Gelombang air laut dapat menghasilkan energi

Jakarta - Cadangan sumber energi fosil seperti minyak bumi di Indonesia semakin menipis. Oleh karena itu energi alternatif mulai dilirik untuk memenuhi kebutuhan energi. Salah satunya adalah gelombang laut."Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) sistem bandulan (SB) bisa jadi alternatif. Alatnya mudah dioperasikan, ramah lingkungan, daya yang menjanjikan 500 KW, dan harga investasi bersaing US$ 2.000 per kilowatt (KW)," kata pejabat PLN Sumatera Barat Zamrisyaf Sy pada acara seminar pengembangan sumber energi baru dan terbarukan di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (31/8/2006).Cara kerja pembangkit listrik ini dengan memanfaatkan gelombang laut. Alat bernama ponton diapungkan di laut. Di dalam ponton terdapat bandul yang akan mengayun mengikuti gelombang laut lalu menghasilkan listrik.Dalam satu ponton bisa terdapat lebih dari 1 bandul. "Tergantung dari tinggi periode dan panjang gelombang," ujar dia.Estimasi daya yang dihasilkan dari 1 unit PLTGL SB yang terdiri dari 3 ponton adalah 360 KW dengan catatan 1 ponton terdiri dari 12 bandul dan sudut ombak 30 derajat. Pantai dengan panjang 1 km bila memanfaatkan PLTGL SB dan menghasilkan lebih kurang 7,5 MW listrik."Daya itu cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 12.500 rumah tangga sederhana," jelas dia.Walau di Indonesia belum ada sistem pembangkit ini, dia mengatakan, Indonesia sangat cocok untuk sistem ini karena wilayahnya berbentuk kepulauan dan tinggi ombaknya 1-2 meter. "Potensi PLTGL di Indonesia mencapai 61 gigawatt karena kita punya panjang pantai 81.290 km," jelas Zamrisyaf Sy. (san/)

Jatuh Menukik Tajam, Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines Tak Lazim?

Oleh Liputan6 pada 08 Okt 2005, 14:14 WIB

Diperbarui 08 Okt 2005, 14:14 WIB

Gelombang air laut dapat menghasilkan energi

Perbesar

Liputan6.com, Yogyakarta: Badan Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP) Yogyakarta, baru-baru ini telah mengembangkan sumber energi listrik alternatif, yakni gelombang air laut. Berbeda dengan sumber energi konvensional yang menggunakan minyak dan gas bumi. Diharapkan, air laut yang tersedia sepanjang masa ini dapat mengatasi kekhawatiran krisis energi di masa mendatang.

Koordinator Tim Penelitian BPDP Yogyakarta Aprijanto mengatakan, pihaknya menggunakan sistem Oscillating Water Column (OWC) yang belum pernah digunakan di Indonesia. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan tenaga gelombang air laut yang masuk ke sebuah kolom osilasi untuk menggerakkan turbin. Turbin ini lantas dihubungkan dengan generator sehingga bisa menghasilkan energi listrik.

Sistem OWC ini akan terus dioptimalkan, sehingga nantinya kapasitas listrik yang didapatkan bisa lebih besar. Namun, menurut Aprijanto, untuk terus melanjutkan penelitian pihaknya terbentur masalah dana. Karena, untuk membuat prototipe di laboratorium dan Pantai Parangracuk biaya yang dikeluarkan sudah mencapai lebih dari Rp 500 juta.

Kendati demikian, Aprijanto tetap optimistis pengolahan sumber energi listrik alternatif ini akan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Jika dibandingkan dengan sumber energi konvensional yang menggunakan energi minyak dan gas bumi. Sumber energi ini lebih banyak memiliki keunggulan.

Saat ini, pihak BPDP Yogyakarta mulai mengujicobakan sistem ini di Pantai Parangracuk, Baron, Kabupaten Gunungkidul. Prototipe OWC berukuran tiga kali tiga meter dengan ketinggian empat meter ini bisa menghasilkan potensi daya listrik sebesar 522 watt.(BOG/Wiwiek Susilo)

wilayah operasi atau perdagangan EIC dan VOC​

sebutkan 8 kegiatan ekonomi yang ada di indonesia dan jelaskan​

1: Sebutkan fenomena kesenjangan sosial yang terjadi karena adanya modernisasi dan pembangunan 2: modernisasi dan pembangunan berhasil membangun pusat … " Pertokoan (swalayan) sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap sistem distribusi barang kebutuhan sehari-hari seperti: A. Arus barang impor meningkat. B. Barang mewah mudah di beli. C. Banyak perusahaan multinasional. D. Pasar tradisional tersingkir. :).

Negara yang memiliki potensi paling besar untuk menjadi daerah pemasaran produk induatri berdasarkan tabel di atas adalah.... A. Indonesia, Singapura … dan Filipina B. Indonesia, Filipina dan Vietnam C. Malaysia, Kamboja dan Myanmar D. Thailand, Laos dan Vietnam

7. sebutkan dan berikan contoh 2 pasarmenurut waktu penyelenggaraan!8. apa yang dimaksud dengan harga ?9. apa yang dimaksud harga pasar ?yang ngasal s … aya report thank u​

sebutkan dan berikan contoh 2 pasar menurut luas jaringan distribusi​

carilah artikel atau berita yang memuat peristiwa kelangkaan sumber daya yang pernah terjadi di kotamu 2 tahun terakhir ini​

Rangkuman IPS Kelas 8 Semester 2 Hal 155-159tolong bantu yaa makasihh banyak*jangan ngasal :)​

1.jelaskan pembelajaran penting yang bisa diambil dari perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC?​

Tuliskan peran tokoh tersebut ! di bantu ya kak terimakasih​

Senin, 25 April 2011 | 02:12 WIB | Ferial

Gelombang air laut dapat menghasilkan energi
EBTKE--Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pasang surut. Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum . Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut.Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw per m.Kecepatan arus pasang-surut di pantai-pantai perairan Indonesia umumnya kurang dari 1,5 m per detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur, kecepatannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m per detik.Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, dengan  kecepatan 5,0 m per detik. Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi pada lapisan yang lebih dalam. Kelebihan karakter fisik ini memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi listrik. Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin pembangkit listrik. Secara global laut mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu mencapai 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil dan dapat diprediksi karakteristiknya.Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut ini dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang dihasilkan dari suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus permukaan. Rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999): 12P= 12 ρ A V3 '>, dimana  P= daya (watt);  ?= rapat massa air (kg/m³);  A= luas penampang (m²); dan V= kecepatan arus (m/s).

Lalu bagaimana dengan Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia? Berdasarkan data yang dihimpun dari Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL)  disebutkan penelitian karakteristik arus laut yang telah dilakukan oleh PPPGL  diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.

Tahun  2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat di Nusa Tenggara yaitu Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat Pantar.

Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala kecil (0,8 kW/cel). Perangkat pembangkit listrik ini selanjutnya telah diuji-coba di kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh proven design.

Prototype dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014 oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru Terbarukan, Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, dan sebagainya.) untuk mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala komersial.Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari berbagai pembangkit (PLTAL) akan mencapai 5 persen dari sasaran kebijakan energi 25 persen bauran energi Indonesia, sesuai visi bauran energi 25-25.Road map lengkap tentang capaian pemanfaatan prospek energi arus laut di Indonesia yang terdiri dari fase penelitian dan pengembangan, fase prototipe, sampai fase pembangunan turbin pembangkit  skala komersial diperlihatkan seperti pada road map di bawah ini.

Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih. (ferial)