangka menciptakan nilai terbaik yang berasal dari konsumen. Strategi yang telah ditentukan harus sesuai dengan tujuan perusahaan, sehingga akan membawa posisi perusahaan ke posisi yang terbaik.[3]

Berikut ini adalah penjelasan dan keterangan langkah-langkah perumusan strategi menurut Rothwell:

  • Langkah 1: Entablishment of Vision, Mission, and Goals

Langkah ini mencakup pernyataan umum yang berkaitan dengan misi, maksud, dan tujuan organisasi. Perumusan visi, misi, dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi manajerial pusat. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai yang dibawakan manajer. Visi,misi, dan tujuan suatu organisasi harus jelas dan ringkas serta menunjukkan dasar tujuan suatu organisasi serta apa yang ingin dicapai organisasi tersebut.      

  • Langkah 2: Identifying Past and Present Strategies

Sebelum memutuskan suatu strategi diperlukan atau tidak, maka seorang manajer harus mengidentifikasi berdasarkan strategi sebelumya dan pada saat ini. Apakah strategi di masa lalu telah disusun dengan  sebenarnya? Jika belum, maka hal ini dapat dapat dianalisis dan diidentifikasi apakah strategi yang sebelumnya masih bisa diterapkan atau perlu perlu diperbaiki. Dengan melihat strategi sebelumnya, dapat menunjukkan bagaimana kegiatan suatu organisasi sebelumnyaberlangsung beserta implementasinya.

  • Langkah 3: Diagnosing Past and Present Performance

Langkah ini diperlukan untuk mengevaluasi bagaimana strategi terdahulu bekerja dan menentukan perubahan apa yang diperlukan sehingga laporan sebuah organisasi perlu dikaji lebih dalam. Sebuah diagnosa dapat diambil dari beberapa faktor berikut:

  1. Efektifitas organisasi,
  2. Proses organisasi, dan
  3. Kinerja organisasi.

Evaluasi kinerja organisasi biasanya memasukkan beberapa tipe analisis dan diagnosis keuangan. Salah satu manajemen harus memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi organisasi secara detail. Langkah selanjutnya adalah menentukan strategi untuk jangka panjang, menengah, dan jangka pendek yang termasuk dalam tujuan dan misi organisasi. Perlu diingat bahwa, tujuan tersebut tidak dapat ditentukan tanpa menguji kondisi internal dan eksternal. Penentuan tujuan dan jangka menengah serta analisis kondisi internal dan eksternal  saling mempengaruhi satu sama lain.      

  • Langkah 4: Setting Objectives

Sasaran adalah pernyataan tentang apa yang dituju organisasi. Sasaran tersebut memberikan petunjuk dan tujuan kepada organisasi dan anggotanya. Beberapa pertanyaan tentang sasaran  diperlukan oleh manajer.

  1. Sasaran Jangka Panjang: Secara umum membahas rencana suatu organisasi di masa mendatang pada beberapa tahun mendatang. Sasaran jangka panjang harus mendukung dan tidak bertentangan dengan misi suatu organisasi. Meskipun sasaran tersebut agak berbeda dengan misi suatu organisasi akan tetapi harus masihberkaitan. Misalnya, misi pada suatu perusahaan makanan cepat saji adalah penyajian dengan cepat dan memberikan pelayanan pengantaran makanan yang hangat kepada pelanggan di beberapa wilayah kota. Salah satu sasaran jangka panjangnya adalah rencana untuk meningkatkan penjualan dengan level yang lebih spesifik untuk 4 tahun mendatang. Meskipun sasaran ini berbeda dengan misi perusahaan tersebut, namun masih mendukung misi tersebut.
  2. Sasaran Jangka Pendek: Merupakan suatu bagian turunan di dalam sasaran jangka panjang yang mendukung berjalannya sistem suatu organisasi. Seperti sebuah evaluasi harus menghasilkan daftar prioritas pada tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dapat diatur untuk membantu mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek juga harus jelas, singkat, dan diukur bila memungkinkan. Bagian yang terkena harus memahami dengan jelas apa yang diharapkan. Biasanya, beberapa tujuan harus digunakan untuk mencerminkan kinerja yang diinginkan pada suatu unit organisasi tertentu atau orang. Berdasarkan perspektif tingkat atas, sasaran harus menjangkau semua area utama pada organisasi. Sebuah masalah dengan satu tujuan utama sering dicapai dengan mengorbankan tujuan lain yang diinginkan. Sebagai contoh, jika tujuannya hanya produksi, kualitas mungkin tidak diperhatikan dalam upaya untuk merealisasikan produksi maksimum. Tujuan di daerah yang berbeda dapat berfungsi sebagai  parameter pada tujuan yang  lain. Tujuan tersebut harus cukup konsisten di antara tujuan yang lainya.
  • Langkah 5: Analisis SWOT dan Perumusan Strategi

SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekutaan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi.

  1. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata industri).
  2. Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi.
  3. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh pihak manapun.
  4. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudiaan hari.

Dalam analisis SWOT didalamnya mencangkup analisis kesempatan dan ancaman lingkungan eksternal serta analisis kekuatan dan kelemahan lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal dapat dilakukan dengan berbagai metode peramalan dan manajemen ilmiah. Kunci keberhasilan analisis lingkungan bagi perumusan strategi terletak pada kemajuan manajemen untuk mendeteksi perubahan lingkungan eksternal beserta dampaknya. Analisis lingkungan juga memungkinkan organisasi mengantisipasi dan mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya, terutama untuk memberikan antisipasi stratejik sebagai reaksi terhadap berbagai lingkungan.

Pada analisis internal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan stratejik yang penting bagi perumusan strategi suatu organisasi. Melalui pemahaman kekuatan dan kelemahan persaingan, perumusan strategi organisasi diharapkan akan lebih tepat. Melalui aplikasi  SWOT (analisis lingkungan internal dan eksternal) diharapkan suatu organisasi dapat mengambil kebijakan stratejik yang sesuai dengan masalah dan penanganan yang efektif  di dalam tubuh organisasi tersebut.

Analisis SWOT membantu manajer dalam membaca suatu fakta yang penting dan relevan dalam analisis internal dan eksternal. Berdasarkan ikhtisar ini, dapat diidentifikasi strategi primer dan sekunder yang dihadapi organisasi. Manajer kemudian merumuskan sebuah strategi yang tepat dalam mengambil keputusan suatu organisasi, menetralisir kelemahan organisasi, dan selalu memperhitungkanancaman yang akan dihadapi.

  • Langkah 6: Develop and Evaluate Alternative Strategis and Select Strategy

Membuat keputusan stratejik adalah elemen kunci pengambilan keputusan pada pembuatan strategi. Berdasarkan analisis ini, keinginan manajemen untuk menemukan strategi akan memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Artinya, manajemen berusaha untuk memposisikan organisasi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan relatif terhadap para pesaingnya.Hal ini membutuhkan penilaian yang cermat berdasarka kekuatan kompetitif yang mendikte aturan persaingan dalam industri dimana organisasi beroperasi.

Ada tiga cara penting manajemen dapat memperoleh keuntungan kompetitif,yaitu:

  1. Biaya kepemimpinan,
  2. Diferensiasi,dan
  3. Fokus pada segmen pasar yang sempit.

Manajer yang sukses akan memilih strategi yang memberikan organisasi mereka keunggulan kompetitif yang paling menguntungkan selanjutnya mereka akan mencoba untuk mempertahankan keuntungan tersebut dari waktu ke waktu.

D. Tingkat Formulasi Strategi

1. Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Level Strategy)

Tingkat ini menguraikan apa yang ingin Anda capai: pertumbuhan, stabilitas, akuisisi atau penghematan. Ini berfokus pada bisnis apa yang akan dimasuki ke pasar.

Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan organisasi. Memformulasikan strategi korporasi di dalam perusahaan besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali strategi tingkat bisnis yang sangat berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.[4] Untuk formulasi strategi tingkat perusahaan ada empat aktivitas utama yang harus dilakukan, yaitu:[5]

  1. Menetapkan beberapa general strategy yang relevan.
  2. Memilih satu strategi untuk dikembangkan.
  3. Menentukan peran dari setiap lini bisnis dalam perusahaan.
  4. Melakukan alokasi sumber daya.

Ada beberapa alternatif general strategy yang bisa dipilih oleh perusahaan, yang tentu saja pemilihan tersebut tergantung beberapa faktor yang menentukan seperti faktor lingkungan dan lain-lain.

Concenration strategy adalah strategi di mana perusahaan memfokuskan diri kepada satu lini bisnis saja. Sebagai contoh, yaitu perusahaan rokok yang memang memproduksi saja misalnya PT Gudang Garam. Concentration strategy dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan menkonsentrasikan seluruh seumber daya pada satu bidang atau produk saja sehingga lebih terfokus dan terspesialisasi dengan harapan akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi. Bahayanya bagi strategi ini adalah bila pasar jenuh atau menyusut atau muncul pesaing yang mengancam keberadaan perusahaan dalam industri, maka tidak ada cadangan atau bisnis lain yang bisa menyokong perusahaan.

Perusahaan yang menerapkan strategi ini memfokuskan dirinya kepada ini bisnis yang sudah ada atau yang selama ini sudah digeluti dan usaha dilakukan untuk mempertahankannya. Strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang berada pada industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah atau pada industri yang sudah tidak tumbuh (jenuh). Perusahaan yang menerapkan strategi ini melihat bahwa apabila melakukan pertumbuhan akan memakan biaya yang tidak sedikit, dan bahkan besar kemungkinan pertumuhan tersebut akan mengancam bisnis yang sudah ada dan mengganggu kemampuan laba perusahaan karena ada bagian laba yang harus disisihkan untuk membiayai pertumbuhan, sehingga bagi mereka lebih memilih menerapkan strategi stabilitas.

Pada umumnya perusahaan akan berusaha secara maksimal untuk mengejar pertumbuhan (growth), dan jikalau bisa maka tujuannya adalah untuk mencapai pertumbuhan yang terus menerus atau berkelanjutan atau yang biasa disebut sebagai sustinable growth. Pertumbuhan yang diinginkan tersebut bisa dalam hal penjualan, keuntungan/profit, pangsa pasar, dan lain-lain.

Strategi yang diterapkan ketika perusahaan sudah tidak lagi bisa bersaing secara efektif, terdiri dari:

Digunakan ketika performance perusahaan sudah buruk, akan tetapi belum memasuki tahap kritis. Dilakukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih efisien, misalnya dengan melakukan penghapusan terhadap produk yang tidak menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan lain-lain.

Digunakan ketika bisnis tertentu tidak sesuai lagi dalam perusahaan, atau secara konsisten gagal dalam mencapai tujuan perusahaan. Strategi divesment meliputi penjualan bisnis atau pemisahan bagian perusahaan.

Dalam strategi ini bisnis ditutup dan asetnya dijual.

Perusahaan besar yang melakukan diversifikasi umumnya mengunakan kombinasi dari beberapa strategi. Formulasi strategi bisnis yang konsisten dalam perusahaan besar dan terdiversifikasi bukanlah hal yang mudah karena beberapa tingkat strategi harus dikoordinasikan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Unit Level Strategy)

Tingkat ini menjawab pertanyaan tentang bagaimana perusahaan akan bersaing. Ini memainkan peran dalam organisasi yang memiliki unit bisnis yang lebih kecil dan masing-masing dianggap sebagai unit bisnis strategis (SBU). Strategi bisnis biasanya diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada. Strategi bisnis harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.

Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditunjukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter. Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan (The Five Forces Model). Tekanan persaingan mencakup:

  1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
  2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
  3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk perusahaan.
  4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi  dari keadaan sebenarnya.
  5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Level Strategy)

Tingkat ini berkonsentrasi pada bagaimana suatu organisasi akan tumbuh. Ini mendefinisikan tindakan harian termasuk alokasi sumber daya untuk memberikan strategi tingkat perusahaan dan bisnis.

Strategi fungsional (functional strategy) merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan produktivitas sumber daya. Strategi ini dititikberatkan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu kompetensi khusus (distinctive competency) untuk menghasilkan keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan atau unit bisnis.

Strategi fungsional (functional strategy) mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi korporasi dan strategi bisnis. Berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi keuangan, fungsi riset dan pengembangan (R&D). Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis dan konsep mereka yang paling utama adalah tergantung kepada hasil jawaban bagaimana cara menerapkannya.[6]

  • Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)

Strategi pemasaran berkaitan dengan penetapan harga (pricing), penjualan (selling), dan pendistribusian (distributing) produk. Titik berat dari strategi ini adalah pada segmentasi pasar, target pasar, dan positioning. Hal lain yang dilakukan adalah perencanaan dan pengembangan secara tepat dan cermat dengan menggunakan bauran pasar (marketing mix) yang tidak melulu harus product, price, promotion, place (4P) tetapi bisa juga dengan mempertimbangan atau menggunakan komponen-komponen lain.

  • Strategi Keuangan (Financial Strategy)

Strategi ini menitikberatkan kepada peramalan dan perencanaan keuangan, pengendalian sumber dan penggunaan dana, evaluasi usulan investasi, dan menjamin keamanan investasi. Strategi keuangan menguji implikasi keuangan dari pilihan strategis suatu perusahaan atau unit bisnis dan mengidentifikasi tindakan keuangan yang terbaik. Strategi ini juga dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui biaya modal/dana yang lebih rendah dan kemampuan yang fleksibel untuk meningkatkan jumlah modal demi mendukung suatu strategi bisnis.

  • Strategi Penelitian dan Pengembangan (R&D Strategy)

Strategi penelitian dan pengembangan berkaitan dengan inovasi dan pengembangan produk dan proses. Salah satu pilihan dalam strategi R&D adalah apakah perusahaan akan menjadi pemimpin teknologi (technological leader) yaitu menjadi pelopor inovasi, atau menjadi pengikut teknologi (technological follower) yaitu meniru produk pesaing. Strategi ini berperan dalam menghasilkan produk-produk baru untuk bisnis dan perusahaan secara keseluruhan dengan menemukan ide-ide produk baru dan mengembangkannya sampai produk tersebut diproduksi dan memasuki pasar.

  • Strategi Operasi (Operating Strategy)

Strategi operasi menentukan bagaimana dan di mana suatu produk atau jasa diproduksi, tingkat integrasi vertikal dalam proses produksi, penyebaran sumber daya fisik, dan  hubungan dengan para pemasok. Strategi ini juga berkaitan dengan tingkat optimalisasi penggunaan teknologi dalam proses operasi. Strategi ini berperan untuk mengambil keputusan berhubungan dengan kapasitas pabrik, layout pabrik, proses. Hal yang paling penting di sini adalah biaya pengendalian dan efisiensi produk.

  • Strategi Pembelian (Purchasing Strategy)

Strategi pembelian berhubungan dengan perolehan bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi operasi.Beberapa pilihan strategi pembelian adalah sebagai berikut:

  1. Multiple sourcing. Perusahaan memesan dan membeli suatu bahan atau komponen tertentu dari beberapa pemasok.
  2. Sole sourcing. Perusahaan hanya bergantung pada satu pemasok untuk bahan atau komponen tertentu.
  3. Parallel sourcing, Merupakan pengembangan dari sole sourcing di mana ada dua pemasok untuk dua bahan atau komponen yang berbeda, namun kedua pemasok tersebut dapat menjadi pemasok cadangan satu sama lain.
  • Strategi Logistik (Logistic Strategy)

Strategi logistik berkaitan dengan aliran bahan dan produk ke dalam dan keluar dari proses produksi. Tiga tren yang berhubungan dengan dengan strategi ini yaitu:

  1. Sentralisasi (sentralization). Perusahaan melakukan sendiri semua fungsi logistik perusahaan seperti pengiriman dan pergudangan.
  2. Outsourcing logistic. Menggunakan perusahaan lain untuk melakukan fungsi logistik. Cara ini dapat mengurangi biaya karena dengan keahliannya di bidang tersebut, perusahaan yang menyediakan jasa dapat mencapai efisisiensi biaya dibandingkan jika perusahaan melakukannya sendiri.
  3. Penggunaan internet. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok dan penyalur produk dilakukan melalui komunikasi internet, dengan sistem logistik yang terkoneksi antara perusahaan dengan pemasok dan penyalur tersebut.
  4. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Strategy)

Strategi ini berhubungan dengan perekrutan, penyeleksian, penilaian, dan motivasi. Strategi ini menekankan pada bagaimana suatu perusahaan atau unit bisnis memutuskan cara pemilihan dan pemanfaatan tenaga kerja. Apakah perusahaan merekrut sendiri atau menggunakan outsourcing. Kemudian apakah menggunakan tenaga kerja yang kurang terampil dengan upah yang murah atau tenaga kerja terampil dengan upah yang tinggi.

  • Strategi Teknologi Informasi

Strategi yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk menghasilkan keunggulan bersaing. Strategi ini dapat memudahkan hampir semua fungsi lain yang ada di perusahaan dan mendukung strategi yang dilaksanakan oleh unit bisnis dan perusahaan.

E. Pilihan Strategis

Kriteria yang paling penting adalah kemampuan strategi yang diusulkan dalam menangani faktor-faktor strategis spesifik yang dikembangkan sebelumnya melalui analisis SWOT. Pertimbangan penting lainnya dalam memilih suatu strategi adalah kemampuan setiap alternatif strategi untuk memenuhi tujuan dengan sumber daya terkecil dan efek samping paling sedikit. Dua hal yang berkaitan dengan pemilihan strategi:[7]

  • Menyusun skenario perusahaan

Penyusunan skenario perusahaan dapat dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: Pertama, gunakan skenario industri untuk mengembangkan serangkaian asumsi tentang lingkungan tugas. Kedua, kembangkan ukuran umum atas laporan keuangan perusahaan atau unit bisnis pada tahun-tahun sebelumnya untuk membuat proyeksi atas laporan keuangan pro forma. Ketiga, susun pro forma laporan keuangan secara rinci untuk setiap alternatif strategis.

Hasil dari penyusunan skenario harus mengantisipasi laba bersih, arus kas, dan modal kerja bersih untuk ketiga kemungkinan (optimis-O, pesimis-P, sangat mungkin-ML). Suatu strategi dapat dilanjutkan jika strategi tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap laporan keuangan selama lebih dari lima tahun.

  • Proses Penetapan Pilihan Strategis

Pilihan strategis adalah evaluasi terhadap berbagai alternatif strategi dan pemilihan alternatif strategi yang terbaik. Berdasarkan alternatif strategi yang dihasilkan, setiap alternatif harus dievaluasi untuk melihat kemampuannya memenuhi empat kriteria berikut:

  1. Mutual Exclusivity. Pelaksanaan satu alternatif strategi terlepas dari atau tidak ada hubungan dengan pelaksanaan alternatif strategi yang lainnya.
  2. Success. Strategi tersebut harus layak dan memiliki peluang yang baik untuk berhasil.
  3. Completeness. Strategi tersebut harus memperhitungkan semua faktor-faktor strategis.
  4. Internal Consistency. Strategi tersebut harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi yang saat ini sedang dijalankan.
  5. Mengembangkan Kebijakan

Pemilihan terhadap alternatif strategis yang terbaik bukan merupakan akhir dari formulasi atau perumusan strategi. Selanjutnya, organisasi harus mengembangkan kebijakan. Kebijakan didefinisikan sebagai panduan umum mengenai implementasi strategi. Kebijakan juga dapat membatasi pilihan strategi di masa yang akan datang sehingga perubahan strategi harus diikuti dengan perubahan kebijakan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

  1. Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
  2. Hal yang patut untuk dipertimbangkan adalah visi, misi, dan tujuan perusahaan, posisi perusahaan pada saat ini, faktor lingkungan internal dan eksternal, serta solusi alternatif lainnya.
  3. Tahapan dalam formulasi strategi yaitu 1) Entablishment of Vision, Mission, and Goals,  2)Identifying Past and Present Strategies,  3)Diagnosing Past and Present Performance, 4)Setting Objectives, 5) Analisis SWOT dan Perumusan Strategi, 6)Develop and Evaluate Alternative Strategis and Select Strategy
  4. Tingkat Formulasi Strategi ada 3, yaitu: 1) Strategi Tingkat Perusahaan, yaitu strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan organisasi,  2) Strategi Tingkat Bisnis, yaitu strategi diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada, dan 3) Strategi Tingkat Fungsional, merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan produktivitas
  5. Dalam memilih strategi, ada tiga pertimbangan yang harus dilihat, yaitu 1) menentukan skenario, 2) proses penetapan pilihan, dan 3) mengembangkan kebijakan.

B. Saran

Suatu perusahaan hendaknya selalu merumuskan suatu strategi dengan matang. Proses perumusan strategi tidaklah singkat dan sederhana, dibutuhkan beberapa manajer atas dan analis untuk merumuskan suatu strategi perusahaan. Strategi juga harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R., dan Forest R. David. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. Jakarta: Salemba Empat, 2016.

Dirgantoro, Crown. Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta: PT Grasindo, 2001.

Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi, 2016.

[1] Fred R. David dan Forest R. David, Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keungggulan Bersaing, Jakarta: Salemba Empat, 2016, hlm. 4.

[2] Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi, Jakarta: PT Grasindo, 2001, hlm. 83-84

[3] Eddy Yunus, Manajemen Strategis, Yogyakarta: Andi, 2016, hlm. 135

[4] Eddy Yunus, Manajemen Strategis, hlm. 139

[5] Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi,  hlm. 84

[6] Eddy Yunus, Manajemen Strategis, hlm. 144

[7] Eddy Yunus, Manajemen Strategis, hlm. 158